• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari periode penelitian bulan September 2010 sampai Januari 2011 diperoleh 35 wanita infertil menginginkan anak yang memenuhi kriteria penelitian. Adapun distribusi karakteristik responden dari umur, FSH basal dan jumlah folikel antral dapat dilihat dari tabel-tabel yang terlihat dibawah

Gambar 10. Grafik distribusi berdasarkan umur 20-45 tahun

Dari tabel diatas menunjukkan sebagian besar pada kelompok umur dibawah 35 tahun dengan proporsi 65,70% sebanyak 23 orang. Sedangkan proporsi yang terkecil pada kelompok umur diatas 35 tahun yaitu 34,30% (12 orang).

Hal ini sesuai dengan Bayer, dkk menyatakan bahwa penurunan fertilitas

sehubungan dengan bertambahnya usia merupakan suatu proses yang terjadi secara bertahap yang dimulai sekitar usia 24-25 tahun, menurun

cepat pada usia 35 tahun sampai 40 tahun.Kelompok umur dibawah 35

tahun inilah yang paling banyak untuk mencari pengobatan infertilitas ke HFC (57,20%).

Gambar 11. Grafik distribusi frekuensi berdasarkan FSH basal

Tabel diatas menunjukkan pada umumnya subjek penelitian mempunyai kadar FSH basal di bawah 10 mIU/ml adalah 94,30% yaitu sebanyak 33 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden memiliki k adar hormon FSH basal yang normal.

Konsentrasi FSH basal dianggap sebagai tanda simpanan ovarium individu dan telah digunakan secara luas sebagai penanda dari cadangan

ovarium.19,33 Konsentrasi FSH basal serum siklus hari ke-3 merupakan

suatu prediktor tunggal yang lebih baik dibanding umur pasien.15,18 Bila

terjadi peningkatan FSH maka seorang wanita cenderung akan gagal

pada siklus IVF selanjutnya tanpa melihat hasil dari siklus hari ketiga.20

Kadar FSH serum dari siklus hari ketiga bila kadarnya <10 mIU/ml

dianggap normal, 10-15 mIU/ml dianggap gray zone dan >15 mIU/ml

dianggap abnormal dengan adanya penurunan cadangan ovarium.1,16,19,23

Pendapat saya pada umumnya dari subjek penelitian diatas masih memiliki cadangan ovarium yang masih baik.

Bayer SR dkk mengatakan bahwa peningkatan kadar FSH pada hari ke-3 >10 mlU/ml menunjukkan adanya penurunan cadangan

folikel ovarium. Secara umum kelompok dengan serum

FSH >15 mIU/ml menunjukkan angka keberhasilan mencapai kehamilan

sangat rendah, keguguran yang sangat tinggi.21

Gambar 12. Grafik distribusi frekuensi berdasarkan jumlah folikel antral ovarium

Hasil pemeriksaan terhadap ovarium dengan USG dijumpai sebagian besar responden mempunyai jumlah folikel antral ovarium pada katagori

respon kurang yaitu 5-10 folikel sebesar 48,60% yaitu sebanyak 17 orang dan responden mempunyai jumlah folikel antral ovarium katagori

respon buruk yaitu <5 folikel sebesar 17,10% sebanyak 6 orang.

Jumlah folikel antral dapat digunakan sebagai parameter yang akurat

untuk penilaian dari cadangan ovarium.29 Jumlah folikel pada awal siklus

merupakan gambaran dari cadangan ovarium sesungguhnya.15,32

Menurut Hendrics DY, dkk menganjurkan AFC lebih dipilih dari

pada FSH basal untuk menentukan ovarian reserve karena tingkat 45 

akurasi yang lebih tinggi, variasi antar siklus lebih stabil, murah

dan lebih praktis.25 AFC merupakan parameter yang baik untuk

menilai cadangan folikel ovarium, tetapi AFC sangat tergantung

pada pengalaman dokter dan kehandalan USG yang dipakai.14

Sementara menurut Ellen RK, dkk AFC adalah prediktor yang lebih baik

dari terjadinya kehamilan dari pada usia dan FSH basal.19 Menurut peneliti

dari tabel diatas bahwa jumlah folikel antral kedua ovarium pada subjek penelitian memiliki respon yang kurang baik terhadap stimulasi ovarium.

Tabel 1. Tabel korelasi umur, FSH basal dan jumlah folikel antral ovarium

FSH basal  Jumlah Folikel Antral 

< 10  ≥ 10  < 5  5‐10  11‐30  Total  Umur  n  %  N  %  N %  N  %  N  %  n  %  < 35  23  65,70  0  0  2  05,70 10 28,60 11 31,45  23  65,70  ≥ 35  10  28,60  2  05,70  4  11,40 7  20,00 1  02,85  12  34,30  Total  33  94,30  2  05,70  6  17,10 17 48,60 12 34,30  35  100 

Data dari tabel diatas menggambarkan usia yang berkunjung ke HFC sebagian besar pada kelompok dibawah 35 tahun (65,70%) yaitu sebanyak 23 orang. Meskipun kadar FSH basal normal namun jumlah folikel antral ovarium sedikit, hal ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap cadangan ovarium berkurang .

