• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tinggi tanaman (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman pada 4 – 14 MST dapat dilihat pada Lampiran 4 - 15. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos berpengaruh nyata pada umur 10 MST - 14 MST, perlakuan pemberian air berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 – 14 MST. Interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman.

Dari Tabel 1 dapat diketahui pada 14 MST rataan tinggi tanaman tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (38,26 cm) berbeda nyata terhadap M0 dan M3 serta berbeda tidak nyata terhadap M1. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian air dengan taraf T1 (38,39 cm) berbeda nyata terhadap T3 dan berbeda tidak nyata terhadap T0 dan T2.

Rataan tinggi tanaman dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) pada perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan umur 4-14 MST

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3 4 MST M0 20,32 20,50 19,41 16,66 19,22 M1 18,38 19,51 18,77 16,28 18,23 M2 18,00 19,61 20,54 16,68 18,71 M3 18,36 19,72 17,56 18,07 18,43 Rataan 18,76a 19,84a 19,07a 16,92b 6 MST

M0 24,19 24,64 22,88 19,20 22,73 M1 22,21 23,68 23,62 18,43 21,99 M2 21,44 22,77 24,21 20,71 22,28 M3 21,77 23,22 20,72 20,79 21,63 Rataan 22,40a 19,78b 22,86a 19,78b 8 MST

M0 26,92 28,42 25,50 20,30 25,29 M1 26,59 27,12 27,98 21,73 25,86 M2 26,02 27,33 27,80 24,38 26,38 M3 25,79 26,23 23,90 22,89 24,70 Rataan 26,33a 27,28a 26,29a 22,33b 10 MST

M0 29,27 29,82 27,33 22,18 27,15b M1 31,12 30,61 31,59 22,84 29,04ab M2 31,33 31,56 33,98 25,98 30,71b M3 28,14 29,27 27,96 24,60 27,49b Rataan 29,97a 30,31a 30,21a 23,90b 12 MST

M0 32,44 32,68 29,70 23,19 29,50c M1 36,24 35,73 36,02 23,98 32,99ab M2 34,87 39,16 38,04 29,27 35,33a M3 31,94 33,34 31,93 27,09 31,08bc Rataan 33,88a 35,23a 33,93a 25,88b 14 MST

M0 37,68 34,18 31,79 23,82 31,87b M1 39,39 39,89 39,19 24,91 35,84ab M2 37,59 43,13 42,14 30,17 38,26a M3 34,48 36,36 35,12 27,99 33,49b Rataan 37,28a 38,39a 37,06a 26,72b Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan

Hubungan perlakuan vermikompos dengan tinggi tanaman pada 14 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan vermikompos dengan tinggi tanaman kakao pada 14 MST Gambar 1 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan vermikompos terhadap tinggi bibit kakao menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana tinggi tanaman semakin meningkat dengan meningkatnya dosis vermikompos dalam media hingga dosis optimum 1,67 kg/polibag dengan tinggi tanaman maksimum 37,66 cm.

Hubungan perlakuan pemberian air dengan tinggi tanaman pada 14 MST dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan pemberian air dengan tinggi tanaman kakao pada 14 MST Gambar 2 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian air terhadap tinggi bibit kakao menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana tinggi tanaman semakin meningkat dengan meningkatnya dosis pemberian air dalam media hingga dosis optimum 192 ml air dengan tinggi tanaman maksimum 39,40 cm.

Diameter Batang (mm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam diameter batang pada 4 – 14 MST dapat dilihat pada Lampiran 16 - 27. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos berpengaruh nyata pada 6 - 14 MST, perlakuan pemberian air berpengaruh nyata terhadap diameter batang 4 – 14 MST. Interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang.

Rataan diameter batang dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan diameter batang (mm) pada perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan umur 4-14 MST.

