• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Panjang Tanaman

Data pengamatan panjang tanaman umur 2 - 5 MST dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 6-13. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman 4 – 5 MST sedangkan pemberian pupuk NPK dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada umur 2 – 5 MST.

Rataan panjang tanaman dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK umur 2 – 5 MST dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Panjang tanaman mentimun umur 2 - 5 MST pada perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom atau baris yang sama menunjukkan Pemangkasan Pucuk

Tanpa pemangkasan (P0) 100,66 108,43 126,30 111,79a Pemangkasan 14 HST (P1) 102,78 106,13 116,79 108,57b Pemangkasan 21 HST (P2) 79,57 83,27 79,76 80,86c Pemangkasan 28 HST (P3) 124,85 117,89 107,39 116,71a

Rataan 101,96 103,93 107,56

5

Tanpa pemangkasan (P0) 184,45 180,73 207,19 190,79a Pemangkasan 14 HST (P1) 181,97 177,15 207,23 188,78a Pemangkasan 21 HST (P2) 141,39 153,14 155,51 150,01b Pemangkasan 28 HST (P3) 156,44 150,70 141,28 149,472c

Rataan 166,06 165,43 177,80

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada umur 4 MST perlakuan tanpa pemangkasan (P0) menghasilkan panjang tanaman tertinggi berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 21 HST (P2) tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemangkasan 28 HST (P3). pada umur 5 MST perlakuan tanpa pemangkasan (P0) menghasilkan panjang tanaman tertinggi berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) dan pemangkasan 28 HST (P3) tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemangkasan 14 HST (P1). Tabel 1 juga menunjukkan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) cenderung menghasilkan panjang tanaman tertinggi. Pada umur 3 – 5 MST perlakuan pemberian pupuk NPK 85 g (D3) cenderung menghasilkan panjang tanaman tertinggi.

Jumlah Daun

Data pengamatan jumlah daun umur 2 - 5 MST dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 14 - 21. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK serta interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 5 MST.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada umur 5 MST perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) menghasilkan Jumlah daun tertinggi berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan perlakuan pemangkasan 28 HST (P3). Perlakuan pemberian pupuk NPK 85 g (D3) menghasilkan jumlah daun tertinggi pada pengamatan 5 MST berbeda nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) dan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan interaksi pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata pada umur 5 MST.

Rataan jumlah daun dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK umur 2 – 5 MST dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Jumlah daun mentimun umur 2 - 5 MST pada perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%.

Jumlah Bunga Jantan

Data pengamatan jumlah bunga jantan umur 6 - 7 MST dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 22 – 25. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga jantan mentimun umur 6 - 7 MST. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga jantan 6 - 7 MST. Interaksi antara perlakuan Pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bunga jantan 6 - 7 MST.

Tanpa pemangkasan (P0) 50,66f 62de 71,41ab 61,36c Pemangkasan 14 HST (P1) 58,08ef 65,25cd 72,16a 65,16ab Pemangkasan 21 HST (P2) 68,58abc 71,66ab 68bc 69,416a Pemangkasan 28 HST (P3) 65,83cd 56,1f 61,91de 61,30d

Rataan 60,79b 63,77ab 68,37a

Rataan jumlah bunga jantan dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK umur 6 – 7 MST dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah bunga jantan 6-7 MST dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Umur

(MST) Pemangkasan Pucuk

Pemberian Pupuk NPK pemangkasan 14 HST (P1) cenderung menghasilkan jumlah bunga jantan tertinggi yaitu 18,00 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa

Berdasarkan (Tabel 3) dapat dilihat bahwa data pengamatan 7 MST pada perlakuan pemangkasan 14 HST (P1) cenderung menghasilkan jumlah bunga jantan tertinggi yaitu 1,61 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 21 HST (P2) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) cenderung menghasilkan

jumlah bunga tertinggi yaitu 1,52 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Jumlah Bunga Betina

Data pengamatan jumlah bunga betina umur 6 - 7 MST dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 26 – 29. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga betina mentimun umur 6 - 7 MST. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga betina 6 - 7 MST. Interaksi antara perlakuan Pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bunga betina 6 - 7 MST.

