• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL

Deskripsi Profil Tanah

Dari hasil deskripsi profil berdasarkan Keys to Soil Taksonomy (Soil Survey

Staffs, 2014) dan hasil analisa fisika serta kimia tanah dapat diklasifikasikan

sebagai berikut;

Adanya suatu horison bawah permukaan dengan kandungan liat phylosilikat

secara jelas lebih tinggi daripada bahan tanah yang terletak di atasnya

(penimbunan liat paling sedikit 1,2 x liat diatasnya atau terdapat selaput liat).

Sifat-sifat penciri : Kejenuhan Basa rendah (< 35%) pada kedalaman 180 cm

Tanah merupakan tanah yang berkembang pada tingkat akhir, tanah mempunyai

Horison Argilik tetapi tanpa fragifan, dan kejenuhan basa (berdasarkan jumlah

kation) sebesar kurang dari 35 % pada satu kedalaman berikut :

a. Apabila seluruh epipedon mempunyai kelas besar-butir berpasir atau

skeletal-berpasir :

(1) Pada kedalaman 125 cm di bawah batas atas horison argilik (tetapi

tidak lebih dari 200 cm di bawah permukaan tanah mineral), atau 180

cm di bawah permukaan tanah mineral, mana saja yang lebih dalam

(2) Pada kontak densik, litik, paralitik, atau petroferik, apabila lebih

dangkal; atau

b. Yang paling dangkal dari kedalaman berikut :

(2) Pada 180 cm di bawah permukaan tanah mineral; atau

(3) Pada kontak densik, litik, paralitik, petroferik;

...Ultisols (Ordo)

Ultisols lain yang mempunyai rejim kelembaban udik (kelembaban tanah tidak

kering di sebarang bagiannya, selama 90 hari secara kumulatif dalam tahun-tahun

normal)

... Udults (Subordo)

Udult yang lain yang tidak memiliki Plintit, horison kandik, kontak densik, litik,

paralitik atau petroferik serta value warna lembab 3 atau kurang

... Hapludults (Great Group)

Hapludults yang tidak memiliki sifat litic, vertik, fragik, aquik, oksiaquik,

lamellik, psammentik, humik, arenik, grossarenik, inceptik, atau humik

.... Typic Hapludults (Subgroup)

Hal ini sejalan dengan hasil survei tanah semi-detil Aek loba, Aek Nabuntu,

Aek Korsik, Aek Loba Timur dan Aek Kuasan Perkebunan Kelapa sawit di

Kabupaten Asahan oleh Paramananthan (2004).

Dari hasil pengamatan di lapangan dan hasil laboratorium, tanah pada

Generasi 0 didominasi oleh tekstur lempung liat berpasir, sedangkan Generasi 1

didominasi oleh tekstur pasir berlempung, Generasi 2 didominasi oleh tekstur

Generasi 4 tekstur yang dominan adalah lempung berpasir. Berikut adalah uraian

deskripsi tekstur tanah dari hasil pengamatan visual di lapangan untuk

masing-masing generasi dan lapisan tanah.

Deskripsi Profil Tanah Generasi 0

Lubang profil Generasi 0 (G0) dibuat pada koordinat 02° 37’17,8’’ dan

99° 40’ 42,1”. Berdasarkan data geologi, tanah di lokasi ini bersumber dari batuan

induk Toba tuffs, memiliki topografi yang datar dengan slope 0-4% dan berada

pada ketinggian 37 meter di atas permukaan laut. Jenis vegetasi di lokasi G0 yakni

kebun karet campuran, dimana terdapat tanaman karet yang baru ditanam dan

tanaman tua yang sudah berumur lebih dari 46 tahun. Areal ini belum pernah

diremajakan sejak konversi dari hutan sekunder pada tahun 1960-an. Jenis

tumbuhan lain diantara tanaman karet yakni berbagai tumbuhan perdu, lalang,

rumput dan berbagai jenis pakis.

IV : Kedalaman 89 - 127 cm, warna 10 YR 6/4; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran kasar – sangat sedikit; sedikit karat (2,5 YR 5/8).

III : Kedalaman 58 - 89 cm, warna 10 YR 6/3; tekstur lempung liat berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran kasar – sedang; sedikit karat (2,5 YR 5/8). II : Kedalaman 23 - 58 cm, warna 10 YR 5/4; tekstur lempung liat

berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran sedang - sedang, kasar – sedikit, memiliki sedikit karat (2,5 YR 5/8).

