• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suhu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh fluktuasi suhu di ke-4 lokasi penelitian yang disajikan pada gambar 3.

Gambar 4. Fluktuasi Suhu antara Hutan dan Tempat Terbuka

Gambar 4. menunjukkan fluktuasi rata-rata pada pagi hari cenderung sama pada kedua lokasi penelitian. Sedangkan pada siang dan sore hari perbedaan suhu pada kedua areal lokasi penelitian cukup berbeda. Guslim (1997), mengemukakan bahwa suhu merupakan suatu konsep yang tidak mudah didefinisikan. Di dalam

Glossary of Meteorology, disebutkan suhu sebagai derajat panas atau dingin yang

diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan berbagai tipe termometer. Berbeda antara suhu dengan panas, menurut hukum termodinamika panas adalah energi total dari pergerakan molekuler suatu benda. Lebih besar pergerakan-pergerakan itu maka lebih panas benda itu, sedangkan suhu adalah merupakan ukuran energi kinetis rata-rata dari pergerakan molekul. Jadi panas adalah ukuran

energi sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari tiap molekul. Fluktuasi suhu harian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Fluktuasi Suhu Harian dari ke-4 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Pagi (oC) Siang (oC) Sore (oC)

Max Min Rata-rata Max Min Rata-rata Max Min Rata-rata

Titik I Hutan (H1) 25 23 23,64 30 25 27,85 30 23 26,85

Titik II Hutan (H2) 25 23 23,64 30 25 27,85 30 23 26,85

Titik III Hutan (H3) 25 23 23,64 30 23 27,85 30 23 26,85

Tempat Terbuka (TT) 25 23 23,71 32 26 29,64 31 23 27,92

Tabel 1. menunjukkan perubahan suhu yang terjadi pada pagi dan siang hari dimana suhu minimum terjadi di pagi hari dan suhu maksimum di siang hari. Pengaruh perbedaan yang cukup besar antara suhu tersebut dapat dipengaruhi oleh sinar matahari. Santosa dalam Marjenah (2002) mengemukakan bahwa suhu udara akan berfluktasi dengan nyata selama setiap periode 24 jam. Fluktuasi suhu udara berkaitan dengan proses pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Serapan energi radiasi matahari ini akan menyebabkan suhu udara meningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum tercapai.

Hasil yang diperoleh juga menunjukkan terjadi kestabilan suhu terletak pada pagi hari dan berada di hutan. Hal tersebut disebabkan oleh karena tumbuhan yang berada di dalam hutan tersebut sehingga mempengaruhi masuknya sinar matahari yang masuk ke dalam lantai hutan tersebut. Demikian juga letak pohon pada setiap titik pewakil di areal hutan dimana setiap letak pohon tersebut pada titik pewakil mendapatkan sinar matahari yang berbeda tetapi dari suhu yang

diperoleh berdasarkan penelitian bahwa suhu yang berada di tengah hutan tidak jauh berbeda dengan yang berada di pinggir hutan (dekat dengan areal jalan ataupun dengan bangunan di sebelahnya). Arief (2001) mengemukakan bahwa pada hutan yang tajuknya rapat, hanya tunas-tunas pepohonan besar dan tumbuh-tumbuhan merambat tertentu yang tahan terhadap keteduhan serta rumput-rumputan saja yang mampu hidup di lantai hutan. Bentukan tumbuh-tumbuhan di bawah lantai hutan membawa pengaruh yang unik terhadap iklim mikro daerah sekitarnya. Akibatnya, sinar matahari di lantai hutan berkurang sehingga suhunya berbeda dengan di luar ruangan. Oleh karena itu, jika semakin berada di dalam hutan maka terjadi penurunan suhu di dalamnya.

Kelembaban Udara

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh fluktuasi kelembaban udara selama periode penelitian yang disajikan pada Gambar 4.

Gambar 5. menunjukkan bahwa fluktuasi kelembaban udara pada pagi hari cenderung sama pada kedua lokasi penelitian. Sedangkan pada siang dan sore hari kelembaban udara jauh berbeda. Menurut Santosa dalam Marjenah (2002), kelembaban relatif (RH) adalah jumlah aktual uap air di udara relatif terhadap jumlah uap air pada waktu udara dalam keadaan jenuh pada suhu yang sama dinyatakan dalam persen. Pengukuran salah satunya dapat dilakukan dengan termometer bola kering dan termometer bola basah. Fluktuasi kelembaban udara harian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Fluktuasi Kelembaban Udara Harian dari ke-4 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Pagi (%) Siang (%) Sore (%)

