• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kascing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kascing"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Deskripsi sawi varietas Green Pakchoy Nama varietas : Green Pakcoy

Umur tanaman : 35 – 40 HST Tinggi tanaman : 25 cm

Tangkai daun : Lebar Warna tangkai daun : Hijau muda

Bentuk daun : Agak bulat ukuran 20 – 25 cm Warna daun : Hijau

Ketahanan terhadap

Hama dan Penyakit : Tahan terhadap serangan ulat dan penyakit busuk basah.

Anjuran : Cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi. Potensi produksi : 150 g- 200 g /tanaman

(2)

Lampiran 2. Deskripsi sawi varietas White Pakchoy Nama varietas : White Pakcoy

Umur tanaman : 40 – 45 HST Tinggi tanaman : 25 cm

Tangkai daun : Ramping Warna tangkai daun : Putih

Bentuk daun : Agak bulat ukuran 15 – 20 cm Warna daun : Hijau

Ketahanan terhadap

Hama dan Penyakit :Tahan terhadap serangan ulat dan penyakit busuk dan basah

Anjuran : Cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi. Potensi produksi : 150 g- 200 g /tanaman

(3)

ampiran 5. Data tinggi tanaman

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 11.75 14.50 10.50 36.75 12.25

V1P1 17.00 17.00 9.90 43.90 14.63

V1P2 16.65 19.75 17.25 53.65 17.88

V1P3 21.75 17.75 18.50 58.00 19.33

V1P4 21.00 22.00 26.25 69.25 23.08

V2P0 13.75 13.75 11.50 39.00 13.00

V2P1 19.75 17.95 16.00 53.70 17.90

V2P2 19.50 13.75 19.25 52.50 17.50

V2P3 22.75 20.25 16.25 59.25 19.75

V2P4 23.25 14.50 22.50 60.25 20.08

Total 187.15 171.20 167.90 526.25

Rataan 18.72 17.12 16.79 17.54

Lampiran 6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 22.77 11.39 1.40 3.44 tn

Perlakuan 9 315.22 35.02 4.13 2.26 *

Varietas 1 0.21 0.21 0.03 3.44 tn

Pupuk 4 282.33 70.58 8.65 3.05 *

V*P 4 32.68 8.17 1.00 2.55 tn

Galat 18 146.82 8.16

Total 29 800.08

FK = 9254,47

KK = 16,26 %

(4)

Lampiran 7. Data jumlah daun

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 6.50 8.50 6.50 21.50 7.17

V1P1 7.50 8.00 6.00 21.50 7.17

V1P2 5.00 10.50 10.50 26.00 8.67

V1P3 12.50 10.00 12.00 34.50 11.50

V1P4 11.00 12.00 12.00 35.00 11.67

V2P0 6.00 7.50 8.00 21.50 7.17

V2P1 8.00 8.00 7.00 23.00 7.67

V2P2 8.50 6.50 10.00 25.00 8.33

V2P3 10.50 9.00 7.50 27.00 9.00

V2P4 10.00 6.50 10.50 27.00 9.00

Total 85.50 86.50 90.00 262.00

Rataan 8.55 8.65 9.00 8.73

Lampiran 8. Daftar sidik ragam jumlah daun

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 1.12 0.56 0.20 3.44 tn

Perlakuan 9 75.20 8.36 3.20 2.26 *

Varietas 1 7.50 2.64 0.12 3.44 tn

Pupuk 4 54.62 13.65 4.81 3.05 *

V*P 4 13.08 3.27 1.15 2.55 tn

Galat 18 51.05 2.84

Total 29 202.57

FK = 2288,133

KK = 19,28 %

*= nyata

(5)

Lampiran 9. Data luas daun

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 6.49 11.84 4.02 22.35 7.45

V1P1 11.83 14.70 6.60 33.13 11.04

V1P2 10.52 9.95 20.01 40.48 13.49

V1P3 14.80 7.48 14.05 36.33 12.11

V1P4 22.26 27.46 30.13 79.85 26.62

V2P0 13.41 18.72 9.32 41.45 13.82

V2P1 20.24 35.44 12.60 68.28 22.76

V2P2 22.62 55.16 21.17 98.95 32.98

V2P3 31.16 51.14 26.60 108.90 36.30

V2P4 47.89 28.01 36.50 112.40 37.47

Total 201.22 259.90 181.00 642.12

Rataan 20.12 25.99 18.10 21.40

Lampiran 10. Daftar sidik ragam luas daun

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 335.91 167.96 2.08 3.44 tn

Perlakuan 9 3454.70 383.90 4.30 2.26 *

Varietas 1 1581,81 1581.81 19.62 3.44 *

Pupuk 4 1563,89 390.97 4.85 3.05 *

V*P 4 309.02 77.26 0.96 2.55 tn

Galat 18 1451.40 80.63

Total 29 8696.73

FK = 601,39

KK = 19,95 %

*= nyata

(6)

