• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman Pelaku UKM terhadap Informasi Aset

Pada variabel ini terdapat enam indikator yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Hasil Survey Pemahaman Kebutuhan Informasi Aset Tabel 3

Tanggapan Sangat Tidak Paham Kurang Paham Cukup Paham Paham Sangat

Paham Skor Ket

Pernyataan F % F % F % F % F %

Informasi kas

dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

0 0 4 13.3 5 16.7 13 43.3 8 26.7 115 Paham

Informasi simpanan di pertimbangkan Bank dalam menentukan layak / tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

4 13.3 6 20.0 4 13.3 11 36.7 5 16.7 97 Cukup Paham

Informasi persediaan barang dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

4 13.3 9 30.0 4 13.3 5 16.7 8 26.7 94 Cukup Paham

Informasi tanah dan bangunan dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

4 13.3 5 16.7 4 13.3 9 30.0 8 26.7 102 Cukup Paham

Informasi peralatan usaha dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

6 20.0 11 36.7 2 6.7 2 6.7 9 30.0 87 Cukup Paham

Rata-rata 99 Cukup Paham

18

Tabel Hasil Analisis Pemahaman Informasi Aset Hasil Analisis Pemahaman Informasi Aset

Tabel 4 Kriteria Jawaban Responden Sangat Tidak Paham(%) Kurang Paham(%) Cukup Paham(%) Paham (%) Sangat Paham(%) Jenis Kelamin Laki-laki (10) 20 0 40 30 10 Perempuan (20) 0 30 35 15 20 Usia

Di bawah usia 30 tahun 0 50 0 0 50

Usia 31 tahun s/d 40 tahun 0 33 33 33 0

Usia 41 tahun s/d 50 tahun 0 25 42 17 17

Usia 51 tahun s/d 60 tahun 17 8 33 25 17

Di atas usia 60 tahun 0 0 100 0 0

Omzet < Rp 100 juta 0 29 36 14 21 Rp 100 juta - Rp 499 juta 8 17 33 25 17 Rp 500 juta - Rp 2,5 Milyar 25 0 50 25 0 Pendidikan SD 14 14 57 0 14 SMP 0 20 20 40 20 SMA/SMK 8 15 31 23 23 D3 0 0 100 0 0 S1 0 67 0 33 0 Kursus/Pelatihan Pembukuan Ya 0 0 50 0 50 Tidak 8 23 35 23 12

Sumber: Data primer yang Diolah, 2018

Tabel 5 menunjukan bahwa variabel pemahaman pelaku UKM terhadap aset jika di rata-rata maka berada pada interpretasi ke-tiga yaitu Cukup Paham, dengan rincian sebagai berikut: pemahaman kas mendapatkan skor 115 dengan interpretasi bahwa pelaku UKM di Salatiga Paham jika informasi tentang kas menjadi bahan pertimbangan pihak Bank. Sedangkan untuk pemahaman simpanan, pemahaman persediaan barang, pemahaman tanah dan bangunan serta pemahaman peralatan usaha memiliki interpretasi Cukup Paham. Hasil tersebut

19

menyatakan bahwa pelaku atau pengelola usaha kecil dan menengah rata-rata masih terbilang paham dalam hal memahami aset yang menjadi salah satu bahan pertimbangan pihak Bank Rakyat Indonesia dalam hal pengajuan syarat kredit usaha rakyat.

