• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 6-37) diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST, jumlah umbi per sampel,bobot umbi per sampel, dan Indeks Panen.Pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-6 MST.Interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap Pertambahan panjang tanaman 4-8 MST.

Pertambahan panjang tanaman (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 6-25), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada 4-8 MST, pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada 4-6 MST serta interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata pada 4-8 MST.

Dari data pengamatan 4 MST - 5 MST (Tabel 1), dapat diketahui perlakuan varietas (V3) menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman yang berbeda nyata dengan V1 dan V2 dengan rataan terendah pada V1.

Rataan pertambahan panjang tanaman 4-8 MST pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan pertambahan panjang tanaman 4-8 MST (cm) MST Varietas Sumber Kalium Rataan K0 (Tanpa pemupukan kalium) K1(Pupuk KCl) K2 (Biochar sekam padi) K3 (Kompos TKKS) 4 Antin-2 (V1) 2.29b 3.50b 2.58b 4.53b 3.23 Beta-2 (V2) 2.29b 9.29a 3.79b 2.91b 4.57 Kidal (V3) 9.43a 11.23a 3.11b 2.96b 6.68

Rataan 4.67 8.01 3.16 3.47 4.83

5

Antin-2 (V1) 4.92b 7.50b 3.96b 33.33a 12.43 Beta-2 (V2) 4.21b 43.50a 7.79b 8.04a 15.89 Kidal (V3) 39.92a 30.33a 7.46b 6.75b 21.11

Rataan 16.35 27.11 6.40 16.04 16.48

6

Antin-2 (V1) 15.54b 7.58a 14.63b 53.08a 22.71 Beta-2 (V2) 8.79b 38.17b 10.83b 32.29a 22.52 Kidal (V3) 39.83a 31.17a 8.46b 8.42b 21.97

Rataan 21.39 25.64 11.31 31.26 22.40

7

Antin-2 (V1) 50.08ab 15.33c 40.04abc 37.88abc 35.83 Beta-2 (V2) 23.88bc 29.42bc 18.54bc 69.71a 35.39 Kidal (V3) 45.63abc 39.83abc 16.67c 18.63bc 30.19

Rataan 39.86 28.19 25.08 42.07 33.80

8

Antin-2 (V1) 28.75abc 25.58bc 52.63ab 22.67c 32.41 Beta-2 (V2) 22.45c 25.13c 20.71c 44.58abc 28.22 Kidal (V3) 51.70a 24.67c 26.88bc 54.91a 39.54

Rataan 34.30 25.13 33.40 40.72 33.39

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan 4 MST – 6 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS (K3) menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman yang berbeda tidak nyata dengan K0 dan K1 namun berbeda nyata dengan pemberian sumber kalium biochar sekam padi (K2) dengan rataan terendah.

Dari data pengamatan 4 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan

pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 11.23 cm pada kombinasi perlakuan varietas kidal dan pemberian sumber kalium berupa pupuk KCl (V3K1) yang berbeda tidak nyata dengan V2K1 dan V3K0 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Dari data pengamatan 5 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 43.50 cm pada kombinasi perlakuan varietas Beta-2 dan pemberian sumber kalium berupa pupuk KCl (V2K1) yang berbeda tidak nyata dengan V3K0, V1K3, V2K1 dan V3K1 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Dari data pengamatan 6 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 53.08 cm pada kombinasi perlakuan varietas Antin-2 dan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS(V1K3) yang berbeda tidak nyata dengan V3K0, V2K1, V3K1 dan V2K3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Dari data pengamatan 7 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 69.71 cm pada kombinasi perlakuan varietas Beta-2 dan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS(V2K3) yang berbeda tidak nyata dengan V1K0, V3K0, V3K1, V1K2, V1K3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Dari data pengamatan 8 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan

pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 54.91 cm pada kombinasi perlakuan V3K3 (varietas Kidal dan sumber kalium berupa TKKS) yang berbeda tidak nyata dengan V3K0, V1K0, V1K2, V2K3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

Panjang umbi per sampel (cm)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 26 dan 27), diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium, serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap panjang umbi per sampel.

Rataan panjang umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Panjang umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas Sumber Kalium Rataan K0 (Tanpa pemupukan kalium) K1(Pupuk KCl) K2 (Biochar sekam padi) K3 (Kompos TKKS) Antin-2 (V1) 17.03 20.48 18.77 21.71 19.50 Beta-2 (V2) 20.83 21.05 18.03 19.92 19.96 Kidal (V3) 21.64 21.88 18.12 19.84 20.37 Rataan 19.83 21.14 18.31 20.49 19.94

Varietas kidal mampu menghasilkan panjang umbi tertinggi (20.37 cm), sedangkan pada pemberian sumber kalium yaitu Pupuk KCl juga menghasilkan panjang umbi tertinggi (21.14 cm).

Jumlah umbi per sampel (umbi)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 28 dan 29), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per sampel sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium dan interaksi

perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi per sampel.