I : Kedalaman 0 - 23 cm, memiliki warna 10 YR 4/2; tekstur lempung berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran halus-sedang-kasar banyak.

V : Kedalaman>127 cm, warna 10 YR 6/4; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi lepas; perakaran kasar – sangat sedikit.

Deskripsi Profil Tanah Generasi 1

Lubang profil Generasi 1 (G1) dibuat pada koordinat 02° 39’ 01,6” dan

99° 40’ 33,1”, blok 40 tahun tanam 1987. Berdasarkan data geologi, tanah di

lokasi ini bersumber dari batuan induk Toba tuffs, memiliki topografi yang datar

dengan slope 0-4% dan berada pada ketinggian 31 meter di atas permukaan laut.

Jenis vegetasi di lokasi G1 yakni kebun kelapa sawit berumur 29 th dengan

kerapatan tanaman 124 pkk.ha-1. Sebelum ditanam tanaman kelapa sawit, di lokasi

ini merupakan lahan bekas kebun campuran yang di tanam kelapa sawit oleh PT

Socfindo pada tahun 1987. Jenis tumbuhan lain diantara tanaman sawit yakni

berbagai jenis pakis yang di dominasi oleh Nephrolepisbiserrata.

I : Kedalaman 0 - 32 cm, warna10 YR 4/3; tekstur lempung berpasir; struktur sedang,gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran halus -banyak, kasar - banyak.

II : Kedalaman 32 – 55 cm) warna10 YR 7/4; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi lepas; perakaran kasar -sedang.

III : Kedalaman 55 – 88 cm) warna 10 YR 7/5; tekstur pasir berlempung; struktursedang,gumpal bersudut; konsistensi lepas; perakaran kasar –sedikit; karat (2,5 YR 7/8)

IV : Kedalaman 88 - 122 cm) warna 10 YR 6/6; tekstur pasir; struktur lemah, lepas; konsistensi lepas; perakaran kasar – sedikit; karat (2,5 YR 7/8)

V : Kedalaman >122 cm) warna 10 YR 7/3; tekstur pasir; struktur lemah, lepas; konsistensi lepas; perakaran kasar – sedikit.

Deskripsi Profil Tanah Generasi 2

Lubang profil Generasi 2 (G2) dibuat pada koordinat 02° 39’ 00,9” dan

99° 40’ 50,3”, blok 41 tahun tanam 1995. Berdasarkan data geologi, tanah di

lokasi ini bersumber dari batuan induk Toba tuffs, memiliki topografi yang datar

dengan slope 0-4% dan berada pada ketinggian 34 meter di atas permukaan laut.

Jenis vegetasi di lokasi G2 yakni kebun kelapa sawit berumur 21 tahun dengan

kerapatan tanaman 116 pkk.ha-1. Areal ini merupakan area kelapa sawit generasi

ke-2 yang sudah pernah 1x diremajakan pada tahun 1995, dimana sebelumnya

merupakan lahan eks hutan sekunder dan kebun campuran. Jenis tumbuhan lain

diantara tanaman sawit yakni berbagai jenis pakis yang di dominasi oleh

Nephrolepisbiserrata.

I : Kedalaman 0 - 31 cm, warna 10 YR 5/2; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi sangat gembur; perakaran halus - banyak, sedang – banyak, kasar – banyak.

II : Kedalaman 31 - 51 cm, warna 10 YR 6/3; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran sedang - sedang, kasar - sedang

III : Kedalaman 51 - 84 cm, warna 10 YR 6/4; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran sedang – sedikit, kasar - sedikit.

IV : Kedalaman 84 - 106 cm, warna 10 YR 7/6; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran kasar - sedikit.

V : Kedalaman >106 cm, warna 10 YR 7/6; tekstur pasir; struktur lemah, gumpal bersudut; konsistensi lepas, perakaran kasar – sedikit.

Deskripsi Profil Tanah Generasi 3

Lubang profil Generasi 3 (G3) dibuat pada koordinat 02° 36’ 56,3” dan

99° 38’ 44,0”, blok 83 tahun tanam 1993. Berdasarkan data geologi, tanah di

lokasi ini bersumber dari batuan induk Toba tuffs, memiliki topografi yang datar

dengan slope 0-4% dan berada pada ketinggian 44 meter di atas permukaan laut.

