• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Umum Petani Responden

Penelitian ini dilakukan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Pemilihan ini didasarkan bahwa desa tersebut merupakan daerah pertanian hortikultura di Kecamatan Warungkondang. Responden penelitian ini merupakan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting meliputi usia responden, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani. Karakteristik tersebut dianggap penting didalam penelitian ini karena akan berpengaruh terhadap kewirausahaan petani sayuran indigenous terutama leunca.

Usia Petani

Usia merupakan variabel yang cukup penting dalam melakukan sebuah kegiatan usaha karena akan mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan aktivitasnya. Usia berkaitan dengan kemampuan fisik serta kemampuan daya pikir petani. Semakin tua usia seseorang maka akan semakin menurun kemampuan fisik serta daya pikirnya. Tabel 6 menunjukkan kategori kelompok usia menurut Depkes RI (2009).

Tabel 6 Kategori Kelompok Usia

Usia (tahun) Kategori Usia

0-5 Balita 6-11 Kanak-kanak 12-16 Remaja Awal 17-25 Remaja Akhir 26-35 Dewasa Awal 36-45 Dewasa Akhir 46-55 Lansia Awal 56-65 Lansia Akhir ≥ 66 Manula Sumber: Depkes RI 2009

Proporsi usia wirausaha petani leunca di Desa Tegallega dapat dilihat pada Tabel 7. Usia petani saat ini bervariasi mulai dari 34 tahun sampai 70 tahun (rata-rata 49 tahun). Usia kronologis petani ketika memulai usaha pertanian juga bervariasi yakni mulai 19 tahun hingga 25 tahun (rata-rata 23 tahun). Dan usia

kronologis petani ketika memulai usaha pertanian leunca yakni mulai pada usia 31 tahun hingga 55 tahun (rata-rata 40 tahun). Pada umumnya petani leunca memulai usaha bertani leunca pada usia 30-40 tahun. Namun, tidak ada batasan usia seseorang untuk memulai usaha sayuran leunca.

Tabel 7 menunjukkan bahwa 25.00 persen petani memulai usaha pada usia dewasa awal, 25.00 persen usia dewasa akhir, 25.00 persen lansia awal dan 25.00 persen manula. Petani dewasa awal telah memilih bidang usaha sayuran leunca sesuai dengan bakat, minat, dan faktor psikologis yang dimilikinya. Petani dewasa akhir memilih usaha sayuran leunca berdasarkan hobi dan telah mantap dengan pilihan pekerjaan ini. Petani lansia awal dan manula lebih mementingkan tujuan sosial dalam usahanya, yaitu mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar.

Tabel 7 Karakteristik Petani Leunca Berdasarkan Usia di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur

Nama Petani Usia Saat Ini (Tahun) Usia Kronologis Bertani Usia Kronologis

Bertani Leunca Kategori

Sabar 34 19 33 Dewasa Awal

Iwan 40 25 31 Dewasa Akhir

U.Majudin 53 24 41 Lansia Awal

Diat 70 25 55 Manula

Karakteristik wirausaha petani leunca berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 8. Karakteristik wirausaha yang paling menonjol pada petani usia dewasa awal adalah berorientasi masa depan (mean sebesar 4.75) dan pengambilan risiko (mean sebesar 4.50) sehingga dapat dikategorikan sangat tinggi. Pengambilan risiko untuk mencoba-coba oleh petani usia dewasa awal dalam berkarier menyebabkan petani berani mengambil risiko untuk memulai usaha sayuran leunca. Pada usia ini, petani akan berusaha untuk mencapai kemantapan kariernya sebagai petani leunca sehingga berusaha untuk mencapai prestasi puncak. Oleh karena itu, pada usia dewasa awal petani memiliki karakteristik berorientasi masa depan yang sangat tinggi.

Karakteristik kepemimpinan merupakan karakteristik yang tidak terlalu menonjol pada petani usia dewasa awal (mean sebesar 3.71), namun masih dikategorikan tinggi. Kepemimpinan sebagai seorang wirausaha pada usia ini masih bersifat membangun, hal ini disebabkan petani pada usia dewasa awal merupakan pemain baru pada usaha pertanian leunca. Namun, sikap ini dapat terbentuk dengan seiring berjalannya usaha dan pengalaman dalam memimpin usaha.