Rataan jumlah umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas Sumber Kalium Rataan K0 (Tanpa pemupukan kalium) K1(Pupuk KCl) K2 (Biochar sekam padi) K3 (Kompos TKKS) Antin-2 (V1) 1.00 1.33 1.08 1.25 1.17b Beta-2 (V2) 1.17 1.42 1.42 1.00 1.25b Kidal (V3) 1.83 1.67 1.58 1.92 1.75a Rataan 1.33 1.47 1.36 1.39 1.39

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan jumlah umbi per sampel (Tabel 3), dapat diketahui perlakuan varietas V3 menghasilkan rataan jumlah umbi per sampel tertinggi yang berbeda nyata dengan V1 dan V2. Namun perlakuan V1 berbeda tidak nyata dengan V2 dengan rataan terendah terdapat pada V1.

Diagram hubungan antarajumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram hubungan antara jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas

Diagram hubungan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan V3 (Kidal) menghasilkan jumlah umbi per sampelubi jalar tertinggi yakni 1.75 yang berbeda nyata dengan perlakuan V1 dan V2.

Bobot umbi per sampel (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 30 dan 31), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot umbi per sampel sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium dan interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbi per sampel.

Rataan bobot umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 4.

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2

V1 (ANTIN-2) V2 (BETA-2) V3 (KIDAL)

J um la h U m bi P er Sa m pe l Varietas

Tabel 4. Bobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas Sumber Kalium Rataan K0 (Tanpa pemupukan kalium) K1(Pupuk KCl) K2 (Biochar sekam padi) K3 (Kompos TKKS) Antin-2 (V1) 13.28 120.20 23.05 54.95 52.87b Beta-2 (V2) 35.01 59.73 76.84 86.17 64.44b Kidal (V3) 134.81 133.18 112.78 164.65 136.35a Rataan 61.03 104.37 70.89 101.92 84.55

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf

α=5%

Dari data pengamatan bobot umbi per sampel (Tabel 4), dapat diketahui perlakuan varietas (V3) menghasilkan rataan bobot umbi per sampel tertinggi (136.35 g) yang berbeda nyata dengan V1 dan V2.Namun perlakuan V1 berbeda tidak nyata dengan V2 dengan rataan terendah terdapat pada V1(52.87 g).

Diagram hubungan antarabobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram hubungan antara bobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00

V1 (ANTIN-2) V2 (BETA-2) V3 (KIDAL)

B o bo t U m bi pe r Sa m pe l Varietas

Diagram hubungan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan V3 (Kidal) menghasilkan bobot umbi per sampel ubi jalar tertinggi yang berbeda nyata dengan perlakuan V1 dan V2.

Bobot biomassa tanaman per sampel (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 32 dan 33), diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium, serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biomassa tanaman per sampel.

Rataan bobot biomassa tanaman per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot biomassa tanaman per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas Sumber Kalium Rataan K0 (Tanpa pemupukan kalium) K1(Pupuk KCl) K2 (Biochar sekam padi) K3 (Kompos TKKS) Antin-2 (V1) 1153.24 727.03 1122.95 1236.18 1059.85 Beta-2 (V2) 832.75 579.45 816.03 618.08 711.58 Kidal (V3) 806.75 943.43 927.34 1054.66 933.04 Rataan 930.91 749.97 955.44 969.64 901.49

Dari data pengamatan bobot biomassa tanaman per sampel (Tabel 5), dapat diketahui bahwa pada perlakuan varietas Antin-2 memiliki bobot biomassa tertinggi yaitu 1059.85 g. Sedangkan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS menunjukkan rataan tertinggi dari bobot biomassa tanaman per sampel yaitu 969.64 g.

Rataan bobot umbi (g)

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 34 dan 35), diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium,

serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap rataan bobot umbi.

Rataan bobot umbi ubi jalar pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan bobot umbi ubi jalar dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas Sumber Kalium Rataan K0 (Tanpa pemupukan kalium) K1(Pupuk KCl) K2 (Biochar sekam padi) K3 (Kompos TKKS) Antin-2 (V1) 13.28 101.13 22.67 53.25 47.58 Beta-2 (V2) 32.43 53.75 59.73 86.17 58.02 Kidal (V3) 93.87 100.43 83.53 82.34 90.04 Rataan 46.52 85.10 55.31 73.92 65.21

Dari data pengamatan rataan bobot umbi (Tabel 6), dapat diketahui bahwa pada perlakuan varietas kidal memiliki hasil tertinggi yaitu 90.04 g. Sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium hasil terbaik rataan bobot umbi terdapat pada pemberian sumber kalium pupuk KCl yaitu 85.10 g.

Indeks panen

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 36 dan 37), diketahui bahwa, perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap indeks panen.Sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium, serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap indeks panen.