Sedangkan dari tabel 6 mengenai analisis aset jika dilihat berdasarkan kriteria jenis kelamin maka nilai yang mendominasi adalah cukup paham, dimana persentase untuk laki-laki adalah 40% sedangkan perempuan memiliki persentase 35% dalam hal menjawab pertanyaan seputar aset yang menjadi bahan pertimbangan layak atau tidaknya sebuah usaha mendapatkan pinjaman dana KUR. Pada bagian karaktertistik pendidikan, UKM yang merupakan lulusan S1 memiliki interpretasi tidak paham terhadap pertanyaan yang berkenaan dengan aset, hal ini bisa saja dikarenakan UKM dengan lulusan S1 tidak memilki dasar serta pengetahuan tentang akuntansi atau perbankan atau jurusan yang diambil bukanlah dari ekonomi akuntansi. Hal ini diketahui dari informasi kusioner bahwa 3 UKM yang merupakan lulusan S1, tidak ada satupun yang mengambil program studi akuntansi atau pun pernah mengikuti kursus akuntansi/pembukuan. Pada bagian keikutsertaan kursus/pelatihan akuntansi atau pembukuan, UKM cenderung berada pada interpretasi cukup paham dan sangat paham, dengan perolehan 50% cukup paham dan 50% sangat paham. Pemahaman UKM terhadap informasi keuangan yang berhubungan dengan KUR berperan penting terhadap kepercayaan bank dalam hal memberikan pinjaman dana terhadap sebuah usaha, konsekuensi dari tidak paham nya UKM tentang informasi keuangan adalah bank menolak permintaan kredit dari UKM.

Pemahaman Pelaku UKM terhadap Informasi Biaya

Pada variabel ini terdapat tiga indikator yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

20

Hasil Survey Pemahaman Informasi Biaya Tabel 5

Tanggapan Sangat Tidak Paham Kurang Paham Cukup Paham Paham Sangat

Paham Skor Ket

Pernyataan F % F % F % F % F %

Informasi listrik, telpon, air dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

10 33.3 8 26.7 1 3.3 8 26.7 3 10.0 76 Kurang Paham

Informasi biaya rumah tangga dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

9 30.0 9 30.0 3 10.0 7 23.3 2 6.7 74 Kurang Paham

Informasi biaya lain-lain dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

7 23.3 10 33.3 3 10.0 7 23.3 3 10.0 79 Cukup Paham

Rata-rata 76,3

Kurang Paham Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016

21

Tabel Hasil Analisis Pemahaman Informasi Biaya

Hasil Analisis Pemahaman Informasi Biaya Tabel 6 Kriteria Jawaban Responden Sangat Tidak Paham (%) Kurang Paham (%) Cukup Paham (%) Paham (%) Sangat Paham (%) Jenis Kelamin Laki-laki 40 30 20 0 10 Perempuan 25 25 20 15 15 Usia

Di bawah usia 30 tahun 50 50 0 0 0

Usia 31 tahun s/d 40 tahun 33 0 0 33 33

Usia 41 tahun s/d 50 tahun 25 25 25 8 17

Usia 51 tahun s/d 60 tahun 25 33 25 8 8

Di atas usia 60 tahun 100 0 0 0 0

Omzet < Rp 100 juta 29 36 29 0 7 Rp 100 juta - Rp 499 juta 25 25 8 17 25 Rp 500 juta - Rp 2,5 Milyar 50 0 25 25 0 Pendidikan SD 57 43 0 0 0 SMP 20 40 40 0 0 SMA/SMK 23 15 15 15 31 D3 0 0 100 0 0 S1 33 33 0 33 0 Kursus/Pelatihan Akuntansi Ya 0 0 50 0 50 Tidak 35 31 15 12 8

Sumber: Data primer yang Diolah, 2018

Tabel 7 menunjukan bahwa pernyataan terhadap variabel biaya berada pada interpretasi Kurang Paham dengan rincian sebagai berikut: Pemahaman tentang biaya listrik, telpon dan air skor 76; Pemahaman tentang biaya rumah tangga skor 74; Pemahaman biaya lain-lain skor 79. Dari hasil tersebut apabila di interpretasikan sesuai dengan indikator maka pada pemahaman biaya listrik,

22

telpon, air dan biaya rumah tangga pelaku UKM di Salatiga kurang paham jika hal tersebut menjadi salah satu hal yang dilihat atau dipertanyakan oleh pihak Bank. Sedangkan untuk pemahaman biaya lain-lain mendapatkan interpretasi cukup paham. Dengan hasil tersebut jika di rata-rata maka interpretasi yang ditemukan adalah bahwa pelaku UKM di Salatiga kurang paham tentang pemahaman biaya sebagai bahan pertimbangan peminjaman kredit usaha rakyat di Bank Rakyat Indonesia, padahal dalam hal biaya dan pengeluaran yang telah dilakukan tersebut Bank dapat menentukan sebuah usaha layak atau tidak mendapat pinjaman kredit usaha. Dengan interpretasi seperti ini diharapkan bahwa pihak Bank Rakyat Indonesia lebih dapat memberikan sedikit penjelasan kepada pihak UKM tentang pentingnya melihat kembali informasi biaya dan pengeluaran yang telah dilakukan.