Jenis vegetasi di lokasi G3 yakni kebun kelapa sawit berumur 23 tahun dengan

kerapatan tanaman 121 pkk.ha-1. Areal ini merupakan area kelapa sawit generasi

ke-3 yang sudah pernah 2x diremajakan, pertama pada tahun 1969 dan kedua pada

tahun 1993. Sebelum menjadi kebun kelapa sawit, lahan tersebut merupakan eks

hutan sekunder. Jenis tumbuhan lain diantara tanaman sawit yakni berbagai jenis

pakis yang di dominasi oleh Nephrolepisbiserrata.

II : Kedalaman25 – 46 cm, warna 10 YR 6/3; tekstur lempung liat berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran sedang – sedang.

III : Kedalaman46 – 85 cm, warna 10 YR 6/4; tekstur lempung liat berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran kasar – sedang.

IV : Kedalaman85 – 130 cm, warna 10 YR 6/6; tekstur liat pasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran kasar – sedikit / sedang.

V : Kedalaman> 130 cm, warna 10 YR 6/6; tekstur pasir berlempung; struktur lemah, lepas; konsistensi gembur; perakaran kasar – sedikit; kedalaman air >155 cm

I : Kedalaman0 – 25 cm, memiliki warna 10 YR 4/3; tekstur lempung berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran halus - sedang, kasar – banyak.

Deskripsi Profil Tanah Generasi 4

Lubang profil Generasi 4 (G4) dibuat pada koordinat 02° 39’ 26,3” dan

99° 36’ 38,2”, blok 51 tahun tanam 2006. Berdasarkan data geologi, tanah di

lokasi ini bersumber dari batuan induk Toba tuffs, memiliki topografi yang datar

dengan slope 0-4% dan berada pada ketinggian 26 meter di atas permukaan laut.

Jenis vegetasi di lokasi yakni tanaman kelapa sawit berumur 10 tahun dengan

kerapatan tanaman 138 pkk.ha-1.

Areal ini merupakan area kelapa sawit generasi ke-4 yang sudah pernah 3x

diremajakan, pertama pada tahun 1958, kedua pada tahun 1983 dan ketiga pada

tahun 2006. Sebelum menjadi kebun kelapa sawit, lahan tersebut merupakan eks

hutan sekunder yang diusahakan oleh PT Socfindo pada tahun 1920-an. Jenis

tumbuhan lain diantara tanaman sawit yakni berbagai jenis pakis yang di dominasi

oleh Nephrolepisbiserrata.

I : Kedalaman 0 – 22 cm, warna 10 YR 4/4; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran halus – banyak

II : Kedalaman 22 – 45 cm, warna 10 YR 4/3; tekstur pasir berlempung; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi gembur; perakaran kasar - sedang.

III : Kedalaman 45 – 83 cm, warna 10 YR 5/4; tekstur lempung berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh; perakaran kasar – sedikit

IV : Kedalaman 83 – 120 cm, warna 10 YR 5/4; tekstur liat berpasir; struktur sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh; perakaran kasar - sedikit.

V : Kedalaman > 120 cm, warna 10 YR 6/6; tekstur liat; struktursedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh; perakaran kasar - sedikit.

Tabel 13. Hasil analisa tekstur tanah per generasi tanam

Generasi Lapisan Tekstur Pasir

(%)

Debu (%)

Liat (%)

Generasi 0 I Lempung Berpasir 63.91 21.42 14.67

II Lempung Liat Berpasir 64.41 4.00 31.59

III Lempung Liat Berpasir 64.55 14.27 21.18

IV Pasir Berlempung 74.62 17.69 7.69

V Lempung Berpasir 67.78 24.56 7.66

Generasi 1 I Pasir Berlempung 75.15 14.95 9.90

II Lempung Liat Berpasir 64.58 14.67 20.75

III Lempung Liat Berpasir 62.36 11.05 26.59

IV Pasir Berlempung 82.02 10.60 7.38

V Pasir Berlempung 85.89 7.15 6.96

Generasi 2 I Pasir Berlempung 74.74 14.14 11.12

II Lempung 46.95 28.36 24.69

III Lempung Liat Berpasir 71.97 3.70 24.33

IV Lempung Berpasir 78.70 3.82 17.48

V Pasir Berlempung 89.19 3.68 7.13

Generasi 3 I Pasir Berlempung 73.52 14.22 12.26

II Lempung Berpasir 77.63 3.60 18.77

III Lempung Liat Berpasir 72.12 7.01 20.87

IV Lempung Liat Berpasir 70.57 6.99 22.44

V Pasir Berlempung 82.27 3.58 14.15

Generasi 4 I Pasir Berlempung 85.45 7.18 7.37

II Lempung Berpasir 67.08 14.12 18.80

III Pasir Berlempung 82.01 3.65 14.34

IV Lempung Berpasir 71.97 10.47 17.56

Analisis Statistik

Uji normalitas dan uji kehomogenan ragam

Sebelum dianalisis dengan uji ANOVA untuk masing-masing variabel,

maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi model yaitu uji normalitas dan

