PENGARUH JARAK PANDANG DAN SUDUT
PENGLIHATAN TERHADAP WAKTU RESPON OPERATOR
KONTROL DI
PT. MABAR FEED INDONESIA
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
OLEH REA CINTHIA NIM. 080403021
▸ Baca selengkapnya: ceritakan bagaimana keadaan ruang kelas yang aman dan nyaman untuk belajar dari sudut pandang anda
(2)2014
PENGARUH JARAK PANDANG DAN SUDUT
PENGLIHATAN TERHADAP WAKTU RESPON OPERATOR
KONTROL DI
PT. MABAR FEED INDONESIA
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
OLEH REA CINTHIA NIM. 080403021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik dan tepat waktu.
Tugas Sarjana berjudul “Pengaruh Jarak Pandang dan Sudut Pandang Terhadap Waktu Respon Operator Kontrol Di PT. Mabar Feed Indonesia” ini merupakan sarana bagi penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam perusahaan sehingga dapat memberi masukan pada perusahaan.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Medan, Januari 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri dan yang telah memberi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE, selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan laporan.
4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, dan Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc,. Selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pengajuan judul Tugas Sarjana.
5. Bapak Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng. Selaku Ketua Bidang Ergonomi dan Dasar Perancangan Sistem Kerja yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam pengajuan judul Tugas Sarjana.
7. Yang tersayang, Muharram ST yang selalu setia menemani, member semangat, motivasi dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.
8. Ayah, Bunda, Kak Ayi, Sarra, Zafira, Aga dan Rizkan yang telah memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini. 9. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Administrasi Departemen Teknik Industri,
Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Kak Dina, Bang Ridho, Bu Ani, Kak Rahma yang telah membantu mengurus keperluan administrasi.
10.Seluruh Karyawan PT. Mabar Feed Indonesia yang telah membantu penulis dalam pengambilan data dan informasi.
11.Sahabat-sahabat penulis, Ainul Sabrini ST, Dwi Puspita Sari ST, Fitra Agil, Andria, Syumarlin Barat, Patima Hrp, Andria Rizki, Kak Zulfida Hariani ST, Kak Dinda Khairunisya, Kak Revianti dan seluruh teman-teman seangkatan 2008 yang telah memberikan semangat, motivasi, suka duka selama kuliah. 12.Ami Nurul Hidayati dan Ayu Suci Wulandari ST sahabat sekaligus saudara
penulis yang selama ini menjadi kawan seperjuangan mengalami suka duka pengerjaan Tugas Sarjana hingga selesai.
13.Fahmi Sulaiman ST, sahabat sekaligus dosen pembimbing II penulis yang selalu memberikan masukan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini hingga selesai.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS SARJANA
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x ABSTRAK
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Pembatasan Masalah ... I-4 1.6. Asumsi Yang Digunakan ... I-5 1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5
II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
2.5. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-8
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN III LANDASAN TEORI
3.1. Mata ... III-1 3.1.1. Anatomi Mata ... III-1 3.2. Mekanisme Melihat ... III-3 3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penglihatan ... III-4 3.4. Kelelahan Mata ... III-6 3.5. Komputer ... III-7 3.6. Penganturan VDU (Visual Display Unit) ... III-8
3.7. Uji Kenormalan ... III-12 3.8. Regresi Linier ... III-15 3.8.1. Regresi Linier Sederhana ... III-16 3.8.2. Interpretasi Output ... III-16 3.8.3. Regresi Linier Berganda ... III-17
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3. Identifikasi Variabel penelitian ... IV-1 4.3.1. Variabel Independent ... IV-1 4.3.2. Variabel Dependent ... IV-2
4.10. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 4.11. Analisis dan Pembahasan ... IV-7 4.12. Kesimpulan dan Saran ... IV-7 4.9. Pengolahan Data ... IV-7 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-8 4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-9
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Identifikasi Operator Ruang Kontrol ... V-1 5.1.2. Pengukuran Jarak Pandang ... V-3 5.1.3. Pengukuran Sudut Pandang ... V-3 5.1.4. Pengukuran Waktu Respon ... V-3 5.1.1. Hasil Pengukuran ... V-3 5.2. Pengolahan Data ... V-4 5.2.1. Operator I ... V-4 5.2.1.1.Uji Kenormalan Data ... V-4 5.2.1.2.Uji Persamaan Regresi ... V-8 5.2.1.3.Pengujian Kelinieran Regresi ... V-11 5.2.1.4.Perhitungan Koefisien Korelasi ... V-13
5.2.1.4.1.Perhitungan Koefisien Korelasi Jarak Pandang dengan Waktu Respon ... V-13
5.2.1.4.2.Perhitungan Koefisien Korelasi Sudut Pandang dengan Waktu Respon ... V-14
5.2.1.4.3.Perhitungan Koefisien Korelasi Berganda antara Jarak Pandang dan Sudut Pandang terhadap Waktu
5.2.1.5.Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi ... V-16
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 5.2.1.5.1.Perhitungan Koefisien Korelasi
Determinasi untuk Faktor Jarak
Pandang dengan Waktu Respon ... V-17
5.2.1.5.2.Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi untuk Faktor Sudut
Pandang dengan Waktu Respon ... V-17
5.2.1.5.3.Perhitungan Koefisien Korelasi
Berganda ... V-17 5.2.1.6.Pengujian Hipotesis Korelasi ... V-18
5.2.1.6.1.Pengujian Hipotesis Korelasi Faktor
Jarak Pandang ... V-18 5.2.1.6.2.Pengujian Hipotesis Korelasi Faktor
Sudut Pandang ... V-18 5.2.1.6.3.Pengujian Hipotesis Korelasi Berganda ... V-19 5.2.2. Operator II ... V-20 5.2.2.1.Uji Kenormalan Data ... V-20 5.2.2.2.Uji Persamaan Regresi ... V-25 5.2.2.3.Pengujian Kelinieran Regresi ... V-27 5.2.2.4.Perhitungan Koefisien Korelasi ... V-28
5.2.2.4.1.Perhitungan Koefisien Korelasi Jarak Pandang dengan Waktu Respon ... V-28
Respon ... V-30
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 5.2.2.5.Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi ... V-32
5.2.2.5.1.Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi untuk Faktor Jarak
Pandang dengan Waktu Respon ... V-32
5.2.2.5.2.Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi untuk Faktor Sudut
Pandangdengan Waktu Respon ... V-33
5.2.2.5.3.Perhitungan Koefisien Korelasi
Berganda ... V-33 5.2.2.6.Pengujian Hipotesis Korelasi ... V-32
5.2.2.6.1.Pengujian Hipotesis Korelasi Faktor
Jarak Pandang ... V-33 5.2.2.6.2.Pengujian Hipotesis Korelasi Faktor
Sudut Pandang ... V-34 5.2.2.6.3.Pengujian Hipotesis Korelasi Berganda ...V-34
VI ANALISA DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisa ... VI-1 6.2. Evaluasi ... VI-2
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1
2.1. Alokasi Tenaga Kerja di PT. Mabar Feed Indonesia ... II-6 2.2. Alokasi Tenaga Kerja di PT. Mabar Feed Indonesia (Lanjutan) ... II-7 2.3. Pakan Komplit Terapung ... II-9 2.4. Pakan Komplit Tenggelam ... II-9 5.1. Identifikasi Operator Ruang Kontrol di PT. Mabar Feed Indonesia ... V-1 5.2. Pengukuran Jarak Pandang, Sudut Pandangdan Waktu Respon
di Ruang Kontrol ... V-4 5.3. Uji Kolmogorov-Smirnov Jarak Pandang untuk Operator I ... V-6
5.4. Uji Kolmogorov-Smirnov Sudut Pandang untuk Operator I ... V-7 5.5. Uji Kolmogorov-Smirnov Waktu Respon untuk Operator I ... V-8
