• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis fungi yang terdapat pada daun tanaman jabon yang berhasil diisolasi

Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai jenis fungi yang berhasil diisolasi dari daun tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.). Jenis-jenis fungi yang berhasil diisolasi dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 1. Jenis-jenis fungi berhasil diisolasi dari daun Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.)

No. Jenis Fungi Yang Ditemukan pada Daun

1. 2. 3. 4. 5. Aspergillus sp. Fusarium sp. Geotrichum sp. Penicillium sp. Curvularia sp. 1. Aspergillus sp.

Pada media PDA dalam suhu ruang: koloni mencapai diameter 4,8 cm dalam 7 hari, dan terdiri dari suatu lapisan basal yang kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan konidiofor yang lebat yang berwarna coklat tua hingga hitam. Kepala konidia berwarna hitam, berbentuk bulat, dan cenderung merekah menjadi kolom-kolom pada koloni berumur tua. Konidia berbentuk bulat hingga semi bulat, berukuran 3,5-5,0 μm, berwarna coklat, memiliki ornamentasi berupa tonjolan dan duri-duri yang tidak beraturan seperti yang dapat dilihat pada gambar 3. Fialid terbentuk pada metula, dan berukuran (7,0-9,5) × (3-4) μm. Metula berwarna hialin hingga coklat, sering kali bersepta, dan berukuran (15-25) × (4,5-6,0) μm.

Gambar 3. Aspergillus sp. Koloni berumur 14 hari pada media PDA (A) dan bentuk mikroskopik (B), konidia (a), konidiofor (b)

2. Fusarium sp.

Bentuk koloni pada media PDA (Potatoes Dextrose Agar) pada umur 7 hari berwarna putih dan miselia bentuknya seperti kapas yang disajikan pada gambar 4. Pertumbuhan fungi membentuk sebuah lingkaran tidak sempurna. Koloni ini berdiameter 4,4 cm pada hari ke 7 dan setelah berumur hari ke 14 berdiameter sebesar 7,2 cm. Ciri-ciri mikroskopik disajikan pada gambar dibawah. Konidiofor ada yang bercabang dan ada pula yang tidak. Memiliki diameter 5,6 µm. Makrokonidia dapat bersepta 3-5, kemudian membentuk bengkokan dan meruncing pada kedua ujung dan memiliki diameter (20,6 x 4,4 µm) sedangkan mikrokonidia bersepta 0 hingga 2. Klamidospora terdapat dalam hifa atau konidia, berbentuk halus atau agak kasar dan berbentuk semi bulat.

a b

Gambar 4. Fusarium sp. Koloni berumur 14 hari pada media PDA (A) dan bentuk mikroskopik (B), konidia (a), fialid (b), konidiofor (c)

3. Geotrichumsp.

Koloni dengan cepat tumbuh, berwarna putih dan berbulu. Pada umur 3 hari diameter koloni mencapai 3,8 cm dan pada umur 6 hari diameter koloni mencapai 8 cm dan koloni telah memenuhi ukuran cawan petri seperti terlihat pada Gambar 5. Bentuk mikroskopis Geotrichum sp. dapat dilihat pada Gambar 5 dengan ciri-ciri yaitu konidia seperti tabung dengan ujung-ujung terputus, terbentuk dari segmentasi hifa.

Gambar 5. Geotrichum sp. Koloni berumur 14 hari pada media PDA (A) dan bentuk mikroskopik (B), konidia (a), konidiofor (b)

a c b A B a b B B A

4. Penicillium sp.

Bentuk koloni pada media PDA pada umur 7 hari berwarna hijau seperti beludur dan tetap tidak mengalami perubahan warna sampai menutupi seluruh cawan Petri. Koloni bagian tengah lebih hijau daripada bagian tepi. Koloni berukuran diameter 7,6 cm pada umur 7 hari dan pada umur 14 hari menutupi hampir seluruh cawan Petri dengan diameter 8,7 cm. Koloni mempunyai pertumbuhan cepat pada suhu kamar, berbentuk tidak bulat. Konidia terdiri atas sub sytratum, ukuran bervariasi 150-200 x 3,5-4 µm, dengan dinding agak kasar. Penicili kompak, panjang 20-25 µm, dengan satu pangkal yang terdiri atas lima sampai delapan metula. Metula berukuran 10-12 x 2,3,3 µm. Fialid berukuran 8-10 x 2-2,5 µm, konidia elips, panjang 2,8-3,3 µm, bentuk serta koloni Penicillium

sp 1 dapat dilihat pada Gambar 6.

a

b

A A B

Gambar 6. Penicillium sp 1 umur 7 hari pada media PDA (A) dan foto mikroskopik (B), konidia (a), konidiofor (b).