Penghitungan jumlah folikel antral mempunyai hubungan dengan respon stimulasi terhadap program superovulasi dalam program bayi tabung. Jumlah folikel antral merupakan faktor yang paling sensitif untuk menilai

47 

dengan penelitian Hendrics DY, dkk AFC sangat baik dalam

memprediksi respons ovarium yang buruk, tetapi tidak baik untuk memprediksi kemungkinan hamil. AFC tampak lebih baik secara bermakna dalam memprediksi respons ovarium yang buruk dibandingkan

FSH basal.25

Usia dan hasil tes cadangan ovarium merupakan prediktor independen

dari keberhasilan IVF. Menurut Metawie dan Mouselhy bahwa folikel

antral adalah suatu prediktor yang baik dari luaran IVF. Pada umur atau FSH basal dan penilaian folikel antral dapat menunjukkan penanda untuk

umur ovarium atau penanda hormonal.22

Sehingga pada penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa perhitungan jumlah folikel antral kedua ovarium menjadi pegangan untuk mengukur cadangan ovarium dibandingkan dengan FSH basal. Karena menurut kenyataannya semua pasangan subjek penelitian ini memiliki riwayat infertilitas yang menjadi alasan mereka mencari pertolongan ke Halim Fertiliti Center (HFC).

Tabel 2. Tabulasi silang antara umur dan FSH basal : FSH basal < 10 ≥ 10 Total P Umur (Tahun) N % N % N % < 35 23 65,70 0 0 23 65,70 ≥ 35 10 28,60 2 05,70 12 34,30 Total 33 94,30 2 05,70 35 100 0,04 * Uji Chi-Square

Gambar 13. Grafik korelasi umur dengan FSH basal

Walaupun sebagian besar subjek penelitian memiliki FSH basal dibawah 10 mIU/ml yang menunjukkan cadangan ovarium yang baik, tetapi ada kecenderungan peningkatan FSH basal dengan meningkatnya umur sesuai yang ditunjukkan oleh grafik diatas dan mempunyai hubungan yang signifikan dengan umur dari tabel diatas (p=0,04; p<0,05%). Hal ini

sesuai dengan Sahara FL, dkk wanita dengan siklus ovulasi yang normal

ternyata mulai mengalami peningkatan tersamar dari kadar FSH mereka

Tabel 3. Tabulasi silang antara umur dan Jumlah folikel antral: Jumlah Folikel Antral

< 5 5-10 11-30 Total P Umur (Umur) N % N % N % N % < 35 2 5,70 10 28,60 11 31,45 23 65,70 ≥ 35 4 11,40 07 20,00 1 2,85 12 34,30 Total 6 17,10 17 48,60 12 34,30 35 100 0,03 * Uji Chi-Square

Gambar 14. Grafik korelasi umur dengan jumlah folikel antral kedua ovarium

Dari grafik diatas terdapat hubungan yang berkebalikkan antara variabel umur dan jumlah folikel antral ovarium yaitu semakin meningkat umur subjek penelitian semakin menurun jumlah folikel antral ovarium dan juga mempunyai hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel umur jumlah folikel antral dari tabel diatas (p=0,03; p<0,05%). Kondisi ini sesuai dengan Reuss dkk dan Scheffer dkk mengatakan bahwa ultrasonografi transvaginal bisa mendeteksi penurunan jumlah folikel

dengan meningkatnya usia.34

Tabel 4. Tabulasi silang antara FSH basal dan jumlah folikel antral :

Jumlah Folikel Antral

< 5 5-10 11-30 Total P FSH basal N % N % N % N % < 10 5 14,25 16 45,75 12 34,30 33 94,30 ≥ 10 1 02,85 1 02,85 0 0 2 05,70 Total 6 17,10 17 48,60 12 34,3 35 100 0,035 * Uji Chi-Square

Gambar 15. Grafik korelasi FSH basal dengan jumlah folikel antral

Dari grafik diatas menggambarkan bahwa semakin tinggi kadar FSH basal maka semakin menurun jumlah folikel antral ovarium dan mempunyai hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel umur dan kadar FSH basal dari tabel diatas (p=0,035; p< 0,05%) . Hal ini sesuai dengan

Metawie dan Mouselhy mengatakan serum FSH di temukan berbanding

51 

Tabel 5. Tabel nilai korelasi antara umur dengan FSH basal, umur dengan jumlah folikel antral ovarium, dan FSH basal dengan jumlah folikel antral ovarium.