uji kehomogenan ragam. Dari hasil pengujian asumsi tersebut, dapat diketahui

hasil pengujian normalitas (Shapiro Wilk) untuk masing-masing variabel (variabel

tunggal) pada semua karakteristik tanah menunjukkan hasil uji terima Ho dimana

nilai P value (Sig.) berada di atas  5%, artinya variabel tersebut menyebar normal. Pada pengujian asumsi kehomogenan ragam dari data profil dan data bor

tanah untuk setiap variabel tunggal dengan uji Levene menunjukkan hasil uji

hipotesis terima Ho dengan nilai P value di atas  5%, artinya data menyebar homogen.

Dengan terpenuhinya asumsi normalitas dan kehomogenan ragam pada

masing-masing variabel, maka dapat dilakukan analisis ANOVA yang diterapkan

untuk seluruh variabel penelitian yakni sifat fisik, kimia dan biologi tanah dalam

menjawab hipotesis penelitian.

Variabel Karakteristik Fisik Tanah

Analisis Keragaman Variabel Y1 (Bobot Isi Tanah / Bulk Density - BD)

Bobot isi tanah adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel

tanah (pasir, debu, dan liat). Nilai BD bervariasi bergantung pada kerekatan

partikel-partikel tanah itu. Dari hasil ring sampel tanah di laboratorium, diketahui

dan G4 (Gambar 20). Walaupun sedikit lebih tinggi, namun jika dilihat per lapisan

dalam one way Anova (Tabel 14), nilai BD diantara kelima generasi tersebut tidak

berbeda nyata.

Tabel 14. Uji beda rata-rata bulk density (gr.cm-3) pada setiap generasi tanam dan lapisan tanah

Generasi Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig. Lapisan I 1.22 1.24 1.23 1.20 1.20 0.9989ns Lapisan II 1.27 1.22 1.24 1.20 1.16 0.9705ns Lapisan III 1.31 1.11 1.25 1.26 1.19 0.8786ns Lapisan IV 1.36 1.30 1.30 1.27 1.20 0.9753ns Lapisan V 1.42 1.42 1.26 1.38 1.21 0.8499ns Sig. 0.8701ns 0.6727ns 0.9975ns 0.9006ns 0.9992ns

Note : Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%. Jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Analisis Keragaman Variabel Y2 (Porositas atau Total Ruang Pori)

Porositas adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah utuh yang

dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang diantaranya partikel pasir, debu,

liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah.

Tabel 15. Uji beda porositas (%) per generasi tanam dan lapisan tanah

Generasi Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig. Lapisan I 54.09 53.19 53.41 54.53 54.58 0.9989ns Lapisan II 52.21 54.09 53.19 54.70 56.25 0.9705ns Lapisan III 50.43 58.05 52.90 52.34 55.15 0.8786ns Lapisan IV 48.69 51.03 50.89 52.11 54.73 0.9753ns Lapisan V 46.32 46.50 52.44 47.85 54.32 0.8499ns

Note : Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%. Jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Nilai porositas bervariasi bergantung pada kerekatan partikel-partikel

tanah itu dan berbanding terbalik dengan bulk density (BD). Dari hasil ring sampel

tanah di laboratorium, diketahui nilai porositas pada G0 sedikit lebih rendah

sedikit lebih tinggi, namun jika dilihat per lapisan dalam one way Anova (Tabel

15), nilai porositas diantara kelima generasi tersebut tidak berbeda nyata. Hal ini

dilihat dari nilai significant (Sig.) yang lebih besar dari  5%, baik pada Lapisan I, II, III, IV maupun V.