Indeks panen ubi jalar pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Indeks panen ubi jalar dengan perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Varietas Sumber Kalium Rataan K0 (Tanpa pemupukan kalium) K1(Pupuk KCl) K2 (Biochar sekam padi) K3 (Kompos TKKS) Antin-2 (V1) 0.02 0.14 0.02 0.06 0.06a Beta-2 (V2) 0.05 0.09 0.11 0.12 0.09a Kidal (V3) 0.12 0.19 0.15 0.16 0.16a Rataan 0.06 0.14 0.09 0.11 0.10

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Dari data pengamatan indeks panen (Tabel 7), dapat diketahui perlakuan varietas (V3) menghasilkan indeks panen tertinggi (0.16) yang berbedatidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Diagram hubungan antaraindeks panen dengan perlakuan varietas dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram hubungan antara indeks panen dengan perlakuan varietas Diagram hubungan pada Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan V3 (Kidal) menghasilkan indeks panen ubi jalar tertinggi yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18

V1 (ANTIN-2) V2 (BETA-2) V3 (KIDAL)

Inde k s P a ne n Varietas

Pembahasan

Pertumbuhan dan produksi ubi jalar(Ipomoea batatasL.) pada perlakuan varietas

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4,-5 MST, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, dan indeks panen.

Pertambahan panjang tanaman pada 4-5 MST (Tabel 1) dengan perlakuan Varietas Kidal menghasilkan rataan tertinggi yaitu 11.23 cm (4 MST) dan 43.50 cm (5 MST). Hal ini diduga karena varietas yang digunakan merupakan varietas unggul yakni Varietas Kidal.Hal ini sesuai dengan pernyataan Saleh (2011) bahwa varietas unggul baru merupakan komponen teknologi produksi yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan produksi ubi jalar karena berkaitan dengan potensi hasil yang tinggi. Varietas unggul baru yang mempunyai karakter sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna juga relatif mudah diterima petani, kompatibel dengan komponen teknologi budidaya lain.

Perlakuan varietas menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter produksi jumlah umbi per sampel (Tabel 2); bobot umbi per sampel (Tabel 6); dan indeks panen (Tabel 7). Hal ini diduga karena penggunaan Varietas Kidal mampu meningkatkan produktivitas tanaman ubi jalar.Hal ini sesuai dengan deskripsi varietas ubi jalar Balitkabi (2011) yakni keunggulan varietas kidal berdaya hasil tinggi yaitu 25-30 ton/ha dan agak tahan hama boleng dan hama penggulung daun serta tahan penyakit kudis dan bercak daun.Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk terus

meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan cocok untuk kondisi lingkungan tertentu.

Suatu umbi dapat dikatakan berkualitas jika umbi hasil dari pertanaman ubi jalar tersebut berukuran besar dan berbentuk bulat atau bulat lonjong dan tidak terlalu banyak lekukan serta kondisi daripada umbi tersebut baik yakni tidak ada luka pada kulit umbi. Dari hasil pengamatan visual, dapat dilihat bahwa beberapa ubi jalar varietas Beta-2 dan Kidal memenuhi kriteria umbi yang berkualitas baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Juanda dan Cahyono (2000) bahwa bentuk dan ukuran umbi merupakan salah satu kriteria untuk menentukan harga jual di pasaran. Bentuk umbi yang rata (bulat dan bulat lonjong) dan tidak banyak lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik.

Pertumbuhan dan produksi ubi jalar(Ipomoea batatasL.) pada perlakuan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Berdasarkan hasil pengamatan dari sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-6 MST.

Pada parameter pertambahan panjang tanaman (Tabel 1), perlakuan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata pada 4,5, dan 6 MST. Pada pengamatan pertambahan panjang tanaman 6 MST, diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan kompos TKKS (K3) yakni 31.26 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan pupuk KCl (K1) dan kontrol (K0). Namun berbeda nayata dengan perlakuan biochar (K2) dengan rataan terendah yakni 11.31 cm. Hal ini disebabkan kompos TKKS mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Eleni (2014) menyatakan bahwa keunggulan

kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman antara lain K, P, Ca, Mg, C dan N. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.

Pengaruh interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata pada parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST.

Interaksi antara varietas dengan sumber kalium menunjukkan bahwa adanya sinergi antara keduanya dalam meningkatkan pertambahan panjang tanaman. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa pada umur 8 MST, perlakuan V3K3yaituvarietas Kidaldanpemberian sumber kalium berupa kompos TKKS denganrataan tertinggi 54.91 cm sedangkan perlakuan terendah V2K2 dengan varietas Beta-2 dan pemberian sumber kalium berupa biochar yaitu 20.71 cm.Hal ini dikarenakan penggunaan varietas kidal yang merupakan salah satu klon unggul dan memenuhi persyaratan berdaya hasil yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Koswara (2013) bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi jalar adalah jarak tanam, varietas, dan lokasi tanam.Pemberian kompos TKKS juga memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan pertambahan panjang tanaman karena disamping memiliki banyak kandungan hara, kompos TKKS juga dapat memperbaiki kondisi tanah, dan bisa diaplikasikan kapan saja.Seperti yang dijelaskan pada penelitian Eleni (2014) yakni keunggulan kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman antara lain K, P, Ca, Mg, C, dan N.

Dokumen terkait