• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kascing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kascing"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

R E S P O N P E R T U M B U H A N D A N P R O D U K S I S A W I P A K H C O Y (B r a s s i c a r a p a . L ) T E R H A D A P P E M B E R I A N

P U P U K O R G A N I K K A S C I N G

SKRIPSI

OLEH:

BERLIAN LIMBONG 070307037

BDP – PEMULIAAN TANAMAN

Hasil Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyusun Skripsi di Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh: Diketahui Oleh: Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi.) (Ir. E. Harso Kardhinata, MSc.)

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

(2)

R E S P O N P E R T U M B U H A N D A N P R O D U K S I S A W I P A K C H O Y (B r a s s i c a r a p a. L ) T E R H A D A P P E M B E R I A N

P U P U K O R G A N I K K A S C I N G

SKRIPSI

OLEH:

BERLIAN LIMBONG 070307037

BDP – PEMULIAAN TANAMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Berlian Limbong. Respons pertumbuhan dan produksi sawi Pakchoy (Brassica rapa L.) terhadap pemberian pupuk organik kascing. Dibimbing oleh

Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. dan Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy (Brassica rapa L.). Penelitian ini dilakukan di Rumah kasa, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Mei hingga Juni 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok faktorial dengan dua perlakuan yaitu varietas (green pakchoy dan white pakchoy) dan pupuk organik kascing (0 , 50 , 75 , 100 , 125 (g/polibag). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata pada semua peubah amatan.

Kata kunci : Sawi, varietas, dan pupuk organik

(4)

Berlian Limbong: The Respon of Growth and Production of

The

Mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers, under supervision by Dr.Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. and Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

aimed of this reaserch was to determine the respon of growth and production of mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers. The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from Mei to June 2013. Randomized Block Design was used with 2 factors, ie: varieties (Green Pakchoy and White Pakchoy) and organic fertilizers (0, 50, 75, 100, 125 (g/polybag)

The result of the

. The parameters observed were plant height, The number of leaf, leaf area, the biomass weight of plant, the fresh weight of selling and the harvest index.

observations showed that varieties significantly affected of plant height and the number of leaf. while the organik fertilizer had a real effect to all of the parameters.

Key words: mustard, variety, organic fertilizer

(5)

Berlian limbong, lahir di Kab. Dairi pada tanggal 20 Januari 1989, putra

dari Bapak A. Limbong dan Ibu R. Simarmata. Penulis merupakan anak pertama

dari empat bersaudara.

Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang, dan pada tahun yang sama terdaftar masuk ke Program Studi

Pemuliaan Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

(SPMB).

Dan pada bulan Juli sampai Agustus 2010 penulis juga telah melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Perkebunan Nusantara III Gunung Para,

Kabupaten Serdang Bedagai.

(6)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kascing yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

Ibu Dr.Ir. Lollie Agustina. P. Putri ,Msi. selaku ketua komisi pembimbing dan

Bapak

Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua

orang tua yang telah membesarkan penulis dengan segenap cinta dan kasih

sayang, seluruh keluarga besar, serta seluruh pemimpin dan saudara-saudara saya

terkasih di komunitas youth GKB Blessing Community atas semua doa dan

motivasi yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

semau rekan-rekan stambuk 07 atas doa dan motivasinya. Kiranya berkat

Tuhanlah yang menjadikan kita berhasil.

yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran sampai penyelesaian

penelitian dan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari paa

(7)

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, 15 November 2013

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

ABSRACT……….. ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN………... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh Iklim ... 5

Tanah ... 6

Varietas ... 6

Pupuk Organik ... 9

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Penelitian ... 12

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 15

Penyemaian Benih ... 15

Penanaman ... 15

Penjarangan ... 15

Aplikasi Pupuk Organik. ... 16

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman ... 16

Penyiangan ... 16

(9)

Panen ... 16

Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm) ... 17

Jumlah Daun (Helai) ... 17

Luas Daun (cm2) ... 17

Bobot Biomassa Pertanaman Sampel (g) ... 17

Bobot Segar Jual Pertanaman (g) ... 17

Indeks Panen (%) ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Pembahasan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 31

Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(10)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Tinggi tanaman sawi (cm) pada varietas dan pemberian pupuk organik

kascing umur 6 MST………... 18

2. Jumlah daun tanaman sawi (helai) pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST………... 20

3. Luas daun tanaman sawi (cm2) pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST………. 21

4. Bobot biomassa tanaman sawi (g) pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST……….. 22

5. Bobot segar jual (g) tanaman sawi pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST………... 23

6. Indeks panen (%) tanaman sawi pada varietas dan pemberian pupuk

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Hubungan antara tinggi tanaman dengan pemberian pupuk organik

kascing………. 19

2. Hubungan antara jumlah daun dengan pemberian pupuk organik

kascing……… 20

3. Hubungan antara luas daun dengan pemberian pupuk organik

kascing……… 21

4. Hubungan antara biomassa dengan pemberian pupuk organik

kascing……… 23

5. Hubungan antara bobot segar jual dengan pemberian pupuk organik

kascing………. 24

6. Hubungan antara indeks panen dengan pemberian pupuk organik

kascing………. 26

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Deskripsi Varietas Green Pakchoy………. 34

2. Deskripsi Varietas White Pakchoy………. 35

3. Bagan Penelitian……….. 36

4. Jadwal Kegiatan………... 37

5. Kandungan Unsur Hara Makro dan Mikro Pupuk Kascing………… 38

6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Sawi (cm)……… 39

7. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sawi……….... 39

8. Data Pengamatan Jumlah Daun Tanamansawi (helai)……….. 40

9. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Sawi………. 40

10.Data Luas Daun Tanaman Sawi (cm2)……….. 41

11.Daftar Sidik Ragam Luas Daun Tanaman Sawi………. 41

12.Data Bobot Biomassa Tanaman Sawi (g)……… 42

13.Daftar Sidik Ragam Bobot Biomassa Tanaman Sawi………. 42

14.Data Bobot segar jual Tanaman Sawi (g)……… 43

15.Daftar Sidik Ragam Bobot segar jual Tanaman Sawi………. 43

16.Data Indeks Panen Tanaman Sawi (%)……… 44

17.Daftar Sidik Ragam Indeks Panen Tanaman Sawi………. 44

(13)

Berlian Limbong. Respons pertumbuhan dan produksi sawi Pakchoy (Brassica rapa L.) terhadap pemberian pupuk organik kascing. Dibimbing oleh

Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. dan Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy (Brassica rapa L.). Penelitian ini dilakukan di Rumah kasa, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Mei hingga Juni 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok faktorial dengan dua perlakuan yaitu varietas (green pakchoy dan white pakchoy) dan pupuk organik kascing (0 , 50 , 75 , 100 , 125 (g/polibag). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata pada semua peubah amatan.