Lampiran 11. Data bobot biomassa tanaman

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 3.17 4.24 3.98 11.39 3.80

V1P1 6.73 7.95 3.76 18.44 6.15

V1P2 9.94 11.85 11.71 33.50 11.17

V1P3 18.36 12.42 17.76 48.54 16.18

V1P4 20.92 18.57 28.13 67.62 22.54

V2P0 7.67 6.79 6.53 20.99 7.00

V2P1 17.93 18.10 10.44 46.47 15.49

V2P2 24.52 15.16 25.70 65.38 21.79

V2P3 18.53 25.05 14.06 57.64 19.21

V2P4 21.66 9.97 38.49 70.12 23.37

Total 149.43 130.10 160.56 440.09

Rataan 14.94 13.01 16.06 14.67

Lampiran 12. Daftar sidik ragam bobot biomassa tanaman

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 47.51 23.76 0.70 3.44 tn

Perlakuan 9 1422.20 158.00 4.78 2.26 *

Varietas 1 219.29 219.29 6.43 3.44 *

Pupuk 4 1091.61 272.90 8.01 3.05 *

V*P 4 111.24 27.81 0.82 2.55 tn

Galat 18 613.56 34.09

Total 29 3505.41

FK = 420,27

KK = 17 %

*= nyata

(7)

Lampiran 13. Data bobot segar jual

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 2.33 3.42 2.99 8.74 2.91

V1P1 5.55 5.63 2.89 14.07 4.69

V1P2 6.22 8.69 8.32 23.23 7.74

V1P3 15.62 9.37 13.25 38.24 12.75

V1P4 15.87 13.25 22.74 51.86 17.29

V2P0 5.22 3.81 4.67 13.70 4.57

V2P1 12.41 12.69 6.81 31.91 10.64

V2P2 17.86 11.83 18.64 48.33 16.11

V2P3 14.92 16.59 8.03 39.54 13.18

V2P4 18.24 8.94 29.19 56.37 18.79

Total 114.24 94.22 117.53 325.99

Rataan 11.42 9.42 11.75 10.87

Lampiran 14. Daftar sidik ragam bobot segar jual

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 31.83 15.92 0.84 3.44 tn

Perlakuan 9 873.80 97.10 5.19 2.26 *

Varietas 1 96.16 96.16 5.05 3.44 *

Pupuk 4 708.02 177.00 9.3 3.05 *

V*P 4 69.66 17.41 0.91 2.55 tn

Galat 18 342.59 19.03

Total 29 2122.06

FK = 369,09

KK = 18,66 %

*= nyata

(8)

Lampiran 15. Data indeks panen

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1P0 0.73 0.80 0.70 2.23 0.74

V1P1 0.81 0.70 0.77 2.28 0.76

V1P2 0.60 0.80 0.75 2.15 0.72

V1P3 0.86 0.75 0.69 2.30 0.77

V1P4 0.74 0.70 0.80 2.24 0.75

V2P0 0.65 0.56 0.70 1.91 0.64

V2P1 0.69 0.70 0.62 2.01 0.67

V2P2 0.73 0.76 0.70 2.19 0.73

V2P3 0.76 0.65 0.63 2.04 0.68

V2P4 0.83 0.89 0.74 2.46 0.82

Total 7.40 7.31 7.10 21.81

Rataan 0.74 0.73 0.71 0.73

Lampiran 16. Daftar sidik ragam indeks panen

SK db JK KT Fhit F.05 Ket

Blok 2 0.00 0.00 0.5 3.44 tn

Perlakuan 9 0.08 0.01 1.91 2.26 *

Varietas 1 0.01 0.01 4.8 3.44 *

Pupuk 4 0.03 0.01 3.8 3.05 *

V*P 4 0.04 0.01 1.97 2.55 tn

Galat 18 0.09 0.00

Total 29 0.25

FK = 15,855 KK = 8,98 %

*= nyata

(9)

Lampiran 17. Foto Lahan Penelitian dan Sample Masing-Masing Perlakuan

(10)

V1P0 VIP1

VIP2 VIP3

(11)

V2P0 V2PI

V2P2 V2P3

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Azarmi, R. M.T. Giglou and R.D Taleshmikail. 2008. Influence of Vermicompost on Soil Chemical Properties in Tomato (Licopersicum esculentum). Field. African Journal of Biotechnology Vol 7 (14)

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2011. Produksi Sawi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Barus, A. A., 2011. Pemanfaatan Pupuk Cair Mikro Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Varietas Tosakan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hal 20-23

Bangun, M. K. 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 17-19

Dwi, J. Z., 2006. Bertanam Sawi Dalam Polybag. Sinergi Pustaka. Bandung. Hal 30

Djuarnani, N. Kristiani, dan B.S. Setiawan. 2003. Cara cepat membuat kompos. Agromedia pustaka. Jakarta. Hal: 5-26

Fransisca, S. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hal 25-28

Hasibuan, B.E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Prees, Medan. Hal: 140-141 Hernowo. 2010. Bertanam Petsai dan Sawi. Agromedia Pusataka. Jakarta.

