• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tinggi tanaman (cm)

Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman sawi pada umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 5-6. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas maupun interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata. Tinggi tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman sawi pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST Pupuk Kascing (g/polibag) Varietas Rataan V1 V2 P0 = 0 12,25 13 12,63c P1 = 50 14,63 17,9 16,27b P2 = 75 17,88 17,5 17,69ab P3 = 100 19,33 19,75 19,54a P4 = 125 23,08 20,08 21,58a Rataan 17,44 17,65

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa, tanaman sawi tertinggi terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan cenderung menurun dengan penurunan konsentrasi pupuk kascing. Perlakuan P4 tidak berbeda nyata dengan P3 dan P2, tetapi berbeda nyata dengan P0 dan P1.

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi pada umur 6 MST.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah daun tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 7-8. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas maupun interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata. Jumlah daun tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah daun sawi (helai) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag) Varietas Rataan V1 V2 P0 = 0 7,17 7,17 7,17c P1 = 50 7,17 7,67 7,42c P2 = 75 8,67 8,33 8,50b P3 = 100 11,50 9,00 10,25a P4 = 125 11,67 9,00 10,33a Rataan 9,23 8,23

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa, jumlah daun tertinggi terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan cenderung menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 tidak berbeda nyata terhadap P3, tetapi berbeda nyata dengan P2, P1, dan P0.

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan jumlah daun tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan jumlah daun tanaman sawi pada umur 6 MST.

Luas daun (cm2)

Data pengamatan dan sidik ragam luas daun tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 9-10. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap luas daun. Luas daun tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas daun sawi (cm2 Pupuk Kascing

) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST (g/polibag) Varietas Rataan V1 V2 P0 = 0 7,45 13,82 10,63d P1 = 50 11,04 22,76 16,90c P2 = 75 13,49 32,98 23,24b P3 = 100 12,11 36,30 24,21b P4 = 125 26,62 37,47 32,045a Rataan 14,14b 28,66a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa, luas daun sawi terluas terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi pupuk kascing. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0

Hubungan antara pemberian pupuk organik dengan luas daun tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan luas daun tanaman sawi pada umur 6 MST.

Bobot biomassa per tanaman sampel (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot biomassa tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 11-12. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap bobot biomassa. Bobot biomassa tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Bobot biomassa tanaman sawi (cm) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag) Varietas Rataan V1 V2 P0 = 0 3,80 7,00 5,40d P1 = 50 6,15 15,49 10,82c P2 = 75 11,17 21,79 16,48b P3 = 100 16,18 19,21 17,70b P4 = 125 22,54 23,37 22,96a Rataan 11,97b 17,37a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa, bobot biomassa tanaman sawi tertinggi terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan bobot biomassa tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4: hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan bobot biomassa tanaman sawi pada umur 6 MST.

Bobot segar jual (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot segar jual tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 13-14. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap bobot segar. Bobot segar jual tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot segar jual (g) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST Pupuk Kascing (g/polibag) Varietas Rataan V1 V2 P0 = 0 2,91 4,57 3,74d P1 = 50 4,69 10,64 7,66c P2 = 75 7,74 16,11 11,93b P3 = 100 12,75 13,18 12,96b P4 = 125 17,29 18,79 18,04a Rataan 9,08b 12,66a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa, bobot segar jual tanaman sawi tertinggi pada konsentrasi P4 (125 g/plot) dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0.

Hubungan antara bobot segar jual tanaman sawi umur 6 MST dengan pemberian pupuk kascing dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Gambar 9. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan bobot segar jual tanaman sawi pada umur 6 MST.

Indeks panen (%)

Data pengamatan dan sidik ragam indeks panen tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 15-16. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Indeks panen tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Indeks panen tanaman sawi (%) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag) Varietas Rataan V1 V2 P0 = 0 0,74 0,64 0,69b P1 = 50 0,76 0,67 0,71ab P2 = 75 0,72 0,73 0,72ab P3 = 100 0,77 0,68 0,72ab P4 = 125 0,75 0,82 0,78a Rataan 0,75a 0,71b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa, indeks panen tanaman sawi tertinggi terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag), kemudian sama besar pada konsentrasi P3, P2, dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 tidak berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, tetapi berbeda nyata terhadap P0

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan indeks panen tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan indeks panen tanaman sawi pada umur 6 MST.

