Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian identifikasi Ultisol Kwala Bekala adalah sebagai berikut :
Irisan tipis pada horison BA
Hasil pengamatan irisan tipis pada horison BA profil ultisol diperoleh tidak terdapat selaput liat, dapat diliat pada Gambar 4 (a) dan (b) berikut.
(b)
Matriks (25%) : berwarna abu-abu pucat kemerahan, interferensi abu-abu kuning terang, relief rendah, berupa mineral lempung (liat) autigenik, jenis monmorilonit.
Semen (8%) : berwarna abu-abu terang agak kusam, berbutir sangat haus,teradapat mengikat butiran dan matriks, hadir berupa sisa lumpur karbonat dan oksida besi
Fragmen butiran/kristal (59%) :
kuarsa (28%) : tidak berwarna (colorless), interferensi kuning terang, ukuran 0,01-0,52 mm, bentuk membundar tanggung, tidak ada belahan dan
Gambar 4. Fotomikrograf sayatan tipis contoh AP II (a) nikol silang (b) nikol sejajar
Fragmen batuan (25%) : warna transparan-kecoklatan, berbutir halus-sedang, ukuran 0,04-1,70 mm, subrounded-subangular, terdiri dari fragmen batuan batu pasir kuarsaan/chert, fragmen limestone dan fragmen batuan yang mengalami pelaukan serta teroksidasi
Mineral opak (6%) : berwarna hitam, bentuk tidak beraturan, terdapat sebagai mineral bijih oksida dan sebagian berupa mineral karbon yang bercampur dengan mineral lempung dan sisa lumpur karbonat
Porositas (±8%) : hadir sebagai rongga kosong di dalam batuan berupa intra/interpartikel dan channel
Irisan tipis pada horison Bt
Hasil pengamatan irisan tipis pada horison Bt profil ultisolnya tidak terdapat selaput liat, dapat diliat pada Gambar 5 (a) dan (b) berikut.
(b)
Matriks (48%) : berwarna abu-abu pucat kemerahan, interferensi abu-abu kuning terang, relief rendah, berupa mineral lempung (liat) autigenik, jenis monmorilonit.
Semen (12%) : berwarna abu-abu terang agak kusam, berbutir sangat haus,teradapat mengikat butiran dan matriks, hadir berupa sisa lumpur karbonat dan oksida besi.
Fragmen butiran/kristal (34%)
kuarsa (23%) : tidak berwarna (colorless), interferensi kuning terang, ukuran 0,01-0,52 mm, bentuk membundar tanggung, tidak ada belahan dan kembar, relief sedang, hadir sebagai monokristalin dan mikrokristalin.
Gambar 5. Fotomikrograf sayatan tipis contoh Bt II (a) nikol silang (b) nikol sejajar
Fragmen batuan (3%) : warna transparan-kecoklatan, berbutir halus-sedang, ukuran 0,03-1,48 mm, subrounded-subangular, terdiri atas fragmen batuan batu pasir kuarsaan/chert, fragmen limestone dan fragmen batuan yang mengalami pelaukan serta telah mengalami teroksidasi
Fragmen organik/tumbuhan (3%) : warna kuning kehijauan, bentuk pipih memanjang-tidak teraturan, pemadaman searah, ukuran 0,2-2,29 mm berserabut halus, tersebar tidak merta
Mineral opak (5%) : berwarna hitam, bentuk tidak beraturan, terdapat sebagai mineral bijih oksida dan sebagian hadir berupa mineral karbon yang mengambang dalam matriks
Porositas (±6%) : hadir sebagai rongga kosong di dalam batuan berupa intra/interpartikel dan channel
Irisan tipis pada horison BW
Hasil pengamatan irisan tipis pada horison Bw profil ultisol tidak terdapat selaput liat, dapat diliat pada Gambar 6 (a) dan (b) berikut.
(b)
Matriks (41%) : berwarna abu-abu pucat kemerahan, interferensi abu-abu kuning terang, relief rendah, berupa mineral lempung (liat) autigenik, jenis monmorilonit.