Dari Tabel 8 diatas diketahui bahwa kriteria jenis kelamin memiliki jawaban dominan sangat tidak paham pada laki-laki dan tidak paham untuk perempuan dalam hal menjawab pertanyaan mengenai informasi keuangan biaya. Pada kriteria kursus/pelatihan akuntansi, dari 4 UKM yang pernah ataupun mengerti akuntansi memiliki jawaban dominan sangat paham dan cukup paham pada variabel biaya ini, yaitu dengan persentase 50%, sedangkan 9 dari 26 UKM yang tidak pernah mengikuti kursus/pelatihan akuntansi memiliki jawaban dominan sangat tidak paham. Hal ini disebabkan UKM yang tidak mengerti akuntansi beranggapan bahwa informasi keuangan biaya tidak diperlukan bank untuk mempertimbangkan kelayakan mendapatkan pinjaman dana kredit. Padahal, informasi keuangan mengenai biaya sama penting nya dengan mengetahui informasi aset, pendapatan, utang serta modal, karena bank perlu mengetahui seberapa besar perkiraan pengeluaran sebuah usaha. Informasi keuangan mengenai biaya yang diberikan oleh UKM kemudian akan dianalisis oleh pihak bank di dalam laporan laba rugi, hasil ini yang kemudian akan menentukan apakah dengan besarnya nilai aset dan pendapatan akan menutupi nilai biaya sebuah usaha, apabila nilai biaya ternyata lebih besar dibandingkan nilai aset serta pendapatan maka bank akan mempertimbangkan kembali untuk menerima permintaan pinjaman kredit.

23

Pemahaman Pelaku UKM terhadap Informasi Pendapatan

Pada variabel ini terdapat dua indikator yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Hasil Survey Pemahaman Informasi Pendapatan Tabel 7 Tanggapan Sangat Tidak Paham Kurang Paham Cukup Paham Paham Sangat

Paham Skor Ket Pernyataan F % F % F % F % F % Informasi pendapatan sampingan dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat

dicairkan kepada calon nasabah 5 16.7 11 36.7 0 0 6 20.0 8 26,7 91 Cukup Paham Informasisi tentang omset penjualan dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat

dicairkan kepada calon nasabah 0 0 4 13.3 1 3.3 2 6.7 23 76.7 134 Sangat Paham Informasi proyeksi peningkatan penjualan dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat

dicairkan kepada calon nasabah

1 3.3 2 6.7 3 10.0 12 40.0 12 40.0 122 Paham

Rata-rata 115,7 Paham

24

Hasil Analisis Pemahaman Informasi Pendapatan Tabel 8 Kriteria Jawaban Responden Sangat Tidak Paham (%) Kurang Paham (%) Cukup Paham (%) Paham (%) Sangat Paham (%) Jenis Kelamin Laki-laki 0 0 40 50 10 Perempuan 0 5 25 20 50 Usia

Di bawah usia 30 tahun 0 50 50 0 0

Usia 31 tahun s/d 40 tahun 0 0 67 0 33

Usia 41 tahun s/d 50 tahun 0 0 17 42 42

Usia 51 tahun s/d 60 tahun 0 0 33 17 50

Di atas usia 60 tahun 0 0 0 100 0

Omzet < Rp 100 juta 0 7 29 29 36 Rp 100 juta - Rp 499 juta 0 0 33 25 42 Rp 500 juta - Rp 2,5 Milyar 0 0 25 25 50 Pendidikan SD 0 0 43 29 29 SMP 0 0 0 60 40 SMA/SMK 0 0 38 15 46 D3 0 0 0 0 100 S1 0 33 33 33 0 Kursus/Pelatihan Pembukuan Ya 0 0 0 25 75 Tidak 0 4 35 27 35