5. Curvularia sp.

Bentuk koloni pada media PDA (Potatoes Dextrose Agar) pada umur 7 hari berwarna putih dengan ukuran 4,2 cm hingga pada umur 14 hari berukuran 7,8cm. Ciri-ciri mikroskopik disajikan pada gambar 7. Konidiofor berbentuk tunggal atau berkelompok, lurus membengkok dan memiliki diameter 3 µm. Konidia memiliki 3 septa umumnya membengkok pada sel ketiga yang lebih lebar dengan diameter (16,3 x 5,6) µm. a b

Gambar 7. Curvularia sp. Koloni berumur 14 hari pada media PDA (A) dan bentuk mikroskopik (B), konidia (a), konidifor (b)

Tabel 2. Jenis-jenis fungi yang teridentifikasi serta ciri-cirinya Jenis Fungi

Pengamatan makroskopik Pengamatan mikroskopik

Warna koloni Diameter koloni Bentuk/ukuran konidiofor Diameter Hifa Bentuk Fialid Diameter Konidia Aspergillus sp. Hitam 8 cm 15-20 μm - 15-20 μm

Fusarium sp. Putih 7,2 cm Bercabang - 5,6 μm

Geotrichum sp. Putih 8 cm - - 4-8 μm

Penicillium sp Hijau 8,7 cm - Panjang 2-4 µm

Curvularia sp Putih 7,8 cm Bercabang - 2-4 µm

B A

Tabel 3. Jenis dan jumlah fungi yang ditemukan pada tiap sampel daun dari bibit

No Sampel Jenis Fungi Yang Ditemukan Jumlah Fungi Yang

Ditemukan Bibit Daun 1. I A1B1 A1B2 A1B3 A1B4 A1B5 Aspergillus sp Aspergillus sp Curvularia sp Fusarium sp Penicillium sp Geothricum sp Penicillium sp Curvularia sp Aspergillus sp Aspergillus sp Aspergillus sp Aspergillus sp Aspergillus sp Penicillium sp Geothricum sp Aspergillus sp Aspergillus sp Aspergillus sp Fusarium sp Fusarium sp Geothricum sp Penicillium sp Curvularia sp Aspergillus sp Aspergillus sp 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2. II A2B1 A2B2 A2B3 A2B4 A2B5 A3B1 A3B2 A3B3 A3B4 A3B5 A4B1 A4B2 A4B3 A4B4 A4B5 A5B1 A5B2 A5B3 A5B4 A5B5 3. III 4. IV 5. V Pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di laboratorium menunjukkan bahwa fungi yang menyerang tanaman bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.)

yang didapat dari sampel daunnya memiliki keanekaragaman jenis. Berdasarkan hasil penelitian terdapat lima jenis fungi yang ada pada sampel daun tanaman bibit

Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.). Kelima jenis fungi tersebut adalah

Aspergillus sp, Fusarium sp, dan Geotrichum sp, Penicillium sp dan Curvularia

sp. Menurut Gandjar, dkk (2006) secara umum pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh substrat yang merupakan sumber unsur hara utama bagi fungi, kelembaban dimana fungi dapat hidup pada kisaran kelembaban udara 70 – 90 %., suhu, derajat keasaman substrat (pH) yang umumnya fungi dapat hidup pada pH di bawah 7, dan senyawa-senyawa kimia di lingkungannya.

Pada sampel daun dari bibit yang pertama ditemukan fungi sebanyak tiga jenis, yaitu jenis Aspergillus sp, Curvularia sp dan Fusarium sp. Pada sampel daun dari bibit kedua ditemukan sebanyak empat jenis fungi, yaitu Geotrichum sp,

Penicillium sp, Curvularia sp dan Aspergillus sp. Pada sampel daun bibit ketiga ditemukan tiga jenis fungi yaitu jenis Aspergillus sp, Penicillium sp, Geotrichum

sp. Ditemukan juga 2 jenis fungi pada sampel daun dari bibit keempat yaitu jenis

Aspergillus sp dan Fusarium sp. Dan yang terakhir, ditemukan empat jenis fungi dari sampel daun pada bibit kelima, yaitu jenis Geotrichum sp, Penicillium sp,

