• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L,.) Dengan Pemberian Mineral Zeolit dan Nitrogen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L,.) Dengan Pemberian Mineral Zeolit dan Nitrogen"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.)

DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN

SKRIPSI

OLEH :

BRAM ARDA BINTARIO BANGUN 070301036

BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.)

DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN

SKRIPSI

OLEH :

BRAM ARDA BINTARIO BANGUN 070301036

BDP-AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memproleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Ketua Komisi Pembimbing

(Ir. Jasmani Ginting, MP.) NIP : 195503251982031002

Anggota Komisi Pembimbing

(Ferry Ezra Sitepu, SP. ,MSi) NIP : 196806021998021001

DEPARTEMEN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

BRAM ARDA BINTARIO BANGUN: Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L,.) Dengan Pemberian Mineral Zeolit dan Nitrogen, dibimbing oleh JASMANI GINTING dan FERRY EZRA SITEPU

Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon pertumbuhan dan produksi sawi terhadap pemberian zeolit dan dosis pupuk urea. Penelitian dilakukan di lahan masyarakat Jalan Setia Budi Simpang Selayang Kecamatan Medan pada Mei sampai Juli 2012. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu pemberian zeolit (0 g, 50 g/plot, 100 g/plot, 150 g/plot) dan dosis pupuk urea (tanpa urea, 0,2 g/tan., 0,4 g/tan., 0,6 g/tan) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman, bobot segar jual sampel per tanaman dan indeks panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zeolit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman, bobot segar jual sampel per tanaman, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Perlakuan dosis pupuk urea dan interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.

(4)

ABSTRACT

BRAM ARDA BINTARIO BANGUN: Production Growth response and mustard (Brassica juncea L,.) By Giving Mineral Zeolite and Nitrogen, guided by JASMANI GINTING dan FERRY EZRA SITEPU

This study aims to test the response of the growth and production of mustard on the provision of zeolite and urea fertilizer. The study was conducted in community land Setia Budi Road Simpang Selayang Medan district in May to July 2012. Experimental method used was a factorial randomized block design with 2 factors, namely the provision of zeolite (0 g, 50 g / plot, 100 g / plot, 150 g / plot) and urea fertilizer (without urea, 0.2 g / tan. , 0.4 g / tan., 0.6 g / plant) with 3 replications. The parameters measured were plant height, leaf area, leaf chlorophyll amount, weight biomass per plant, fresh weight per plant and sell the sample harvest index.

The results showed that the provision of zeolite significantly affect plant height, leaf area, leaf chlorophyll amount, weight biomass per plant, fresh weight per plant sample sale, but did not significantly affect harvest index. Treatment of urea fertilizer and interaction between the two treatments did not significantly affect all parameters observed.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Bram Arda Bintario Bangun dilahirkan di Medan pada tanggal 23

November 1988 dari Ayahanda Ir. Benhard Bangun dan Ibunda Anita Barus. Penulis

merupakan anak tunggal.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah SD Negeri Jl Rebab

lulus tahun 2000, SMP St. Thomas 4 lulus tahun 2003, SMU St. Thomas 2 lulus tahun

2006. Terdaftar sebagai mahasiswi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tahun 2007.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Respon Pertumbuhan dan Produksi

Sawi (Brassica juncea L,.) Dengan Pemberian Mineral Zeolit dan Nitrogen” yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terimakasih yang sebesarnya

kepada orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis selama ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Jasmani Ginting, MP dan

Bapak Ferry Ezra Sitepu Sp, MSi., selaku komisi pembimbing yang telah memberikan

arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

DAFTAR ISI

Penjarangan Tanaman ... 23

Aplikasi Zeolit dan Urea ... 23

Pemeliharaan Tanaman ... 23

Penyiraman ... 23

Penyulaman ... 23

(8)

Pengendalian hama dan penyakit ... 24

Panen ... 24

Pengamatan Parameter ... 24

Tinggi tanaman (cm) ... 24

Luas Daun (cm2) ... 24

Jumlah Klorofil Daun (unit/6mm3) ... 25

Bobot Biomassa Per Tanaman (g) ... 25

bobot Segar Jual Sampel Per Tanaman (g) ... 25

Indeks Panen ... 25

Bobot Segar Jual Sampel Per Tanaman (g) ... 33

Indeks Panen ... 34

Pembahasan ... 35

Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi terhadap Perlakuan Penggunaan Zeolit ... 35

Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi terhadap Dosis Pupuk Urea ... 40

Interaksi Pemberian Zeolit dan Dosis Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi ... 40

(9)

DAFTAR TABEL

Hal. 1. Tinggi tanaman sawi (cm) 3-6 MSPT pada perlakuan pemberian zeolit dan

dosis pupuk urea ... 27

2. Luas daun sawi (cm2) pada perlakuan pemberian zeolit dan dosis pupuk urea ... 29

3. Jumlah klorofil daun sawi (unit/6mm3) pada perlakuan pemberian zeolit dan dosis pupuk urea dan ... 30

4. Bobot biomassa per tanaman sawi (g) pada perlakuan pemberian zeolit dan dosis pupuk urea dan ... 32

5. Bobot segar jual sampel per tanaman sawi (g) pada perlakuan pemberian zeolit dan dosis pupuk urea ... 33

(10)