Kariada, I.K dan I.M Sukadana. 2000. Sayuran Organik. http:www.pustakadeptan. go.id/agritek/0208.pdf. diakses tanggal 19 desember 2008

Krisnawati. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang. KAPPA (2003) VOL 4, No. 1, 9-14

Lingga, P. dan Marsono. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Agromedia. Jakarta Manurung, R. F. H., 2011. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi

(Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Anorganik Cair. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Hal 7-10

Mashur, 2001. Budidaya Caisim menggunakan Pupuk Organik Kascing. Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hal 40-45

(13)

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 35

Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Agromedia Pusataka. Jakarta. Sharma. 2007. Taksonomi Tanaman. Erlangga. Jakarta

Sitompul, S.M. dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM-Press, Yogyakarta. Hal: 165-200

Sutedjo, M.M. dan kartosaputra. 2006. Pupuk dan Cara Pemupukan. Edisi ke -5. Rineka cipta. Jakarta

Stansfield, W.D. 1991. Genetika. Edisi II. Erlangga. Jakarta

Yamaguchi, M dan Rubatzky, V., 1998. Sayuran Dunia. ITB Bandung. Hal 35-40 Yogiandre, dkk. 20i1. Budidaya sawi menggunakan Pupuk Organik Kascing.

Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hal 40-45

http

(14)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat +

Bahan dan Alat

25 meter di atas permukaan laut, dimulai dari bulan Mei sampai Juni 2013.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas benih sawi pakchoy, Pupuk organik kascing, serta bahan- bahan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk menyiapkan media tanam dan membersihkan lahan, polybag sebagai media tanam, timbangan analitik untuk menimbang, gembor untuk menyiram media tanam, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, leaf area meter untuk mengukur luas daun, klorofilmeter untuk mengukur jumlah klorofil daun, alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan, kertas label sebagai penanda perlakuan, dan kalkulator.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 (dua) faktor perlakuan sebagai berikut:

Faktor I : Varietas

(15)

Faktor II : Pupuk Organik P0 = 0 g (kontrol) P1 = 50 g/ tanaman P2 = 75 g/ tanaman P3 = 100 g/ tanaman P4 = 125 g/ tanaman

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 10 kombinasi, yaitu V1P0 V2P0

V1P1 V2P1 V1P2 V2P2

V1P3 V2P3 V1P4 V2P4

Jarak tanam : 30 cm x 30 cm Jumlah ulangan : 3

Jarak antar blok : 50 cm Jumlah plot : 10

(16)

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linear aditif sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + ε

Dimana:

ijk

Yijk

µ : Nilai tengah

: Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat varietas ke-j dan pengaruh pemberian pupuk organik pada taraf ke- k

ρi

α

: Efek dari blok ke-i j

β

: pengaruh varietas ke-j k

(αβ)

: Efek pemberian pupuk organik konsentrasi berbeda pada taraf ke- k jk

ε

: Interaksi antara varietas ke-j dan pemberian pupuk organik pada taraf ke-k

ijk

Dari hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda

rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada uji taraf 5 % (Stansfield, 1991).

(17)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan lahan/ media tanam

Disiapkan lahan penelitian seluas 5 m x 2 m dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm. Kemudian lahan dibersihkan dari gulma dan berbagai kotoran yang ada

Penyemaian benih

Benih direndam dengan air selama satu malam, kemudian langsung ditanam di tempat penyemaian dengan ukuran 1 m x 1 m. Setelah bibit berumur 2-3 minggu dan berdaun 2-3 – 4 helai sudah siap untuk di transplanting ke polibag.

Penanaman

Penanaman bibit ke polibag dilakukan setelah bibit telah berumur 2-3 minggu dan berdaun 3-4 helai kemudian dibuat lubang tanam dengan kedalaman 3-5 cm. Bibit terlebih dahulu dicuci bagian akarnya hingga besih, akar yang terlalu panjang dapat dipotong lalu ditanam satu bibit / polibag.

Penjarangan tanaman

(18)

Aplikasi Pupuk Organik

Pupuk organik kascing diberikan dengan cara dibenamkan di bawah tanah disekitar perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 1MST, 2MST, 3MST, 4MST, sesuai dengan dosis perlakuan

Pemeliharaan tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada sore hari. Apabila kondisi tanah masih lembab maka penyiraman tidak perlu dilakukan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual (mencabut gulma dengan tangan). Penyiangan dilakukan sesuai kebutuhan.

Pengendalian hama penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida sesuai dengan dosis anjuran. Sedangkan untuk pengendalian penyakit dapat digunakan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g / liter air. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan tergantung adanya serangan.

Panen

(19)

Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung daun tertinggi. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat panen.

Jumlah daun (helai)

Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah daun yang telah tumbuh pada tanaman. Penghitungan jumlah daun dilakukan saat panen.