Hal ini menunjukkan bahwa faktor generasi dan lapisan tidak berbeda

nyata pada variabel amatan porositas. Atau dengan kata lain, tidak ada perbedaan

nilai porositas yang signifikan antara Generasi 0 sampai Generasi 4. Walaupun

tidak berbeda nyata, namun adanya trend peningkatan porositas menunjukkan

adanya peningkatan bahan organik di dalam tanah dikarenakan adanya

perbanyakan akar tanaman di dalam tanah, hal ini terlihat dari peningkatan

porositas dari Generasi 0 sampai Generasi 4.

Analisis Keragaman Variabel Y3 (Air tersedia)

Perhitungan Air tersedia didapat dari selisih Kadar Air Kapasitas Lapang

(KAKL) dengan Kadar Air Titik Layu Permanen (KATLP). Perhitungan ini

dilakukan dari hasil analisis laboratorium pada ring sample. Banyaknya air

tersedia bervariasi bergantung pada kadar air pada kapasitas lapang (pada Pf 2.54)

dan kadar air titik layu permanen (pada Pf 4.2). Dari hasil perhitungan di

laboratorium, diketahui nilai Air Tersedia pada G0, G1, G2, G3, dan G4 (Gambar

22) berkisar diantara nilai rata-rata umum 9.0. Jika dilihat per lapisan dalam one

way Anova (Tabel 16), air tersedia diantara kelima generasi tersebut tidak berbeda

nyata. Hal ini dilihat dari nilai significant (Sig) yang lebih besar dari  5%, baik pada Lapisan I, II, III, IV maupun V.

Tabel 16. Uji beda air tersedia (%) per generasi tanam dan lapisan tanah Generasi Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig. Lapisan I 9.15 11.14 10.01 11.25 9.41 0.58 ns Lapisan II 8.89 10.82 7.46 10.76 11.69 0.71 ns Lapisan III 5.93 9.86 7.04 6.64 6.18 0.65 ns Lapisan IV 6.84 10.18 10.66 9.11 5.24 0.34 ns Lapisan V 8.22 11.39 8.22 10.57 9.51 0.62 ns

Note : Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%. Jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Pada Lapisan I dan II terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan Lapisan III

sampai V sehingga air lebih tersedia di Lapisan I dan II (daerah perakaran yang

efektif). Namun peningkatan Air tersedia tersebut berdasarkan uji Anova tidak

berbeda nyata. Artinya selisih antara kadar air titik layu permanen dan kadar air

kapasitas lapang, tidak mengalami perubahan yang signifikan antar Generasi 0

hingga Generasi 4. Gen eras i 4 Gen eras i 3 Gen eras i 2 Gene rasi 1 Gen eras i 0 2.00 1.75 1.50 1.25 1.00 0.75 0.50 V IV III II I Generasi M ean Lapisan

Plot Rata-rata Nilai Bulk Density Pada Profil Tanah

Gen eras i 4 Gen eras i 3 Gen eras i 2 Gene rasi 1 Gen eras i 0 80 70 60 50 40 30 20 V IV III II I Generasi M ean Lapisan

M ain Effect Plot Porositas Per Generasi Tanaman

Gambar 21. Plot rerata pengaruh generasi tanam dan lapisan terhadap porositas

Gen eras i 4 Gen eras i 3 Gen eras i 2 Gene rasi 1 Gen eras i 0 20 15 10 5 0 V IV III II I Generasi M ean Lapisan

M ain Effect Plot Air Tersedia Per Generasi Tanaman

Gambar 22. Plot rerata pengaruh generasi tanam dan lapisan terhadap air tersedia

Variabel Karakteristik Kimia Tanah

Sifat kimia tanah per generasi tanam pada berbagai lapisan, antara lain:

Analisis Keragaman Variabel Y4 : pH tanah

Berdasarkan kriteria penilaan sifat kimia tanah (Hardjowigeno, 1995) reaksi

tanah (pH) kelima generasi tanam masuk dalam kriteria masam sampai agak

masam yang berkisar antara pH 5,08 – 5,90. Hasil analisa pH tanah per generasi

Tabel 17. Uji beda pH pada setiap generasi tanam dan lapisan tanah. Generasi Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig. Lapisan I 5,90 5,80 5,62 5,60 5,55 0.23 ns Lapisan II 5,45 5,58 5,50 5,19 5,21 0.15 ns Lapisan III 5,30 5,70 5,34 5,47 5,11 0.15 ns Lapisan IV 5,75 5,52 5,67 5,25 5,08 0.06 ns Lapisan V 5,18 5,39 5,59 5,81 5,42 0.23 ns

Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%, jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Generasi Kedalaman

G0 G1 G2 G3 G4 Sig.