Max Min Rata-rata Max Min Rata-rata Max Min Rata-rata

Titik I Hutan (H1) 100 92 99,43 92 68 78,14 92 68 82,64

Titik II Hutan (H2) 100 92 99,43 92 68 78,14 92 68 82,64

Titik III Hutan (H3) 100 92 99,43 92 68 78,14 92 68 82,64

Tempat Terbuka (TT) 100 92 99,43 92 60 71,64 92 68 79,14

Tabel 2. menunjukkan kelembaban udara yang tertinggi terjadi di areal hutan yang setiap saat basah. Kelembaban udara tertinggi terjadi di pagi hari baik di hutan maupun di tempat terbuka dan terendah terjadi di siang hari yaitu di tempat terbuka. Hasil penelitian menunjukkan kelembaban udara pada areal hutan lebih tinggi dibandingkan tempat terbuka. Sumardi dan Widyastuti (2004) mengemukakan bahwa Kelembaban udara di dalam hutan biasanya selalu lebih tinggi dibandingkan di luar hutan. Makin lebat atau rapat hutannya, makin tinggi kelembabannya. Kelembaban ini berhubungan erat dengan suhu udara, pergerakan udara, dan transpirasi dari tanaman dalam hutan. Purbowaseso (2004) juga mengemukakan bahwa faktor kelembaban udara erat kaitannya dengan faktor lainnya seperti curah hujan. Wilayah dengan curah hujan tinggi akan

menyebabkan wilayah tersebut juga memiliki kelembaban udara relaitf tinggi, misalnya wilayah tropis, yang dicirikan dengan jumlah hujan > 2.500 mm per tahun.

Kecepatan Angin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh fluktuasi kecepatan angin selama penelitian yang disajikan pada gambar 5.

Gambar 6. Fluktuasi Kecepatan Angin antara Hutan dan Tempat Terbuka Gambar 6. menunjukkan bahwa kecepatan angin rata-rata pagi hari cenderung sama pada kedua lokasi penelitian. Sedangkan pada siang dan sore hari kecepatan angin rata-rata pada kedua lokasi penelitian berbeda. Menurut Asdak (2002), angin adalah gerakan massa udara, yaitu gerakan atmosfer atau udara nisbi terhadap permukaan bumi. Parameter tentang angin yang biasanya dikaji adalah arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin penting karena dapat menentukan besarnya kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan mempengaruhi kejadian-kejadian hujan. Kecepatan angin harian disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kecepatan Angin Harian dari ke-4 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Pagi (m/s) Siang (m/s) Sore (m/s)

Max Min Rata-rata Max Min Rata-rata Max Min Rata-rata

Titik I Hutan (H1) 0 0 0 10 0 5,43 10 0 4,29

Titik II Hutan (H2) 0 0 0 10 0 5,43 10 0 4,29

Titik III Hutan (H3) 0 0 0 10 0 5,43 10 0 4,29

Tempat Terbuka (TT) 0 0 0 12 0 6,57 12 0 5,21

Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan kecepatan angin di siang dan sore hari cukup tinggi pada tempat terbuka dibandingkan dengan hutan (bervegetasi). Chen et al. (1990) mengemukakan bahwa kecepatan angin terjadi penurunan pada saat malam hari dan tinggi sepanjang hari; Umumnya kecepatan angin menurun pada sore hari dan terendah pada malam hari serta pagi hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan angin pada pagi hari tidak terjadi akibat pengaruh dari malam yang sebelumnya yaitu terjadi kecepatan angin yang rendah.

Pengaruh Iklim Mikro terhadap Kadar Air Serasah

Iklim mikro adalah kondisi lapisan atmosfer yang dekat dengan

permukaan tanah atau sekitar tanaman / tumbuhan, yang meliputi suhu,

kelembaban, tekanan udara, keteduhan dan dinamika energi radiasi matahari

(Dirjen RLPS, 2002). Sumardi dan Widyastuti (2004) mengemukakan bahwa

iklim sangat erat kaitannya dengan kebakaran hutan. Pada daerah-daerah hutan

yang perbedaan musimnya nyata antara musim hujan dan musim kemarau

hubungan ini tampak lebih jelas lagi. Kebakaran hutan selalu terjadi pada musim

kemarau (misalnya hutan jati di Jawa Timur, kebakaran selalu terjadi antara bulan

Hasil analisis regresi dengan menggunakan Software SPSS 15.0 diperoleh

hasil persamaan hubungan antara kadar air serasah dengan suhu, kelembaban

udara, dan kecepatan angin sebagai berikut:

Persamaan I: Y = 180.476-5.500 X1-0,276 X2 (R2= 0,519) Persamaan II: Y = 186.518-5.182 X1+0,161 X2-0.516X3 (R2= 0,639) Di mana: Y = Kadar Air X1 = Suhu X2 = Kelembaban Udara X3 = Kecepatan Angin

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi besarnya kadar air serasah adalah suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan nilai koefisien determinasi tertentu. Adapun nilai koefisien determinasi untuk persamaan I adalah 0,519 (R2 = 0,519) yang berarti 51,9% variabel Y dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara. Sisanya 48,1% dipengaruhi faktor lain selain parameter yang digunakan dalam persamaan atau model. Sedangkan nilai koefisien determinasi untuk persamaan II adalah 0,639 (R2 = 0,639) yang berarti 63,9% variabel Y dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin. Sisanya 36,1% dipengaruhi faktor lain selain parameter yang digunakan

dalam persamaan atau model. Berdasarkan dari dua persamaan di atas, maka persamaan yang digunakan untuk model adalah persamaan II.

Dokumen terkait