Luas daun (cm2

Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan Leaf Area Meter (LAM). Jumlah daun yang diukur ada 3 yaitu daun paling bawah, tengah, atas agar mewakili luas daun dan mengambil daun tersebut dengan cara bagian daun dipotong dari pangkal daun kemudian daun yang diukur diletakkan pada bidang ukur LAM setelah itu dilakukan proses scaning dan dicatat data yang muncul, dilakukan pada saat panen.

)

Bobot biomassa per tanaman sampel (g)

Seluruh tanaman sampel termasuk daun yang tidak layak dikonsumsi, ditimbang bobotnya. Tanaman ditimbang setelah dibersihkan dari tanah yang melekat pada akar daun yang dilakukan pada saat panen.

Bobot segar jual per tanaman (g)

(20)

Panjang akar tanaman (cm)

Panjang akar tanaman diukur mulai dari ujung akar hingga permukaan akar, dan dilakukan pada saat panen.

Indeks panen (%)

Indeks panen merupakan cara untuk mengetahui nilai ekonomis dari sebuah tanaman. Indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tinggi tanaman (cm)

Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman sawi pada umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 5-6. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas maupun interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata. Tinggi tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman sawi pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing

(g/polibag) Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 12,25 13 12,63c

P1 = 50 14,63 17,9 16,27b

P2 = 75 17,88 17,5 17,69ab

P3 = 100 19,33 19,75 19,54a

P4 = 125 23,08 20,08 21,58a

Rataan 17,44 17,65

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

(22)

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi pada umur 6 MST.

Jumlah Daun (helai)

(23)

Tabel 2. Jumlah daun sawi (helai) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 7,17 7,17 7,17c

P1 = 50 7,17 7,67 7,42c

P2 = 75 8,67 8,33 8,50b

P3 = 100 11,50 9,00 10,25a

P4 = 125 11,67 9,00 10,33a

Rataan 9,23 8,23

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa, jumlah daun tertinggi terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan cenderung menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 tidak berbeda nyata terhadap P3, tetapi berbeda nyata dengan P2, P1, dan P0.

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan jumlah daun tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 2.

(24)

Luas daun (cm2)

Data pengamatan dan sidik ragam luas daun tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 9-10. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap luas daun. Luas daun tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas daun sawi (cm2 Pupuk Kascing

) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

(g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 7,45 13,82 10,63d

P1 = 50 11,04 22,76 16,90c

P2 = 75 13,49 32,98 23,24b

P3 = 100 12,11 36,30 24,21b

P4 = 125 26,62 37,47 32,045a

Rataan 14,14b 28,66a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa, luas daun sawi terluas terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi pupuk kascing. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0

(25)

Gambar 3. Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan luas daun tanaman sawi pada umur 6 MST.

Bobot biomassa per tanaman sampel (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot biomassa tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 11-12. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap bobot biomassa. Bobot biomassa tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Bobot biomassa tanaman sawi (cm) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 3,80 7,00 5,40d

P1 = 50 6,15 15,49 10,82c

P2 = 75 11,17 21,79 16,48b

P3 = 100 16,18 19,21 17,70b

P4 = 125 22,54 23,37 22,96a

Rataan 11,97b 17,37a

(26)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa, bobot biomassa tanaman sawi tertinggi terdapat pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan bobot biomassa tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4: hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan bobot biomassa tanaman sawi pada umur 6 MST.

Bobot segar jual (g)

(27)

Tabel 5. Bobot segar jual (g) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 2,91 4,57 3,74d

P1 = 50 4,69 10,64 7,66c

P2 = 75 7,74 16,11 11,93b

P3 = 100 12,75 13,18 12,96b

P4 = 125 17,29 18,79 18,04a

Rataan 9,08b 12,66a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa, bobot segar jual tanaman sawi tertinggi pada konsentrasi P4 (125 g/plot) dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Perlakuan P4 berbeda nyata terhadap P3, P2, P1, dan P0.

Hubungan antara bobot segar jual tanaman sawi umur 6 MST dengan pemberian pupuk kascing dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

(28)

Indeks panen (%)

Data pengamatan dan sidik ragam indeks panen tanaman sawi umur 6 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 15-16. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa varietas dan pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Indeks panen tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Indeks panen tanaman sawi (%) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk kascing umur 6 MST

Pupuk Kascing (g/polibag)

Varietas

Rataan

V1 V2

P0 = 0 0,74 0,64 0,69b

P1 = 50 0,76 0,67 0,71ab

P2 = 75 0,72 0,73 0,72ab

P3 = 100 0,77 0,68 0,72ab

P4 = 125 0,75 0,82 0,78a

Rataan 0,75a 0,71b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

(29)

Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan indeks panen tanaman sawi umur 6 MST dapat dilihat pada gambar berikut.