Kata kunci : Sawi, varietas, dan pupuk organik

(14)

Berlian Limbong: The Respon of Growth and Production of

The

Mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers, under supervision by Dr.Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. and Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

aimed of this reaserch was to determine the respon of growth and production of mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers. The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from Mei to June 2013. Randomized Block Design was used with 2 factors, ie: varieties (Green Pakchoy and White Pakchoy) and organic fertilizers (0, 50, 75, 100, 125 (g/polybag)

The result of the

. The parameters observed were plant height, The number of leaf, leaf area, the biomass weight of plant, the fresh weight of selling and the harvest index.

observations showed that varieties significantly affected of plant height and the number of leaf. while the organik fertilizer had a real effect to all of the parameters.

Key words: mustard, variety, organic fertilizer

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan

berbagai jenis sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri.

Ditinjau dari aspek agroklimatologis, Indonesia sangat potensial untuk

pembudidayaan sayur-sayuran. Diantara bermacam-macam jenis sayuran yang

dapat dibudidayakan tersebut, sawi merupakan sayuran yang mempunyai nilai

komersial dan prospek yang cukup baik. Ditinjau dari aspek teknis, budidaya sawi

tidak terlalu sulit (Rukmana, 2007 ).

Sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Dalam 100 g sawi nilai gizinya adalah

sebagai berikut: protein 2,3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg, P 38,0

mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg, vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg, air

9 g. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang digemari banyak

orang, namun produksinya masih tergolong rendah. Salah satu usaha untuk

menaikkan produksi adalah dengan cara pemupukan (Manurung, 2011).

Produksi sawi di Sumatera Utara mengalami penurunan selama kurun

waktu 5 tahun terakhir. Menurut Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2011)

produksi sawi mulai tahun 2005 sampai 2009 mengalami penurunan. Pada tahun

2005 produksi sawi diperoleh sebanyak 79.850 ton/ha, sedangkan tahun 2009

produksi menurun menjadi 63.911 ton/ha. Beberapa penyebab penurunan

produksi ini juga dikarenakan adanya pengurangan luas lahan dan banyaknya

(16)

Sebagai sayuran yang berserat, sawi baik dikonsumsi untuk memperbaiki

dan memperlancar pencernaan. Rasa yang renyah, segar dengan sedikit rasa pahit

membuatnya banyak dinikmati,sehingga permintaanya setiap hari sangat tinggi.

Untuk memenuhi permintaan ini dapat ditingkatkan melalui penigkatan

produktifitas per luas areal tanaman. Peningkatan produksi dapat ditempuh

dengan cara perbaikan teknik bercocok tanam, yaitu dengan menggunakan pupuk

organik (Dwi, 2006).

Peningkatan produksi sawi dapat dilakukan dengan pemupukan.

Pemupukan melalui tanah dapat dilakukan dengan pupuk buatan dan pupuk alami.

Berkurangnya subsidi pupuk dan banyaknya beredar pupuk majemuk alternatif

membuat para petani menjadi bingung hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan

petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sehingga

tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak diikuti dengan

peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja,

sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi (Barus, 2011).

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,

seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik

da Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada

kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk

kandang, sisa pane

(17)

Salah satu pupuk organik yang sangat baik digunakan untuk budidaya

tanaman hortikultura yang dalam hal ini tanaman sawi adalah pupuk

kascing. Kascing adalah pupuk yang bahan asalnya berupa kotoran

cacing (Lumbricus rubellus). Pupuk organik yang berkualitas baik ditandai

dengan warna hitam kecoklatan hingga hitam, tidak berbau, bertekstur remah dan

matang (C/N < 20) (Mashur, 2001)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji respon

pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy terhadap pemberian pupuk organik

kascing.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy

terhadap pemberian pupuk organik kascing.

Hipotesis Penelitian

Ada interaksi antara varietas dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan

produksi sawi.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai sumber data untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Brassicales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa L.

Tanaman sawi berakar serabut, tumbuh dan berkembang secara menyebar

ke semua arah disekitar permukaan tanah. Perakarannya sangat dangkal yaitu

pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi tidak memiliki akar tunggang.

Perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah

yang gembur, subur, tanah mudah menyerap air dan kedalaman tanah cukup

(Fransisca, 2009).

Batang (caulis) sawi pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak

kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun

(Rukmana, 2007).

Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus,

tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tangkai daunnya agak pipih, sedikit berliku,

tetapi kuat. Daun sawi jenis ini juga lebar seperti daun sawi putih tapi warnanya

(19)

Sawi umumnya bertangkai putih atau hijau muda, dan berdaging.

Tanaman ini tingginya 15-30 cm, terdapat juga bentuk daun dengan warna hijau

pudar dan ungu yang dikenal dengan kultivar kerdil (Yamaguchi dan Rubatzky,

1998).

Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan

berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 - 8 butir biji. Biji sawi hijau berbentuk

bulat, berukuran kecil, permukaanya licin dan mengkilat, agak keras dan berwarna

coklat kehitaman (Fransisca, 2009).

Syarat Tumbuh Iklim

Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan

tetapi, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di

ladang jarang diusahakan di daerah pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayuran

yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam sepanjang tahun, asalkan

pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman

(Yamaguchi dan Rubatzky, 1998).

Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga, ia

dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan

air yang cukup untuk penyiraman (Manurung, 2011).

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai ketinggian 5 m – 1.200 m dpl

(di atas permukaan laut). Namun, biasanya tanaman ini dibudidayakan di daerah

(20)

penghujan. Jika budidaya sawi dilakukan di dataran tinggi tanaman ini umumnya

akan cepat berbunga (Manurung, 2011).

Tanah

Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi ialah tanahnya gembur,

banyak mengandung humus (subur), drainasenya baik, dan pH tanahnya antara

6 – 7 (Rukmana, 2007).

Sawi dapat di tanam pada berbagai jenis tanah, namun paling baik adalah

jenis tanah lempung berpasir seperti andosol. Pada tanah-tanah yang mengandung

liat perlu pengolahan tanah secara sempurna antara lain pengolahan tanah yang

cukup dalam, penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah (dosis) tinggi

(Fransisca, 2009).

Varietas

Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang

ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan

ekspresi karakter atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis

atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan. Dan

apabila diperbanyak tidak mengalami pertumbuhan.

Pakchoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang

termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah

dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat

(21)

dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina

dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Rukmana, 2007)

Yogiandre,dkk. (2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu

sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy

bertangkai, berbentuk oval,berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk

kepala,7 tumbuh agak tegak atau setengah mendatar,tersusun dalam spiral rapat,

melekat pada batang yangtertekan. Tangkai daun,berwarna putih atau hijau muda,

gemuk dan berdaging,tanaman mencapai tinggi 15–30 cm.

Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada

berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar

dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap

suhu ketimbang sawi putih,sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih

luas. (Hernowo, 2010).

.

Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup

yang dioalah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.

Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi

jumlah tiap jenis unsur haranya agak rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan

organik pupuk ini adalah tinggi (Novizan, 2005).

Kascing adalah salah satu jenis pupuk organik. Kascing adalah tanah bekas

pemeliharaan cacing yang merupakan produk samping dari budidaya cacing tanah

yang berupa pupuk organik, cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat

(22)

mengandung racun, serta mampu menggemburkan tanah-tanah marjinal (kering

dan miskin hara). Kandungan unsur hara kascing terdiri dari 20,2% C, 1,58% N,

C/N ratio 13%, 703 mg/kg P, 218 mg/kg K, 350 mg/kg Ca, 214,3 mg/kg Mg,

153,7 mg/kg S, 13,5 mg/kg Fe, 861,5 mg/kg Mn, 5 mg/kg Al, 154 mg/kg Na, 1,7

mg/kg Cu, 33,55 mg/kg Zn, dan 34,37 B, pH 6,6 – 7,5. Penggunaanya dengan

cara ditaburkan merata di atas media tanaman atau lebih baik dicampurkan dan

diaduk merata dengan tanahnya. Dosis pemakaian untuk tanaman semusim antara

250-300 gram per tanaman dan cukup diulang setiap 45 hari sekali (Mashur,

2001)

Kascing mengandung lebih banyak mikroorganisme, bahan organik, dan

juga bahan anorganik dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman dibandingkan

dengan tanah itu sendiri. Selain itu, kascing mengandung enzim protease, amilase,

lipase, selulase, dan chitinase, yang secara terus menerus mempengaruhi

perombakan bahan organik sekalipun telah dikeluarkan dari tubuh cacing Kascing

juga mengandung hormon perangsang tumbuhan seperti giberelin 2,75%,

sitokinin 1,05% dan auksin 3,80% (Mulat, 2003).

Pemakaian pupuk kascing ini dapat memberikan manfaat antara lain

meningkatkan produktivitas; mempercepat panen; merangsang pertumbuhan akar,

batang dan daun; merangsang pertumbuhan bunga; menggemburkan dan

menyuburkan tanah; serta cocok sebagai media tanam (Lingga dan Marsono,

2005).

Pengaplikasian pupuk kascing (dari kotoran sapi, ayam, kuda, dan domba)

dengan dosis 10 ton/ha pada tanaman sawi menunjukkan bahwa semua jenis

(23)

latosol, meningkatkan serapan N, kandungan klorofil, dan biomassa tanaman.

Diantara keempat jenis pupuk kascing, pupuk kascing asal kotoran sapi

memberikan pengaruh terbaik, baik terhadap tanah maupun terhadap tanaman

(Wahyudin, 2001).

Secara visual perlakuan kascing pada sawi menunjukkan penampilan

paling baik (segar, lembut, warna bagus, cerah, dan mengkilat), sedangkan

penggunaan pupuk anorganik penampilan segar dan kaku. Kelebihan dari

perlakuan kascing adalah mampu memperpanjang umur panen sawi selama

kurang lebih 1 minggu (Kariada dan Sukadana, 2000)

Kascing juga berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan vegetatif

kentang yang meliputi: tinggi tanaman, berat basah, dan berat kering tanaman.

Pertumbuhan vegetatif tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk

kascing yaitu tinggi tanaman rata-rata 33,33 cm, berat basah tanaman rata-rata

99,73 g dan berat kering tanaman rata-rata 8,95 g dan terendah pada perlakuan

pupuk kascing, yaitu tinggi tanaman rata 24,70 cm, berat basah tanaman

rata-rata 87,49g dan berat kering rata-rata-rata-rata 8,38 g (Krisnawati, 2003)

Hasil penelitian pada tomat menunjukkan bahwa penambahan

vermikompos (kascing) pada 15 ton/ha berpengaruh nyata meningkatkan total

organik tanah, total N, P, K, Ca, Zn, dan Mn, dibandingkan tanpa vermikompos.

Penambahan vermikompos dalam tanah mampu menurunkan pH tanah. Dengan

penambahan vermikompos, komponen fisika tanah seperti struktur dan porositas

tanah menjadi lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan

vermikompos berdampak positif terhadap komponen kimia dan fisika tanah

(24)

Hasil penelitian instalasi penelitian dan pengkajian teknologi pertanian

(IP2TP) denpasar menunjukkan sawi yang ditanam menggunakan media bekas

kascing sebanyak 5 ton/ha meningkatkan panen sawi sebanyak 28,088 ton/ha.