Sumber: Data primer yang Diolah, 2018

Hasil pada tabel 9 diatas menunjukan bahwa pernyataan terhadap variable pendapatan berada pada interpretasi ke-empat yaitu Paham, dengan rincian sebagai berikut: Pemahaman tentang Pendapatan Sampingan skor 91; pemahaman Omzet Penjualan skor 134 dengan interpretasi pelaku UKM di Salatiga Sangat Paham jika omzet penjualan menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan oleh pihak Bank dalam hal pengajuan kredit usaha rakyat; Pemahaman tentang Peningkatan Penjualan skor 122. Dari hasil tersebut bila di rata-rata maka akan

25

mendapat skor 115,7 dimana hal itu berarti pelaku UKM di Salatiga paham bahwa pendapatan menjadi bahan pertimbangan pertimbangan pengajuan kredit usaha rakyat bersamaan dengan biaya, yang akan diperhitungkan pada laporan laba rugi. Akan tetapi, terdapat beberapa pelaku UKM yang masih dalam frekuensi cukup paham pada bagian pendapatan sampingan sebagai hal yang dipertimbangkan bank dalam menentukan layak atau tidaknya kredit usaha rakyat dicairkan kepada calon nasabah.

Dari Tabel 10 menunjukan bahwa dimulai dari kriteria jenis kelamin, usia, omzet, pendidikan serta kursus/pelatihan akuntansi menyatakan UKM sangat paham dan sadar bahwa pendapatan usaha yang dimiliki merupakan informasi penting bagi pihak bank untuk memberikan pinjaman kredit kepada UKM. Pada saat proses wawancara dilakukan UKM dengan sangat yakin mengatakan bahwa pihak bank memerlukan informasi keuangan pendapatan untuk menentukan apakah usaha tersebut layak diberikan pinjaman kredit atau tidak. UKM akan memberikan informasi mengenai pendapatan usaha serta diluar usaha yang dimiliki untuk diberikan kepada pihak bank sebagai jaminan mendapatkan kredit usaha rakyat. Apabila pendapatan dari usaha tersebut mengalami nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai beban maka pihak bank akan meragukan untuk memberikan permintaan kredit kepada UKM. Hal ini dikarenakan pihak bank tidak ingin menanggung resiko tidak adanya pengembalian dana kredit apabila pendapatan usaha sebuah UKM lebih rendah dibandingkan dengan beban serta utang usaha.

Pemahaman Pelaku UKM terhadap Informasi Utang

Pada variabel ini terdapat dua indikator yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

26

Hasil Survey Pemahaman Informasi Utang Tabel 9 Tanggapan Sangat Tidak Paham Kurang Paham Cukup Paham Paham Sangat

Paham Skor Ket Pernyataan F % F % F % F % F %

Informasi hutang dagang dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

1 3.3 7 23.3 5 16.7 6 20.0 11 36.7 109 Paham

Informasi hutang bank dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

4 13.3 3 10.0 4 13.3 10 33.3 9 30.0 107 Paham

Rata-rata 108,0 Paham

Sumber: Data primer yang Diolah, 2017

Hasil Analisis Pemahaman Informasi Utang Tabel 10 Kriteria Jawaban Responden Sangat Tidak Paham (%) Kurang Paham (%) Cukup Paham (%) Paham (%) Sangat Paham (%) Jenis Kelamin Laki-laki 0 20 0 40 40 Perempuan 15 20 10 5 50 Usia