(30)

Pembahasan

Respon Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam masing-masing parameter diketahui bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual, serta indeks panen tanaman. Rataan luas daun, bobot biomassa, dan bobot segar jual terbesar adalah pada V2 (White Pakchoy). Untuk parameter indeks panen, rataan indeks panen terbesar terdapat pada V1 (Green Pakchoy). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa respon lingkungan pada varietas tertentu dapat lebih besar daripada responnya pada varietas lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Sitompul dan Guritno (1995) yang menyebutkan penampilan tanaman dikendalikan oleh sifat genetik di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau keseluruhan fase pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman.

Respon Pemberian Pupuk Kascing terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi

(31)

(125 g/polibag) dan menurun dengan penurunan konsentrasi saat P3, P2, dan P1. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk kaascing pada konsentrasi P4 (125 g/polibag) paling sesuai kebutuhan tanaman, sehingga pertumbuhan vegetatif berupa tinggi lebih baik dibandingkan pada perlakuan P3, P2 dan P1. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga dan Marsono (2005) yang menyatakan bahwa pupuk kascing mengandung berbagai unsure hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Co, dan Mo. Mereka juga menambahkan bahwa pemberian pupuk kascing dapat memperbaiki struktur tanah, menetralkan Ph tanah, serta mampu menahan air sebesar 40-60 % yang semakin mendukung pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Selain itu, pupuk kascing (vermikompos) juga bermanfaat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, meningkatkan produktivitas; mempercepat panen; menggemburkan dan menyuburkan tanah; serta cocok sebagai media tanam.

(32)

yang diperlukan cukup tinggi sehingga berdampak pada terbentuknya sel-sel tanaman berukuran besar.

Pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap bobot segar jual. Bobot segar jual tertinggi pada konsentrasi P4 (125 g/plot) dan menurun dengan penurunan konsentrasi. Kariada dan sukadana (2000) menyatakan bahwa secara visual perlakuan kascing pada sawi menunjukkan penampilan paling baik (segar, lembut, warna bagus, cerah, dan mengkilat), sedangkan penggunaan pupuk anorganik menunjukkan penampilan segar dan sedikit kaku. Kelebihan dari perlakuan kascing adalah mampu memperpanjang umur panen sawi selama kurang lebih 1 minggu.

(33)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Varietas berbeda nyata hanya pada luas daun, bobot biomassa , bobot segar jual dan indeks panen tanaman. Luas daun, bobot biomassa, dan bobot segar jual tertinggi terdapat pada varieas 2 yaitu white pakchoy. Sementara Indeks panen tertinggi pada varitas 1 yaitu green pakcoy. 2. Perlakuan pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap semua parameter,

yaitu:

Tinggi tanaman tertinggi pada P4 (21,58 cm) dan terendah P1 (12,63 cm) Jumlah daun tertinggi adalah pada P4 (10,33) dan terendah P1 (7,17). Luas daun tertinggi pada P4 (32,04 cm2) dan terendah P1 (10,63 cm2

3. Interaksi varietas dengan pupuk kascing tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah amatan.

(34)

Saran

(35)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Brassicales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica

Spesies : Brassica rapa L.

Tanaman sawi berakar serabut, tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah disekitar permukaan tanah. Perakarannya sangat dangkal yaitu pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah mudah menyerap air dan kedalaman tanah cukup (Fransisca, 2009).

Batang (caulis) sawi pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2007).

(36)

Sawi umumnya bertangkai putih atau hijau muda, dan berdaging. Tanaman ini tingginya 15-30 cm, terdapat juga bentuk daun dengan warna hijau pudar dan ungu yang dikenal dengan kultivar kerdil (Yamaguchi dan Rubatzky, 1998).

Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 - 8 butir biji. Biji sawi hijau berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaanya licin dan mengkilat, agak keras dan berwarna coklat kehitaman (Fransisca, 2009).

Syarat Tumbuh Iklim

Sawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang jarang diusahakan di daerah pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam sepanjang tahun, asalkan

pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman (Yamaguchi dan Rubatzky, 1998).

Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga, ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman (Manurung, 2011).

(37)

penghujan. Jika budidaya sawi dilakukan di dataran tinggi tanaman ini umumnya akan cepat berbunga (Manurung, 2011).

Tanah

Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), drainasenya baik, dan pH tanahnya antara 6 – 7 (Rukmana, 2007).

Sawi dapat di tanam pada berbagai jenis tanah, namun paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti andosol. Pada tanah-tanah yang mengandung liat perlu pengolahan tanah secara sempurna antara lain pengolahan tanah yang cukup dalam, penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah (dosis) tinggi (Fransisca, 2009).

Varietas

Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakter atau kombinasi genotype yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan. Dan apabila diperbanyak tidak mengalami pertumbuhan.

(38)

dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Rukmana, 2007)

Yogiandre,dkk. (2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy

bertangkai, berbentuk oval,berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala,7 tumbuh agak tegak atau setengah mendatar,tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yangtertekan. Tangkai daun,berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging,tanaman mencapai tinggi 15–30 cm.

Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih,sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. (Hernowo, 2010).