Pada pemberian pupuk 150 kg urea, 250 kg ZA, 50 kg SP-36, dan 50 kg KCL

hanya menghasilkan 12,826 ton/ha. Selain itu, penampilan sawi lebih segar,

lembut, warna lebih hijau, cerah dan mengkilap. Panen dapat silakukan secara

bertahap. Disisi lain, penanaman kedua dan ketiga tidak perlu menambahkan

(25)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat +

Bahan dan Alat

25 meter di atas permukaan

laut, dimulai dari bulan Mei sampai Juni 2013.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas benih sawi

pakchoy, Pupuk organik kascing, serta bahan- bahan lain yang mendukung

pelaksanaan penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk

menyiapkan media tanam dan membersihkan lahan, polybag sebagai media

tanam, timbangan analitik untuk menimbang, gembor untuk menyiram media

tanam, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, leaf area meter

untuk mengukur luas daun, klorofilmeter untuk mengukur jumlah klorofil daun,

alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan, kertas label sebagai penanda

perlakuan, dan kalkulator.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan

2 (dua) faktor perlakuan sebagai berikut:

Faktor I : Varietas

V1 = Green Pakchoy

(26)

Faktor II : Pupuk Organik

P0 = 0 g (kontrol)

P1 = 50 g/ tanaman

P2 = 75 g/ tanaman

P3 = 100 g/ tanaman

P4 = 125 g/ tanaman

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 10 kombinasi, yaitu

V1P0 V2P0

V1P1 V2P1

V1P2 V2P2

V1P3 V2P3

V1P4 V2P4

Jarak tanam : 30 cm x 30 cm

Jumlah ulangan : 3

Jarak antar blok : 50 cm

Jumlah plot : 10

Jumlah populasi/plot : 2

Jumlah sampel/plot : 2

Jumlah sampel/ulangan : 20

Jumlah sampel seluruhnya : 60

(27)

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam

berdasarkan model linear aditif sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + ε

Dimana:

ijk

Yijk

µ : Nilai tengah

: Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat varietas ke-j dan pengaruh

pemberian pupuk organik pada taraf ke- k

ρi

α

: Efek dari blok ke-i

j

β

: pengaruh varietas ke-j

k

(αβ)

: Efek pemberian pupuk organik konsentrasi berbeda pada taraf ke- k

jk

ε

: Interaksi antara varietas ke-j dan pemberian pupuk organik pada taraf

ke-k

ijk

Dari hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda

rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada uji taraf 5 %

(Stansfield, 1991).

: Galat dari blok ke-i, varietas ke-j dan perlakuan pupuk organik pada

(28)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan lahan/ media tanam

Disiapkan lahan penelitian seluas 5 m x 2 m dengan jarak antar plot 30 cm

dan jarak antar blok 50 cm. Kemudian lahan dibersihkan dari gulma dan berbagai

kotoran yang ada

Penyemaian benih

Benih direndam dengan air selama satu malam, kemudian langsung

ditanam di tempat penyemaian dengan ukuran 1 m x 1 m. Setelah bibit berumur

2-3 minggu dan berdaun 2-3 – 4 helai sudah siap untuk di transplanting ke polibag.

Penanaman

Penanaman bibit ke polibag dilakukan setelah bibit telah berumur 2-3

minggu dan berdaun 3-4 helai kemudian dibuat lubang tanam dengan kedalaman

3-5 cm. Bibit terlebih dahulu dicuci bagian akarnya hingga besih, akar yang

terlalu panjang dapat dipotong lalu ditanam satu bibit / polibag.

Penjarangan tanaman

Penjarangan tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur satu minggu

dilapang dengan mencabut tanaman yang pertumbuhannya tidak sempurna, dan

(29)

Aplikasi Pupuk Organik

Pupuk organik kascing diberikan dengan cara dibenamkan di bawah tanah

disekitar perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 1MST, 2MST, 3MST,

4MST, sesuai dengan dosis perlakuan

Pemeliharaan tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada sore hari. Apabila kondisi tanah masih lembab

maka penyiraman tidak perlu dilakukan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual (mencabut gulma dengan tangan).

Penyiangan dilakukan sesuai kebutuhan.

Pengendalian hama penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan penyemprotan dengan

menggunakan insektisida sesuai dengan dosis anjuran. Sedangkan untuk

pengendalian penyakit dapat digunakan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g

/ liter air. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan tergantung adanya serangan.

Panen

Panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman, kemudian

tanah yang menempel diakar dibuang dengan cara menghentakkan tanah. Lalu

(30)

Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung

daun tertinggi. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat panen.

Jumlah daun (helai)

Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah

daun yang telah tumbuh pada tanaman. Penghitungan jumlah daun dilakukan saat

panen.

Luas daun (cm2

Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan Leaf Area Meter

(LAM). Jumlah daun yang diukur ada 3 yaitu daun paling bawah, tengah, atas

agar mewakili luas daun dan mengambil daun tersebut dengan cara bagian daun

dipotong dari pangkal daun kemudian daun yang diukur diletakkan pada bidang

ukur LAM setelah itu dilakukan proses scaning dan dicatat data yang muncul,

dilakukan pada saat panen.

)

Bobot biomassa per tanaman sampel (g)

Seluruh tanaman sampel termasuk daun yang tidak layak dikonsumsi,

ditimbang bobotnya. Tanaman ditimbang setelah dibersihkan dari tanah yang

melekat pada akar daun yang dilakukan pada saat panen.

Bobot segar jual per tanaman (g)

Seluruh tanaman sampel yang layak dikonsumsi, ditimbang bobotnya.