DAFTAR GAMBAR

1. Contoh zeolit alam dari Bayah Banten ... 8

2. Struktur zeolit klipnolitit ... 10

3. Struktur zeolit mordenit ... 11

4. Mineral zeolit ... 12

5. Siklus nitrogen di dalam tanah ... 15

6. Hubungan tinggi tanaman 6 MSPT dengan perlakuan penggunaan zeolit ... 28

7. Hubungan luas daun tanaman dengan perlakuan penggunaan zeolit ... 29

8. Hubungan jumlah klorofil daun tanaman dengan perlakuan penggunaan zeolit ... 31

9. Hubungan bobot biomassa per tanaman dengan perlakuan penggunaan zeolit ... 32

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

1. Deskripsi sawi varietas Tosakan ... 45

2. Bagan Penelitian ... 46

3. Bagan Plot Percobaan ... 47

4. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 48

5. Data Hasil Analisis Tanah ... 49

6. Data Tinggi tanaman 3 MSPT (cm) ... 50

7. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT ... 50

8. Data Tinggi tanaman 4 MSPT (cm) ... 51

9. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT ... 51

10. Data Tinggi tanaman 5 MSPT (cm) ... 52

11. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT ... 52

12. Data Tinggi tanaman 6 MSPT (cm) ... 53

13. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT ... 53

14. Data Pengamatan Luas Daun (cm2) ... 54

15. Daftar Sidik Ragam Luas Daun ... 54

16. Data Pengamatan Kehijauan Daun ... 55

17. Daftar Sidik Ragam Kehijauan Daun ... 55

18. Data Pengamatan Bobot Biomassa Per Tanaman (g) ... 56

19. Daftar Sidik Ragam Bobot Biomassa Per Tanaman ... 56

20. Data Pengamatan Bobot Segar Jual Sampel Per Tanaman (g) ... 57

21. Daftar Sidik ragam Bobot Segar Jual Sampel Per Tanaman ... 57

22. Data Pengamatan Indeks Panen ... 58

(12)

24. Foto Penelitian ... 59

(13)

ABSTRAK

BRAM ARDA BINTARIO BANGUN: Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L,.) Dengan Pemberian Mineral Zeolit dan Nitrogen, dibimbing oleh JASMANI GINTING dan FERRY EZRA SITEPU

Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon pertumbuhan dan produksi sawi terhadap pemberian zeolit dan dosis pupuk urea. Penelitian dilakukan di lahan masyarakat Jalan Setia Budi Simpang Selayang Kecamatan Medan pada Mei sampai Juli 2012. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu pemberian zeolit (0 g, 50 g/plot, 100 g/plot, 150 g/plot) dan dosis pupuk urea (tanpa urea, 0,2 g/tan., 0,4 g/tan., 0,6 g/tan) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman, bobot segar jual sampel per tanaman dan indeks panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zeolit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman, bobot segar jual sampel per tanaman, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Perlakuan dosis pupuk urea dan interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.

(14)

ABSTRACT

BRAM ARDA BINTARIO BANGUN: Production Growth response and mustard (Brassica juncea L,.) By Giving Mineral Zeolite and Nitrogen, guided by JASMANI GINTING dan FERRY EZRA SITEPU

This study aims to test the response of the growth and production of mustard on the provision of zeolite and urea fertilizer. The study was conducted in community land Setia Budi Road Simpang Selayang Medan district in May to July 2012. Experimental method used was a factorial randomized block design with 2 factors, namely the provision of zeolite (0 g, 50 g / plot, 100 g / plot, 150 g / plot) and urea fertilizer (without urea, 0.2 g / tan. , 0.4 g / tan., 0.6 g / plant) with 3 replications. The parameters measured were plant height, leaf area, leaf chlorophyll amount, weight biomass per plant, fresh weight per plant and sell the sample harvest index.

The results showed that the provision of zeolite significantly affect plant height, leaf area, leaf chlorophyll amount, weight biomass per plant, fresh weight per plant sample sale, but did not significantly affect harvest index. Treatment of urea fertilizer and interaction between the two treatments did not significantly affect all parameters observed.

(15)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan masyarakat Jl. Setia Budi, Kelurahan

Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan dengan ketinggian tempat +

25 meter di atas permukaan laut. Penelitian dimulai dari bulan Mei sampai Juli 2012.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi varietas

Tosakan, Zeolit, pupuk kompos, insektisida, herbisida, Urea, KCl, TSP, Insektisida

dan Fungisida.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk

menggemburkan dan membersihkan lahan, timbangan analitik untuk menimbang,

gembor untuk menyiram lahan, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi

tanaman, leaf area meter untuk mengukur luas daun, klorofilmeter untuk mengukur

Kehijauan daun, alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan, kertas label sebagai

penanda perlakuan, dan kalkulator untuk menghitung data.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2

faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Pemberian Zeolit (Z) dengan 4 Taraf yaitu :

Z0 = Tanpa Zeolit

Z1 = 50 g/plot

Z2 = 100 g/plot

(16)

Faktor II : Pemberian pupuk Urea (U) dengan 4 taraf, yaitu

U0 = Tanpa Urea

U1 = 0,2 g/tan

U2 = 0,4 g/tan

U3 = 0,6 g/tan

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 16 kombinasi, yaitu :

Z0U0 Z1U0 Z2U0 Z3U0

Jumlah tanaman seluruhnya : 1200

Jumlah sampel seluruhnya : 240

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan

model linear aditif sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

(17)

Dimana:

Yijk: : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan zeolit taraf ke-j dan

pengaruh pupuk urea pada taraf ke-k

µ : Nilai tengah

ρi : Efek dari blok ke-i

αj : Efek perlakuan zeolit pada taraf ke-j

βk : Efek pemberian pupuk urea pada taraf ke-k

(αβ)jk : Interaksi antara pemberian zeolit taraf ke-j dan pemberian pupuk urea taraf

ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i, pemberian zeolit ke-j dan pemberian pupuk urea ke-k.

Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan

menggunakan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf uji α = 5%

(Bangun, 1991).

(18)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan lahan

Disiapkan lahan penelitian seluas 25 m x 7 m. dibuat plot dengan ukuran 100

cm x 125 cm dengan jarak antar ulangan 50 cm dan jarak antar plot 30 cm. kemudian

tanah dibersihkan dari gulma dan digemburkan dengan menggunakan cangkul dengan

kedalaman 30 cm.

Penyemaian benih

Benih direndam dengan air selama satu malam, kemudian langsung ditanam di

tempat penyemaian dengan ukuran 1 m x 3 m yang telah diberi pupuk organik

kompos terlebih dahulu. Setelah bibit berumur ± 14 hari berdaun 3 – 4 helai sudah

siap untuk di tanam ke lapang.

Aplikasi pupuk dasar

Pupuk dasar yang diberikan yaitu TSP 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Pupuk

TSP diberikan pada saat 2 minggu sebelum pindah tanam, sedangkan pupuk KCl

diberikan pada umur 1 minggu setelah pindah tanam (MSPT) kelapangan. Pemupukan

dilakukan pada saat sore hari dengan memasukkan pupuk pada lubang tanam.

Penanaman

Sebelum bibit ditanam pada masing-masing plot terlebih dahulu dibuat lubang

tanam dengan kedalaman ± 4 cm dengan jarak tanam 20 x 25 cm. Bibit ditanam dua

bibit perlubang tanam. Sebelum bibit dimasukkan kedalam lubang tanam terlebih

(19)

Penjarangan tanaman

Penjarangan tanaman dilakukan di lokasi penyemaian pada saat tanaman

berumur satu minggu dengan mencabut tanaman yang pertumbuhannya tidak

sempurna dan disisakan tanaman yang pertumbuhannya baik.

Aplikasi pupuk urea dan zeolit

Sebelum diaplikasikan terlebih dahulu pupuk urea dan zeolit dicampur sesuai

perlakuan. Aplikasi perlakuan diberikan pada saat 1 MSPT. Pemupukan dilakukan

pada sore hari dengan cara larikan.

Pemeliharaan tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada sore hari dan disesuaikan dengan kondisi

lapangan. Apabila hujan maka tanaman tidak perlu disiram. Penyiraman dilakukan

dengan menggunakan gembor.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang rusak atau mati dan

dilakukan seminggu setelah pindah tanam ke lapangan agar diperoleh tanaman yang

seragam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan

tanah. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran

tanaman tidak terganggu.

(20)

Pengendalian hama penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan apabila tanaman terserang dan

terinfeksi. Bila tanaman terserang hama maka dapat dilakukan penyemprotan dengan

menggunakan insektisida sesuai dengan dosis anjuran. Sedangkan untuk pengendalian

penyakit dapat digunakan fungisida. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan

tergantung adanya serangan.

Panen

Panen dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman yang ada, kemudian

dibersihkankan tanah pada akar yang menempel. Panen dilakukan pada sore hari.

Parameter Pengamatan

Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung daun

tertinggi. Pengukuran mulai dilakukan pada umur 1 MSPT dan dilakukan setiap

seminggu sekali hingga panen.

Luas daun (cm2)

Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan Leaf Area Meter

(LAM). Jumlah daun yang diukur yaitu daun paling bawah, tengah dan atas agar

mewakili luas daun. Daun diambil dengan cara bagian daun dipotong dari pangkal

daun kemudian daun yang diukur diletakkan pada bidang ukur LAM setelah itu

dilakukan proses scaning dan dicatat data yang muncul.

Kehijauan daun

Jumlah kehijauan daun dihitung dengan menggunakan klorofil meter.

Perhitungan dilakukan dengan cara mengukur jumlah kehijauan pada daun tengah

tanaman.

(21)

Bobot biomassa per tanaman sampel (g)

Bobot seluruh tanaman sampel termasuk daun yang tidak layak dikonsumsi,

ditimbang bobotnya. Tanaman ditimbang setelah dibersihkan dari tanah yang melekat

pada akar daun dan dilakukan pada saat panen.

Bobot segar jual per tanaman (g)

Bobot bagian tanaman yang layak untuk dijual ditimbang bobotnya, dengan

kriteria membuang akar, daun bagian bawah yang rusak dan tidak layak konsumsi.

Bobot segar jual per tanaman ditimbang pada saat panen.

Indeks panen

Indeks panen merupakan cara untuk mengetahui nilai ekonomis dari sebuah

tanaman. Indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Indeks panen = ������������������������

�����������������������

(22)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pemberian zeolit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 3,4,5,6 MSPT,

luas daun, jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman, dan bobot segar jual

sampel per tanaman, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen.

Pemberian dosis urea dan interaksi antara perlakuan pemberian zeolit dan

dosis urea belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang

diamati.

Tinggi tanaman (cm)

Data tinggi tanaman sawi umur 3,4,5,6 MSPT dapat dilihat pada lampiran

6,8,10,12, dan daftar analisis sidik ragamnya pada lampiran 7,9,11,13. Daftar sidik

ragam menunjukkan bahwa perlakuan zeolit berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman 3,4,5 dan 6 MSPT. Perlakuan urea dan interaksi antara kedua perlakuan tidak

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

Data rataan tinggi sawi dengan perlakuan zeolit (Z) dan dosis pupuk urea (U)

pada 3-6 MSPT dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman sawi (cm) pada umur 3-6 MSPT pada perlakuan zeolit dan dosis pupuk urea

(23)

Z1 32.16 30.49 31.14 31.75 31.38b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Duncan.