Rataan jumlah bunga betina dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK umur 6 – 7 MST dapat dilihat pada Tabel 4.

Berdasarkan (Tabel 4) dapat dilihat bahwa data pengamatan 6 MST pada perlakuan pemangkasan 14 HST (P1) cenderung menghasilkan jumlah bunga betina tertinggi yaitu 7,75 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 21 HST (P2) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan prmberian pupuk NPK 45 g (D1) cenderung menghasilkan jumlah bunga betina tertinggi yaitu 6,92 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Berdasarkan (Tabel 4) dapat dilihat bahwa data pengamatan 7 MST pada perlakuan tanpa pemangkasan (P0) menghasilkan jumlah bunga betina tertinggi yaitu 2,00 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemangkasan 14

HST (P1), pemangkasan 21 HST (P2) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemupukan NPK 45 g (D1) cenderung menghasilkan jumlah bunga betina tertinggi yaitu 2.02 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Tabel 4. Jumlah bunga betina 6-7 MST dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Umur

(MST) Pemangkasan Pucuk

Pemberian Pupuk NPK

Berdasarkan (Tabel 4) dapat dilihat bahwa data pengamatan 7 MST pada perlakuan tanpa pemangkasan (P0) menghasilkan jumlah bunga betina tertinggi yaitu 2,00 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemangkasan 14 HST (P1), pemangkasan 21 HST (P2) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemupukan NPK 45 g (D1) cenderung menghasilkan jumlah bunga betina tertinggi yaitu 2.02 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Jumlah Bunga Gugur

Data pengamatan jumlah bunga gugur umur 6 - 7 MST dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 26 – 29. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga gugur

mentimun umur 6 - 7 MST. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga gugur 6 - 7 MST. Interaksi antara perlakuan Pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bunga gugur 6 - 7 MST.

Rataan jumlah bunga gugur dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK umur 6 – 7 MST dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah bunga gugur 6-7 MST dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Umur

(MST) Pemangkasan Pucuk

Pemberian Pupuk NPK

Berdasarkan (Tabel 5) dapat dilihat bahwa data pengamatan 6 MST pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) cenderung menghasilkan jumlah bunga gugur tertinggi yaitu 8,00 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemberian pupuk NPK jumlah bunga gugur tertinggi cenderung dihasilkan dengan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) yaitu 8,00 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Tabel 5 juga menunjukkan bahwa data pengamatan 7 MST pada perlakuan pemangkasan 14 HST (P1) cenderung menghasilkan jumlah bunga gugur tertinggi yaitu 8,67 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 21 HST (P2) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemberian pupuk NPK jumlah bunga gugur tertinggi cemderung dihasilkan dengan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) yaitu 8,23 bunga yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Bobot Buah Per Tanaman Sampel

Data pengamatan bobot buah pertanaman sampel dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 34 – 35. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per tanaman sampel.

Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per tanaman sampel. Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per tanaman sampel.

Rataan bobot buah per tanaman sampel dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot buah per tanaman sampel dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Pemangkasan Pucuk Pemberian Pupuk NPK

Rataan 45 g (D1) 65 g (D2) 85 g (D3)

...g...

Tanpa Pemangkasan (P0) 2477,08 2456,17 2713,25 2548,83 Pemangkasan 14 HST (P1) 2445,25 2254,42 2754,25 2484,64 Pemangkasan 21 HST (P2) 2744,25 3007,42 2863,58 2871,75 Pemangkasan 28 HST (P3) 3257,58 2229,08 2364,25 2616,97

Rataan 2731,04 2486,77 2673,83

Berdasarkan (Tabel 6) dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) cenderung menghasilkan bobot buah per tanaman sampel tertinggi yaitu 2871,71 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) cenderung menghasilkan bobot buah per tanaman sampel tertinggi yaitu 2731,04 g bobot buah per tanaman sampel yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Bobot Buah Perplot

Data pengamatan bobot buah per plot dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 36 – 37. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot.

Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot buah per plot.