Pembahasan

Respon Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam masing-masing parameter diketahui bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual, serta indeks panen tanaman. Rataan luas daun, bobot biomassa, dan bobot segar jual terbesar adalah pada V2 (White Pakchoy). Untuk parameter indeks panen, rataan indeks panen terbesar terdapat pada V1 (Green Pakchoy). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa respon lingkungan pada varietas tertentu dapat lebih besar daripada responnya pada varietas lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Sitompul dan Guritno (1995) yang menyebutkan penampilan tanaman dikendalikan oleh sifat genetik di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau keseluruhan fase pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman.

Respon Pemberian Pupuk Kascing terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa varietas hanya berpengaruh pada parameter luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual, serta indeks panen tanaman. Sedangkan pupuk kascing berpengaruh nyata pada semua parameter. Sehingga dapat dikatakan bahwa pupuk kascing memberi efek positif pada seluruh parameter tanaman sawi. Pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman tertinggi yaitu pada konsentrasi P4

(125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi saat P3, P2, dan P1. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk kaascing pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) paling sesuai kebutuhan tanaman, sehingga pertumbuhan vegetatif berupa tinggi lebih baik dibandingkan pada perlakuan P3, P2 dan P1. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga dan Marsono (2005) yang menyatakan bahwa pupuk kascing mengandung berbagai unsure hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Co, dan Mo. Mereka juga menambahkan bahwa pemberian pupuk kascing dapat memperbaiki struktur tanah, menetralkan Ph tanah, serta mampu menahan air sebesar 40-60 % yang semakin mendukung pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Selain itu, pupuk kascing (vermikompos) juga bermanfaat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, meningkatkan produktivitas; mempercepat panen; menggemburkan dan menyuburkan tanah; serta cocok sebagai media tanam.

Perlakuan pupuk kascing berpengaruh nyata pada jumlah daun, luas daun dan bobot biomassa. Hasil tertinggi terdapat pada P4 (125 g/plot) . Hal ini diduga dengan konsentrasi P4 (125 g/plot) proses metabolisme dalam tanaman berjalan dengan baik. Metabolisme tanaman berupa fotosintesis menghasilkan glukosa dan energi, berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga menghasilkan sel baru, pembesaran sel serta pembentukan klorofil yang lebih banyak dari perlakuan P3, P2 dan P1. Mashur (2001) menyatakan bahwa pupuk kascing memiliki kandungan unsur N yang cukup tinggi, dimana unsur tersebut berperan penting dalam metabolisme tanaman yaitu sebagai penghasil energi seperti ADP dan ATP, membangun sel-sel baru, penghasil protein, asam nukleat dan membentuk klorofil. Bila yang dipupuk adalah sayuran maka jumlah nitrogen

yang diperlukan cukup tinggi sehingga berdampak pada terbentuknya sel-sel tanaman berukuran besar.

Pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap bobot segar jual. Bobot segar jual tertinggi pada konsentrasi P4 (125 g/plot) dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Kariada dan sukadana (2000) menyatakan bahwa secara visual perlakuan kascing pada sawi menunjukkan penampilan paling baik (segar, lembut, warna bagus, cerah, dan mengkilat), sedangkan penggunaan pupuk anorganik menunjukkan penampilan segar dan sedikit kaku. Kelebihan dari perlakuan kascing adalah mampu memperpanjang umur panen sawi selama kurang lebih 1 minggu.

Hasil analisis tanah sebelum diberi pupuk kascing menunjukkan bahwa kandungan unsur Nitrogen (N) pada tanah tersebut sangat kecil, atau dapat disebut miskin hara N. nitrogen merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam proses pertumbuhan vegetative tanaman berupa tinggi, jumlah, serta luas daun yang berpengaruh pada bobot biomassa, bobot segar, serta indeks panen tanaman. Sementara hasil analisis tanah setelah diberi perlakuan pupuk kascing, menunjukkan kandungan unsur N pada tanah mengalami peningkatan, sehingga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetative tanaman. (Mashur, 2001) menyatakan kascing adalah salah satu jenis pupuk organik. Kascing adalah tanah bekas pemeliharaan cacing yang merupakan produk samping dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik, cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Kascing kaya hara makro dan mikro, tidak mengandung racun, serta mampu menggemburkan tanah-tanah marjinal (kering dan miskin hara)

Dokumen terkait