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3 4 MST M0 3,22 3,17 3,11 2,59 3,02 M1 3,01 3,14 3,31 2,94 3,10 M2 3,14 3,30 3,59 3,08 3,28 M3 3,26 3,39 3,14 2,87 3,17

Rataan 3,16a 3,25a 3,29a 2,87b 6 MST

M0 3,46 3,66 3,46 2,79 3,34c

M1 3,48 3,72 3,91 3,37 3,62ab

M2 3,73 3,98 3,98 3,76 3,86a

M3 3,52 4,02 3,49 3,16 3,55ab

Rataan 3,55b 3,85a 3,71ab 3,27c 8 MST

M0 4,17 4,24 4,24 3,46 4,03b

M1 4,32 4,57 4,68 3,74 4,33a

M2 4,48 4,53 4,82 4,19 4,51a

M3 3,99 4,90 4,34 3,82 4,26ab

Rataan 4,24a 4,56a 4,52a 3,80b 10 MST

M0 4,68 4,52 4,51 3,76 4,37c

M1 5,38 5,11 5,32 4,27 5,02b

M2 5,58 5,37 5,88 4,93 5,44a

M3 4,89 5,63 5,34 4,47 5,08ab

Rataan 5,13a 5,16a 5,26a 4,36b 12 MST

M0 5,46 5,29 5,11 4,16 5,01b

M1 6,31 6,29 6,23 4,91 5,94a

M2 6,47 6,49 6,83 5,84 6,41a

M3 5,81 6,68 6,20 5,14 5,96a

Rataan 6,01a 6,19a 6,09a 5,02b 14 MST

M0 5,86 5,95 5,55 4,44 5,45b

M1 7,36 7,12 6,94 5,13 6,64a

M2 7,19 7,03 7,47 6,50 7,05a

M3 6,57 7,63 7,12 5,94 6,82a

Rataan 6,75a 6,93a 6,77a 5,50b Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan

baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak berganda duncan (DMRT)

Dari Tabel 2 dapat diketahui pada 14 MST rataan diameter batang tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (7,05 mm) berbeda nyata terhadap M0 dan berbeda tidak nyata terhadap M1 dan M3. Rataan diameter batang tertimggi pada perlakuan pemberian air T1 (6,93 mm) berbeda nyata terhadap T3 dan berbeda tidak nyata terhadap T0 dan T2.

Hubungan perlakuan vermikompos dengan diameter batang pada 14 MST dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan vermikompos dengan diameter batang pada 14 MST

Gambar 3 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan vermikompos terhadap diameter bibit kakao menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana diameter bibit kakao semakin meningkat dengan meningkatnya dosis vermikompos dalam media hingga dosis optimum 2,13 kg/polibag dengan diameter batang maksimum 7,07 mm.

Hubungan perlakuan pemberian air dengan diameter batang pada 14 MST dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan pemberian air dengan diameter batang kakao pada 14 MST Gambar 4 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian air terhadap diameter batang kakao menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana diameter batang semakin meningkat dengan meningkatnya dosis pemberian air dalam media hingga dosis optimum 196,4 ml air dengan diameter batang maksimum 7,04 mm.

Total Luas Daun (cm2)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam total luas daun dapat dilihat pada Lampiran 28 - 29. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos dan pemberian air berpengaruh nyata terhadap total luas daun. Interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun.

Rataan total luas daun dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan total luas daun (cm2) pada perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3

M0 762,09 759,05 658,09 301,20 620,11c

M1 1469,75 1520,38 1452,07 704,92 1286,78b

M2 2031,69 1803,69 2247,85 1000,98 1771,05a

M3 1236,26 1293,75 1422,42 1057,54 1252,49b

Rataan 1374,95a 1344,22a 1445,11a 766,16b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak berganda duncan (DMRT)

Dari Tabel 3 dapat diketahui pada total luas daun tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (1771,05 cm2) berbeda nyata terhadap M0 dan berbeda tidak nyata terhadap M1 dan M3. Rataan total luas daun tertinggi pada perlakuan pemberian air T2 (1445,11 cm2) berbeda nyata terhadap T3 dan berbeda tidak nyata terhadap T0 dan T1.