Curvularia sp dan Aspergillus sp.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, fungi yang paling banyak ditemukan adalah jenis Aspergillus sp. Jenis fungi ini dimungkinkan berasal dari udara. Menurut Agrios (1996) sebagian besar spora fungi disebarkan oleh aliran udara yang sabagai partikel inert (tidak memiliki tenaga) hingga mencapai jarak tertentu. Aliran udara akan melepaskan spora dari sporofor atau dapat juga terjadi ketika spora akan dikeluarkan secara paksa atau jatuh pada saat matang, dan tergantung pada turbulensi dan kecepatan aliran udara yang dapat menyebabkan spora

terbawa ke atas secara horizontal dan akan menempel pada inang yang baru dan dapat tumbuh dan berkembang jika kondisi inang tersebut mendukung.

Selain itu ditemukan juga fungi Fusarium sp. Genus Fusarium mudah dikenal dengan bentuk macro-konidia nya yang khas, akan tetapi indentifikasi species biasanya sukar dan diserahkan kepada ahli yang bersangkutan. Genus ini mempunyai anggota-anggota yang terdiri dari penyakit (parasit) tanaman utama yang menyebabkan layu pada daun atau pun busuk pada daun. Beberapa spesies

Fusarium merupakan patogen pada tanaman yang dapat menyebabkan penyakit

Fusarium ini umumnya disebut

sebagai Fusarium head blight (FHB) atau scab dan dipengaruhi oleh kelembaban udara yang berlebihan pada musim tertentu. Umumnya ada dua tipe tanaman resisten FBH, yaitu tanaman yang resisten terhadap penetrasi Fusarium dan tanaman yang resisten terhadap penyebaran Fusarium di dalam jaringan tubuhnya. Dari suatu penelitian ditemukan bahwa beberapa spesies Fusarium, terutam

kentang. Gejala dari

pembusukan ini adalah permukaan kentang menjadi keriput atau cekung ke dalam dan jaringan internalnya berwarna coklat serta membusuk. Penyakit ini dapat

dikontrol dengan melakukan pembersihan da

menyimpan hasil panen pada tempat denga

Menurut Streets (1980) Fusarium juga dapat menyebabkan kelayuan atau disebut Fusarium wilt disease, contohnya Fusarium oxysporum f. sp. Penyebaran

penyakit ini dapat dikurangi dengan penggunaan

kimia

Dari hasil penelitian didapat jenis fungi Geotrichum sp.. Saryono, dkk

(1999) menyatakan Geotrichum sp. merupakan salah satu fungi yang yang memilki aktivitas inulinase, yang berpotensi sebagai penghidrolisis inulin menjadi fruktosa. Inulinase adalah β-fruktosidase yang dapat menghidrolisis molekul inulin. Ekso inulinase (β- D-fruktanfruktohidrolase, EC 3.2.1. 80) memecah unit fruktosa terminal dari ujung yang tidak mereduksi, enzim ini juga dapat menghidrolisis molekul sukrosa dan rafinosa. Di samping itu endo inulinase (2,1-β- D-fruktan fruktanohydrolase, EC 3.2.1.7) menhidrolisis ikatan molekul inulin dari bagian dalam untuk menghasilkan fruktooligosakarida seperti inulotriosa, -tetraosa, dan –pentaosa sebagai produk utamanya. Selain itu enzim ini juga diketahui menghambat aktivitas enzim invertase. Fungi ini dimungkinkan berasal dari udara maupun aliran air hujan. Menurut Agrios (1996) butiran-butiran air hujan yang jatuh dari atas akan mengambil dan membawa spora fungi yang terdapat di udara dan mencucinya ke bawah yang beberapa di antaranya mungkin akan mendarat pada bagian tumbuhan yang rentan termasuk daun.

Dari hasil penelitian, ditemukan jenis fungi Penicillium sp. Spesies

Penicillium adalah jamur tanah maupun jamur tanaman yang ada di mana-mana dan lebih suka iklim dingin dan moderat, biasanya hadir dimanapun bahan

organik yang tersediaPenicillium dan

salah satu yang paling terkenal perwakilan dari pada zat organik biodegradable. Umumnya dikenal sebagai adalah salah satu penyebab utama dalam proses pembusukan, terutama spesies Penicillium.