Karakteristik wirausaha yang paling menonjol pada petani usia dewasa akhir adalah pengambilan risiko (mean sebesar 4.50) dan berorientasi masa depan (mean sebesar 4.25) sehingga dapat dikategorikan sangat tinggi. Karakteristik pengambilan risiko ini sama seperti petani usia dewasa awal. Pada usia ini juga, petani masih berkeinginan untuk mencapai kemantapan kariernya sebagai petani leunca sehingga berusaha untuk mencapai prestasi puncak. Oleh karena itu, pada usia dewasa akhir petani memiliki karakteristik berorientasi masa depan yang sangat tinggi.

Karakteristik wirausaha yang paling menonjol pada petani usia dewasa akhir adalah pengambilan risiko (mean sebesar 4.50) dan berorientasi masa depan (mean sebesar 4.25) sehingga dapat dikategorikan sangat tinggi. Karakteristik pengambilan risiko ini sama seperti petani usia dewasa awal. Pada usia ini juga, petani masih berkeinginan untuk mencapai kemantapan kariernya sebagai petani leunca sehingga berusaha untuk mencapai prestasi puncak. Oleh karena itu, pada usia dewasa akhir petani memiliki karakteristik berorientasi masa depan yang sangat tinggi.

Tabel 8 Karakteristik Wirausaha Petani Leunca di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Berdasarkan Usia

Kategori

Usia No Karakteristik Wirausaha Mean Kategori Dewasa

Awal

1 Percaya Diri 3.80 Tinggi

2 Berorientasi Tugas dan Hasil

4.17 Tinggi

3 Pengambilan Risiko 4.50 Sangat Tinggi

4 Kepemimpinan 3.71 Tinggi

5 Keorisinilan 4.14 Tinggi

6 Berorientasi Masa Depan 4.75 Sangat Tinggi Dewasa

Akhir

1 Percaya Diri 3.80 Tinggi

2 Berorientasi Tugas Dan Hasil

4.00 Tinggi

3 Pengambilan Risiko 4.50 Sangat Tinggi

4 Kepemimpinan 4.14 Tinggi

5 Keorisinilan 3.57 Tinggi

6 Berorientasi Masa Depan 4.25 Sangat Tinggi Lansia

Awal

1 Percaya Diri 4.60 Sangat Tinggi

2 Berorientasi Tugas Dan Hasil

4.33 Sangat Tinggi

3 Pengambilan Risiko 4.50 Sangat Tinggi

4 Kepemimpinan 3.57 Tinggi

5 Keorisinilan 3.86 Tinggi

6 Berorientasi Masa Depan 4.75 Sangat Tinggi

Manula 1 Percaya Diri 3.60 Tinggi

2 Berorientasi Tugas Dan Hasil

3.67 Tinggi

3 Pengambilan Risiko 4.75 Sangat Tinggi

4 Kepemimpinan 3.43 Tinggi

5 Keorisinilan 3.14 Sedang

6 Berorientasi Masa Depan 5.00 Sangat Tinggi

Karakteristik keorisinilan merupakan karakteristik yang tidak terlalu menonjol pada petani usia dewasa akhir (mean sebesar 3.57), namun masih dikategorikan tinggi. Bentuk keorisinilan petani usia dewasa akhir yang tinggi

dapat dilihat dari berbagai inovasi yang dilakukan pada cara bertani dan hasil pertanian leunca.

Petani pada usia lansia awal memiliki karakteristik wirausaha yang paling menonjol yakni percaya diri (mean sebesar 4.60), berorientasi tugas dan hasil (mean sebesar 4.33), pengambilan risiko (mean sebesar 4.50), dan berorientasi masa depan (mean sebesar 4.75), sehingga dikategorikan sangat tinggi. Dalam usia ini, petani berusaha untuk mempertahankan prestasi yang telah diraihnya pada saat ini. Oleh karena itu, kemantapan karier dan pengalaman yang cukup dalam bertani leunca menyebabkan petani memiliki kepercayaan diri, orietansi tugas dan hasil, pengambilan risiko dan orientasi masa depan yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha sayuran leunca.

Karakteristik wirausaha yang tidak terlalu menonjol pada petani usia lansia awal adalah kepemimpinan (mean sebesar 3.57), namun masih dikategorikan tinggi. Petani akan menggunakan pengalaman yang didapat selama bekerja untuk mengelola usaha sayuran leunca miliknya.

Pada petani usia manula, karakteristik wirausaha yang paling menonjol adalah pengambilan risiko (mean sebesar 4.75) dan berorientasi masa depan (mean sebesar 5.00) yang dikategorikan sangat tinggi. Pada usia ini, usaha petani berada kondisi yang stabil dan matang, sehingga berupaya untuk mencoba-coba inovasi baru dan pembaharuan (upgrade) dalam mempertahankan prestasi usaha sayuran leunca miliknya. Oleh karena itu, pada usia manula petani memiliki karakteristik pengambilan risiko dan berorientasi masa depan yang sangat tinggi.