Hubungan perlakuan vermikompos dengan total luas daun dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan vermikompos terhadap total luas daun menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana total luas daun semakin meningkat dengan meningkatnya dosis vermikompos dalam media hingga dosis optimum 1,9 kg/polibag dengan total luas daun maksimum 3339,45 mm2.

Hubungan perlakuan pemberian air dengan total luas daun dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan pemberian air dengan total luas daun

Gambar 6 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian air terhadap total luas daun menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana total luas daun semakin meningkat dengan meningkatnya dosis pemberian air dalam media

hingga dosis optimum 196,7 ml air dengan total luas daun maksimum 1481,12 cm2.

Bobot Basah Tajuk (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah tajuk dapat dilihat pada Lampiran 30 - 31. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa,

perlakuan vermikompos dan pemberian air berpengaruh nyata terhadap bobot basah tajuk. Interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah tajuk.

Rataan bobot basah tajuk dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan bobot basah tajuk (g) pada perlakuan vermikompos dan pemberian

air serta interaksi kedua perlakuan

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3

M0 11,86 11,28 10,94 3,91 9,50c

M1 21,46 22,92 24,54 6,61 18,88b

M2 26,27 32,11 31,31 14,94 26,16a

M3 19,09 22,98 25,87 13,79 20,43b

Rataan 19,67a 22,32a 23,17a 9,81b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak berganda duncan (DMRT)

Dari Tabel 4 dapat diketahui pada bobot basah tajuk tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (26,16 g) berbeda nyata terhadap M0 dan M1 serta berbeda tidak nyata terhadap M3. Rataan bobot basah tajuk tertinggi pada perlakuan pemberian air T2 (23,17 g) berbeda nyata terhadap T3 dan berbeda tidak nyata terhadap T0 dan T1.

Hubungan perlakuan vermikompos dengan bobot basah tajuk dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan vermikompos dengan bobot basah tajuk

Gambar 7 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan vermikompos terhadap bobot basah tajuk menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana bobot basah tajuk semakin meningkat dengan meningkatnya dosis vermikompos dalam media hingga dosis optimum 2,03 kg/polibag dengan bobot basah tajuk maksimum 24,53 g.

Hubungan perlakuan pemberian air dengan bobot basah tajuk dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan pemberian air dengan bobot basah tajuk

Gambar 8 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian air terhadap bobot basah tajuk menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana bobot basah tajuk semakin meningkat dengan meningkatnya dosis pemberian air dalam media hingga dosis optimum 214 ml air dengan bobot basah tajuk maksimum 24,26 g.

Bobot Kering Tajuk (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering tajuk dapat dilihat pada Lampiran 32 - 33. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk. Pemberian air dan interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk.

Rataan bobot kering tajuk dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan bobot kering tajuk (g) pada perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3 M0 4,58 4,14 4,14 6,08 4,74b M1 8,71 9,89 10,07 3,67 8,08a M2 10,41 13,34 14,32 6,84 11,23a M3 7,70 9,38 11,26 7,46 8,95a Rataan 7,85 9,19 9,95 6,01

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak berganda duncan (DMRT)

Dari Tabel 5 dapat diketahui pada bobot kering tajuk tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (11,23 g) berbeda nyata terhadap M0 dan berbeda tidak nyata terhadap M1 dan M3. Rataan bobot kering tajuk tertinggi pada perlakuan pemberian air T2 (9,95 g) dan terendah terdapat pada perlakuan T3 (6,01 g).

Hubungan perlakuan vermikompos dengan bobot kering tajuk dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan vermikompos terhadap bobot kering tajuk menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana bobot kering tajuk semakin meningkat dengan meningkatnya dosis vermikompos dalam media hingga dosis optimum 2,06 kg/polibag dengan bobot kering tajuk maksimum 10,45 g.

Bobot Basah Akar (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah akar dapat dilihat pada Lampiran 34 - 35. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos dan pemberian air berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar. Interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah akar.