Tanaman ditimbang setelah dibersihkan dari tanah yang melekat pada akar

(31)

Panjang akar tanaman (cm)

Panjang akar tanaman diukur mulai dari ujung akar hingga permukaan

akar, dan dilakukan pada saat panen.

Indeks panen (%)

Indeks panen merupakan cara untuk mengetahui nilai ekonomis dari

sebuah tanaman. Indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tinggi tanaman (cm)

Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman sawi pada umur 6

minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 5-6. Berdasarkan sidik

ragam diketahui bahwa varietas maupun interaksinya tidak berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman, sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata.

[image:32.595.114.513.347.491.2]

Tinggi tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman sawi pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk

kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing

(g/polibag) Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 12,25 13 12,63c

P1 = 50 14,63 17,9 16,27b

P2 = 75 17,88 17,5 17,69ab

P3 = 100 19,33 19,75 19,54a

P4 = 125 23,08 20,08 21,58a

Rataan 17,44 17,65

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa, tanaman sawi tertinggi terdapat

pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan cenderung menurun dengan penurunan

konsentrasi pupuk kascing. Perlakuan P4 tidak berbeda nyata dengan P3 dan P2,

(33)

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi

[image:33.595.129.500.147.342.2]

umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi pada umur 6 MST.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah daun tanaman sawi umur 6

minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 7-8. Berdasarkan sidik

ragam diketahui bahwa varietas maupun interaksinya tidak berpengaruh nyata

terhadap jumlah daun, sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata.

(34)

Tabel 2. Jumlah daun sawi (helai) pada perlakuan masing-masing varietas dan

pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 7,17 7,17 7,17c

P1 = 50 7,17 7,67 7,42c

P2 = 75 8,67 8,33 8,50b

P3 = 100 11,50 9,00 10,25a

P4 = 125 11,67 9,00 10,33a

Rataan 9,23 8,23

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa, jumlah daun tertinggi terdapat

pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan cenderung menurun dengan penurunan

konsentrasi. Perlakuan P4 tidak berbeda nyata terhadap P3, tetapi berbeda nyata

dengan P2, P1, dan P0.

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan jumlah daun tanaman

[image:34.595.114.512.125.253.2]

sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 2.

[image:34.595.127.497.480.680.2]
(35)

Luas daun (cm2)

Data pengamatan dan sidik ragam luas daun tanaman sawi umur 6 minggu

setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 9-10. Berdasarkan sidik ragam

diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata

[image:35.595.112.513.292.425.2]

terhadap luas daun. Luas daun tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Luas daun sawi (cm2

Pupuk Kascing

) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

(g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 7,45 13,82 10,63d

P1 = 50 11,04 22,76 16,90c

P2 = 75 13,49 32,98 23,24b

P3 = 100 12,11 36,30 24,21b

P4 = 125 26,62 37,47 32,045a

Rataan 14,14b 28,66a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa, luas daun sawi terluas terdapat

pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi

pupuk kascing. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0

Hubungan antara pemberian pupuk organik dengan luas daun tanaman

(36)
[image:36.595.134.501.87.289.2]

Gambar 3. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan luas daun tanaman

sawi pada umur 6 MST.

Bobot biomassa per tanaman sampel (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot biomassa tanaman sawi umur 6

minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 11-12. Berdasarkan

sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh

nyata terhadap bobot biomassa. Bobot biomassa tanaman sawi umur 6 MST dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Bobot biomassa tanaman sawi (cm) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 3,80 7,00 5,40d

P1 = 50 6,15 15,49 10,82c

P2 = 75 11,17 21,79 16,48b

P3 = 100 16,18 19,21 17,70b

P4 = 125 22,54 23,37 22,96a

Rataan 11,97b 17,37a

[image:36.595.113.514.567.701.2]
(37)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa, bobot biomassa tanaman sawi

tertinggi terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan menurun dengan

penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan bobot biomassa tanaman

[image:37.595.132.499.258.452.2]

sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4: hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan bobot biomassa

tanaman sawi pada umur 6 MST.

Bobot segar jual (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot segar jual tanaman sawi umur 6

minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 13-14. Berdasarkan

sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh

nyata terhadap bobot segar. Bobot segar jual tanaman sawi umur 6 MST dapat

(38)

Tabel 5. Bobot segar jual (g) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk

kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 2,91 4,57 3,74d

P1 = 50 4,69 10,64 7,66c

P2 = 75 7,74 16,11 11,93b

P3 = 100 12,75 13,18 12,96b

P4 = 125 17,29 18,79 18,04a

Rataan 9,08b 12,66a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa, bobot segar jual tanaman sawi

tertinggi pada konsentrasi P4 (125 g/plot) dan menurun dengan penurunan

konsentrasi. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0.

Hubungan antara bobot segar jual tanaman sawi umur 6 MST dengan

pemberian pupuk kascing dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

[image:38.595.112.513.126.261.2] [image:38.595.128.501.479.671.2]
(39)

Indeks panen (%)

Data pengamatan dan sidik ragam indeks panen tanaman sawi umur 6

minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 15-16. Berdasarkan

sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pupuk kascing berpengaruh nyata

terhadap indeks panen. Indeks panen tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat

[image:39.595.114.513.313.447.2]

pada Tabel 6.

Tabel 6. Indeks panen tanaman sawi (%) pada perlakuan masing-masing varietas

dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 0,74 0,64 0,69b

P1 = 50 0,76 0,67 0,71ab

P2 = 75 0,72 0,73 0,72ab

P3 = 100 0,77 0,68 0,72ab

P4 = 125 0,75 0,82 0,78a

Rataan 0,75a 0,71b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa, indeks panen tanaman sawi tertinggi

terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag), kemudian sama besar pada

konsentrasi P3, P2, dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4

(40)

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan indeks panen tanaman

sawi umur 6 MST dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan indeks panen

[image:40.595.161.499.143.345.2]
(41)

Pembahasan

Respon Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam masing-masing parameter

diketahui bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot biomassa,

bobot segar jual, serta indeks panen tanaman. Rataan luas daun, bobot biomassa,

dan bobot segar jual terbesar adalah pada V2 (White Pakchoy). Untuk parameter

indeks panen, rataan indeks panen terbesar terdapat pada V1 (Green Pakchoy).