.

Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang dioalah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur haranya agak rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan organik pupuk ini adalah tinggi (Novizan, 2005).

(39)

mengandung racun, serta mampu menggemburkan tanah-tanah marjinal (kering dan miskin hara). Kandungan unsur hara kascing terdiri dari 20,2% C, 1,58% N, C/N ratio 13%, 703 mg/kg P, 218 mg/kg K, 350 mg/kg Ca, 214,3 mg/kg Mg, 153,7 mg/kg S, 13,5 mg/kg Fe, 861,5 mg/kg Mn, 5 mg/kg Al, 154 mg/kg Na, 1,7 mg/kg Cu, 33,55 mg/kg Zn, dan 34,37 B, pH 6,6 – 7,5. Penggunaanya dengan cara ditaburkan merata di atas media tanaman atau lebih baik dicampurkan dan diaduk merata dengan tanahnya. Dosis pemakaian untuk tanaman semusim antara 250-300 gram per tanaman dan cukup diulang setiap 45 hari sekali (Mashur, 2001)

Kascing mengandung lebih banyak mikroorganisme, bahan organik, dan juga bahan anorganik dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman dibandingkan dengan tanah itu sendiri. Selain itu, kascing mengandung enzim protease, amilase, lipase, selulase, dan chitinase, yang secara terus menerus mempengaruhi perombakan bahan organik sekalipun telah dikeluarkan dari tubuh cacing Kascing juga mengandung hormon perangsang tumbuhan seperti giberelin 2,75%, sitokinin 1,05% dan auksin 3,80% (Mulat, 2003).

Pemakaian pupuk kascing ini dapat memberikan manfaat antara lain meningkatkan produktivitas; mempercepat panen; merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun; merangsang pertumbuhan bunga; menggemburkan dan menyuburkan tanah; serta cocok sebagai media tanam (Lingga dan Marsono, 2005).

(40)

latosol, meningkatkan serapan N, kandungan klorofil, dan biomassa tanaman. Diantara keempat jenis pupuk kascing, pupuk kascing asal kotoran sapi memberikan pengaruh terbaik, baik terhadap tanah maupun terhadap tanaman (Wahyudin, 2001).

Secara visual perlakuan kascing pada sawi menunjukkan penampilan paling baik (segar, lembut, warna bagus, cerah, dan mengkilat), sedangkan penggunaan pupuk anorganik penampilan segar dan kaku. Kelebihan dari perlakuan kascing adalah mampu memperpanjang umur panen sawi selama kurang lebih 1 minggu (Kariada dan Sukadana, 2000)

Kascing juga berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan vegetatif kentang yang meliputi: tinggi tanaman, berat basah, dan berat kering tanaman. Pertumbuhan vegetatif tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk kascing yaitu tinggi tanaman rata-rata 33,33 cm, berat basah tanaman rata-rata 99,73 g dan berat kering tanaman rata-rata 8,95 g dan terendah pada perlakuan pupuk kascing, yaitu tinggi tanaman rata 24,70 cm, berat basah tanaman rata-rata 87,49g dan berat kering rata-rata-rata-rata 8,38 g (Krisnawati, 2003)

(41)
(42)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri. Ditinjau dari aspek agroklimatologis, Indonesia sangat potensial untuk pembudidayaan sayur-sayuran. Diantara bermacam-macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan tersebut, sawi merupakan sayuran yang mempunyai nilai komersial dan prospek yang cukup baik. Ditinjau dari aspek teknis, budidaya sawi tidak terlalu sulit (Rukmana, 2007 ).

Sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Dalam 100 g sawi nilai gizinya adalah sebagai berikut: protein 2,3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg, P 38,0 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg, vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg, air 9 g. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang digemari banyak orang, namun produksinya masih tergolong rendah. Salah satu usaha untuk menaikkan produksi adalah dengan cara pemupukan (Manurung, 2011).

(43)

Sebagai sayuran yang berserat, sawi baik dikonsumsi untuk memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Rasa yang renyah, segar dengan sedikit rasa pahit membuatnya banyak dinikmati,sehingga permintaanya setiap hari sangat tinggi. Untuk memenuhi permintaan ini dapat ditingkatkan melalui penigkatan produktifitas per luas areal tanaman. Peningkatan produksi dapat ditempuh dengan cara perbaikan teknik bercocok tanam, yaitu dengan menggunakan pupuk organik (Dwi, 2006).

Peningkatan produksi sawi dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan melalui tanah dapat dilakukan dengan pupuk buatan dan pupuk alami. Berkurangnya subsidi pupuk dan banyaknya beredar pupuk majemuk alternatif membuat para petani menjadi bingung hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sehingga tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi (Barus, 2011).