Rataan bobot buah per plot dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.Bobot buah perplot dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan

Tanpa Pemangkasan (P0) 37934,00 37952,00 38619,00 38168,00 Pemangkasan 14 HST (P1) 33019,00 30893,00 41196,00 35036,00 Pemangkasan 21 HST (P2) 39542,00 41472,00 40048,00 40354,00 Pemangkasan 28 HST (P3) 44726,00 34311,00 31626,00 36887,00

Rataan 38805,00 36157,00 37872,00 37611,00

Berdasarkan (Tabel 7) dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) cenderung menghasilkan bobot buah per plot tertinggi yaitu 40048 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan berpengaruh nyata terhadap panjang buah. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah. Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah.

Rataan panjang buah dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8.Panjang buah dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%.

Pemangkasan Pucuk Pemberian Pupuk NPK Rataan

45 g (D1) 65 g (D2) 85 g (D3) ...cm...

Tanpa Pemangkasan (P0) 24,42 23,51 23,56 23,83bc Pemangkasan 14 HST (P1) 22,99 23,57 23,05 23,20d Pemangkasan 21 HST (P2) 24,59 24,28 23,89 24,25a Pemangkasan 28 HST (P3) 24,43 23,36 24,14 23,98b

Rataan 24,11 23,68 23,66

Berdasarkan (Tabel 8) dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) menghasilkan panjang buah tertinggi yaitu 24.25 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah.

Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah.

Rataan diameter buah dengan perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.Diameter buah dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Pemangkasan Pucuk Pemberian Pupuk NPK Rataan

45 g (D1) 65 g (D2) 85 g (D3)

Berdasarkan (Tabel 9) dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) cenderung menghasilkan diameter buah tertinggi yaitu 42.90 mm

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D1) cenderung menghasislkan diameter buah tertinggi yaitu 43.18 mm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Bobot Kering Akar

Data pengamatan bobot kering akar dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 42 – 43. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar.

Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar.

Rataan bobot kering akar dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.Bobot kering akar dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

PemangkasanPucuk Pemberian Pupuk NPK Rataan

45 g (D1) 65 g (D2) 85 g (D3)

Berdasarkan (Tabel 10) dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemangkasan 28 HST (P3) cenderung menghasilkan bobot kering akar tertinggi yaitu 1,22 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 21 HST (P2). Pada perlakuan

pemberian pupuk NPK 65 g (D2) cenderung menghasislkan bobot kering akar pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk.

Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk.

Rataan bobot kering tajuk dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11.Bobot kering tajuk dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Pemangkasan Pucuk Pemberian Pupuk NPK

Rataan

Berdasarkan (Tabel 11) dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemangkasan 28 HST (P3) cenderung menghasilkan bobot kering tajuk tertinggi yaitu 57.93 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 21 HST (P2). Pada perlakuan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) cenderung menghasislkan bobot kering tajuk

tertinggi yaitu 55.27 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 65 g (D2) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Volume Akar

Data pengamatan volume akar dan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 42 – 43. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar. Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar.

Rataan volume akar dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12.Volume akar dengan perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK

Pemangkasan Pucuk Pemberian Pupuk NPK

Rataan

Berdasarkan (Tabel 12) dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) cenderung menghasilkan volume akar tertinggi yaitu 18.19 ml yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (P0), pemangkasan 14 HST (P1) dan pemangkasan 28 HST (P3). Pada perlakuan pemupukan NPK 65 g (D2) cenderurng menghasislkan volume akar tertinggi yaitu 19.00 ml yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemberian pupuk NPK 45 g (D1) dan pemberian pupuk NPK 85 g (D3).