Tabel 1 menunjukan bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada pemberian zeolit

umur 6 MSPT dihasilkan oleh perlakuan pemberian zeolit 150 g/plot (Z3) yaitu 36,55

cm dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian zeolit (Z0) yaitu 33,93 cm, dimana

perlakuan Z0 berbeda nyata dengan perlakuan Z1, Z2 dan Z3, tetapi tidak ada

perbedaan yang nyata antara perlakuan Z2 dan Z3.

Hubungan antara tinggi sawi umur 6 MSPT dengan perlakuan zeolit dilihat pada

gambar 6.

Gambar 6. Hubungan tinggi tanaman 6 MSPT dengan perlakuan penggunaan zeolit

Gambar 6 menunjukkan bahwa hubungan tinggi tanaman pada perlakuan

penggunaan zeolit adalah linear yang artinya tinggi tanaman per sampel akan

(24)

Luas daun (cm2)

Data pengamatan luas dapat dilihat pada lampiran 14, dan daftar analisis sidik

ragamnya pada lampiran 15. Berdasarkan daftar sidik ragam terlihat bahwa perlakuan

penggunaan zeolit (Z) berpengaruh nyata terhadap luas daun, sedangkan perlakuan

dosis pupuk urea (U) dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap

luas daun yang diamati.

Rataan luas daun sawi dengan perlakuan zeolit (Z) dan dosis pupuk urea (U)

ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Rataan luas daun sawi (cm2) pada perlakuan penggunaan zeolit dan dosis pupuk urea

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Duncan.

Tabel 2 menunjukkan perlakuan pemberian zeolit berpengaruh nyata terhadap luas

daun, dimana rataan luas daun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan pemberian zeolit

150 g/plot (Z3) yaitu 123,51 cm2 dan yang terendah pada perlakuan tanpa pemberian

zeolit (Z0) yaitu 109,67 cm2 .Hasil ujibeda rataan menunjukkan bahwa perlakuan Z0

berbeda nyata dengan perlakuan Z1,Z2 dan Z3, tetapi perlakuan Z2 berbeda tidak

nyata dengan Z3.

(25)

Hubungan antara luas daun sawi dengan zeolit dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan luas daun tanaman dengan perlakuan penggunaan zeolit

Gambar 7 menunjukkan bahwa hubungan luas daun pada perlakuan penggunaan

zeolit adalah linear yang artinya luas daun tanaman per sampel akan meningkat

sejalan dengan semakin besarnya penggunaan zeolit.

Kehijauan Daun

Data pengamatan dan sidik ragam Jumlah klorofil daun dapat dilihat pada

Tabel Lampiran 16, sedangkan sidik ragamnya disajikan pada lampiran 17. Dari

analisis daftar sidik ragam diketahui bahwa perlakuan zeolit berpengaruh nyata

terhadap jumlah klorofil daun. Perlakuan dosis urea dan interaksi kedua perlakuan

tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil daun.

Pengaruh zeolit dan dosis pupuk urea terhadap jumlah klorofil dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan jumlah klorofil daun pada perlakuan zeolit dan dosis pupuk urea

Zeolit Urea Rataan

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Duncan.

(26)

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan kehijauan daun tertinggi dihasilkan oleh

perlakuan pemberian zeolit 150 g/plot (Z3) yaitu 43,13 dan yang terendah pada

perlakuan tanpa pemberian zeolit (Z0) yaitu 35,28 dimana perlakuan Z0 berbeda

nyata dengan perlakuan Z2 dan Z3, tetapi tidak ada perbedaan yang nyata antara

perlakuan Z0 dengan Z1.

Hubungan perlakuan penggunaan zeolit dan kehijauan daun dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan kehijauan daun dengan perlakuan penggunaan zeolit

Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa hubungan kehijauan daun pada perlakuan

penggunaan zeolit adalah linear. Semakin besar jumlah zeolit yang diberikan maka

kehijauan daun tanaman sawi akan semakin meningkat.

Bobot biomassa per tanaman sampel (g)

Data pengamatan bobot biomassa per tanaman sampel ditunjukkan pada

lampiran 18 dan daftar sidik ragamnya pada lampiran 19. Dari sidik ragam diketahui

bahwa perlakuan penggunaan zeolit (Z) berpengaruh nyata terhadap bobot biomassa

per tanaman sampel, sedangkan dosis pupuk urea (U) dan interaksi kedua perlakuan

tersebut tidak berpengaruh nyata.

Rataan bobot biomassa tanaman sawi dengan perlakuan penggunaan zeolit (Z)

dan dosis pupuk urea (U) disajikan pada Tabel 4.

(27)

Tabel 4. Rataan bobot biomassa per tanaman sampel tanaman sawi pada perlakuan penggunaan zeolit dan dosis pupuk urea

Zeolit Urea Rataan

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Duncan.

Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan bobot biomassa per tanaman sampel terberat pada

perlakuan penggunaan zeolit Z3 (150g/plot) sebesar 149,69 g dan yang terendah pada

Z0 (0 g/plot) sebesar 133,86 g, perlakuan Z0 berbeda nyata dengan perlakuan Z1,Z2

dan Z3, tetapi perlakuan Z2 tidak berbeda nyata dengan Z3.

Hubungan bobot biomassa per tanaman sampel dengan penggunaan zeolit dapat

dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Hubungan bobot biomassa per tanaman sampel dengan perlakuan penggunaan zeolit

Gambar 9 menunjukkan bahwa hubungan bobot biomassa per tanaman sampel pada

perlakuan penggunaan zeolit adalah linear dimana bobot biomasaa per tanaman

sampel pada tanaman sawi akan meningkat sejalan dengan semakin besarnya

(28)

Bobot segar jual tanaman (g)

Data pengamatan bobot segar jual tanaman disajikan pada lampiran 20 dan

daftar analisis sidik ragam pada lampiran 21. Berdasarkan sidik ragam dapat dilihat

bahwa perlakuan penggunaan zeolit (Z) berpengaruh nyata tetapi perlakuan dosis

pupuk urea (U) dan interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot

segar jual tanaman.