Rataan bobot basah akar dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan bobot basah akar (g) pada perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3

M0 2,48 2,57 2,04 0,93 2,01b

M1 4,23 4,00 3,74 1,40 3,34a

M2 4,46 3,63 4,82 2,77 3,92a

M3 2,86 3,81 3,38 2,30 3,09a

Rataan 3,51a 3,50a 3,50a 1,85b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak berganda duncan (DMRT)

Dari Tabel 6 dapat diketahui pada bobot basah akar tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (3,92 g) berbeda nyata terhadap M0 dan berbeda tidak nyata terhadap M1 dan M3. Rataan bobot basah akar tertinggi pada

perlakuan pemberian air T0 (3,51 g) berbeda nyata terhadap T3 dan berbeda tidak nyata terhadap T1 dan T2.

Hubungan perlakuan vermikompos dengan bobot basah akar dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Hubungan vermikompos dengan bobot basah akar

Gambar 10 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan vermikompos terhadap bobot basah akar menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana bobot basah akar semakin meningkat dengan meningkatnya dosis vermikompos dalam media hingga dosis optimum 1,85 kg/polibag dengan bobot basah akar maksimum 3,83 g.

Hubungan perlakuan pemberian air dengan bobot basah akar dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Hubungan pemberian air dengan bobot basah akar

Gambar 11 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian air terhadap bobot basah akar menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana bobot basah akar semakin meningkat dengan meningkatnya dosis pemberian air dalam media hingga dosis optimum 189,5 ml air dengan bobot basah akar maksimum 3,75 g.

Bobot Kering Akar (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering akar dapat dilihat pada Lampiran 36 - 37. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar. Pemberian air dan interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar.

Rataan bobot kering akar dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan bobot kering akar (g) pada perlakuan vermikompos dan pemberian

air serta interaksi kedua perlakuan

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3 M0 1,04 1,10 0,94 0,86 0,99b M1 1,79 1,56 1,58 0,90 1,46a M2 1,68 1,48 2,09 1,38 1,66a M3 1,10 1,60 1,37 1,22 1,32a Rataan 1,40 1,43 1,49 1,09

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak berganda duncan (DMRT)

Dari Tabel 7 dapat diketahui pada bobot kering akar tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (1,66 g) berbeda nyata terhadap M0 dan berbeda tidak nyata terhadap M1 dan M3. Rataan bobot kering akar tertinggi pada perlakuan pemberian air terdapat pada T2 (1,49 g) dan rataan terendah terdapat pada perlakuan T3.

Hubungan perlakuan vermikompos dengan bobot kering akar dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan vermikompos terhadap bobot kering akar menunjukkan hubungan kuadratik positif, dimana bobot kering akar semakin meningkat dengan meningkatnya dosis vermikompos dalam media hingga dosis optimum 1,80 kg/polibag dengan bobot kering akar maksimum 1,62 g.

Panjang Akar (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam panjang akar dapat dilihat pada Lampiran 38 - 39. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos, pemberian air serta interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar.

Rataan panjang akar dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan panjang akar (cm) pada perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3 M0 25,70 20,08 18,24 14,39 19,60 M1 24,09 23,31 30,23 13,28 22,73 M2 20,09 32,41 31,96 20,79 26,31 M3 18,08 24,61 24,94 25,58 23,30 Rataan 21,99 25,10 26,34 18,51

Dari Tabel 8 dapat diketahui pada panjang akar tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (26,31 cm) dan rataan terendah terdapat pada perlakuan M0. Rataan bobot kering akar tertinggi pada perlakuan pemberian air terdapat pada T2 (26,34 cm) dan rataan terendah terdapat pada perlakuan T3.

Efisiensi Penggunaan Air (%)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam efisiensi penggunaan air dapat dilihat pada Lampiran 40 - 41. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa, perlakuan vermikompos dan pemberian air berpengaruh nyata terhadap efisiensi penggunaan air sedangkan interaksi perlakuan vermikompos dengan perlakuan pemberian air berpengaruh tidak nyata terhadap efisiensi penggunaan air.