(44)

Salah satu pupuk organik yang sangat baik digunakan untuk budidaya

tanaman hortikultura yang dalam hal ini tanaman sawi adalah pupuk

kascing. Kascing adalah pupuk yang bahan asalnya berupa kotoran cacing (Lumbricus rubellus). Pupuk organik yang berkualitas baik ditandai

dengan warna hitam kecoklatan hingga hitam, tidak berbau, bertekstur remah dan

matang (C/N < 20) (Mashur, 2001)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy terhadap pemberian pupuk organik kascing.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy terhadap pemberian pupuk organik kascing.

Hipotesis Penelitian

Ada interaksi antara varietas dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi sawi.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai sumber data untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(45)

Berlian Limbong. Respons pertumbuhan dan produksi sawi Pakchoy (Brassica rapa L.) terhadap pemberian pupuk organik kascing. Dibimbing oleh

Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. dan Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy (Brassica rapa L.). Penelitian ini dilakukan di Rumah kasa, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Mei hingga Juni 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok faktorial dengan dua perlakuan yaitu varietas (green pakchoy dan white pakchoy) dan pupuk organik kascing (0 , 50 , 75 , 100 , 125 (g/polibag). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata pada semua peubah amatan.

Kata kunci : Sawi, varietas, dan pupuk organik

(46)

Berlian Limbong: The Respon of Growth and Production of

The

Mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers, under supervision by Dr.Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. and Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

aimed of this reaserch was to determine the respon of growth and production of mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers. The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from Mei to June 2013. Randomized Block Design was used with 2 factors, ie: varieties (Green Pakchoy and White Pakchoy) and organic fertilizers (0, 50, 75, 100, 125 (g/polybag)

The result of the

. The parameters observed were plant height, The number of leaf, leaf area, the biomass weight of plant, the fresh weight of selling and the harvest index.

observations showed that varieties significantly affected of plant height and the number of leaf. while the organik fertilizer had a real effect to all of the parameters.

Key words: mustard, variety, organic fertilizer

(47)

R E S P O N P E R T U M B U H A N D A N P R O D U K S I S A W I P A K H C O Y ( B r a s s i c a r a p a . L ) T E R H A D A P P E M B E R I A N

P U P U K O R G A N I K K A S C I N G

SKRIPSI

OLEH:

BERLIAN LIMBONG 070307037

BDP – PEMULIAAN TANAMAN

Hasil Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyusun Skripsi di Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui Oleh: Diketahui Oleh: Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi.) (Ir. E. Harso Kardhinata, MSc.)

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

(48)

R E S P O N P E R T U M B U H A N D A N P R O D U K S I S A W I P A K C H O Y ( B r a s s i c a r a p a . L ) T E R H A D A P P E M B E R I A N

P U P U K O R G A N I K K A S C I N G

SKRIPSI

OLEH:

BERLIAN LIMBONG 070307037

BDP – PEMULIAAN TANAMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(49)

Berlian Limbong. Respons pertumbuhan dan produksi sawi Pakchoy (Brassica rapa L.) terhadap pemberian pupuk organik kascing. Dibimbing oleh

Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. dan Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi sawi pakchoy (Brassica rapa L.). Penelitian ini dilakukan di Rumah kasa, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Mei hingga Juni 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok faktorial dengan dua perlakuan yaitu varietas (green pakchoy dan white pakchoy) dan pupuk organik kascing (0 , 50 , 75 , 100 , 125 (g/polibag). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot biomassa, bobot segar jual dan indeks panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Sedangkan pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata pada semua peubah amatan.

Kata kunci : Sawi, varietas, dan pupuk organik

(50)

Berlian Limbong: The Respon of Growth and Production of

The

Mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers, under supervision by Dr.Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi. and Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc.

aimed of this reaserch was to determine the respon of growth and production of mustard (Brassica rapa L.) on the application of organic fertilizers. The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from Mei to June 2013. Randomized Block Design was used with 2 factors, ie: varieties (Green Pakchoy and White Pakchoy) and organic fertilizers (0, 50, 75, 100, 125 (g/polybag)

The result of the

. The parameters observed were plant height, The number of leaf, leaf area, the biomass weight of plant, the fresh weight of selling and the harvest index.

observations showed that varieties significantly affected of plant height and the number of leaf. while the organik fertilizer had a real effect to all of the parameters.

Key words: mustard, variety, organic fertilizer

(51)

Berlian limbong, lahir di Kab. Dairi pada tanggal 20 Januari 1989, putra dari Bapak A. Limbong dan Ibu R. Simarmata. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, dan pada tahun yang sama terdaftar masuk ke Program Studi Pemuliaan Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Dan pada bulan Juli sampai Agustus 2010 penulis juga telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Perkebunan Nusantara III Gunung Para, Kabupaten Serdang Bedagai.

(52)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Respon Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pakchoy (Brassica rapa. L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Kascing yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Ir. Lollie Agustina. P. Putri ,Msi. selaku ketua komisi pembimbing dan

Bapak

Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang telah membesarkan penulis dengan segenap cinta dan kasih sayang, seluruh keluarga besar, serta seluruh pemimpin dan saudara-saudara saya terkasih di komunitas youth GKB Blessing Community atas semua doa dan motivasi yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semau rekan-rekan stambuk 07 atas doa dan motivasinya. Kiranya berkat Tuhanlah yang menjadikan kita berhasil.

yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran sampai penyelesaian penelitian dan skripsi ini.