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa respon lingkungan pada

varietas tertentu dapat lebih besar daripada responnya pada varietas lainnya. Hal

ini sesuai dengan literatur Sitompul dan Guritno (1995) yang menyebutkan

penampilan tanaman dikendalikan oleh sifat genetik di bawah pengaruh

faktor-faktor lingkungan. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau

keseluruhan fase pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai

sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan

keragaman pertumbuhan tanaman.

Respon Pemberian Pupuk Kascing terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa varietas hanya

berpengaruh pada parameter luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual, serta

indeks panen tanaman. Sedangkan pupuk kascing berpengaruh nyata pada semua

parameter. Sehingga dapat dikatakan bahwa pupuk kascing memberi efek positif

pada seluruh parameter tanaman sawi. Pemberian pupuk kascing berpengaruh

(42)

(125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi saat P3, P2, dan P1.

Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk kaascing pada konsentrasi P4 (125

g/polibag) paling sesuai kebutuhan tanaman, sehingga pertumbuhan vegetatif

berupa tinggi lebih baik dibandingkan pada perlakuan P3, P2 dan P1. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Lingga dan Marsono (2005) yang menyatakan bahwa

pupuk kascing mengandung berbagai unsure hara yang dibutuhkan tanaman

seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Co, dan Mo. Mereka juga

menambahkan bahwa pemberian pupuk kascing dapat memperbaiki struktur

tanah, menetralkan Ph tanah, serta mampu menahan air sebesar 40-60 % yang

semakin mendukung pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Selain itu, pupuk

kascing (vermikompos) juga bermanfaat merangsang pertumbuhan vegetatif

tanaman, meningkatkan produktivitas; mempercepat panen; menggemburkan dan

menyuburkan tanah; serta cocok sebagai media tanam.

Perlakuan pupuk kascing berpengaruh nyata pada jumlah daun, luas daun

dan bobot biomassa. Hasil tertinggi terdapat pada P4 (125 g/plot) . Hal ini diduga

dengan konsentrasi P4 (125 g/plot) proses metabolisme dalam tanaman berjalan

dengan baik. Metabolisme tanaman berupa fotosintesis menghasilkan glukosa dan

energi, berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga

menghasilkan sel baru, pembesaran sel serta pembentukan klorofil yang lebih

banyak dari perlakuan P3, P2 dan P1. Mashur (2001) menyatakan bahwa pupuk

kascing memiliki kandungan unsur N yang cukup tinggi, dimana unsur tersebut

berperan penting dalam metabolisme tanaman yaitu sebagai penghasil energi

seperti ADP dan ATP, membangun sel-sel baru, penghasil protein, asam nukleat

(43)

yang diperlukan cukup tinggi sehingga berdampak pada terbentuknya sel-sel

tanaman berukuran besar.

Pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap bobot segar jual.

Bobot segar jual tertinggi pada konsentrasi P4 (125 g/plot) dan menurun dengan

penurunan konsentrasi. Kariada dan sukadana (2000) menyatakan bahwa secara

visual perlakuan kascing pada sawi menunjukkan penampilan paling baik (segar,

lembut, warna bagus, cerah, dan mengkilat), sedangkan penggunaan pupuk

anorganik menunjukkan penampilan segar dan sedikit kaku. Kelebihan dari

perlakuan kascing adalah mampu memperpanjang umur panen sawi selama

kurang lebih 1 minggu.

Hasil analisis tanah sebelum diberi pupuk kascing menunjukkan bahwa

kandungan unsur Nitrogen (N) pada tanah tersebut sangat kecil, atau dapat disebut

miskin hara N. nitrogen merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam

proses pertumbuhan vegetative tanaman berupa tinggi, jumlah, serta luas daun

yang berpengaruh pada bobot biomassa, bobot segar, serta indeks panen tanaman.

Sementara hasil analisis tanah setelah diberi perlakuan pupuk kascing,

menunjukkan kandungan unsur N pada tanah mengalami peningkatan, sehingga

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetative tanaman. (Mashur, 2001)

menyatakan kascing adalah salah satu jenis pupuk organik. Kascing adalah tanah

bekas pemeliharaan cacing yang merupakan produk samping dari budidaya cacing

tanah yang berupa pupuk organik, cocok untuk pertumbuhan tanaman karena

dapat meningkatkan kesuburan tanah. Kascing kaya hara makro dan mikro, tidak

mengandung racun, serta mampu menggemburkan tanah-tanah marjinal (kering

(44)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Varietas berbeda nyata hanya pada luas daun, bobot biomassa , bobot

segar jual dan indeks panen tanaman. Luas daun, bobot biomassa, dan

bobot segar jual tertinggi terdapat pada varieas 2 yaitu white pakchoy.

Sementara Indeks panen tertinggi pada varitas 1 yaitu green pakcoy.

2. Perlakuan pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap semua parameter,

yaitu:

Tinggi tanaman tertinggi pada P4 (21,58 cm) dan terendah P1 (12,63 cm)

Jumlah daun tertinggi adalah pada P4 (10,33) dan terendah P1 (7,17).

Luas daun tertinggi pada P4 (32,04 cm2) dan terendah P1 (10,63 cm2

3. Interaksi varietas dengan pupuk kascing tidak berpengaruh nyata terhadap

seluruh peubah amatan.

).