Di bawah usia 30 tahun 0 0 0 0 100

Usia 31 tahun s/d 40 tahun 0 0 33 0 67

Usia 41 tahun s/d 50 tahun 8 17 8 25 42

Usia 51 tahun s/d 60 tahun 17 17 8 17 42

Di atas usia 60 tahun 0 100 0 0 0

Omzet

< Rp 100 juta 14 29 7 7 43

Rp 100 juta - Rp 499 juta 8 8 0 33 50

27 Tabel 10 (Lanjutan) Pendidikan SD 29 29 0 29 14 SMP 0 20 0 40 40 SMA/SMK 8 23 8 0 62 D3 0 0 50 0 50 S1 0 0 0 33 67 Kursus/Pelatihan Pembukuan Ya 25 0 0 0 75 Tidak 8 23 8 19 42

Sumber: Data primer yang Diolah, 2018

Hasil pada Tabel 11 diatas menunjukan bahwa pernyataan terhadap variabel pemahaman pelaku UKM tentang utang berada pada interpretasi ke-empat yaitu Paham, dengan rincian sebagai berikut: Pemahaman tentang hutang dagang skor 109; Pemahaman tentang hutang Bank skor 107. Hasil tersebut menyatakan bahwa pelaku atau pengelola UKM di Salatiga rata-rata paham apabila utang menjadi salah satu hal penting lainnya yang menjadi bahan pertimbangan pihak bank dalam hal penentuan layak atau tidaknya kredit usaha rakyat yang sudah diajukan dapat segera dicairkan atau tidak, apabila sebuah usaha memiliki banyak utang dagang di tempat atau bank lain maka akan mempersulit proses pengajuan dan persetujuan kredit usaha rakyat, lagipula dalam hal ini bank tidak ingin mengambil resiko besar dalam hal meminjamkan dana usaha kepada setiap usaha yang memiliki banyak utang karena jika sebuah usaha memiliki beberapa utang yang harus dilunasi kepada setiap orang atau Bank lain maka usaha tersebut akan sulit pula melunasi dana pinjaman dari pihak Bank.

Pada Tabel 12 diatas menunjukan bahwa kriteria jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan memiliki jawaban dominan sangat paham, hasil yang sama juga ditunjukan pada kriteria usia, omset, pendidikan, serta kursus/pelatihan akuntansi dengan memiliki jawaban dominan sangat paham dari responden. UKM dengan pendidikan terakhir SD mendominasi jawaban kurang paham dan sangat tidak paham pada bagian utang, dengan persentase 29% dan masing-masing 2 orang, hal ini dikarenakan UKM beranggapan bahwa informasi keuangan selain

28

pendapatan dan aset tidaklah menjadi hal penting untuk diketahui oleh pihak bank. UKM yang dapat menyebutkan ada atau tidaknya nilai utang yang dimiliki, kemudian akan dilihat kebenarannya melalui Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia (SID BI) apabila ternyata UKM sedang menerima kredit/pembiayaan modal kerja atau investasi dari bank lain dan menerima kredit program dari pemerintah kecuali KUR Mikro maka permohonan KUR akan ditolak oleh bank. Besaran utang yang dimiliki sebuah usaha akan menjadi bahan pertimbangan kelayakan UKM mendapatkan pinjaman dana KUR atau tidak, apabila diketahui sebuah usaha memiliki nilai utang yang lebih besar dibandingkan dengan nilai pendapatan dan aset maka pihak bank juga akan menolak permohonan KUR dari UKM. Hal ini dikarenakan pihak bank tidak ingin mengambil resiko besar dalam hal meminjamkan dana KUR kepada usaha yang memiliki banyak utang, apabila suatu usaha memiliki beberapa utang yang yang harus dilunasi oleh pihak atau bank lain maka diperkirakan usaha tersebut akan mengalami kesusahan dalam hal melunasi dana pinjaman kredit KUR.