(53)

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 15 November 2013

(54)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

ABSRACT……….. ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN………... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh Iklim ... 5

Tanah ... 6

Varietas ... 6

Pupuk Organik ... 9

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Penelitian ... 12

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 15

Penyemaian Benih ... 15

Penanaman ... 15

Penjarangan ... 15

Aplikasi Pupuk Organik. ... 16

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman ... 16

Penyiangan ... 16

(55)

Panen ... 16

Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm) ... 17

Jumlah Daun (Helai) ... 17

Luas Daun (cm2) ... 17

Bobot Biomassa Pertanaman Sampel (g) ... 17

Bobot Segar Jual Pertanaman (g) ... 17

Indeks Panen (%) ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Pembahasan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 31

Saran ... 32

(56)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Tinggi tanaman sawi (cm) pada varietas dan pemberian pupuk organik kascing umur 6 MST………... 18 2. Jumlah daun tanaman sawi (helai) pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST………... 20 3. Luas daun tanaman sawi (cm2) pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST………. 21 4. Bobot biomassa tanaman sawi (g) pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST……….. 22 5. Bobot segar jual (g) tanaman sawi pada varietas dan pemberian pupuk

organik kascing umur 6 MST………... 23 6. Indeks panen (%) tanaman sawi pada varietas dan pemberian pupuk

(57)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Hubungan antara tinggi tanaman dengan pemberian pupuk organik kascing………. 19 2. Hubungan antara jumlah daun dengan pemberian pupuk organik

kascing……… 20 3. Hubungan antara luas daun dengan pemberian pupuk organik

kascing……… 21 4. Hubungan antara biomassa dengan pemberian pupuk organik

kascing……… 23 5. Hubungan antara bobot segar jual dengan pemberian pupuk organik

kascing………. 24 6. Hubungan antara indeks panen dengan pemberian pupuk organik

kascing………. 26

(58)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Deskripsi Varietas Green Pakchoy………. 34

2. Deskripsi Varietas White Pakchoy………. 35

3. Bagan Penelitian……….. 36

4. Jadwal Kegiatan………... 37

5. Kandungan Unsur Hara Makro dan Mikro Pupuk Kascing………… 38

6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Sawi (cm)……… 39

7. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sawi……….... 39

8. Data Pengamatan Jumlah Daun Tanamansawi (helai)……….. 40

9. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Sawi………. 40

10. Data Luas Daun Tanaman Sawi (cm2)……….. 41

11. Daftar Sidik Ragam Luas Daun Tanaman Sawi………. 41

12. Data Bobot Biomassa Tanaman Sawi (g)……… 42

13. Daftar Sidik Ragam Bobot Biomassa Tanaman Sawi………. 42

14. Data Bobot segar jual Tanaman Sawi (g)……… 43

15. Daftar Sidik Ragam Bobot segar jual Tanaman Sawi………. 43

16. Data Indeks Panen Tanaman Sawi (%)……… 44

17. Daftar Sidik Ragam Indeks Panen Tanaman Sawi………. 44

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman sawi pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk
Gambar 1.  Hubungan antara pemberian pupuk kascing dengan tinggi tanaman sawi pada umur 6 MST
Tabel 2. Jumlah daun sawi (helai) pada perlakuan masing-masing varietas dan
Tabel 3.  Luas daun sawi (cm2) pada perlakuan masing-masing varietas dan pupuk      kascing umur 6 MST
+6

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo Tahun 2013–2018 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3/W3, 2015 ISPRS Geospatial Week 2015, 28 Sep – 03 Oct 2015, La

4) Pengetahuan rentang rencana pemanfaatan bagian tumbuhan bagi manusia 5) Pengetahuan rentang pengaruh aktivitas fisik yang berbeda terhadap tubuh 6) Pengetahuan rentang gerakan

Update: The above credibility resulted from integrating the crowdsourced data will be used to update the initial credibility values assigned to the individual

Persentase kegiatan Pemkab yang dapat difasilitasi dengan lancar bidang Kesejahteraa n Sosial Jumlah kegiatan yang dapat di fasilitasi dengan baik dan.. lancar / Jumlah

Kontribusi sektor pariwisata bagi bangsa Indonesia sangat terasa manfaatnya karena pembangunan dalam bidang pariwisata telah menyerap tenaga kerja, serta

dari kegiatan-kegiatan sosial dari anggota Ikatan Keluarga Sopir Truk Sungaiselan.. yai tu dengan kegiatan “bakti sosial” yaitu dengan saling memberi

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK PERUMAHAN DENGAN CARA CRASH PROGRAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (STUDI LOKASI PERUMAHAN MUTIARA GRAHA AGUNG..