Pada bobot segar jual tanaman, tanaman memiliki kriteria bebas dari kotoran

yang melekat, akar tanaman dan daun-daun tanaman yang tidak layak jual.

Data rataan bobot segar jual tanaman sawi dengan perlakuan zeolit (Z) dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan bobot segar jual tanaman pada perlakuan penggunaan zeolit dan dosis pupuk urea

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Duncan.

Tabel 5 menunjukkan bahwa rataan bobot segar jual tanaman tertinggi pada perlakuan

penggunaan zeolit Z3 (150g/plot) yaitu sebesar 166,30 g dan yang terendah pada Z0

(0g/plot) yaitu 147,23 g, dimana perlakuan Z0 berbeda nyata dengan perlakuan Z1,

Z2 dan Z3.

Hubungan antara bobot segar jual tanaman dengan perlakuan penggunaan dilihat pada

Gambar 10.

(29)

Gambar 10. Hubungan bobot segar jual tanaman dengan perlakuan penggunaan zeolit

Dari Gambar 10 dapat dilihat hubungan bobot segar jual tanaman pada perlakuan

penggunaan zeolit adalah linear yang artinya semakin besar pemberian zeolit maka

akan meningkatkan bobot segar jual per tanaman sawi.

Indeks panen

Data pengamatan indeks panen ditunjukkan pada lampiran 22 dan dan daftar

analisis sidik ragamnya pada lampiran 23.

Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa perlakuan penggunaan

zeolit (Z) dan perlakuan dosis pupuk urea (U) serta interaksi kedua perlakuan tidak

berpengaruh nyata terhadap indeks panen.

Data rataan indeks panen dengan perlakuan penggunaan zeolit (Z) dan dosis

pupuk urea (U) ditunjukkan pada Tabel 6.

(30)

Pembahasan

Respons Perumbuhan dan Produksi Sawi Terhadap Perlakuan Penggunaan Zeolit

Dari hasil analisis data diperoleh bahwa perlakuan zeolit berpengaruh nyata

terhadap parameter tinggi tanaman, luas daun, kehijauan daun, bobot biomassa per

tanaman dan bobot segar jual per sampel tanaman, tetapi tidak berpengaruh nyata

terhadap parameter indeks panen.

Tinggi tanaman menggambarkan pertumbuhan tanaman yang dapat menjelaskan

tingkat kesuburan media tumbuh. Hasil uji sidik ragam (lampiran 7,9,11,13)

menunjukkan bahwa perlakuan zeolit memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman sawi pada 3-6 MSPT. Pada umur 3 MSPT tinggi tanaman tertinggi

dihasilkan pada perlakuan pemberian zeolit 150 g/plot (Z3) yaitu 18,62 cm dan

terendah pada perlakuan tanpa pemberian zeolit (Z0) yaitu 16,11 cm. Untuk

pengamatan 4 MSPT tinggi tanaman tertinggi ditunjukkan pada perlakuan pemberian

zeolit 100 g/plot (Z2) yaitu 24,97 cm dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian

zeolit (Z0) yaitu 23,26 cm, dan untuk umur 5 MSPT perlakuan pemberian zeolit 100

g/plot (Z2) yaitu 32,93 cm menunjukkan tinngi tanaman tertinggi dan perlakuan tanpa

pemberian zeolit (Z0) yaitu 30,91 cm menunjukkan tinggi tanaman terendah. Pada

umur 6 MSPT hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian zeolit 150 g/plot

(Z3) yaitu 36,55 cm dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian zeolit (Z0) yaitu

33,93 cm.

Peningkatan tinggi tanaman pada tanaman sawi oleh pemberian zeolit

disebabkan karena KTK zeolit yang tinggi sehingga meningkatkan daya jerap tanah

dan meningkatkan kapasitas sangga terhadap kation terutama ion NH4+ kemudian

zeolit melepaskan kation tersebut secara perlahan untuk memenuhi kebutuhan

tanaman. Pengaruh positif pemberian zeolit terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

(31)

sawi, zeolit dapat mengikat unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman baik itu hara

makro maupun hara mikro sehingga tetap tersedia bagi tanaman. Dalam kondisi tanah

yang kehilangan zat hara, zeolit dapat berperan aktif dalam mengembalikan zat hara

tanah yang telah tercuci tersebut, dalam hal ini zeolit memiliki pori-pori yang besar

sehingga sirkulasi oksigen baik bagi akar tanaman dan dapat berpengaruh langsung

terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Al jabri

(2008) yang menyatakan bahwa zeolit mempunyai fungsi antara lain : mengembalikan

zat hara tanah yang hilang, menyimpan dan mengikat unsur-unsur yang dibutuhkan

baik makro maupun mikro nutrisi sehingga tetap tersedia, menggemburkan tanah,

karena zeolit mempunyai pori-pori yang besar sehingga sirkulasi oksigen baik untuk

akar tanaman, menghemat pemakaian pupuk (tidak terbuang), karena diikat oleh

zeolit, menyerap logam-logam berat dan unsur yang mengganggu pertumbuhan

tanaman.