0 - 30 cm 5,21 5,67 5,70 5,20 5,68 0.29 ns

30 - 60 cm 5,03 5,36 5,60 4,90 5,22 0.25 ns

Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%, jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Berdasarkan uji Anova reaksi tanah dari Generasi 0 sampai dengan Generasi

4 pH tidak berbeda secara signifikan. Aplikasi pupuk dolomite 1 sampai 2

Kg/pkk/Tahun dapat mempertahankan pH tanah sekitar pH= 5,5. Penyebaran pH

tanah pada kelima generasi dapat dilihat pada Gambar 23.

Variabel Y5 : N tersedia

Ketersediaan N didalam tanah pada semua generasi variatif karena ada

applikasi pupuk N yang dilakukan 2 minggu sebelum pengambilan sample

dimana G0 dipupuk NPK 13-6-27, sedangkan G1 dipupuk NPK 12-12-17. Pada

G2 dipupuk NPK dan G4 dipupuk Urea 6 minggu sebelum pengambian sample.

Pada G3 dipupuk Urea 8 minggu sebelum pengambilan sample. Namun demikian

berbeda nyata. Berdasarkan kriteria penilaan sifat kimia tanah (Hardjowigeno,

1995) N tersedia termasuk kedalam kriteria rendah sampai sedang.

Tabel 18. Uji beda N (%) pada setiap generasi tanam dan lapisan tanah

Generasi Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig. Lapisan I 0,48 0,41 0,28 0,24 0,27 0.19 ns Lapisan II 0,25 0,31 0,22 0,20 0,26 0.82 ns Lapisan III 0,21 0,28 0,18 0,18 0,23 0.88 ns Lapisan IV 0,18 0,16 0,17 0,18 0,19 0.98 ns Lapisan V 0,18 0,14 0,14 0,17 0,24 0.44 ns Generasi Kedalaman G0 G1 G2 G3 G4 Sig. 0 - 30 cm 0.27 0.28 0.29 0.24 0.24 0.35 ns 30 - 60 cm 0.23 0.23 0.23 0.22 0.20 0.77 ns

Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%, jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Analisis Keragaman Variabel Y6 ( karbon tanah dan C Org )

Pada Gambar 25 dapat dilihat rerata C organik secara keseluruhan

mengalami peningkatan tetapi dari hasil uji ANOVA pada Tabel 19 menunjukkan

tidak adanya perbedaan signifikan antar generasi tanam di semua lapisan. Dapat

dilihat pada Lapisan I menunjukkan kecenderungan penurunan setelah 4 generasi,

walaupun tidak signifikan, berbeda dengan Lapisan II, III, IV dan V yang

memiliki pola kecenderungan naik setelah 4 generasi dan tetap tidak signifikan.

Berdasarkan kriteria penilaan sifat kimia tanah (Hardjowigeno, 1995) C Organik

Tabel 19. Uji beda C Organik (%) per generasi tanam dan lapisan tanah Generasi Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig. Lapisan I 1.60 1.72 1.69 1.48 1.41 0.98 ns Lapisan II 0.64 1.29 0.85 1.11 1.20 0.78 ns Lapisan III 0.21 0.34 0.21 0.30 0.67 0.52 ns Lapisan IV 0.05 0.02 0.05 0.16 0.11 0.17 ns Lapisan V 0.02 0.06 0.06 0.09 0.10 0.47 ns Kedalaman 0 - 30 cm 1.34 1.54 1.85 2.22 2.32 0.21 ns

30 - 60 cm 0.38b 0.75ab 0.89ab 1.00a 1.05a 0.031

Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%, jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Hasil perbandingan ANOVA dari data profil tanah dan bor tanah sedikit

berbeda untuk uji Oneway Anova, dimana pada kedalaman 30-60 cm C organik

pada G3 dan G4 berbeda nyata dengan G0, tetapi tidak berbeda dengan G1 dan

G2. Hal ini dikarenakan jumlah perakaran pada G0 (kebun campuran) di

kedalaman 30-60 cm lebih sedikit dibandingkan dengan tanawan sawit pada G3

dan G4 yang lebih banyak akibat pertanaman kelapa sawit yang lebih lama dan

sudah mengalami 2x dan 3x peremajaan.