No Korelasi Signifikan (p<0,05) Korelasi (r)

1 Umur dengan FSH basal 0.035 0,31

2 Umur dengan Jumlah folikel antral 0.007 - 0,41

3 FSH basal dengan Jumlah folikel antral 0.021 - 0,35

Korelasi Pearson

Dari tabel diatas berdasarkan analisa korelatif pearson terdapat hubungan yang bermakna secara statistik yang sebanding antara variabel umur dan FSH basal walaupun korelasinya lemah (r = 0,31 dan p<0,05%). Sementara itu terdapat juga hubungan korelasi negatif yang bermakna secara statistik antara variabel umur dengan folikel antral berkorelasi sedang (r = - 0,41; p<0,05%) dan antara FSH basal dengan jumlah folikel antral ovarium berkorelasi lemah (r = - 0,35; p<0,05%).

Dari nilai korelasi pada ketiga variabel penelitian yaitu umur, FSH basal dan jumlah folikel antral kedua ovarium mempunyai kekuatan hubungan korelasi yang bernilai lemah sampai sedang karena proporsi jumlah responden berdasarkan umur dan kadar FSH basal yang tidak seimbang. Berdasarkan umur subjek penelitian dimana dijumpai proporsi yang sedikit pada kelompok umur diatas 35 tahun 34,30% (12 orang) sehingga jumlah subjek penelitian yang mempunyai kadar FSH basal diatas 10 mIU/ml juga

sedikit 5,72 % (2 orang). Frattarelli JL, dkk mengatakan wanita yang

mendekati usia menopause biasanya mempunyai kadar FSH yang cenderung meningkat, bila ovarium mulai kehabisan folikel maka FSH akan meningkat sampai 30-40 mIU/ml. Kadar FSH basal yang

ekstrim sedikit dijumpai hal ini menunjukkan karena yang berusia diatas 35 tahun. Dimana semakin banyak responden yang berumur diatas 35 tahun maka peluang mendapatkan FSH yang ekstrim juga akan banyak dijumpai sehingga proporsi FSH basal yang tinggi menjadi seimbang.

Pada penelitian ini jumlah folikel antral ovarium memiliki korelasi yang bermakna secara statistik dengan umur subjek penelitian walaupun

kekuatan korelasinya sedang. Sementara menurut Chang MY, dkk

penghitungan jumlah folikel antral merupakan cara terbaik menilai ovarian reserve karena sangat kuat korelasinya dengan usia wanita.13

Begitu juga terdapat korelasi yang bermakna antara jumlah folikel antral ovarium dengan FSH basal tetapi dengan kekuatan korelasi yang lemah sedangkan menurut Franchin R yang menilai hubungan

AFC pada hari ke-3 terhadap FSH ditemukan korelasi yang bermakna.22

Pada penelitian ini sebagian besar subjek penelitian mempunyai jumlah folikel antral ovarium yang kurang (48,60% dengan folikel 5-10 folikel antral ovarium). Hal ini dapat dilihat dari gambar 14 yang menggambarkan semakin meningkat usia maka semakin sedikit jumlah folikel antral kedua

ovarium yang menunjukkan ovarian reserve berkurang.

Dengan demikian ovarian reserve akan berkurang sehingga diperlukan penanganan yang lebih agresif seperti IVF dari subjek penelitian yang berkunjung ke Halim Fertiliti Center (HFC). Olmedo, SB mengatakan

wanita pada usia ≥ 40 tahun harus dikonseling mengenai menurunnya

kemungkinan hamil walaupun dengan pengobatan yang agresif seperti

IVF.4 Wanita dengan jumlah folikel antral yang rendah menghasilkan telur

yang lebih sedikit dan mempunyai angka siklus pembatalan IVF yang

tinggi. Menurut Lisa AF Jumlah folikel antral rata-rata pada wanita

berusia dibawah 35 tahun adalah 23 folikel dan diatas usia 35 adalah 18 folikel, jika dibawah itu secara substansial memiliki angka keberhasilan

53 

yang lebih rendah untuk program IVF. Sedangkan rata-rata jumlah folikel antral pada subjek penelitian ini dijumpai sebanyak 10 folikel antral.

Dengan bertambahnya usia maka kadar FSH meningkat, maka fase folikuler semakin pendek maka kadar estradiol meningkat lebih dini akibatnya perkembangan folikel lanjut pada permulaan siklus menstruasi dan seleksi folikel dominan yang lebih dini, sehingga merangsang perkembangan folikel lebih cepat. Siklus menstruasi tetap teratur, tetapi panjang dan variabilitas siklus menstruasi keseluruhan mengalami penurunan. Panjang fase folikular dan panjang siklus menstruasi mencapai tingkat terendahnya kira-kira saat usia 42 tahun. Menurut

Tomas C dkk FSH basal serum bersama dengan umur ibu merupakan

faktor utama yang mempengaruhi hasil akhir dari stimulasi ovarium.15

Semua variabel pada tabel diatas memiliki korelasi yang bermakna secara statistik, walaupun memiliki kekuatan korelasi yang tidak kuat (korelasi lemah sampai sedang). Mungkin karena subjek penelitian saya tidak menyingkirkan penyebab lain infertilitasnya seperti faktor tuba, faktor laki-laki, serviks dan uterus sehingga menjadi kelemahan dalam penelitian ini.

BAB V

Dokumen terkait