5.6. Perhitungan Persamaan Regresi ... V-9 5.7. Perhitungan Kelinieran Regresi ... V-12 5.8. Penentuan Fhitung ... V-12 5.9. Perhitungan Korelasi Jarak Pandang dengan Waktu Respon ... V-13 5.10.Perhitungan Korelasi Sudut Pandang dengan Waktu Respon... V-14 5.11.Uji Kolmogorov-Smirnov Jarak Pandang untuk Operator II ... V-21 5.12.Uji Kolmogorov-Smirnov Sudut Pandang untuk Operator II ... V-22 5.13. Uji Kolmogorov-Smirnov Waktu Respon untuk Operator II ... V-23
5.14. Perhitungan Persamaan Regresi ... V-24 5.15. Perhitungan Kelinieran Regresi ... V-26 5.16. Penentuan Fhitung ... V-27
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
2.1. Struktur Organisasi PT. Mabar Feed Indonesia ... II-5 3.1. Diagran dari Alat Visual ... III-4 3.2. Letak Pusat Layar Monitor yang Ideal ... III-9 3.3. Posisi Mengetik yang Ideal ... III-10 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-7 4.3. Metodologi Penelitian ... IV-9 5.1. Kondisi Aktual Ruang Kontrol PT. Mabar Feed Indonesia ... V-2
DAFTAR LAMPIRAN
L.1 Tabel t L.2. Tabel f
L.3. Pembagian Tugas Struktur Organisasi L.4 Surat Penjajakan Pabrik
L.5. Surat Balasan Pabrik
L.6. Surat Keputusan Masa Berlaku TA L.7. Surat Peminjaman Alat
ABSTRAK
monitor komputer yang terlalu dekat sering mengakibatkan munculnya beragam penyakit mata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon, dengan perumusan masalah bagaimana pengaruh jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon operator kontrol. Adapun jumlah operator dalam penelitian ini sebanyak 2 orang. Rancangan penelitian ini adalah penelitian survei. Dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier yang bertujuan untuk mengetahui pengujian hipotesis untuk pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian ini didapat kesimpulan yaitu adanya pengaruh antara veriabel bebas dengan variabel terikat, dimana variabel bebas berupa jarak pandang dan sudut pandang, sedangkan variabel terikat berupa waktu respon.
Kata Kunci : Regresi Linier, Jarak Pandang, Sudut Pandang, Waktu Respon
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Mata merupakan salah satu aset yang paling berharga sehingga harus diperhatikan benar kesehatannya. Kelelahan mata merupakan gejala yang diakibatkan berlebihannya sistem penglihatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Hal ini dapat timbul karena pemakaian komputer yang dipengaruhi oleh penerangan dan jarak pandang yang tidak sesuai kebutuhan.
Waktu Respon dapat diartikan sebagai jumlah detik yang diperlukan dari pengguna komputer saat melakukan suatu kegiatan sampai komputer menyajikan hasil pada layar komputer. Penggunaan komputer secara berlebihan akan meningkatkan risiko gangguan kerja. Salah satunya adalah gangguan kesehatan mata. Gangguan kesehatan mata akibat penggunaan komputer terjadi karena mata terus-menerus memandang monitor komputer atau visualdisplay terminal (VDT)
(Wasisto, 2005). Faktor-faktor pada pekerjaan yang berperan penting pada gangguan penglihatan adalah sudut pandang mata (angel) terhadap komputer dan meja kerja, penerangan cahaya, durasi selama melihat monitor komputer, posisi leher, pekerja dengan kelainan refraktif, mata kering dan presbyopia (Bhlem C, Vishnu S dkk., 2005).
Jarak antara mata dan monitor komputer yang terlalu dekat sering mengakibatkan munculnya beragam penyakit mata. Sebuah penelitian survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA) pada tahun 2004
Radiasi komputer dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan mata lainnya, dan masalah visual lainya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala dan sakit leher atau bahu. Selain itu, disebutkan pula bahwa pengguna komputer ternyata lebih jarang mengedipkan mata. Padahal kedipan mata sangat penting untuk mengurangi risiko mata kering. Semakin lama mata terbuka, semakin tinggi kemungkinan kornea mata mengalami dehidrasi, merasa panas dan sakit, atau seperti ada pasir di kelopak mata hingga terasa berat (Kangarul, 2009). Selain itu, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penglihatan adalah faktor sudut dan ketajaman penglihatan. Sudut penglihatan (visual angle) didefinisikan sebagai sudut yang ditempuh oleh mata (Dyer dan Morris, 1990).
1. Bagaimana mengetahui besarnya pengaruh jarak pandang terhadap waktu respon.
2. Bagaimana mengetahui besarnya pengaruh sudut pandang terhadap waktu respon.
3. Bagaimana mengetahui pengaruh jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh jarak pandang terhadap waktu respon.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh sudut pandang terhadap waktu respon.
3. Untuk mengetahui pengaruh jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan bagi perusahaan dalam perbaikan ruang kerja yang ergonomis dan mengatasi kelelahan mata operator kontrol sehingga dapat meningkatkan kinerja operator.
2. Menjadi sarana bagi penulis dalam latihan untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan permasalahan pada perusahaan.
3. Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian ini.
1.5. Pembatasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah karena adanya keterbatasan waktu, fasilitas dan faktor-faktor lain yang berada diluar kemampuan peneliti. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan di ruang kontrol PT. Mabar Feed Indonesia.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut antara lain:
1. Posisi komputer dan posisi operator tidak berubah selama penelitian berlangsung.
2. Ruang kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. 3. Operator kontrol berada di ruang kontrol yang diamati dalam kondisi
normal/wajar. Artinya operator dalam kondisi stamina yang baik dan tidak berada dalam tekanan.
1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah: Bab I Pendahuluan, Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang atau alasan penulis mengambil judul : Pengaruh jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap waktu respon. Manfaat penelitian yaitu memberikan masukan bagi perusahaan dan penulis, batasan dan asumsi yang digunakan yaitu penelitian dilakukan di ruang kontrol PT. Mabar Feed Indonesia yang tidak mengalami perubahan dan dilakukan pengukuran jarak pandang dan sudut pendang mata dengan layar komputer dan waktu respon.
Bab III Landasan Teori, Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori mata, penyakit mata, kelelahan mata, komputer, dan analisa regresi linier.
Bab IV Metodologi Penelitian, Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan, pengambilan data, pengolahan data, hingga penyusunan laporan tugas akhir.
Bab V Pengumpulan Dan Pengolahan Data, Bab ini memuat data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan regresi linier untuk melihat adanya pengaruh antara jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, Dalam bab ini berisikan mengenai analisis pengolahan data dan pemecahan masalah mengenai untuk mengurangi keluhan pada mata.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan1
PT. Mabar Feed Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri pakan ikan. Produk lain yang dihasilkan oleh PT. Mabar Feed Indonesia berupa pakan ternak ayam dan hewan lainnya. PT. Mabar Feed Indonesia mulanya merupakan bentuk usaha perorangan yang didirikan oleh Bapak Rachman pada tanggal 15 Maret 1976. Perusahaan ini didirikan sesuai dengan surat izin dari Kantor Dinas Perindustrian Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara Medan untuk mendirikan dan menjalankan perusahaan makanan ternak dengan No.14 / PERIND / IV / 76 dengan nomor kode 3121 / 14 / 2A tertanggal 27 Mei 1976.