Perlakuan zeolit juga nyata meningkatkan luas daun dan kehijauan daun

tanaman sawi, dimana dalam hal ini perlakuan Z3 menghasilkan luas daun tertinggi

yaitu 123,51 cm2 dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian zeolit (Z0) yaitu

109,67 cm2. kehijauan daun tertinggi yaitu pada perlakuan pemberian zeolit 150

g/plot (Z3) sebesar 43,13 dan yang terendah yaitu perlakuan tanpa penggunaan zeolit

(Z0) sebesar 35,28. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semakin banyak dosis

zeolit yang diberikan pada tanaman akan meningkatkan luas daun dan kehijauan daun

tanaman sawi. Hal ini dikarenakan fungsi zeolit itu sendiri yang dapat mengikat

kation dari unsur dalam pupuk sehingga penerapan pupuk menjadi efisien ( tidak

boros ) memperbaiki struktur tanah baik itu sifat fisik maupun kimia tanah. Dalam hal

ini kation yang diserap oleh zeolit seperti NH4+ dari urea, K+ dari KCl, sehingga

penyerapan pupuk menjadi efisien. Unsur N yang dijerap oleh zeolit dilepaskan

(32)

kembali ke tanaman. Nitrogen penting sekali untuk pembentukan protein (zat putih

telur) dan senyawa lainnya. Nitrogen menghijaukan daun dan merangsang

pertumbuhan dan pembentukan anakan atau tunas pada tanaman (Mirza, 1995).

Pemberian zeolit juga meningkatkan bobot biomassa tanaman dan bobot segar jual

per sampel tanaman sawi. Bobot biomassa per tanaman dan bobot segar jual per

sampel tanaman sawi akan meningkat dengan semakin banyak nya jumlah zeolit yang

ditambahkan. Pemberian zeolit meningkatkan bobot biomassa tanaman sawi sebesar

149,69 dibandingkan tanpa zeolit yang hanya sebesar 133,86 g. Pemberian zeolit juga

nyata meningkatkan bobot segar jual per sampel tanaman sawi, dari bobot segar jual

sampel per tanaman sebesar 147,23 g pada perlakuan tanpa zeolit menjadi 166,30 g

pada perlakuan zeolit 150 g/plot (Z3). Hal tersebut terjadi karena zeolit memperbaiki

sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

Peningkatan bobot biomassa dan bobot segar jual per sampel tanaman sawi

sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan pada beberapa komoditi. Hal

ini dikemukakan oleh Al-Jabri (2010) bahwa pengaruh zeolit klinoptilolit yang

diberikan pada tanah terhadap hasil beberapa komoditas pertanian di Indonesia sejak

tahun 1990-an antara lain peningkatan hasil jagung 6-11%, kedelai 19%, kacang tanah

18%, dan tomat35% membuktikan bahwa zeolit dapat memperbaiki sifat fisika,

kimia, dan biologi tanah. Disamping itu, zeolit mampu menyerap air dan

mengadsorpsi ion NH4+, yang sewaktu-waktu dapat dilepas secara perlahan saat

tanaman memerlukan, sehingga ion NH4 + tidak hilang tercuci dan akibatnya efisiensi

penggunaan pupuk N meningkat. Akumulasi N dari pupuk N dua kali lipat lebih

tinggi dibandingkan dengan kontrol, hal ini disebabkan karena zeolit dapat

menghambat konversi NH4 + menjadi NO3 - sebanyak 30-40%.

(33)

Arsyad (2000) menambahkan bahwa konsep penggunaan pembenah tanah atau zeolit

untuk merehabilitasi lahan terdegradasi adalah: (1) pemantapan agregat tanah untuk

mencegah erosi dan pencemaran, (2) merubah sifat hydrophobic atau hydrophilic, sehingga mampu merubah kapasitas tanah menahan air (water holding capacity), (3) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), sehingga unsur hara di dalam tanah tidak

mudah hilang tercuci dan dapat diserap akar tanaman

Pemberian zeolit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun,

jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman dan bobot segar per sampel juga

dikarenakan selain mengefisiensikan pupuk urea, zeolit juga dapat menjerap kation

dari pupuk KCL dan TSP yang diberikan. Ames (1960) menyatakan bahwa pupuk

Urea dan KCl yang diberikan ke tanah yang sebelumnya sudah diberi zeolit, maka

kation NH4+-Urea dan kation K+-KCl dapat terperangkap sementara dalam pori-pori

zeolit yang sewaktu-waktu dilepaskan secara perlahan-lahan untuk diserap tanaman.

Sejumlah kation Al dan Fe tanah yang masuk dalam rongga-rongga ditahan dalam

struktur zeolit yang bermuatan negatif, sehingga anion H2PO4- dari pupuk TSP

sangat sedikit atau belum sempat diikat Al atau Fe akhirnya mudah diserap akar

tanaman.

Berdasarkan data dari hasil keseluruhan percobaan dan peningkatan hasil

produksi yang diperoleh maka aplikasi pupuk urea dengan penambahan zeolit lebih

baik dibandingkan urea tanpa zeolit. Hasil dari lapangan secara keseluruhan terlihat

bahwa penggunaan zeolit urea memberikan pengaruh yang positif terhadap

peningkatan hasil tanaman sawi. Menurut Suwardi (2002), hal ini disebabkan karena

pada perlakuan urea-zeolit terdapat mekanisme pertukaran pada kisi-kisi Kristal

zeolit, sehingga pupuk yang diberikan akan dapat lebih efisien digunakan tanaman

karena sebelum dimanfaatkan NH4 + terlebih dahulu dijerap oleh kristal zeolit yang

(34)

menyebabkan efisiensi hara N lebih tinggi. Zeolit dapat mencegah terjadinya

nitrifikasi karena mineral zeolit dapat menjerap NH4 + pada kisi-kisinya (diameter

rongga klinoptilolit 3.9-5.4 Aº sedangkan diameter NH4 + 1.4 Aº ), sehingga bakeri

nitrifikasi tidak dapat masuk karena ukuran tubuh dari bakteri tersebut 1000 kali lebih

besar dari diameter rongga zeolit

Respons Pertumbuhan dan Produksi Sawi Terhadap Dosis Pupuk Urea

Dari hasil analisis data secara statistik bahwa perlakuan pupuk urea tidak

berpengaruh nyata pada seluruh parameter yang diamati, hal ini disebabkan oleh

rendahnya dosis urea yang diaplikasikan sehingga tidak berpengaruh pada tanaman.