Rataan efisiensi penggunaan air dengan berbagai taraf perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan efisiensi penggunaan air pada perlakuan vermikompos dan pemberian air serta interaksi kedua perlakuan

Vermikompos Pemberian Air Rataan

T0 T1 T2 T3

M0 0,02 0,02 0,03 0,09 0,04b

M1 0,04 0,05 0,08 0,06 0,06ab

M2 0,04 0,07 0,11 0,11 0,08a

M3 0,03 0,05 0,10 0,12 0,07ab

Rataan 0,03c 0,05b 0,08ab 0,09a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom dan baris yang sama berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak berganda duncan (DMRT)

Dari Tabel 9 dapat diketahui pada efisiensi penggunaan air tertinggi dengan taraf perlakuan vermikompos yaitu M2 (0,08 %) berbeda nyata terhadap M0 dan berbeda tidak nyata terhadap M1 dan M3. Rataan efisiensi penggunaan air tertinggi pada perlakuan pemberian air terdapat pada T3 (0,09 %) yang berbeda nyata terhadap T0 dan T1 serta berbeda tidak nyata terhadap T2.

Hubungan perlakuan vermikompos dengan efisiensi penggunaan air dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Hubungan vermikompos dengan efisiensi penggunaan air Gambar 13 dapat dilihat bahwa adanya hubungan linier positif antara perlakuan vermikompos dengan efisiensi penggunaan air, dimana semakin banyak vermikompos yang diberikan, semakin tinggi efisiensi penggunaan air.

Hubungan perlakuan pemberian air dengan efisiensi penggunaan air dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 dapat dilihat bahwa adanya hubungan linier positif antara perlakuan pemberian air dengan efisiensi penggunaan air, dimana semakin sedikit air yang diberikan, semakin tinggi efisiensi penggunaan air.

Pembahasan

Pemberian Vermikompos terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Kakao (Theobroma cacao L.)

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian vermikompos berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur 10 – 14 MST dengan rataan tertinggi terdapat pada pemberian 20% vermikompos dari media tanam sebesar 38,26 cm dan diameter batang umur 6 – 14 MST dengan rataan tertinggi terdapat pada pemberian 20% vermikompos dari media tanam sebesar 7,05 mm. Hal ini diduga karena unsur hara yang terkandung di vermikompos bersifat slow release atau lambat tersedia sehingga unsur hara yang dibutuhkan tanaman mulai tersedia dan terurai baik pada umur 10 MST pada parameter tinggi tanaman dan 6 MST pada parameter diameter batang. Hasil analisis vermikompos yang digunakan menunjukkan jumlah N sebesar 2,03 % dimana fungsi N penting dalam pertumbuhan vegetatif tanaman untuk meningkatkan tinggi tanaman dan diameter batang. Hal ini sesuai dengan Musnawar (2006) yang menyatakan bahwa vermikompos mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Jumlah vermikompos pada media tanam akan mempercepat pertumbuhan, meningkatkan tinggi dan berat tumbuhan.

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian vermikompos berpengaruh nyata pada parameter total luas daun dengan rataan tertinggi terdapat pada pemberian vermikompos 20% dari media tanam sebesar

1771,05 cm2. Hal ini diduga karena vermikompos pada media tanam mengandung unsur hara N (2,03%) yang mampu mencukupi ketersediaan N untuk membantu perkembangan organ vegetatif bibit kakao. Hal ini sesuai dengan Sutedjo (2002) dimana fungsi nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman dan meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian vermikompos berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk dengan rataan tertinggi terdapat pada pemberian vermikompos 20% dari media tanam sebesar 26,16 g dan pada parameter bobot kering tajuk dengan rataan tertinggi pada pemberian vermikompos 20% dari media tanam sebesar 11,23g. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk maka semakin bagus pertumbuhan tanaman, hal ini dikarenakan unsur hara yang tersedia pada vermikompos diserap baik oleh tanaman. Hal ini diduga karena pemberian vermikompos yang mengandung enzim-enzim yang berfungsi dalam perombakan bahan organik sehingga menyebabkan akumulasi yang pada gilirannya akan meningkatkan penyediaan unsur hara bagi tanaman serta meningkatkan kemampuan untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro dan mikro untuk menyuburkan bibit kakao. Hal ini sesuai dengan literatur Nahampun (2009) yang menyatakan vermikompos mengandung enzim protase, amylase, lipase dan selulose yang berfungsi dalam perombakan bahan organik. Disamping itu, vermikompos dapat memperbaiki kimia tanah seperti

meningkatkan kemampuan untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro dan mikro, meningkatkan pH pada tanah asam dan sebagainya.