Pada tanggal 23 Mei 1985, perusahaan ini berubah nama dari bentuk usaha perseorangan menjadi bentuk Persekutuan Komenditer CV dengan nama CV Mabar. Seiring dengan kemajuan perusahaan, CV Mabar pun berubah bentuk menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT. Shrimp Feed Indonesia dan berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tanggal 6 uli 1988. Pada tanggal 29 Juli 1988 PT. Shrimp Feed Indonesia akhirnya berubah nama menjadi PT. Mabar Feed Indonesia. Perubahan status badan hukum perusahaan pada perusahaan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan
1
dikeluarkannya Surat Keputusan No. C2-175.HT.1.TH 1990 pada tanggal 19 Januari 1990. Pada tahun 2001, asset perusahaan ini sebesar Rp. 111,72 miliar. Asset (aktiva) per 31 Desember 2005 sebesar 236,40.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Mabar Feed Indonesia, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari volume penjualan dari tahun ke tahun. Tahun pertama produksi yang dihasilkan oleh PT. Mabar Feed Indonesia mencapai 7.200 ton per tahun. Pada tahun 1988, produksi PT. Mabar Feed Indonesia sebesar 40.000 ton per tahun meningkat 150 % menjadi 100.000 ton per tahun pada tahun 1996, kemudian karena pengaruh krisis moneter produksi turun menjadi 36.000 ton pada tahun 1998. hal ini disebabkan karena tingginya harga bahan baku dan rendahnya permintaan. Seiring dengan pulihnya perekonomian nasional maka volume penjualan juga meningkat menjadi 97.000 ton per tahun. Pada tahun 2001 jumlah produksi yang dihasilkan sebesar 145.000 ton per tahun.
Program jangka panjang PT. Mabar Feed Indonesia adalah meningkatkan volume penjualan hingga mencapai 20.000 ton per-bulan, dengan melaksanakan diversifikasi produk, penambahan fasilitas produksi dan laboratorium yang modern serta melakukann aktivitas benchmarking sehingga
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur organisasi yang digunakan di PT. Mabar Feed Indonesia adalah hubungan fungsional. Dan menjalankan struktur organisasinya ada pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana dalam melakukan pengambilan keputusan lebih mudah dicapai karena anggota-anggota staff yang ahli dalam bidangnya yang dapat member nasehat dan mengerjakan perencanaan yang teliti, koordinasi dapat dengan mudah dikerjakan karena sudah ada pembidangan masing-masing.
Struktur organisasi yang berbentuk hubungan fungsional dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi perusahaan merupakan wadah perusahaan yang mendayagunakan sumber-sumbernya. Wadah ini menetapkan kegiatan yang perlu dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam menjalankan suatu organisasi diperlukan personil-personil yang menduduki jabatan ertentu di dalam organisasi tersebut, dimana masing-masing personil diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap jabatan diberi gambaran dan batasan tugas serta tanggung jawab pada masing-masing struktur organisasi.
2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.4.1. Jumlah Tenaga Kerja
[image:32.595.149.487.382.757.2]Dalam menjalankan tugasnya, PT. Mabar Feed Indonesia memperkerjakan tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang bekerja dilantai produksi pakan ternak di dalam pabrik. Tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang bekerja di luar pabrik. Jumlah tenaga kerja pada PT. Mabar Feed Indonesia adalah 211 orang. Alokasi tenaga kerja di PT. Mabar Feed Indonesia ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja di PT. Mabar Feed Indonesia
No. Jabatan
Jumlah (orang)
1 Direktur Utama 1
2 Sekretaris Direksi
-Internal Auditor 1
-Manajemen Representatif 1
3 Direktur Operasional 1
4 Direktur Komersial 1
-Staff Logistik 1
-Staff Impor 1
-Karyawan 6
5 Departemen Teknik
-Kabag. Perakitan dan Pemeliharaan
Mesin 1
-Kabag. Pemeliharaan Otomotif 1 -Kabag. Listrik dan Telekomunikasi 1
-Karyawan 12
6
Departemen Desain Pengembangan
Produk
-Manager Desain Pengembangan Produk 1
-Karyawan 5
Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja di PT. Mabar Feed Indonesia (Lanjutan)
No. Jabatan Jumlah
(orang)
8 Departemen PPIC
-Manager PPIC 1
-Staff PPIC 1
-Karyawan 9
9 Departemen Marketing
-Manager Marketing 1
-Counter 1
-Staff Marketing 1
-Karyawan 15
10 Departemen Keuangan
-Manager Keuangan 1
-Staff Keuangan 1
-Kasir 3
-Kredit Kontrol 2
-Karyawan 8
11 Departemen Akutansi
-Manager Akutansi 1
-Staff Akutansi 1
-Staff Perpajakan 1
-Karyawan 5
12 Departemen Personalia
-Manager Umum 1
-Kabag. Humas Hubungan Rumah
Tangga 1
-Kabag. Humas Hubungan Keamanan 1 -Kabag. Humas Lingkungan Hidup 1
-Kabag. Personalia 1
2.4.2. Jam Kerja
Jam kerja di PT. Mabar Feed Indonesia untuk semua karyawan adalah sama, baik karyawan kantor, karyawan lantai produksi, dan petugas keamanan / satpam. PT. Mabar Feed Indonesia terdiri dari satu shift kerja. Adapun rincian jam kerja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hari Senin s/d Kamis dan Sabtu
- Pukul 08.00-12.00 WIB : Kerja Aktif - Pukul 12.00-13.00 WIB : Istirahat - Pukul 13.00-16.00 WIB : Kerja Aktif
- Pukul 16.00-18.00 WIB : Jam Kerja Lembur
2. Hari Jum’at
- Pukul 08.00-12.00 WIB : Kerja Aktif - Pukul 12.00-13.30 WIB : Istirahat - Pukul 13.30-16.30 WIB : Kerja Aktif
- Pukul 16.30-18.00 WIB : Jam Kerja Lembur
2.5. Ruang Lingkup Bidang Usaha2
PT. Mabar Feed Indonesia memproduksi 2 jenis produk pakan ikan yaitu pakan ikan terapung dan pakan ikan tenggelam. Dimana dua jenis produk pakan
ikan ini diklasifikasikan berdasarkan jenis ikan dan umur ikan tersebut. Adapun produk yang dihasilkan antaranya :
Tabel 2.2. Pakan Komplit Terapung No Pemeliharaan
Analisa Protein Lemak Serat
Kasar
Abu Kadar Air 1 Semua Jenis Ikan
(MB-FE)
16% 3% 8% 12% 12%
2 Ikan Lele (MB-FL)
30% 3% 6% 12% 12%
3 Ikan Nila (MB-FN)
30%-32%
3% 6% 12% 12%
Sumber : PT. Mabar Feed Indonesia
Tabel 2.3. Pakan Komplit Tenggelam No Pemeliharaan
Analisa Protein Lemak Serat
Kasar
Abu Kadar Air 1 Ikan Mas
(MB-1)
30% 5% 6% 10% 12%
2 Ikan Nila (MB-N1)
30% 5% 6% 10% 12%
3 Semua Jenis Ikan (MB-SE)
16% 3% 8% 12% 12%
4 Semua Jenis Ikan (MB-S1)
28% 5% 7% 12% 12%
5 Ikan Lele (MB-S1L)
28% 5% 7% 12% 12%
[image:35.595.114.482.399.615.2]BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Mata3
Mata merupakan indra pengelihatan pada manusia. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina selanjutnya dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
3.1.1. Anatomi Mata
Mata diproteksi oleh tulang rongga mata alis dan bulu mata, kelopak mata, refleks mengedip, sel-sel pada pemukaan kornea dan konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan dalam kelopak mata) serta air mata. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan), media transpor bagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit, enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibodi.
Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening serta terdiri dari tigalapisan, yaitu:
1. Lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga.
2. Lapisan tengah (vaskuler).
3. Lapisan dalam yang merupakan lapisan saraf.
3
Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata otot-otot ini dikaitkan pada sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar secara bergantian.
Adapun bagian-bagian mata adalah sebagai berikkut ini. 1. Skelera
Merupakan pembungkus yang kuat dam fibrus. Sklera membentuk putih mata. sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
2. Retina
Retina merupakan lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf.
3. Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan yang putih dan tidak tembus cahaya.
4. Iris
Merupakan tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos yang berfungsi untuk mengecilkan dan melebarkan ukuran pupil.
5. Lensa
Merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.
3.2. Mekanisme Melihat4
Gelombang cahaya yang diamati memasuki mata melalui lensa dan kemudian masuk ke retina. Di tempat ini energi cahaya itu dirubah menjadi ajakan syaraf yang mencapai otak melalui saraf optik. Ajakan baru lalu dilepaskan dalam bentuk sejumlah simpul. Sebagian ajakan tersebut dibawa ke pusat-pusat pengendali otot mata. Dari sini ditentukan ukuran manik, lengkungan lensa dan semua gerakan bola mata.
Atas dasar umpan balik yang datang berupa berkas cahaya, maka mata secara terus menerus menyesuaikan diri untuk tugas melihatnya. Mekanisme yang mengaturnya berjalan secara automatik, jadi diluar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan syaraf lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks hingga memasuki syaraf kesadaran. Dan sekarang semua ajakan tadi telah diterima sebagai gambaran (citra) dari dunia luar. Gambar 3.1. merupakan ikhtisar dari proses visual tersebut.
4 Sastrowinoto, Suryatno
Gambar 3.1. Diagram dari Alat Visual
(Sumber : Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas denganErgonomi)
Adapun keterangan dari Gambar 3.1. adalah cahaya masuk melalui kornea dan lensa yang kemudian cahaya diterima oleh retina, selanjutnya informasi diteruskan oleh saraf optik ke otak, dan selanjutnya informasi tersebut dilakukan persepsi visual mengenai dunia luar pada alam sadar.
3.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penglihatan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penglihatan menurut Corwin (2001) adalah sebagai berikut :
permukaan objek tersebut. Luminasi adalah banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh permukaan objek. Jumlah sumber cahaya yang tersedia juga mempengaruhi kemampuan mata melihat objek. Pada usia tua diperlukan intensitas penerangan yang lebih besar untuk melihat objek. Tingkat luminasi juga mempengaruhi kemampuan membaca teks. Semakin besar luminasi sebuah objek maka semakin besar juga rincian objek yang dapat dilihat oleh mata. Bertambahnya luminasi sebuah objek akan menyebabkan mata bertambah sensitif terhadap kedipan (flicker). Faktor penerangan berpengaruh pada kualitas penerangan
yang ditentukan oleh kualitas dan kuantitas penerangan. Sifat penerangan juga ditentukan oleh rasio kecerahan yaitu antara objek dan latar belakang. Penerangan bisa bersumber dari penerangan langsung, misalnya dari penerangan buatan (bola lampu), penerangan yang bersumber dari pantulan tembok, langit-langit ruangan dan bagian permukaan meja kerja (Kroemer et al, 2000).
3. Silau (glare), adalah proses adaptasi berlebihan pada mata sebagai akibat dari
retina mata terpapar sinar yang berlebihan (Grandjean, 2000).
4. Sudut dan ketajaman penglihatan, sudut penglihatan (visual angle) sebagai sudut
yang ditempuh oleh mata ketika melihat.
3.4.Kelelahan Mata5
Astenopia adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem
penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna untuk memperoleh
ketajaman penglihatan. Istilah-istilah yang juga dipakai untuk tujuan yang sama adalah eye strain, visual discomfort, dan ocular fatigue atau disebut juga mata lelah.
Keluhan dapat diklarifikasi sebagai berikut :
1. Okular, misalnya mata terasa pegal, berat, lelah, pedas, panas, tidak nyaman, atau sakit disekitar mata.
2. Visual, misalnya penglihatan menjadi kabaur, rangkap atau penglihatan warna berkurang.
3. Refeal, misalnya sakit kepala, bahu, dan punggung.
Astenopia dapat terjadi baik pada orang yang tergolong normal ataupun dengan adanya faktor-faktor di atas. Keluhan ini lebih banyak dijumpai pada umur lebih dari 40 tahun, para pemakai kacamata dan mereka yang bekerja mempergunakan penglihatan dekat dalam waktu yang lama. Wanita lebih sering menderita Astenopia
dari pada laki-laki.
Astenopia terjadi karena gangguan yang kompleks dan saling mempengaruhi
pada proses sistem penglihatan seperti berikut ini :
1. Cahaya yang masuk ke mata dari benda yang tidak dilihat tidak cukup. 2. Pemusatan cahaya pada retina mata tidak sempurna.
Hasil komputasi akan dikonversi menjadi data visual yang dapat dilihat dengan menggunakan monitor atau Visual Display Terminal (Humaidi, 2005). Visual
Display Terminal (VDT) atau yang biasanya disebut dengan monitor adalah bagian
yang biasanya ditatap dan menimbulkan gangguan kesehatan mata pada penggunaannya (Fauzia, 2004).
Penggunaan komputer baik desktop maupun laptop dalam bekerja sangat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penggunaan komputer dewasa ini sudah merambah semua lapisan masyarakat. Akhir-akhir ini penggunaan laptop lebih diminati dibandingkan dengan desktop (Hendra et al, 2009).
Sekitar 90 % pelajar usia 5-17 tahun di Washington dan sekitar 60 % yang berusia diatas 18 tahun menggunakan komputer setiap hari dengan mayoritas menggunakan komputer untuk bekerja, belajar dan mengakses internet (De Bell et al, 2006). Sekitar 100 juta penduduk Amerika Serikat menggunakan komputer untuk pekerjaannya sehari-hari (Izquierdo, 2010).
Menurut Gartner (2002) dan Yates (2007) terdapat hampir 1 milyar komputer yang digunakan di dunia. Di Indonesia, menurut Hoesin et al (2007), sekitar 2500 orang di 16 kota menggunakan komputer untuk bekerja. Hal ini jelas menunjukkan bahwa penggunaan komputer telah menjadi primadona untuk memudahkan pekerjaan di segala bidang karena sekitar 75 % pekerjaan di dunia bergantung pada komputer (Kanitkar et al, 2005).
a. Monitor 6
Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata. Monitor harus ditempatkan dimana bagian atas monitor berada tepat dimata dan langsung berhadapan dengan anda. Jarak antara mata dengan monitor kira-kira 15-30 inci.
Adapun saran yang diberikan untuk mengurangi keluhan pada mata pada pemakaian komputer yaitu
1. Agar mata dapat membaca dengan nyaman, letakkan layar komputer lebih rendah dari garis horizontal mata dengan sudut kurang lebih 30 derajat
Gambar 3.2. Letak Pusat Layar Monitor Yang Ideal
huruf yang terlalu kecil (kecuali terpaksa). Font huruf yang termasuk normal adalah font 12.
