• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan jenis tanaman sawi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, bobot biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, bobot biomassa per plot dan bobot segar jual per plot.

Jumlah Daun

Hasil uji sidik ragam seperti pada lampiran 13 menunjukkan bahwa perlakuan jenis tanaman sawi dan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Interaksi antara perlakuan jenis tanaman sawi dengan pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Rataan jumlah daun dapat dilihat pada tabel 2. N2 (Kompos Toko Pertanian 6

kg/plot) 8,44 5,31 6,25 6,67b

N3 (POC Hantu 5 ml/l air) 7,63 3,88 4,31 5,27c

N4 (Kompos Limbah Sayur 6

kg/plot) 9,81 6,13 10,56 8,83a

Rataan 8,27a 4,89c 6,56b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf α = 5%

Bobot Biomassa per sampel

Hasil uji sidik ragam seperti pada lampiran 14 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter bobot biomassa per sampel. Perlakuan Jenis tanaman sawi dan interaksi antara perlakuan jenis tanaman sawi dengan pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot biomassa per sampel. Rataan bobot biomassa per sampel pada perlakuan jenis tanaman sawi dan pupuk organik dapat dilihat pada tabel 3. N2 (Kompos Toko Pertanian 6

kg/plot) 31,81 28,56 24,44 28,27b

N3 (POC Hantu 5 ml/l air) 22,94 5,81 8,19 12,31b N4 (Kompos Limbah Sayur 6

kg/plot) 91,25 91,75 161,44 114,81a bahwa Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter bobot biomassa per plot. Perlakukan jenis tanaman sawi dan Interaksi antara perlakuan jenis tanaman sawi dan pupuk organik tidak berpengaruh

nyata terhadap parameter bobot biomassa per plot. Rataan bobot biomassa per sampel dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 4. Rataan Bobot Biomassa per Plot Pada Produksi Tanaman Sawi dengan Pemberian Pupuk Organik N2 (Kompos Toko Pertanian 6

kg/plot) 455,50 400,50 431,00 429,00b

N3 (POC Hantu 5 ml/l air) 283,00 73,00 129,50 161,83b N4 (Kompos Limbah Sayur 6

kg/plot) 1129,00 1410,00 2040,00 1526,33a

Rataan 548,00 492,88 692,25

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf α = 5%

Bobot Segar Jual per Sampel

Hasil uji sidik ragam seperti pada lampiran 15 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter bobot segar jual per sampel.

Perlakuan jenis tanaman sawi dan interaksi antara perlakuan jenis tanaman sawi dengan pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot segar jual per sampel. Rataan bobot segar jual per sampel dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rataan Bobot Segar Jual per Sampel Pada Produksi Tanaman Sawi dengan Pemberian Pupuk Organik N2 (Kompos Toko Pertanian 6

kg/plot) 28,56 24,81 22,06 25,15b

N3 (POC Hantu 5 ml/l air) 20,56 5,38 6,56 10,83b

N4 (Kompos Limbah Sayur 6

Bobot Segar Jual per Plot

Hasil uji sidik ragam seperti pada lampiran 17 menunjukkan bahwa pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter bobot segar jual per plot. Perlakuan jenis tanaman sawi dan interaksi antara perlakuan jenis tanaman sawi dan pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot segar jual per plot. Rataan bobot segar jual per plot pada perlakuan jenis tanaman sawi dan pupuk organik dapat dilihat pada tabel 6. N2 (Kompos Toko Pertanian 6

kg/plot) 412,00 349,00 382,00 381,00b

N3 (POC Hantu 5 ml/l air) 252,50 58,00 105,50 138,67b N4 (Kompos Limbah Sayur 6

kg/plot) 1062,00 1291,00 1885,50 1412,83a

Rataan 506,75 442,88 630,50

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf α = 5%

Indeks Panen

Hasil uji sidik ragam seperti pada lampiran 18 menunjukkan bahwa perlakuan jenis tanaman sawi tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Perlakuan pupuk

organik tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Interaksi antara perlakuan jenis tanaman sawi dan pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter indeks panen. Rataan indeks panen pada perlakuan jenis tanaman sawi dan pupuk organik dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rataan Indeks Panen Pada Produksi Tanaman Sawi dengan Pemberian N2 (Kompos Toko Pertanian 6

kg/plot) 0,87 0,87 0,90 0,88

N3 (POC Hantu 5 ml/l air) 0,89 0,96 0,81 0,89

N4 (Kompos Limbah Sayur 6

kg/plot) 0,93 1,00 0,93 0,89

Rataan 0,90 0,91 0,88

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf α = 5%

Pembahasan

Respon Jenis Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) terhadap Produksi Tanaman Sawi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa jenis tanaman sawi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, biomassa per plot, bobot segar jual per plot dan indeks panen.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil analisis data statistik yang menunjukkan bahwa jenis tanaman berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan Sawi Pakchoy sebesar 8,27 diikuti oleh Sawi Hijau sebesar 6,56 dan terendah pada Sawi Pahit sebesar 4,89. Hal ini disebabkan oleh adanya pembedaan ciri dan karakteristik dari ketiga jenis tanaman sawi tersebut. Menurut Ramli (2014) perbedaan pertambahan jumlah daun pada tanaman disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah dari jenis dan varietas tanaman itu sendiri, dan faktor eksternal yang berperan antara lain hara yang berperan didalamnya dan air yang ikut mengangkut hara dari dalam tanah.