Selain itu juga menurut analisis tanah, di areal pertanaman kadar N dari dalam tanah

tersebut sangat rendah yaitu hanya sebesar 0,13 %.

Al jabri (2008) menyatakan bahwa dampak penggunaan pembenah tanah

zeolit terhadap efisiensi penggunaan pupuk anorganik bukan berarti takaran pupuknya

harus dikurangi, sebab zeolit adalah tidak menggantikan peranan pupuk. Takaran

pupuk dapat juga dikurangi sekitar maksimal 50% pada saat harganya sangat mahal

atau terjadi kelangkaan pupuk, tetapi jika petani mampu membelinya dan jika takaran

pupuknya diberikan 100% dari takaran anjuran, maka keuntungan dari usahataninya

sangat banyak apalagi harga dasar produk tanaman pangan pada saat panen raya dapat

dikendalikan dengan harga yang stabil.

Interaksi Respons Pertumbuhan dan Produksi Sawi Terhadap Perlakuan Penggunaan Zeolit dan Dosis Pupuk Urea

Data hasil pengamatan dan analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi perlakuan

penggunaan zeolit dan dosis pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh

parameter yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa antara penggunaan zeolit dan

dosis pupuk urea belum mampu mempengaruhi satu sama lain secara nyata.

(35)

Pemberian pupuk zeolit diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pemupukan

karena kemampuan pupuk ini dalam memfiksasi nitrogen di dalam tanah, akan tetapi

secara statistik dari data hasil pengamatan diperoleh bahwa pemberian pupuk zeolit

dan nitrogen secara bersamaan tidak berpengaruh nyata pada semua parameter yang

diamati. Hal ini disebabkan karena pemberian ukuran dosis dari pupuk nitrogen yang

tidak tepat sehingga mengakibatkan pupuk tersebut tidak dengan kuat difiksasi oleh

zeolit yang diberikan pada saat bersamaan. Bila salah satu faktor lebih kuat

pengaruhnya dari faktor lain sehingga faktor lain tersebut tertutupi dan

masing-masing faktor mempunyai sifat yang jauh berbeda pengaruh dan sifat kerjanya, maka

akan menghasilkan hubungan yang berbeda dalam mempengaruhi pertumbuhan

tanaman.

(36)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan zeolit berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3-6

MSPT, luas daun, jumlah klorofil daun, bobot biomassa per tanaman dan

bobot segar jual per sampel tanaman, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap

parameter indeks panen.

2. Perlakuan dosis pupuk urea dan interaksi antara perlakuan zeolit dan dosis

pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan.

3. Berdasarkan data dari hasil keseluruhan percobaan dan peningkatan hasil

produksi yang diperoleh maka aplikasi pupuk urea dengan penambahan zeolit

lebih baik dibandingkan urea tanpa zeolit.

Saran

Disarankan penelitian lanjutan untuk mendapatkan kombinasi zeolit dan dosis pupuk

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. 2nd ed. Jhon Wiley and Sons. Inc. New York.

Al-Jabri, M. 2008. Kajian metode penetapan kapasitas tukar kation zeolit sebagai pembenah tanah untuk lahan pertanian terdegradasi. Jurnal Standardisasi. Vol. 10, No. 2. BSN.

Al-Jabri, M. 2010. Teknologi Pelepasan NH4 + - Urea Secara Lambat dengan zeolit pada tanah sawah Vertisols di Ngawi. Seminar Nasional di BB Padi Sukamandi, 24 November 2010.

Ames, L.L. 1960. Cation sieve properties of clinoptilolite. Am. Mineral. 45:689-700.

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit. IPB. 290 halaman

Astiana. S. 2004. Penggunaan Bahan Mineral Zeolit Sebagai Campuran Pupuk Zeolit-Urea Tablet. Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2011. Produksi Sawi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Bangun, M. K. 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fransisca, S. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.)

Terhadap Penggunaan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan

Harijono, T. 2004. Zeolit Menghemat Penggunaan Pupuk Urea. Kompas, Jakarta.

Haryanto, E., Tina, S., Estu, R., Hendro, S., 2007. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.

Husaini. 2007. Karakteristik dan deposit pembenah tanah zeolit di Indonesia. Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara Bandung. Dipresentasikan pada Semiloka Pembenah Tanah Menghemat Pupuk, Mendukung Peningkatan Produksi Beras, Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air, Deptan. Bekerjasama dengan konsorsium Pembenah Tanah Indonesia pada 5 April 2007 di Jakarta.

Leiwakabessy, F. M., 1992. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

(38)

Mumpton, F. A. 1984. Natural Zeolites. In W. G. Pond and F. A. Mumpton (ed.) Zeo-Agriculture: Use of Natural Zeolites In Agriculture and Aquaculture. West View Press, Boulder, Colorado.