Banyak spesies menghasilkan sangat beracun mikotoksin. Kemampuan

spesies Penicillium tumbuh pada tanah mau

makanan yang tersimpan lainnya tergantung pada kecenderungan mereka untuk berkembang dalam kelembaban rendah dan menjajah dengan cepat oleh dispersi udara. Spesies Penicillium juga dapat hadir di udara dan debu dari lingkungan. Pertumbuhan Penicillium masih dapat terjadi bahkan di dalam ruangan jika kelembaban relatif rendah. Hal ini sangat cocok dengan salah satu kondisi tumbuh Jabon yaitu yang beriklim basah. Asalkan ada kelembaban yang cukup tersedia yang diberikan pada permukaan maka spesies Penicillium dapat berkembang biak.

Fungi lain yang ditemukan adalah Curvularia sp. Menurut Old dkk (2003) pada daun, fungi ini mampu menyebabkan penyakit bercak daun. Selain menyerang pada tingkat semai, fungi jenis ini juga menyerang pada tingkat pembibitan. Gejala penyakit yang ditimbulkan berupa pengeringan daun yang diawali dari bagian pangkal dan menjalar ke ujung daun sehingga daun menjadi kering. Apabila intensitasnya cukup tinggi, maka serangan cendawan akan menyebabkan kematian.

Menurut Widyastuti dkk (2005) Selain berpengaruh pada daun, fungi

Curvularia juga dapat menyerang batang tanaman. Penyakit yang disebabkan adalah penyakit mati kulit. Gejala yang ditimbulkan berupa keluarnya cairan berwarna hitam dari kulit batang tanaman. Apabila pada bagian kulit batang yang terserang tersebut dikupas maka kayu di bawah kulit tersebut berwarna lebih gelap dibandingkan dengan warna kulit yang sehat. Kulit kayu yang terserang akan mengeluarkan bau yang khas.

Pada suatu penelitian tentang Eucalyptus, ditemukan bahwa Curvularia sp merupakan patogen bagi tanaman Eucalyptus. Curvularia sp kebanyakan ditemukan pada daerah-daerah yang beriklim sedang.

Dari hasil penelitian ditemukan fungi Aspergillus sp. Menurut Isroi (2008), fungi ini merupakan fungi antagonis yang mempunyai daya antibiotik yang berperan dalam ketahanan tanaman. Aspergillus sp. juga mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melarutkan P dan K. Aplikasi Aspergillus sp. dan dapat meningkatkan pertumbuhan atau produktivitas tanaman seperti tanaman jagungterutama di tanah-tanah marginal.

Secara luas Aspergillus didefinisikan sebagai suatu kelompok nukosis penyebab dari fotogenosa yang bermacam-macam. Aspergillus niger termasuk ke dalam kelas Ascomycetes. Di dalam industri Aspergillus niger banyak dipakai dalam proses produksi asam sitrat. Sedangkan di dalam laboratorium spesies ini digunakan untuk mempelajari tentang metabolisme pada jamur dan kegiatan enzimatis. Aspergillus niger ini termasuk fungi berfilamen penghasil selulase dan

crude enzyme secara komersial serta penanganannya mudah dan murah.

Fungi-fungi yang ditemukan dalam penelitian ini tergolong fungi yang dapat merugikan maupun menguntungkan. Seperti Curvularia sp yang dapat menimbulkan penyakit akan tetapi bersifat patogen pada jenis tanaman tertentu. Sedangkan Aspergillus sp kebanyakan dikenal mampu berfungsi sebagai agen pengendali hayati, sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan fungi lain yang merugikan yang dapat menimbulkan penyakit pada bibit tanaman Jabon tersebut.

Terhadap iklim, kondisi lingkungan tumbuh yang dibutuhkan oleh jabon adalah tanah lempung, podsolik cokelat, dan alluvial lembab yang biasanya

terpenuhi di daerah pinggir sungai, daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang tergenangi air dan juga jenis ini kadang memerlukan iklim basah hingga kemarau kering didalam hutan gugur dengan tipe curah hujan A-D. Hal ini sangat mendukung terhadap pertumbuhan dan perkembangan fungi pada sampel yang ada pada daun tanaman bibit Jabon karena fungi cocok tumbuh pada daerah yang memiliki kelembaban yang tinggi dan bersuhu kering (panas) seperti jenis-jenis fungi yang teridentifikasi pada penelitian ini.

Dokumen terkait