3. Agar mata tidak kering, sesering mungkin untuk berkedip dan sesekali pindahkan arah pandangan mata ke luar ruangan. Bila perlu usaplah kelopak mata secara lembut (memijit ringan bola mata). Umumnya seseorang berkedip 18 kali satu menit. Kebanyakan penguna komputer hanya melakukannya 2 kali. 4. Periksa mata secara rutin. Paling tidak sekali dalam setahun. Perbanyak
makanan yang mengandung vitamin A seperti wortel, pisang, dan sebagainya.
b. Keyboard
Tidak ada hasil penelitian yang konsisten yang menyebutkan bahwa keyboard yang diberi label “ergonomis” benar-benar memberikan kelebihan yang
substansial bagi kesehatan dan kenyamanan tubuh. Bagi kebanyakan orang, desain
keyboard yang umum dianggap sudah cukup asalkan disimpan dalam posisi yang
[image:44.595.225.402.532.668.2]tepat seperti gambar berikut ini.
Adapun saran yang diberikan dalam penggunaan keyboard yaitu
1. Tekan tombol dengan ringan saat mengetik, tidak perlu menggunakan tenaga yang besar.
2. Pastikan pergelangan tangan dalam posisi lurus, jika terlalu sering dibengkokkan dapat menyebabkan cedera.
3. Pastikan siku membentuk sudut 90 0 atau lebih. Jika kurang dari itu, dapat menyebabkan tekanan pada syaraf atau kepegalan pada pergelangan/jari-jari tangan.
4. Usahakan bahu t et ap rileks dan siku di samping.
5. Tet ap berada dibagian t engah bagian huruf pada keyboard. Operat or cenderung menempat kan diri t idak di t engah-t engah keyboar d. Hal ini menyebabkan saat t ombol huruf yang l et aknya
j auh, j arak yang harus dij angkau akan lebih panj ang.
c. Mouse
Cara pemakaian mouse yang tidak tepat dan desain mouse yang tidak ergonomis dapat menyebabkan cedera otot. Sekarang ini banyak dijual mouse yang
berlabel ergonomis. Banyak mouse jenis ini yang memang benar-benar berguna, namun penggunaannya yang kurang tepat (misal ditempatkan terlalu jauh) dapat menghilangkan kelebihan ergonomis yang dimilikinya.
Adapun tips dalam menghindari cedera otot yang berhubungan dengan penggunaan mouse yaitu
1. Mouse Grip yaitu genggam dan gerakkan mouse dengan lembut dan santai,
3. Optimal Mouse position digunakan untuk setiap jenis mouse memiliki posisi optimal.
4. Mouse shape, pilih desain mouse yang sesuai dengan tangan dan sedatar
mungkin untuk mengurangi tekanan pada pergelangan tangan.
5. Load sharing, Jika desain mousenya memungkinkan, bagi beban penggunaan
mouse antara tangan kiri dan tangan kanan.
d. Posisi duduk
Adapun posisi duduk yang baik saat bekerja yaitu : 1. Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai
2. Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk terlalu tinggi
3. Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak
4. Rubah posisi duduk secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi yang tetap dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan ketidaknyamanan
5. Punggung santai tapi tidak membungkuk
6. Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan
7. Ketika anda duduk, tempatkan pantat anda tepat di kursi. Duduk tegak dan cobalah untuk menjaga pinggul, bahu dan telinga dalam posisi lurus.
9. Jika kaki tidak menyentuh lantai, rendahkan kursi anda. Jika kursi tidak bisa direndahkan atau jika operator berada pada posisi dimana operator menghadap monitor, pertimbangkan untuk memakai sandaran kaki.
3.7. Uji Kenormalan7
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Asumsi tentang distribusi seringkali dibutuhkan kalau kita menggunakan Statistika parametrik, asumsi terutama dibutuhkan jika diadakan pengujian hipotesis. Asumsi ini dapat diperiksa dengan beberapa cara diantaranya melalui histogram dan normal probability plot.
Selain dengan menggunakan normal probability plot, kenormalan data dapat juga diuji dengan menggunakan beberapa statistic uji berikut :
1. Uji Chi-Kuadrat (X2 )
Uji normalitas data dengan teknik chi-kuadrat digunakan untuk menguji normalitas data yang disajikan secara kelompok. Langkah-langkah dalam pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Data sampel dikelompokkan dalam daftar distribusi frekuensi absolut, kemudian tentukan batas kelas intervalnya.
b. Tentukan nilai z dari masing-masing batas interval tersebut
d. Hitung besar peluang untuk masing-masing kelas interval sebagai selisih luas dari point c.
e. Tentukan Ei untuk tiap kelas interval sebagai hasil kali peluang tiap kelas dengan n (ukuran sampel).
f. Gunakan rumus Chi-kuadrat di atas untuk menentukan harga X2 hitung.
∑
=
−
= k
i i
i i
e e o
1
2
2 ( )
χ
g. Apabila X2 hitung < X2 tabel maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusinormal.
Statistik uji ini diharapkan dipergunakan untuk data yang berukuran besar. Statistik uji ini tidak tersedia di dalam paket SPSS ataupun Minitab, program paket yang menyediakan statistik uji ini adalah statgraphics.
2. Kolmogorov Smirnov
Statistik uji Kolmogorov-Smirnov ditentukan berdasarkan nilai terbesar dari
selisih antara nilai fungsi distribusi dengan nilai fungsi distribusi empiris. D= max|F(x)-i/n|
dengan menghitung A1, yaitu nilai maksimum dari selisih antara Kumulatif Proporsi (KP) dengan harga Z
3. Anderson Darling
Statistik uji ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan statistik uji Kolmogorov Smirnov yang hasil pengujiannya bisa tidak valid jika nilai dugaan parameternya dihitung dari sampel. Nilai statistik uji ini dihitung dengan cara :
))] ( 1 ln( ) ( ln( ) ( [ln ) 1 2 ( 1 1 2 i n i i n i Y F Y F Y F n i n
A +−
= − + + − − − =
∑
4. ShapiroWilk
Statistik uji Shapiro-Wilk dihitung berdasarkan urutan data yang dinyatakan dalam : 2 1 2 1 ) ( ) ( ) (
∑
∑
= = − = n i i n i i i x x x a W3.8. Regresi Linear8
Regresi linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang mempengaruhi sering disebut variabel bebas, variabel independen atau variabel penjelas. Variabel yang dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat atau variabel dependen.
Secara umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana yaitu dengan satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat; dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu buah variabel terikat.
3.8.1. Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umumnya adalah:
Y = a + b X.
Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.
3.8.2. Interpretasi Output
8
1. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara 0 – 1 di mana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya.
2. Nilai t hitung dan signifikansi
Nilai t hitung > t tabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, atau bisa juga dengan signifikansi di bawah 0,05 untuk penelitian sosial, dan untuk penelitian bursa kadang-kadang digunakan toleransi sampai dengan 0,10.
3. Persamaan regresi
Analisisnya Y = a + b X.
3.8.2. Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan umumnya adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .... + bn Xn.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Mabar Feed Indonesia yang terletak di Jalan Rumah Potong Hewan no.44, Desa Mabar, Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di ruang kontrol. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2013 sampai bulan Januari 2014.
4.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survei yaitu suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran. (Sukaria Sinulingga, 2011).
4.3. Identifikasi Variabel Penelitian 4.3.1. Variabel Independent / Bebas
Variabel independent yang berpengaruh terhadap perancangan penelitian
adalah sebagai berikut :
2. Sudut Pandang (X2) adalah Sudut (0) pandang lurus pada saat operator menggerakkan kepala ke komputer lain pada saat perintah bunyi alarm
hidup.
4.3.2. Variabel Dependent / Terikat
Variabel dependent yang dipengaruhi terhadap rancangan penelitian adalah waktu respon.