Ketersediaan unsur hara sangat diperlukan oleh tanaman untuk membentuk suatu senyawa yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman melalui pembelahan dan pembesaran sel. Unsur hara yang berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan daun yaitu nitrogen. Menurut Sandra (2001), pada fase pertumbuhan vegetatif tanaman sawi perlu diberikan pupuk dengan kandungan Nitrogen yang

tinggi, karena unsur tersebut merupakan bahan utama untuk menyusun protein yang dibutuhkan dalam pembelahan sel.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil analisis data statistik yang menunjukkan bahwa jenis tanaman berpengaruh tidak nyata terhadap parameter biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, biomassa per plot, bobot segar jual per plot dan indeks panen. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis tanaman dari genetik masing masing tanaman sawi seperti perbedaan jumlah daun yang mempengaruhi produksi dari setiap jenis tanaman sawi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhartina (2005) yang menyatakan bahwa terjadinya atau timbulnya variasi disebabkan oleh adanya pengaruh faktor keturunan atau genetik dan lingkungan.

Respon Pemberian Berbagai Jenis Pupuk Organik Terhadap Produksi Tanaman Sawi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan pemberian berbagai jenis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, biomassa per plot, bobot segar jual per plot.

Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen.

Pemberian berbagai jenis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, biomassa per plot, bobot segar jual per plot dengan rataan teringgi pada perlakuan N4 (pupuk limbah sayur) dan terendah pada N3 (pupuk organik cair Hantu).

Pemberian kompos limbah sayur berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, biomassa per plot, bobot segar jual

per plot. Dari hasil analisis data statistik menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada parameter jumlah daun, biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, biomassa per plot, bobot segar jual per plot pada perlakuan N4 (pupuk limbah sayur) diikuti perlakuan N2 (pupuk kompos), N1 (pupuk urin sapi) dan N3 (tanpa kompos).

Perlakuan pupuk limbah sayur adalah perlakuan dengan nilai rataan yang tertinggi dikarenakan pupuk limbah sayur dibuat dengan campuran pupuk kandang ayam. Pupuk kandang ayam disamping mempunyai kemampuan untuk water holding capacity juga menyediakan hara bagi tanaman. Kontribusi terbesar dari pupuk

kandang ayam adalah kandungan N. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar dalam menyerap air dan unsur hara.

Perkembangan sistem perakaran yang baik sangat menentukan pertumbuhan vegetatif tanaman yang pada akhirnya menentukan pula fase reproduktif dan hasil tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Risnandar (2004) yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk kandang ayam berfungsi untuk memperbaiki struktur fisik dan biologi tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menyumbangkan sejumlah hara kedalam tanah yang dapat berfungsi guna menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti unsur hara N.

Interaksi Perlakuan Jenis Tanaman Sawi terhadap pemberian Berbagai Jenis Pupuk Organik

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi jenis tanaman sawi dengan pemberian berbagai jenis pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan. Hal ini diduga karena kemampuan yang berbeda disetiap jenis tanaman sawi dalam menyerap unsur hara. Hasil penelitian Syafrudin et. al., (2012),

menunjukan bahwa interaksi antara perlakuan varietas dengan jenis pupuk tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun dikarenakan perbedaan respon akibat perlakuan beberapa varietas tidak bergantung pada jenis pupuk yang diberikan begitu juga sebaliknya. Menurut Wijaya (2008), ketersediaan unsur hara sangat diperlukan oleh tanaman untuk membentuk suatu senyawa yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman melalui pembelahan dan pembesaran sel.

Jenis tanah pada lahan penelitian ini adalah Inceptisol. Hasil uji laboratorium menunjukkan nilai C-Organik pada lahan penelitian ini sebesar 0,06 % dengan nilai N sebesar 0,09 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rendahnya status kesuburan tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Juarsah (2000) yang menyatakan bahwa permasalahan tanah inceptisol yaitu rendahnya status kesuburan tanah yang tercermin dari rendahnya produktivitas tanah. Salah satu strategi untuk meningkatkan produktivitas tanah adalah dengan pemberian bahan organik. Bahan organik selain memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah antara lain; berat volume tanah, porositas total, pori aerasi dan pori air tersedia, stabilitas agregat tanah dan agregasi tanah

Menurut Suwardjo (1981) keberadaan bahan organik pada lahan sayuran perlu dipertahankan dan dipelihara mengingat perannya cukup besar dalam memelihara keserasian fungsi ekologis tanah, kesinambungan produksi, dan kelestarian lingkungan. Tanah yang miskin bahan organik berkurang daya sangganya terhadap pupuk, sehingga efisiensi pemupukan menjadi rendah.

Dokumen terkait