Semen (10%) : berwarna abu-abu terang agak kusam, berbutir sangat haus,teradapat mengikat butiran dan matriks, hadir berupa oksida besi
Fragmen butiran/kristal (40%) :
kuarsa (20%) : tidak berwarna (colorless), interferensi kuning terang, ukuran 0,01-0,50 mm, bentuk membundar tanggung, tidak ada belahan dan kembar, relief sedang, hadir sebagai monokristalin dan mikrokristalin.
Gambar 6. Fotomikrograf sayatan tipis contoh BW II (a) nikol silang (b) nikol sejajar
Fragmen batuan (12%) : warna transparan-kecoklatan, berbutir halus-sedang, ukuran 0,04-1,72 mm, subrounded-subangular, terdiri dari fragmen batuan batupasir kuarsaan/chert, fragmen batuan yang mengalami pelaukan serta mengalami teroksidasi
Mineral opak (8%) : berwarna hitam, bentuk tidak beraturan, terdapat sebagai mineral bijih oksida dan sebagian berupa mineral karbon yang mengambang dalam matriks.
Porositas (±9%) : hadir sebagai rongga kosong di dalam batuan berupa intra/interpartikel dan channel
Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa profil tanah Ultisol di arboretum kampus baru USU kwala bekala tidak mempunyai horison argilik karena tidak adanya dijumpai selaput liat didukung juga oleh hasil penelitian peneliti sebelumnya Carey (2009) yang memperlihatkan di BA liat sebesar 57,35 % dan di Bt 42,07 %, sehingga argilik tidak bisa dinilai dari peningkatan liat dari A ke B
Dari hasil penelitian yang dilakukan juga dapat dilihat dan diketahui bahwa persentase liat yang berada di lapisan Bw sebesar 78,92 % dibandingkan yang ada di horison BA sebesar 57,35 % hal ini menunjukkan bahwa persentase liat yang ada di B memang termasuk banyak, namun ini diduga telah ada tanpa eluviasi/illuvias dan dipastikan dengn irisan tipis pada horison bw menunjukkan bahwa tidak terdapat selaput liat jadi berlaku in situ yaitu liat yang berasal dari pembentukan liat in situ pada horison B bukan translokasi dari horison di atasnya hal ini menyebabkan bahwa horison tersebut memang benar horison Bw, sesuai 27
dengan Birkeland (1974) yang menyatakan bahwa Beberapa proses yang diduga dapat menyebabkan terbentuknya penimbunan liat adalah : (1) terjadinya hancuran iklim dengan intensitas tinggi pada bagian atas solum tanah, sehingga terjadi disintegrasi mineral primer menjadi mineral sekunder (liat), yang selanjutnya terangkut ke bawah oleh air perkolasi,dan diendapkan di horison B, dan (2) terjadinya pembentukan liat in situ pada horison B.
Dari hasil penelitian analisis irisan tipis ultisol Kwala Bekala fragmen butiran/kristal didominasi oleh mineral pimer yang resisten terhadap pelapukan yaitu mineral kwarsa dan opak. Namun terdapat mineral liat montmorilonit sebagai pertanda tanahnya lebih muda dari yang ditentukan 4 peneliti terdahulu yakni carey (2009) yang menyatakan bahwa pedon 3 memiliki tingkat perkembangan tanah berkembang.
Dari hasil mineral yang ditemukan dalam irisan tersebut adalah mineral montmorilonit dimana hal ini menunjukkan bahwa tanah ini tergolong kedalam tanah yang masih muda, hal ini didasarkan pada penentuan perkembangan tqnah berdasarkan mineral tanahdimana mineral montmorilonit merupakan mineral yang masih muda, sesuai dengan literatur Marpaung (2011) Berdasarkan mineral liat, ditentukan jenis dan jumlah mineral liat penyusun tanah. Tingkat perkembangan tanah ditentukan berdasarkan susunan mineral liat yaitu tanah dengan mineral gibsit > kaolinit > montmorilonit > alofan (> berarti lebih berkembang).
Dapat dipastikan tanah yang tadinya disetarakan ultisol tidak benar karena tanpa selaput liat, maka tanpa argilik sebagai syarat mutlak ultisol, sesuai dengan Darmawijaya (1990) yang menyatakan Ultisol adalah tanah yang telah mengalami 28
translokasi lempung (clay) dan juga pelindian (leaching), yang dicirikan oleh horison argilik.