4.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berfikir yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Adapun kerangka konseptual yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut :
Jarak Pandang (XI)
Sudut Pandang (X2)
[image:54.595.158.474.489.659.2]Waktu Respon (Y)
a. Indikator jarak pandang (cm) merupakan jarak antara mata dengan layar komputer, dimana jarak pandang tersebut diukur pada saat operator berpindah pandangan ke setiap layar komputer.
b. Indikator sudut pandang merupakan sudut (0) yang dihasilkan pada saat operator menggerakkan kepala ke komputer lain pada saat perintah bunyi alarm
hidup
c. Indikator waktu respon merupakan waktu (s) operator untuk mengontrol setiap layar komputer, dimana pengukuran waktu tersebut dimulai pada saat operator merespon bunyi alarm hingga berpindah pandangan ke layar komputer yang akan di kontrol.
4.5. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah dua operator kontrol di ruang kontrol PT. Mabar Feed Indonesia.
4.6. Sumber Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan antara lain:
c. Pengukuran waktu respon pada saat operator berpindah pandangan ke komputer lain.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan bukan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data sekunder yang diperoleh sebagai berikut:
a. Sejarah perusahaan
b. Struktur organisasi dan uraian tugas dan tanggung jawab
4.7. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk membantu dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan yaitu :
1. Meteran fungsinya sebagai alat untuk mengukur jarak pandang mata terhadap layar komputer yang digunakan operator.
2. Rol Busur, fungsinya sebagai alat untuk mengukur sudut pandang mata operator terhadap pandangan mata lurus dengan pandangan operator ke komputer yang diamati
3. Stopwatch, fungsinya sebagai alat untuk mengukur waktu respon selama
4.8. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu peneltian pendahuluan dan juga penelitian pengumpulan data.
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengerjaan tugas akhir. Dalam penelitian pendahuluan ini dilihat adalah :
a. Jarak pandang dan sudut pandang mata terhadap waktu respon. b. Analisa umum terhadap kendala dan masalah aktual.
2. Tahapan penelitian.
Pada tahapan ini peneliti melakukan pengukuran mulai dari Juli 2013 sampai dengan Januari 2014, adapun kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan informasi yang berhubungan dengan penelitian melalui wawancara dengan populasi yang akan diteliti diantaranya operator kontrol yang aktif, bekerja selama 8 jam penuh, dan tidak memiliki penyakit mata. b. Pengukuran jarak pandang menggunakan meteran, bertujuan untuk
mengetahui jarak pandang mata terhadap komputer yang diteliti.
d. Pengukuran waktu respon dengan menggunakan stopwatch, bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan operator untuk megontrol dari setiap komputer.
Pengambilan data perusahaan, data perusahaan yang diambil yaitu: sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
4.9. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada penelitian ini peneliti melihat dan mengamati keadaan ruangan dengan menggambarkan sketsa ruang yang diteliti.
2. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung kepada operator kontrol yang akan menjadi populasi dengan kriteria diantaranya operator yang aktif, bekerja selama 8 jam penuh, dan tidak memiliki penyakit mata.
3. Metode kepustakaan, mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan kelelahan mata dan mempelajari tentang regresi linier sederhana.
4.10. Blok Diagram Pengolahan Data
Uji Kenormalan Data
Uji Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis Perhitungan Koefisien
[image:59.595.257.360.108.368.2]Korelasi Determinasi Uji Kelinieran Regresi Uji Persamaan Regresi
Gambar 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data
4.11. Analisis dan Pembahasan
Data yang telah selesai diolah kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Analisis pemecahan masalah yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari tiap faktor dan variabel terhadap terjadinya kelelahan mata pada operator kontrol dan untuk mengetahui besarnya pengaruh jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon. Selanjutnya melakukan usulan perbaikan untuk operator guna mengurangi dampak kelelahan mata.
ditindaklanjuti baik untuk kepentingan praktisi dan pihak perusahaan untuk penyempurnaan bagian penelitian selanjutnya.
Mulai
Identifikasi Masalah
Waktu Respon dengan jarak pandang dan sudut pandang
Perumusan Masalah
Jarak pandang,Sudut pandang dan waktu respon
Penetapan Tujuan
Hubungan waktu respon terhadap jarak pandang dan sudut pandang
Pengumpulan Data Primer
1. Pengukuran jarak pandang 2. Pengukuran sudut pandang 3. Pengukuran waktu respon
Pengolahan Data
1. Uji kenormalan data dengan kolmogorov smirnov test
2. Uji kenormalan data 3. Uji kelieran regresi
4. Perhitungan Koefisien korelasi
5. Perhitungan koefisien korelasi determinasi 6. Pengujian hipotesis korelasi
Pengumpulan Data Sekunder
1. Sejarah perusahaan
2. Struktur organisasi perusahaan
Analisis dan Pembahasan
Pengaruh jarak pandang dan sudut pandang terhadap waktu respon operator
kontrol
Kesimpulan dan Saran
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Identifikasi Operator Ruang Kontrol di PT. Mabar Feed Indonesia
Pada penelitian ini, jumlah populasi yang digunakan untuk pengukuran sudut penglihatan, jarak pandang dan waktu respon adalah sebanyak 2 orang operator. Kedua operator tersebut berada di ruang kontrol yang bekerja selama 8 jam penuh dan tidak memiliki penyakit mata.
[image:62.595.138.494.429.548.2]Adapun data operator dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut :
Tabel 5.1. Identifikasi Operator Ruang Kontrol di PT. Mabar Feed Indonesia
No. Nama Umur
Jenis
Kelamin Keterangan 1 Operator I 26 Tahun Laki - laki
Tidak
menggunakan kacamata 2 Operator II 32 Tahun Laki - laki
Tidak
menggunakan kacamata
Kondisi ruang kontrol adalah sebagai berikut :
Dinding ruangan berwarna putih, dilengkapi dengan 4 unit air conditioner (AC),
5.1.2. Pengukuran Jarak Pandang
Pengukukaran jarak pandang dilakukan untuk mengetahui jarak pandang antara mata operator dengan layar komputer yang di kontrol. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan meteran dengan satuan sentimeter (cm).
5.1.3. Pengukuran Sudut Pandang
Pengukuran sudut pandang dilakukan untuk mengetahui sudut antara perpindahan kepala dan pandangan operator pada saat kepala lurus dengan pada saat kepala dan pandangan operator berpindah ke komputer lain. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan rol busur dengan satuan derajat (0).
5.1.4. Pengukuran Waktu Respon
Pengukuran waktu respon dilakukan untuk mengetahui waktu operator dalam mengontrol setiap komputer. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan
stopwatch dalam satuan second (s).
5.1.5. Hasil Pengukuran
Tabel 5.2. Pengukuran Jarak Pandang, Sudut Pandangdan Waktu Respon di Ruang Kontrol
Operator Komputer
Jarak Pandang (cm)
Sudut Pandang (0)
Waktu Respon (s)
1 107 60 10
2 106 30 12
I 3 124 60 13
4 94 40 10
5 98 40 15
6 104 50 11
II 7 127 50 14
8 92 40 17
9 94 40 16
5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Operator I
5.2.1.1 Uji Kenormalan Data
Uji Normal dengan Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk Uji Goodness of fit (kesesuaian) antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi
yang diharapkan,yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil, dengan kriteria :
a. H0 diterima apabila D < D α b. H0 ditolak apabila D > D α
c. H0 : Data tidak berdistribusi normal d. H1 : Data berdistribusi normal
Uji Kolmogorov-Smirnov untuk jarak pandang adalah sebagai berikut: 1. hitung nilai Fa(X)-nya, yaitu dengan:
5 1 ) (X =
2. Menghitung nilai :
- Rata-rata :
n X
n
X X
X + + + n =
∑
n=
Χ 1 2 . . . .