Novalina. 1995. Efektifitas Pupuk Urea-Zeolit tablet terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Padi Sawah ( Oryza sativa L.) varietas IR-64 pada Grumusol

Cianjur dan Latosol Subang. Skripsi Mahasiswa (S1). Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Novizan. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta

Prasad, R. And S. K. De Datta. 1979. Increasing Fertilizer Nitrogen Efficiency in

Wett Land Rice, In Nitrogen and Rice. 1979. IRRI. Los Banos, Laguna,

Philippines.

Rosmarkam A dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.Kanisius. Yogyakarta.

Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta.

Simanjuntak, M. 2002. Penggunaan zeolit dalam bidang pertanian. Program Studi Ilmu Tanah S-1. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB.

Sunarjono, H., 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suwardi. 1991. The Mineralogical and Chemical Properties of Natural Zeolite and

Their Application Effect for Soil Amandement. A Thesis for the Degree of Master. Laboratory of Soil Science. Departement of Agriculture Chemistry, Tokyo University of Agriculture.

Suwardi. 1997. Studies on agricultural utilization of natural zeolites in Indonesia. Ph. D. Dissertation. Tokyo University of Agriculture.

Suwardi. 2002. Pemanfaatan Zeolit untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan. Makalah disampaikan pada Seminar Teknologi Aplikasi Pertanian IPB. Bogor.

Suwardi. 2007. Pemanfaatan zeolit untuk Perbaikan Sifat-sifat Tanah dan Peningkatan Produksi Pertanian. Disampaikan pada Semiloka Pembenah Tanah Menghemat Pupuk Mendukung Peningkatan Produksi Beras, di Departemen Pertanian, Jakarta 5 April 2007. (Tidak dipublikasikan).

(39)

Lampiran 1. Deskripsi Sawi Varietas Tosakan

Produsen Benih : PT. East West Seed Indonesia

Nama lain : Caisim (Bangkok)

Umur tanaman : 40 – 50 HST

Bentuk tanaman : besar, semi buka dan tegak

Batang : tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas

Tangkai daun : panjang dan langsing

Warna tangkai daun : hijau tua

Bentuk daun : lebar, panjang, dan memiliki pinggiran daun rata

Warna daun : hijau

(40)
(41)

Lampiran 3. Bagan plot percobaan

X

20cm

X X X X

25cm

X X X X X

X X X X X

X X X X X

(42)

NO. JENIS KEGIATAN MINGGU KE-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Persiapan lahan X

2. Penyemaian benih X

3. Aplikasi pupuk dasar X X

4. Penanaman X

5. Penjarangan tanaman X

6. Aplikasi pupuk urea dan zeolit X

7. Pemeliharaan tanaman Disesuaikan dengan kondisi lahan

Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lahan

Penyulaman Disesuaikan dengan kondisi lahan

Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lahan

Pengendalian hama dan penyakit Disesuaikan dengan kondisi lahan

8. Panen X

9. Pengamatan parameter

Tinggi tanaman X X X X X X

Luas daun X X X X X X

Jumlah klorofil daun X X X X X X

Bobot biomassa per tanaman sampel X

Bobot segar jual per tanaman X

(43)
(44)

Lampiran 24. Foto penelitian

(45)

Lampiran 25. Dokumentasi hasil perlakuan saat panen.

(46)

Lampiran 6. Data tinggi tanaman 3 MSPT (cm)

Lampiran 7. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MSPT

(47)

Lampiran 8. Data tinggi tanaman 4 MSPT (cm)

Lampiran 9. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MSPT

(48)

Lampiran 10. Data tinggi tanaman 5 MSPT (cm)

Lampiran 11. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MSPT (cm)

(49)

Lampiran 12. Data tinggi tanaman 6 MSPT (cm)

Lampiran 13. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MSPT

(50)

Lampiran 14. Data luas daun tanaman sawi (cm)

Lampiran 15. Sidik ragam luas daun tanaman sawi

(51)

Lampiran 16. Data kehijauan daun

Lampiran 17. Sidik ragam kehijauan daun

(52)

Lampiran 18. Data bobot biomassa per tanaman (g)

Lampiran 19. Sidik ragam bobot biomassa per tanaman sawi

(53)

Lampiran 20. Data bobot segar jual per sampel tanaman sawi (g)

Lampiran 21. Sidik ragam bobot segar jual per sampel tanaman sawi

(54)

Lampiran 22. Data indeks penen tanaman sawi

Lampiran 23. Sidik ragam bobot segar jual per sampel tanaman sawi

Gambar

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman sawi (cm) pada umur 3-6 MSPT pada perlakuan zeolit dan dosis pupuk urea
gambar 6.
Tabel 2. Rataan luas daun sawi (cm2) pada perlakuan penggunaan zeolit dan dosis pupuk urea
Gambar 7. Hubungan luas daun tanaman dengan perlakuan penggunaan zeolit
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang

[r]

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk.

Partisipan dalam penelitian ini merupakan dua orang perempuan lajang dengan rentang usia 35-45 tahun; memiliki skor harga diri yang tergolong cukup, rendah, dan sangat

Dapat dilihat dari kelompok kami bahwa dengan metode sahli dan fotometrik ada perselisihan angka meskipun tidak jauh berbeda, yaitu pada ulangan pertama 13,2 %,

dari kegiatan-kegiatan sosial dari anggota Ikatan Keluarga Sopir Truk Sungaiselan.. yai tu dengan kegiatan “bakti sosial” yaitu dengan saling memberi

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK PERUMAHAN DENGAN CARA CRASH PROGRAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (STUDI LOKASI PERUMAHAN MUTIARA GRAHA AGUNG..

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, karakter positif yang dibentuk di SDIT Nurul Fikri Lombok Timur dapat dijumpai dalam berbagai aktivitas, seperti: (1)