Pemahaman Pelaku UKM terhadap Informasi Modal

Pada variabel ini terdapat dua indikator yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Hasil Survey Pemahaman Informasi Modal Tabel 11 Tanggapan Sangat Tidak Paham Kurang Paham Cukup Paham Paham Sangat

Paham Skor Ket

Pernyataan F % F % F % F % F %

Informasi modal dan laba ditahan dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

29

Tabel 11 (Lanjutan)

Informasi laba periode berjalan dipertimbangkan Bank dalam menentukan layak/tidaknya Kredit Usaha Rakyat dicairkan kepada calon nasabah

1 3.3 3 10.0 1 3.3 11 36.7 14 46.7 124 Paham

Rata-rata 118,5 Paham

Sumber: Data primer yang Diolah, 2017

Hasil Analisis Pemahaman Informasi Modal Tabel 12 Kriteria Jawaban Responden Sangat Tidak Paham Kurang Paham Cukup Paham Paham Sangat Paham Jenis Kelamin Laki-laki 0 10 20 30 40 Perempuan 5 10 5 35 45 Usia

Di bawah usia 30 tahun 50 0 0 0 50

Usia 31 tahun s/d 40 tahun 0 0 33 0 67

Usia 41 tahun s/d 50 tahun 0 17 0 58 25

Usia 51 tahun s/d 60 tahun 0 8 17 17 58

Di atas usia 60 tahun 0 0 0 100 0

Omzet < Rp 100 juta 7 14 7 29 43 Rp 100 juta - Rp 499 juta 0 8 8 42 42 Rp 500 juta - Rp 2,5 Milyar 0 0 25 25 50 Pendidikan SD 0 14 29 29 29 SMP 0 0 0 40 60 SMA/SMK 0 8 8 31 54 D3 0 50 0 0 50 S1 33 0 0 67 0 Kursus/Pelatihan Pembukuan Ya 0 25 0 25 50 Tidak 4 8 12 35 42

30

Tabel 13 menunjukan bahwa pernyataan terhadap variabel modal berada pada interpretasi ke-empat yaitu Paham, dengan rincian sebagai berikut: Pemahaman tentang modal dan laba ditahan skor 113; Pemahaman tentang laba periode berjalan skor 124. Dengan skor rata-rata sebesar 118,5 maka dapat dinyatakan bahwa pelaku usaha kecil dan menengah paham dalam memahami modal serta laba. Pihak pelaku usaha paham benar bahwa modal dan laba menjadi bahan pertimbangan layak atau tidaknya sebuah usaha mendapat dana pinjaman dari Bank, khususnya pihak bank dalam hal menanyakan tentang laba sebuah usaha tersebut dalam keadaan baik atau tidak, bila hal ini tidak dalam keadaan baik maka pihak bank akan langsung mempertimbangkan kelayakan usaha tersebut dari pengajuan kredit.

Hasil dari Tabel 14 menunjukan bahwa pada pertanyaan penelitian mengenai modal dan laba ini beberapa jawaban responden adalah paham, hal ini dapat dilihat dari semua kriteria yang ada pada tabel hasil analisis modal. Jawaban dari responden ini menyatakan bahwa UKM tidak memiliki masalah yang berarti mengenai modal dan laba. Pihak UKM paham benar bahwa informasi keuangan modal dan juga laba juga dibutuhkan oleh bank, khususnya dalam hal menanyakan tentang laba usaha yang bersangkutan, apabila laba usaha dalam keadaan tidak dalam keadaan stabil maka pihak bank akan langsung mempertimbangkan kelayakan persetujuan dana KUR.