= + + + + = Χ 5 98 94 124 106 107 105.8
- Standar Deviasi :
(
)
1 2 − − =∑
n X Xi σ 1 5 532.8 − = σ = 4 532.8= 11.54123
3. Hitung nilai Z.
σ
X X
Z = −
11.54123 8 . 105 107− =
Z = 0.1039
4. Dari nilai Z yang didapat, cari nilai Fe(X) dengan menggunakan fungsi Normdist. Nilai Z = 0.1039 maka diperoleh nilai Z-0.1039 = 0.5414. Nilai tersebut notasikan dengan Fe(X).
5. Selisih nilai Fa(X) dengan Fe(X) dan diberi tanda mutlak, serta notasikan dengan D.
Fa(X) = 0.2, Fe(X) = 0.2495, maka: D = |Fa(X) – Fe(X)|
= |0.2- 0.5414| = 1.487
Tabel 5.3. Uji Kolmogorov-Smirnov jarak pandang untuk operator I
JARAK PANDANG Z FeX D
107 0.103975053 0.54141 0.34141 106 0.017329175 0.50691 0.30691 124 1.576954969 0.9426 0.7426
94 -1.02242135 0.15329 0.04671 98 -0.67583784 0.24957 0.04957
Dhitung 1.4872
6. Dengan asumsi α = 0,05 maka Dα = D0,05 dan nilai D = 1.4872, maka H1 diterima karena D > Dα. Maka data tersebut berdistribusi normal.
Uji Kolmogorov-Smirnov untuk sudut pandang adalah sebagai berikut:
1. Hitung nilai Fa(X)-nya, yaitu dengan:
5 1 ) (X =
Fa = 0,2
2. =
+ + + + = Χ 5 40 40 60 30 60 46 1 5 6028.45 − = σ = 4 6028.45
= 13.41641
3.
σ
X X
Z = −
13.41641
46 60− =
Z = 1.0434
4. Nilai Z = 1.0434 maka diperoleh nilai Z1.0434 = 0.3015. Nilai tersebut dinotasikan dengan Fe(X).
5. Fa(X) = 0.2, Fe(X) = 0.3015, maka: D = |Fa(X) – Fe(X)|
= 0.6516
Tabel 5.4. Uji Kolmogorov-Smirnov Sudut Pandang untuk Operator I
Sudut Penglihatan Z FeX D
60 1.04349839 0.85164 0.65164 30 -1.38633404 0.08282 -0.1172 60 1.04349839 0.85164 0.65164 40 -0.4472136 0.32736 -0.1274 40 -0.4472136 0.32736 0.12736
Dhitung 1.1861
6. Dengan asumsi α = 0,05 maka Dα = D0,05 dan nilai D = 0.1861 maka H1 diterima karena D > Dα. Maka data tersebut berdistribusi normal.
Uji Kolmogorov-Smirnov untuk waktu respon adalah sebagai berikut:
1. Hitung nilai Fa(X)-nya, yaitu dengan:
5 1 ) (X =
Fa = 0,2
2. Menghitung nilai :
= + + + + = Χ 5 15 10 13 12 10 12 1 5 505.9416 − = σ = 4 505.9416
= 2.1213
3. 2.1213 12132 . 2 10− =
Z = 3.7140
= |0.2 – 0.9998| = 0.7998
Tabel 5.5. Uji Kolmogorov-Smirnov Waktu Respon untuk Operator I
Waktu Respon Z FeX D
10 -0.94280904 0.17289 -0.0271
12 0 0.5 0.3
13 0.471404521 0.68132 0.48132 10 -0.94280904 0.17289 0.02711 15 1.414213562 0.92135 0.72135
Dhitung 1.50267
6. Dengan asumsi α = 0,05 maka Dα = D0,05 = dan nilai D = 1.50267 maka H1 diterima karena D > Dα. Maka data tersebut berdistribusi normal.
5.2.1.2. Uji Persamaan Regresi
Dari data yang diperoleh, dapat dibuat suatu persamaan regresi. Adapun persamaan yang digunakan dalam perhitungan persamaan regresi adalah sebagai berikut :
∑
∑
Y =an+b∑
x1 +c x22 1 2
1 1
1 a x b x c x x
Yx
∑
∑
=∑
+∑
+∑
∑
=∑
+∑
+ 22 1
2 2
2 a x b x x c x
Yx
Tabel 5.6. Perhitungan Persamaan Regresi
X1 X2 Y XI2 X22 X1X2 X1Y X2Y Y2
Dengan memasukkan data diatas ke persamaan regresi maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. 60 = a (5) + b (529) + c (230) 60 = 5a + 529b +230c
2. 6364 = a (529) + b (56501) + c (24720) 6364 = 529a + 56501b + 24720c 3. 2740 = a (230) + b (24720) + c (11300)
2740 = 230a + 24720b + 11300c
Bentuk matriks yang dihasilkan dari persamaan di atas adalah sebagai berikut:
5 529 230 60
529 56501 24720 6364 230 24720 11300 2740
Untuk mendapatkan nilai-nilai a, b, dan c maka dilakukan eliminasi matriks dengan metode Gauss-Jordan. Langkah-langkah eliminasi tersebut adalah sebagai
berikut :
5 529 230 60
529 56501 24720 6364 230 24720 11300 2740
1 105.8 46 12
230 11300 2740 24720
60 2740 60 6364
1 46 12 105.8
1 46 12 105.8 0 -18.103 -10.889 30.5 0 5.46667 4.09091 -8.5515
1 46 12 105.8
0 1 -0.0278 0.53611 0 6.0152 4.4208 -9.4757
1 46 12 105.8
0 1 -0.0278 0.53611 0 6.01039 4.41727 -9.4681
1 46 12 105.8
0 1.167 0.0949 0.2731
0 0 1 -0.0405
1 46 12 105.8
0 1.167 0 0.272
0 0 1 -0.0405
1 46 12 105.8
0 1 0 0.061
0 0 1 -0.0405
Dari perhitungan di atas diperoleh : c = -0.0405
Dari nilai-nilai tersebut, diperoleh hasil peramalan sebagai berikut: Y = 103.48 + 0.061x1 – 0.0405x2
5.2.1.3. Pengujian Kelinieran Regresi
Uji kelinearan regresi dilakukan untuk mengetahui apakah garis regresi yang diperoleh linear atau tidak. Adapun langkah-langkah pengujian kelineran regresi adalah sebagai berikut :
1. Penentuan hipotesis
H0 : garis regresi tidak linear H1 : garis regresi linear
Apabila Fhitung berada dalam wilayah kritik, maka H0 ditolak yang berarti H1 diterima, sedangkan apabila Fhitung berada di luar wilayah kritik, maka H0 dterima.
2. Penentuan wilayah kritik
Dengan taraf nyata sebesar 0,05, diperoleh F0,05(3,5) sebesar 9.01 (dengan interpolasi) yang menyebabkan wilayah kritik F > 9.01.