Pembahasan

Respon Pertumbuhan Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemangkasan Pucuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan berpengaruh nyata pada pertumbuhan mentimun terhadap parameter panjang tanaman 4-5 MST, jumlah daun 5 MST dan panjang buah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman mentimun terhadap parameter panjang tanaman 4-5 MST yang dapat dilihat pada tabel 1. Perlakuan tertinggi pada perlakuan tanpa pemangkasan (P0) dan terendah pada perlakuan pemangkasan 28 HST (P3). Hal ini diduga karena perlakuan P0, pucuk tanaman tidak pemangkasan sehingga pertumbuhan pucuk dapat terus terjadi. Berbeda dengan tanaman yang dilakukan pemangkasan pucuk, pertumbuhan pada pucuk tanaman terhambat. Hal ini sesusai dengan literatur Anggasari et al., (2017) yang menyatakan bahwa pemangkasan pucuk diharapkan dapat menekan pertumbuhan tunas apikal atau tunas pucuk dan memaksimalkan pertumbuhan tunas lateral, sehingga pertumbuhan cabang baru akan seimbang kemudian berdampak meningkatkan produktivitas tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 5 MST, dimana tertinggi pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) . Hal ini diduga karna pada umur 21 HST tanamn berada dalam fase vegetatif menuju generatif, sehingga ketika dilakukan pemangkasan dapat merangsang tumbuhnya cabang atau tunas baru yang mengakibatkan jumlah daun bertambah . Hal ini sesuai denga literatur Zamriyetti dan swaluddin (2006) yang menyatakan bahwa pemangkasan pada fase vegetatif dapat meningkatkan

cabang primer, karena pada saat pertumbuhan vegetatif pembungaan daun-daun pada bagian tengah akan memberikan peluang sinar matahari untuk menyinari batang sehingga auksin yang terdapat pada tanaman akan terakumulasi pada ketiak-ketiak daun yang pada akhirnya akan merangsang pertubuhan tunas tunas baru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan berpengaruh nyata terhadap parameter panjang buah yang dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil tertinggi pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2). Hal ini diduga terjadi karena puncak pertumbuhan vegetatif tanaman mentimun adalah pada 21 hari setelah tanam sehingga setelah tanaman dilakukan pemangkasan , fotosintat yang dihasilkan dari daun ditranslokasikan ke bagian buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Budiadi dan Sugito (2018) yang menyatakan bahwa pemangkasan pucuk cenderung menghasilkan berat per buah lebih tinggi daripada tanpa pemangkasan sehingga fotosintat yang dihasilkan, didistribusikan untuk pembentukan buah yang lebih besar. Pendapat tersebut diperkuat oleh Gunadi et al.,(2011) yang menyatakan bahwa pada tanaman indeterminate tanaman melakukan pertumbuhan dan perkambangan selama siklus hidupnya.

Apabila keadaan ini tidak diatur maka tanaman akan terus melakukan pertumbuhan vegetatif sehingga menghambat pertumbuhan generatif, maka perlu dilakukan pengurangan terhadap organ vegetatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter bobot buah per tanaman sampel, bobot buah per plot dan diameter buah tertinggi cenderung diperoleh pada perlakuan pemangkasan 21 HST (P2) hal ini diduga karena pada umur 21 HST termasuk fase peralihan antara vegetatif menuju ke generatif

sehingga pemangkasan pucuk pada fase tersebut menyebabkan translokasi asimilat dari daun menuju pembentukan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Hudah et al,.(2019) yang menyatakan bahwa pemangkasan yang dilakukan setelah buah terbentuk menyebabkan pusat translokasi asimilat yang awalnya banyak menuju bagian pucuk tanaman untuk melanjutkan pertumbuhan vegetatif, dialihkan menuju buah yang mulai terbentuk.

Berdasarkan hasil penelitian, pada parameter jumlah bunga jantan, bunga betina dan bunga gugur dapat dilihat bahwa dengan adanya perlakuan pemangkasan tanaman cenderung menghasilkan jumlah bunga yang lebih tinggi, namun jumlah bunga yang tinggi belum tentu menghasilkan produksi tanaman yang juga tinggi. Hal ini diduga terjadi karena pada saat penelitian terjadi curah hujan yang tinggi, hal ini dapat dilihat pada lampiran 48, yang menyebabkan banyak bunga gugur, oleh sebab itu hasil asimilat tanaman juga digunakan untuk pembentukan bunga yang baru bukan hanya untuk pembentukan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Dewani (2000) yang menyatakan bahwa tindakan pemangkasan diharapkan pertumbuhan tunas dan cabang makin banyak, sehingga pembungaan makin banyak pula. Hal ini sejalan dengan Ditta (2012) yang menyatakan bahwa bunga mentimun sangat peka sehingga hujan dapat mengakibatkan bunga gugur.