Bobot biomassa tanaman tertinggi pada P4 (22,96 g) dan terendah P1

(5,40 g). Bobot segar jual tertinggi pada P4 (18,04 g) dan terendah

P1(3,74 g). Indeks panen tertinggi pada P4 (0,78%) dan terendah P1

(45)

Saran

Disarankan pemberian dosis pupuk kascing yang sesuai untuk tanaman

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Azarmi, R. M.T. Giglou and R.D Taleshmikail. 2008. Influence of Vermicompost on Soil Chemical Properties in Tomato (Licopersicum esculentum). Field. African Journal of Biotechnology Vol 7 (14)

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2011. Produksi Sawi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Barus, A. A., 2011. Pemanfaatan Pupuk Cair Mikro Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Varietas Tosakan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hal 20-23

Bangun, M. K. 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 17-19

Dwi, J. Z., 2006. Bertanam Sawi Dalam Polybag. Sinergi Pustaka. Bandung. Hal 30

Djuarnani, N. Kristiani, dan B.S. Setiawan. 2003. Cara cepat membuat kompos. Agromedia pustaka. Jakarta. Hal: 5-26

Fransisca, S. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hal 25-28

Hasibuan, B.E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Prees, Medan. Hal: 140-141

Hernowo. 2010. Bertanam Petsai dan Sawi. Agromedia Pusataka. Jakarta.

Kariada, I.K dan I.M Sukadana. 2000. Sayuran Organik. http:www.pustakadeptan. go.id/agritek/0208.pdf. diakses tanggal 19 desember 2008

Krisnawati. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang. KAPPA (2003) VOL 4, No. 1, 9-14

Lingga, P. dan Marsono. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Agromedia. Jakarta

Manurung, R. F. H., 2011. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik Cair. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hal 7-10

Mashur, 2001. Budidaya Caisim menggunakan Pupuk Organik Kascing. Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hal 40-45

(47)

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 35

Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Agromedia Pusataka. Jakarta.

Sharma. 2007. Taksonomi Tanaman. Erlangga. Jakarta

Sitompul, S.M. dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM-Press, Yogyakarta. Hal: 165-200

Sutedjo, M.M. dan kartosaputra. 2006. Pupuk dan Cara Pemupukan. Edisi ke -5. Rineka cipta. Jakarta

Stansfield, W.D. 1991. Genetika. Edisi II. Erlangga. Jakarta

Yamaguchi, M dan Rubatzky, V., 1998. Sayuran Dunia. ITB Bandung. Hal 35-40

Yogiandre, dkk. 20i1. Budidaya sawi menggunakan Pupuk Organik Kascing. Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hal 40-45

http

(48)

Lampiran 1. Deskripsi sawi varietas Green Pakchoy

Nama varietas : Green Pakcoy

Umur tanaman : 35 – 40 HST

Tinggi tanaman : 25 cm

Tangkai daun : Lebar

Warna tangkai daun : Hijau muda

Bentuk daun : Agak bulat ukuran 20 – 25 cm

Warna daun : Hijau

Ketahanan terhadap

Hama dan Penyakit : Tahan terhadap serangan ulat dan penyakit busuk

basah.

Anjuran : Cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi.

Potensi produksi : 150 g- 200 g /tanaman

(49)

Lampiran 2. Deskripsi sawi varietas White Pakchoy Nama varietas : White Pakcoy

Umur tanaman : 40 – 45 HST

Tinggi tanaman : 25 cm

Tangkai daun : Ramping

Warna tangkai daun : Putih

Bentuk daun : Agak bulat ukuran 15 – 20 cm

Warna daun : Hijau

Ketahanan terhadap

Hama dan Penyakit :Tahan terhadap serangan ulat dan penyakit busuk

dan basah

Anjuran : Cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi.

Potensi produksi : 150 g- 200 g /tanaman

(50)

ampiran 5. Data tinggi tanaman

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 11.75 14.50 10.50 36.75 12.25

V1P1 17.00 17.00 9.90 43.90 14.63

V1P2 16.65 19.75 17.25 53.65 17.88

V1P3 21.75 17.75 18.50 58.00 19.33

V1P4 21.00 22.00 26.25 69.25 23.08

V2P0 13.75 13.75 11.50 39.00 13.00

V2P1 19.75 17.95 16.00 53.70 17.90

V2P2 19.50 13.75 19.25 52.50 17.50

V2P3 22.75 20.25 16.25 59.25 19.75

V2P4 23.25 14.50 22.50 60.25 20.08

Total 187.15 171.20 167.90 526.25

Rataan 18.72 17.12 16.79 17.54

Lampiran 6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 22.77 11.39 1.40 3.44 tn

Perlakuan 9 315.22 35.02 4.13 2.26 *

Varietas 1 0.21 0.21 0.03 3.44 tn

Pupuk 4 282.33 70.58 8.65 3.05 *

V*P 4 32.68 8.17 1.00 2.55 tn

Galat 18 146.82 8.16

Total 29 800.08

FK = 9254,47

KK = 16,26 %

* = nyata

(51)

Lampiran 7. Data jumlah daun

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 6.50 8.50 6.50 21.50 7.17

V1P1 7.50 8.00 6.00 21.50 7.17

V1P2 5.00 10.50 10.50 26.00 8.67

V1P3 12.50 10.00 12.00 34.50 11.50

V1P4 11.00 12.00 12.00 35.00 11.67

V2P0 6.00 7.50 8.00 21.50 7.17

V2P1 8.00 8.00 7.00 23.00 7.67

V2P2 8.50 6.50 10.00 25.00 8.33

V2P3 10.50 9.00 7.50 27.00 9.00

V2P4 10.00 6.50 10.50 27.00 9.00

Total 85.50 86.50 90.00 262.00

Rataan 8.55 8.65 9.00 8.73

Lampiran 8. Daftar sidik ragam jumlah daun

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 1.12 0.56 0.20 3.44 tn

Perlakuan 9 75.20 8.36 3.20 2.26 *

Varietas 1 7.50 2.64 0.12 3.44 tn

Pupuk 4 54.62 13.65 4.81 3.05 *

V*P 4 13.08 3.27 1.15 2.55 tn

Galat 18 51.05 2.84

Total 29 202.57

FK = 2288,133

KK = 19,28 %

*= nyata

(52)