Berdasarkan kriteria penilaan sifat kimia tanah (Hardjowigeno, 1995) C

organik tanah pada Lapisan I dan II dari untuk semua generasi tanam masuk

dalam kriteria rendah, pada Lapisan III, IV dan V termasuk kedalam kriteria

sangat rendah. Namun demikian kandungan C organik antar generasi dalam lima

Analisis Keragaman Variabel Y7 (Rasio C/N)

Rasio C/N antara G0, G1, G2, G3 dan G4 terjadi peningkatan, didukung

oleh kadar C-organik yang meningkat dari Generasi 0. Rasio C/N antar lapisan

pada kelima generasi lebih tinggi di Lapisan I dan II makin rendah ke lapisan di

bawahnya. Namun demikian peningkatan rasio C/N tersebut tidak berbeda nyata

berdasarkan uji Anova untuk Lapisan II, III, IV dan V. Berdasarkan kriteria

penilaan sifat kimia tanah (Hardjowigeno, 1995) C/N Ratio termasuk kedalam

kriteria rendah sampai sangat rendah, hal ini di sebabkan karena G0 s.d G4 baru

saja di pupuk NPK atau Urea. Pada Lapisan I, Generasi 0 dan Generasi 3 berbeda

nyata karena G3 sudah dipupuk Urea 8 minggu sedangkan G0 baru dipupuk NPK

2 minggu sebelum pengambilan sampel tanah.

Tabel 20. Uji beda C/N Ratio (%) per generasi tanam dan lapisan tanah

Generasi

Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig.

Lapisan I 3,10a 4,25ab 5,61ab 6,01b 5,37ab 0,039

Lapisan II 2,20 3,66 3,36 4,82 5,32 0,41 ns Lapisan III 0,84 1,02 0,98 3,77 2,41 0,65 ns Lapisan IV 0,45 0,09 0,27 0,77 0,67 0,32 ns Lapisan V 0,08 0,37 0,37 0,48 0,34 0,34 ns Kedalaman 0 - 30 cm 4,96 5,67 6,18 9,46 9,52 0,08 ns 30 - 60 cm 1,68 3,56 3,95 4,50 5,35 0,07 ns

Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%, jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Analisis Keragaman Variabel Y8 (P Tersedia)

Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari pupuk buatan, bahan organik dan

Generasi 1, 2, 3 dan 4 karena pada generasi ini diberi perlakuan pemupukan

terutama penambahan pupuk RP, namun tidak berbeda nyata berdasarkan uji

Anova. Pada Generasi 1 sampai Generasi 4 berdasarkan manjemen pemupukan

diberikan pupuk RP berkisar antara 1,0 – 2,5 kg/pkk/tahun, seperti terlihat pada

Lampiran 3 Program Pemupukan 26 tahun terakhir. Berdasarkan kriteria penilaan

sifat kimia tanah (Hardjowigeno, 1995) P tersedia termasuk kedalam kriteria

sedang sampai sangat tinggi.

Tabel 21. Uji beda P2O5 (mg/Kg) pada setiap generasi tanam dan lapisan tanah

Generasi Lapisan G0 G1 G2 G3 G4 Sig. Lapisan I 26,6 76,9 184,8 38,0 223,2 0,08 ns Lapisan II 24,5 65,3 13,2 13,7 63,1 0,10 ns Lapisan III 11,1 70,8 27,8 12,5 22,9 0,11 ns Lapisan IV 19,0 51,8 34,7 13,0 13,8 0,21 ns Lapisan V 29,3 44,7 30,1 12,5 9,4 0,13 ns Kedalaman 0 - 30 cm 28,18 103,13 103,43 55,41 106,59 0,07 ns 30 - 60 cm 19,88 101,49 39,10 28,44 43,55 0,09 ns

Sig.=Signifikansi Oneway ANOVA pada 5%, jika Sig.<  5% = signifikan, ns = not significant.

Analisis Keragaman Variabel Y9 (Kapasitas Tukar Kation - KTK)

Kelima generasi mempunyai nilai KTK tergolong rendah. Kapasitas tukar

kation (KTK) menunjukkan ukuran kemampuan tanah dalam menjerap dan dan

mempertukarkan sejumlah kation. Makin tinggi KTK, makin banyak kation yang

dapat dijerap oleh koloid tanah. Tinggi rendahnya KTK tanah ditentukan oleh

tinggi akan menyebabkan lambatnya perubahan pH tanah. Penambahan

ammonium dan kalium pada tanah akan menyebabkan sebagian ammonium dan

Dokumen terkait