Respon Pertumbuhan Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemberian Berbagai Dosis Pupuk NPK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk NPK berpengaruh nyata pada pertumbuhan mentimun terhadap parameter jumlah daun 5 MST.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan dosisi pupuk NPK 85 g (D3) menghasilkan jumlah daun terbanyak pada 2-5 MST berbeda nyata dengan perlakuan dosisi pupuk NPK 45 g (D1) dan perlakuan dosis pupuk NPK 65 g (D2). Hal ini disebabkan karena faktor pupuk merupakan faktor mutlak yang digunakan sebagai unsur hara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, semakin banyak unsur hara yang tersedia maka pertumbuhan tanaman akan semakin baik. Hal ini sesuai dengan literatur Saribun Novaizan (2005) yang menyatakan bahwa kelebihan pupuk NPK yaitu dengan satu kali pemberian pupuk dapat mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan pupuk tunggal. nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada saat pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Hal ini sejalan dengan Saptorini (2018) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa jika unsur hara tersedia cukup maka pertumbuhan tanaman semakin meningkat.

Peningkatan tersebut dapat ditandai dengan jumlah daun yang semakin banyak.

Hasil Penelitan menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot buah perplot dan bobot buah pertanaman. Namun perlakuan pemberian pupuk NPK 45g cenderung menghasilkan bobot tertinggi. Hal ini diduga terjadi karena setelah dilakukan analisis tanah maka diketahui bahwa kandung hara pada areal penelitian tersebut tinggi sehingga apabila ditambahkan pupuk yang berlebih dapat menghambat pertumbuhan hal ini sesuai dengan literatur Negara et al., (2015) yang menyatakan bahwa pupuk NPK dapat meningkatkan jumlah buah pada

mentimun namun jika penggunaan pupuk npk berlebih justru menurunkan jumlah buah mentimun.

Interaksi Pemangkasan Pucuk dan Pemberian Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Mentimun (Cucumis sativus L.)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan pucuk dan pemberian berbagai dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 5 MST yang dapat dilihat pada tabel 2. Perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan P1D3 (P1= pemangkasan 14 HST : D3= diberi 85 g pupuk NPK) dan terendah pada perlakuan P0D1 (P0=Tanpa pemangkasan : D1= diberi 45 g Pupuk NPK).

Hal ini disebabkan karena pada perlakuan P1D3 (P1= pemangkasan 14 HST : D3= diberi 85 g pupuk NPK) tanaman dipangkas pada fase vegetatif yang mengakibatkan pertumbuhan cabang meningkat sehingga jumlah daun meningkat dan dengan pemberian 85 g pupuk NPK maka unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat terpehuni dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman dapat berjalan baik sedangkan pada perlakuan P0D1 (P0=Tanpa pemangkasan : D1=

diberi 45 g Pupuk NPK) tanaman tidak dipangkas maka tanaman akan fokus pada pertumbuhan panjang tanaman dan dengan pemberian 45 g pupuk NPK maka hara yang tersedia untuk tanaman lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Anggasari et al.,(2017) Pemangkasan pucuk diharapkan dapat menekan pertumbuhan tunas apikal atau tunas pucuk lateral, sehingga pembentukan cabang baru akan seimbang kemudian berdampak pada meningkatnya produktivitas tanaman dan menurut Hamdani dan Simarmata (2003) Pemberian pupuk NPK terhadap tanah dapat berpengaruh baik pada kandungan hara tanah dan dapat berpengaruh baik bagi tanaman karena unsur hara

makro yang terdapat dala unsur N, P dan K di perlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

KESIMPULAN Kesimpulan

1. Pemangkasan pucuk nyata menghasilkan panjang tanaman umur 4-5 MST, jumlah daun umur 5 MST dan panjang buah mentimun yang lebih baik.

2. Pemberian pupuk NPK 85 g nyata menghasilkan jumlah daun mentimun umur 5 MST yang terbaik.

3. Interksi pemangkasan pucuk dan pemberian pupuk NPK nyata menghasilkan jumlah daun mentimun umur 5 MST yang lebih baik. Pada perlakuan 14 HST dan pemberian pupuk NPK 85 g.

Saran

Berdasarkan penelitian untuk meningkatkan hasil mentimun dapat dilakukan dengan pemangkasan pucuk 21 HST dan pemupukan.

Dokumen terkait