Lampiran 9. Data luas daun

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 6.49 11.84 4.02 22.35 7.45

V1P1 11.83 14.70 6.60 33.13 11.04

V1P2 10.52 9.95 20.01 40.48 13.49

V1P3 14.80 7.48 14.05 36.33 12.11

V1P4 22.26 27.46 30.13 79.85 26.62

V2P0 13.41 18.72 9.32 41.45 13.82

V2P1 20.24 35.44 12.60 68.28 22.76

V2P2 22.62 55.16 21.17 98.95 32.98

V2P3 31.16 51.14 26.60 108.90 36.30

V2P4 47.89 28.01 36.50 112.40 37.47

Total 201.22 259.90 181.00 642.12

Rataan 20.12 25.99 18.10 21.40

Lampiran 10. Daftar sidik ragam luas daun

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 335.91 167.96 2.08 3.44 tn

Perlakuan 9 3454.70 383.90 4.30 2.26 *

Varietas 1 1581,81 1581.81 19.62 3.44 *

Pupuk 4 1563,89 390.97 4.85 3.05 *

V*P 4 309.02 77.26 0.96 2.55 tn

Galat 18 1451.40 80.63

Total 29 8696.73

FK = 601,39

KK = 19,95 %

*= nyata

(53)

Lampiran 11. Data bobot biomassa tanaman

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 3.17 4.24 3.98 11.39 3.80

V1P1 6.73 7.95 3.76 18.44 6.15

V1P2 9.94 11.85 11.71 33.50 11.17

V1P3 18.36 12.42 17.76 48.54 16.18

V1P4 20.92 18.57 28.13 67.62 22.54

V2P0 7.67 6.79 6.53 20.99 7.00

V2P1 17.93 18.10 10.44 46.47 15.49

V2P2 24.52 15.16 25.70 65.38 21.79

V2P3 18.53 25.05 14.06 57.64 19.21

V2P4 21.66 9.97 38.49 70.12 23.37

Total 149.43 130.10 160.56 440.09

Rataan 14.94 13.01 16.06 14.67

Lampiran 12. Daftar sidik ragam bobot biomassa tanaman

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 47.51 23.76 0.70 3.44 tn

Perlakuan 9 1422.20 158.00 4.78 2.26 *

Varietas 1 219.29 219.29 6.43 3.44 *

Pupuk 4 1091.61 272.90 8.01 3.05 *

V*P 4 111.24 27.81 0.82 2.55 tn

Galat 18 613.56 34.09

Total 29 3505.41

FK = 420,27

KK = 17 %

*= nyata

(54)

Lampiran 13. Data bobot segar jual

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 2.33 3.42 2.99 8.74 2.91

V1P1 5.55 5.63 2.89 14.07 4.69

V1P2 6.22 8.69 8.32 23.23 7.74

V1P3 15.62 9.37 13.25 38.24 12.75

V1P4 15.87 13.25 22.74 51.86 17.29

V2P0 5.22 3.81 4.67 13.70 4.57

V2P1 12.41 12.69 6.81 31.91 10.64

V2P2 17.86 11.83 18.64 48.33 16.11

V2P3 14.92 16.59 8.03 39.54 13.18

V2P4 18.24 8.94 29.19 56.37 18.79

Total 114.24 94.22 117.53 325.99

Rataan 11.42 9.42 11.75 10.87

Lampiran 14. Daftar sidik ragam bobot segar jual

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 31.83 15.92 0.84 3.44 tn

Perlakuan 9 873.80 97.10 5.19 2.26 *

Varietas 1 96.16 96.16 5.05 3.44 *

Pupuk 4 708.02 177.00 9.3 3.05 *

V*P 4 69.66 17.41 0.91 2.55 tn

Galat 18 342.59 19.03

Total 29 2122.06

FK = 369,09

KK = 18,66 %

*= nyata

(55)

Lampiran 15. Data indeks panen

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 0.73 0.80 0.70 2.23 0.74

V1P1 0.81 0.70 0.77 2.28 0.76

V1P2 0.60 0.80 0.75 2.15 0.72

V1P3 0.86 0.75 0.69 2.30 0.77

V1P4 0.74 0.70 0.80 2.24 0.75

V2P0 0.65 0.56 0.70 1.91 0.64

V2P1 0.69 0.70 0.62 2.01 0.67

V2P2 0.73 0.76 0.70 2.19 0.73

V2P3 0.76 0.65 0.63 2.04 0.68

V2P4 0.83 0.89 0.74 2.46 0.82

Total 7.40 7.31 7.10 21.81

Rataan 0.74 0.73 0.71 0.73

Lampiran 16. Daftar sidik ragam indeks panen

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 0.00 0.00 0.5 3.44 tn

Perlakuan 9 0.08 0.01 1.91 2.26 *

Varietas 1 0.01 0.01 4.8 3.44 *

Pupuk 4 0.03 0.01 3.8 3.05 *

V*P 4 0.04 0.01 1.97 2.55 tn

Galat 18 0.09 0.00

Total 29 0.25

FK = 15,855 KK = 8,98 %

*= nyata

(56)

Lampiran 17. Foto Lahan Penelitian dan Sample Masing-Masing Perlakuan

(57)

V1P0 VIP1

VIP2 VIP3

(58)

V2P0 V2PI

V2P2 V2P3

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman sawi pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk
Gambar 1.  Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi pada umur 6 MST
Tabel 2. Jumlah daun sawi (helai) pada perlakuan masing-masing varietas dan
Tabel 3.  Luas daun sawi (cm2) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk      kascing umur 6 MST
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan pupuk Kascing berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, total luas daun, bobot segar per tanaman, bobot kering per tanaman, laju asimilasi bersih

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik

Respons pertumbuhan dan produksi sawi Pakchoy (Brassica rapa L.) terhadap pemberian pupuk organik kascing.. Dibimbing

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy terhadap pemberian pupuk organik kascing.

yang berupa pupuk organik, cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat. meningkatkan

Anjuran : Cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi.. TAKI I SEED

Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan indeks luas daun, produksi segar tajuk (produksi segar tajuk dan kadar air.. tanaman), komponen

Dosis pupuk organik padat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil, bobot biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, produksi per plot dan