Hasil Keseluruhan Survey Pemahaman Kebutuhan Informasi Keuangan Tabel 13

Variabel Keterangan

Aset Cukup Paham

Biaya Kurang Paham

Pendapatan Paham

Utang Paham

Modal Paham

31

Bila dilihat dari Tabel 15 mengenai Hasil Keseluruhan Survey Pemahaman Kebutuhan Informasi Keuangan, interpretasi paham hanya pada variabel pendapatan, utang, serta modal. Sedangkan variabel mengenai aset dan biaya memiliki interpretasi cukup paham dan kurang paham. Lalu pada Tabel 6, 8, 10, 12, 14, kriteria mengenai jenis kelamin, usia serta omset tidak banyak mempengaruhi jawaban pemahaman UKM terhadap informasi keuangan yang dijadikan pertimbangan kelayakan persetujuan dana KUR. Kriteria yang berpengaruh terhadap pemahaman UKM mengenai informasi keuangan yang menjadi pertimbangan kelayakan persetujuan KUR adalah pendidikan dan juga kursus/pelatihan pembukuan. Beberapa UKM yang berpendidikan pun tidak mampu menjawab beberapa pertanyaan mengenai aset, biaya serta utang. Salah satu penyebab tidak paham nya UKM adalah tidak adanya pengetahuan dasar akuntansi yang dimiliki oleh beberapa UKM, para pelaku usaha hanya diberikan informasi mengenai syarat pengajuan KUR tanpa ada pembekalan pengetahuan akuntansi mengenai proses pengajuan permohonan KUR serta penting nya informasi keuangan usaha. Ketidakpahaman UKM terhadap proses survei dan wawancara inilah yang membuat pihak bank menolak pengajuan permohonan kredit oleh pelaku usaha karena dianggap kurang meyakinkan dalam hal pengembalian dana KUR. UKM yang tidak mengerti mengenai akuntansi namun mampu menjawab pertanyaan kuisioner adalah mereka yang sudah lama mengikuti program KUR dari bank BRI, sehingga mereka sudah memahami hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh pihak bank untuk pertimbangan kelayakan mendapatkan dana KUR. Sedangkan untuk mereka yang tidak mengerti akuntansi namun mampu menjawab pertanyaan kuisioner dan baru saja bergabung program KUR, hal ini dikarenakan pihak bank menjelaskan terlebih dahulu betapa pentingnya mengetahui keadaan informasi keuangan usaha sehingga pihak bank mampu memberikan dana KUR kepada UKM. Selain itu, walaupun beberapa UKM tidak paham mengenai akuntansi ataupun perihal syarat pertimbangan mendapatkan dana KUR, namun mereka paham benar mengenai informasi keuangan usaha yang dimiliki sehingga mampu menjawab pertanyaan mengenai

32

informasi keuangan yang dijadikan pertimbangan kelayakan persetujuan dana KUR.

Keterkaitan antara hasil survey dan pendidikan/pelatihan akuntansi

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data dengan menyebarkan sebanyak 30 kuesioner kepada para pelaku UKM di kota Salatiga yang masih aktif dan mengikuti program Kredit Usaha Rakyat pada Bank Rakyat Indonesia. Dengan penyebaran kuesioner sebanyak 30 tersebut, 4 diantara nya merupakan pelaku UKM yang pernah mengikuti pendidikan ataupun kursus yang berhubungan dengan akuntansi. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tersebut dapat dilihat bahwa terdapat empat dari lima variabel yaitu aset, pendapatan, utang serta modal dikatakan pelaku UKM di Salatiga paham terhadap informasi keuangan yang dijadikan pertimbangan kelayakan persetujuan dana KUR. Sedangkan satu variabel yaitu biaya dikatakan pelaku UKM kurang paham terhadap beberapa hal mengenai pertimbangan kelayakan persetujuan KUR pada BRI. Dari hasil penyebaran kuesioner kepada beberapa pelaku UKM yang pernah mengikuti pendidikan akuntansi dapat dilihat bahwa mereka dapat menjawab pertanyaan dan paham terhadap pertimbangan persetujuan dana KUR pada BRI. Sebaliknya, beberapa pelaku UKM di luar dari pendidikan/pelatihan akuntansi mengalami kesulitan dalam hal menjawab pertanyaan mengenai informasi keuangan yang dijadikan pertimbangan kelayakan persetujuan dana KUR sehingga beberapa pelaku UKM menjawab kurang paham atau bahkan sangat tidak paham. Dengan mengetahui dan paham terhadap dasar akuntansi seperti aset, biaya, utang, pendapatan serta modal dari usaha yang didirikan maka dapat membantu pelaku UKM untuk mendapatkan kepercayaan persetujuan dana KUR dari pihak bank serta lebih dipertimbangkan pihak bank dalam memberikan dana KUR.

33

Dokumen terkait