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian vermikompos berpengaruh nyata pada parameter bobot basah akar dengan rataan tertinggi terdapat pada pemberian vermikompos 20% dari media tanam sebesar 3,92 g dan juga pada parameter bobot kering akar dengan rataan tertinggi pada pemberian vermikompos 20% dari media tanam sebesar 1,66g. Hal ini diduga karena kandungan P pada vermikompos sebesar 0,97 % berfungsi dalam pembentukan akar serta mengandung zat tumbuh seperti auksin yang sangat berperan penting dalam merangsang pertumbuhan akar. Hal ini sesuai dengan Aribawa dan Kariada (2002) yang menyatakan adapun kandungan unsur hara pupuk vermikompos adalah N (1,99%), P (3,92%), K (0,69%), S (0,92%), Cu (0,045%) dan Fe (0,081%) serta mengandung zat tumbuh (auksin) yang mampu merangsang pertumbuhan akar dengan baik.

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian vermikompos berpengaruh nyata pada parameter efisiensi penggunaan air dimana pada pemberian vermikompos 20 % dari media tanam pemberian air lebih efisien dibandingkan dengan pemberian tanpa vermikompos dan pemberian 30 % dari media tanam. Hal ini diduga karena dengan pemberian vermikompos 20 % dari media tanam mampu menyimpan air dalam tanah agar tanah tidak cepat mengalami kekeringan Hal ini sesuai dengan Musnawar (2006) yang menyatakan bahwa jumlah optimal vermikompos yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20 % dari volume media tanam serta didukung dengan Mulat

(2003) yang menyatakan bahwa vermikompos mempunyai kemampuan menahan air yang besar.

Pemberian Air pada Berbagai Kapasitas Lapang terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Kakao (Theobroma cacao L.)

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian air pada berbagai kapasitas lapang berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman dengan rataan tertinggi terdapat pada pemberian air sebanyak 75 % kapasitas lapang sebesar 38,39 cm dan pada parameter diameter batang terdapat pada pemberian air sebanyak 75% kapasitas lapang sebesar 6,93 nm. Hal ini diduga karena dengan pemberian air sebanyak 75 % kapasitas lapang mampu mencukupi kebutuhan air bagi tanaman sehingga air tersebut diserap oleh akar bersama unsur hara lainnya untuk meningkatkan tinggi tanaman dan diameter batang karena air berfungsi sebagai pelarut zat-zat yang terkandung dalam tanah yang terkandung di dalamnya sehingga merangsang terjadinya proses pembesaran sel. Hal ini sesuai dengan Sumani (2010) yang menyatakan bahwa air adalah esensil untuk menjaga turgiditas diantaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata, dan menyangga bentuk (morfologi) daun, daun muda, atau struktur lainnya yang berlignin.

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian air pada berbagai kapasitas lapang berpengaruh nyata pada parameter total luas daun dengan rataan tertinggi terdapat pada pemberian air sebanyak 50% kapasitas lapang sebesar 1445,11 cm2. Hal ini diduga karena pemberian air sebanyak 50 % kapasitas lapang mencukupi kebutuhan tanaman tersebut terhadap air, apabila tanaman kekurangan air maka daun-daun akan layu dan gugur hingga

besar juga transpirasi yang terjadi pada tanaman tersebut. Hal ini sesuai dengan Haryati ( 2003) kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan, walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman kekeringan (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorbsi tidak cukup mengimbangi kehilangan air melalui transpirasi.

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian air pada berbagai kapasitas lapang berpengaruh nyata pada parameter bobot basah tajuk

Dokumen terkait