3. Penentuan Fhitung
[image:71.595.111.536.587.705.2]Penentuan Fhitung dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan ANAVA, seperti pada Tabel 5. 7. berikut ini :
Tabel 5.7. Perhitungan Kelinieran Regresi
1. Jumlah Kuadrat Regresi (JKR)
(
)
2ˆ
∑
−= y y
JKR = 5456.6031
2. Jumlah Kuadrat Error (JKE)
JKE=
∑
(
Yi−yˆ)
2= 42373.95633. Jumlah Kuadrat Total (JKT)
(
)
2∑
−= Yi y
JKT = 5823.7844
[image:72.595.120.509.320.392.2]Setelah diperoleh nilai-nilai di atas, selanjutnya menentukan nilai Fhitung. Penentuan nilai Fhitung dapat dilihat pada Tabel 5.8. berikut ini :
Tabel 5.8. Penentuan Fhitung
Sumber Variasi JK Df KT F hitung F Tabel
Regresi 42373.9563 2 21186.971 1364.23 9.01
Residual 5456.9563 2 2728.478
Total 5823.7844 4
4. Kesimpulan
Karena Fhitung berada di dalam wilayah kritik (>9.01), maka Ho ditolak, yang berarti garis regresi yang diperoleh linear.
5.2.1.4. Perhitungan Koefisien Korelasi
Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan korelasi tunggal, untuk melihat hubungan jarak pandang dengan waktu respon, dan pandang dengan waktu respon.
5.2.1.4.1. Perhitungan Koefisien Korelasi Jarak Pandang dengan Waktu Respon
Adapun perhitungan koefisien korelasi jarak pandang dengan waktun respondapat dilihat pada Tabel 5.9.
NO X1 Y X1Y X12 Y2
1 107 10 1070 11449 100
2 106 12 1272 11236 144
3 124 13 1612 15376 169
4 94 10 940 8836 100
5 98 15 1470 9604 225
529 60 6364 56501 738
Dari Tabel 5.9., diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
n = 5
∑
= = n i XiYi 1
6364
∑
== n i Xi 1 529 =
∑
= n i Yi 160
∑
== n i Xi 1 2
56501
∑
== n i Yi 1 2 738
( )( )
(
) ( )
[
]
[
( ) ( )
]
0.1633 60 738 5 529 56501 5 60 529 ) 6364 ( 5 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 = − − − = − − − =∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
= = = = = = = r r Yi Yi n Xi Xi n Yi Xi XiYi n r n i n i n i n i n i n i n i5.2.1.4.2. Perhitungan Koefisien Korelasi Sudut Pandang dengan Waktu Respon
Tabel 5.10. Perhitungan Korelasi Sudut Pandang dengan Waktu Respon
NO X2 Y X2Y X22 Y2
1 60 10 600 3600 100
2 30 12 360 900 144
3 60 13 780 3600 169
4 40 10 400 1600 100
5 40 15 600 1600 225
230 60 2740 11300 738
Dari Tabel 5.10., diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
n = 5
∑
= = n i XiYi 1
2740
∑
== n i Xi 1 230 =
∑
= n i Yi 160
∑
== n i Xi 1 2
2740
∑
== n i Yi 1 2 738
5.2.1.4.3.Perhitungan Koefisien Korelasi Berganda antara Jarak Pandang dan Sudut Pandang dengan Waktu Respon
Korelasi berganda merupakan korelasi dari beberapa variabel bebas (X) secara serentak dengan variabel terikat (Y) dengan menggunakan persamaan berikut :
∑
∑
∑
∑
+ += 1 1 2 22 3 3
, ,2 3
Dengan :
[image:75.595.114.264.122.278.2]Adapun perhitungan koefisien korelasi berganda antara jarak pandang dan sudut penglihatan terhadap waktu respon dapat dilihat pada Tabel 5.11. berikut:
Tabel 5.11. Perhitungan Korelasi Berganda X1 X2 Y X12 X22 X1X2 X1Y X2Y
107 60 10 11449 3600 6420 1070 600
106 30 12 11236 900 3180 1272 360
124 60 13 15376 3600 7440 1612 780
94 40 10 8836 1600 3760 940 400
98 40 15 9604 1600 1740 1470 600
529 230 60 56501 11300 6364 6364 2740 Dari tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut :
18 5 60 738 20 -5 60 x 230 2740 16 5 60 x 529 6364 2 2 2 1 = − = = − = = − =
∑
∑
∑
y y x y xDimana nilai a1, a2 dan a3, diperoleh dari persamaan regresi : 2
2 1 1
0 a X a X
a
Y = + +
Y = 103.48 + 0.061 X1 – 0.0405 X2 Maka :
a = 0.061
= 18.899
5.2.1.5. Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi
Untuk menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut: r2 = (korelasi Pearson)2
5.2.1.5.1. Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi untuk Faktor Jarak Pandang dengan Waktu Respon
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi jarak pandang dengan waktu respon, diperoleh koefisien sebesar 0.6232. Maka koefisien korelasi determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasinya, yaitu :
r2 = (korelasi Pearson)2 = (0.1633)2 = 0.0266
5.2.1.5.2. Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi untuk Sudut Penglihatan dengan Waktu Respon
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi sudut penglihatan dengan waktu respon, diperoleh koefisien sebesar 0.1633. Maka koefisien korelasi determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasinya, yaitu :
r2 = (korelasi Pearson)2 = (-0.175)2 = 0.0306
5.2.1.5.3. Perhitungan Koefisien Korelasi Determinasi Berganda
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi berganda, diperoleh koefisien sebesar 18.899. Maka koefisien korelasi determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasinya, yaitu :
r2 = (korelasi Pearson)2 = (18.899)2 = 357.17
5.2.1.6. Pengujian Hipotesis Korelasi
5.2.1.6.1.Pengujian Hipotesis Korelasi Faktor Jarak Pandang Langkah-langkah pengujian hipotesis:
Ho : Koefisien korelasi tidak signifikan H1 : Koefisien korelasi signifikan 2. Menetapkan wilayah kritik
-thitung < zα/2
-thitung < t0.025(4) -thitung < 2.776 3. Menghitung nilai thitung
− + − = r r n t 1 1 ln 2 3 242 . 0 ) 0.1633 ( 1 ) 0.1633 ( 1 ln 2 3 5 = − + − = t
4. Kesimpulan
Wilayah Kritik berada di nilai -2.776 < 0.242 < 2.776. Maka Ho Ditolak dan H1 Diterima, Artinya koefisien korelasi signifikan.
5.2.1.6.2.Pengujian Hipotesis Korelasi Faktor Sudut Pandang Langkah-langkah pengujian hipotesis:
1. Menetapkan hipotesis
Ho : Koefisien korelasi tidak signifikan Ha : Koefisien korelasi signifikan 2. Menetapkan wilayah kritik
-thitung < zα/2
-thitung < z0.025(4) -thitung < -2.776
3. Menghitung nilai thitung
Wilayah Kritik berada di nilai -2.776 < -0.2603 < 2.776. Maka Ho Ditolak dan H1 Diterima, Artinya koefisien korelasi signifikan.
5.2.1.6.3.Pengujian Hipotesis Korelasi Berganda Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1. Menetapkan hipotesis
Ho : Koefisien korelasi tidak signifikan H1 : Koefisien korelasi signifikan 2. Menetapkan wilayah kritik
-thitung < zα/2
-thitung < z0.025(4) -thitung < -2,776 3. Menghitung nilai thitung
− + − = r r n t 1 1 ln 2 3 589 . 0 ) 899 . 18 ( 1 ) 899 , 18 ( 1 ln 2 3 5 = − + − = t
4. Kesimpulan
Wilayah Kritik berada di nilai -2.776 < 0.589 < 2.776. Maka Ho Ditolak dan H1 Diterima, Artinya koefisien korelasi signifikan.
5.2.2. Operator II
5.2.2.1 Uji Kenormalan Data
Uji Normal dengan Kolmogorov Smirnov Test digunakan untuk Uji Goodness of fit (kesesuaian) antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi
yang diharapkan,yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil, dengan kriteria :
a. H0 diterima apabila D < D α b. H0 ditolak apabila D > D α