Akibat dari berbagai inovasi dan pembaharuan yang dilakukan oleh petani usia manula, mengakibatkan keorisinilan merupakan karakteristik wirausaha yang paling tidak menonjol pada petani usia manula (mean sebesar 3.14), yang dikategorikan sedang. Berbagai inovasi baru dalam hal bertani leunca diimplementasikan guna mendapatkan keuntungan usaha yang semaksimal mungkin.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden mencerminkan kualitas sumber daya manusia, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia tersebut. Kondisi tersebut dapat terlihat dari tingkat pengetahuan mengenai usaha yang dijalankan, masalah yang dihadapi serta bagaimana mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut. Tingkat pendidikan yang pernah diperoleh oleh petani responden akan berpengaruh terhadap tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Tingkat pendidikan formal petani leunca di Desa Tegallega dapat dilihat pada Tabel 9. Tingkat pendidikan formal petani leunca pada umumnya tergolong sedang, yakni SMA (50 Persen) dan SD (50 persen). Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar pernah mendapatkan pendidikan formal yang berarti petani dapat membaca dan menulis sehingga menjalankan usahanya tidak mengandalkan orang lain.

Menurut Riyanti (2003) pendidikan formal memainkan peranan penting pada saat wirausaha mencoba mengatasi permasalahan dan mengkoreksi penyimpangan dalam praktik bisnis, apalagi pendidikan formal tersebut terkait langsung dengan bidang usaha. Tidak ada satu orang pun dari total petani leunca di Desa Tegallega yang merupakan tamatan jurusan pertanian. Petani yang tidak

mendapat ilmu pertanian selama menempuh pendidikan formal (SMA, SD) memperoleh ilmu pertanian dari berbagai sumber seperti literatur, warisan dari orang tua, bertanya pada pakar, pelatihan dan sosialisasi dari instansi pertanian yang terkait.

Tingkat pendidikan petani responden berkategori sedang, maka pelatihan dan sosilisasi dalam bertani leunca yang baik memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan pengetahuan bertani leunca sehingga dapat juga meningkatkan produksi pertanian leunca. Oleh karena itu Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan selalu mengadakan acara pertemuan yang rutin dilakukan setiap satu sampai dua bulan sekali di Koperasi Mitra Tani Parahyangan. Acara pertemuan rutin tersebut diisi dengan berbagai kegiatan seperti penyuluhan pertanian baik dari pihak Koperasi Mitra Tani Parahyangan maupun dari instansi lain, konsultasi, pelatihan serta silaturahmi antar anggota yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam mengelola usahataninya. Tabe 9 Tingkat Pendidikan Petani Leunca di Desa Tegallega, Kecamatan

Warungkondang, Kabupaten Cianjur

Nama Petani Tingkat Pendidikan

Sabar SMA

Iwan SD

U. Majudin SMA

Diat SD

Karakteristik wirausaha petani leunca di Desa Tegallega berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 10. Petani leunca tamatan sekolah dasar (SD) memiliki karakteristik wirausaha yang paling menonjol yakni pengambilan risiko (mean sebesar 4.63) dan berorientasi masa depan (mean sebesar 4.63) sehingga dikategorikan sangat tinggi. Karakteristik berorientasi masa depan dan pengambilan risiko pada petani tamatan SD yang sangat tinggi disebabkan dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki petani SD, mereka dituntut untuk mampu bersaing dalam dunia kerja. Sehingga keberanian dalam pengambilan risiko usaha tergolong sangat tinggi agar mampu bersaing dipasaran. Keputusan petani tamatan SD untuk berwirausaha menyebabkan petani berusaha untuk mencapai keberhasilan usaha hingga masa depan. Dengan demikian usaha sayuran leunca yang dikelolanya dapat menjadi sumber penghasilan bagi dirinya hingga masa depan.

Keinginan untuk memperoleh pengetahuan dalam bertani leunca membuat petani tamatan SD berani menanggung risiko untuk mencoba-coba inovasi terbaru yang didapatkan guna meningkatkan usahanya. Hal ini yang mengakibatkan keorisinilan merupakan karakteristik wirausaha yang tidak menonjol pada petani tamatan SD (mean sebesar 3.36), sehingga dikategorikan sedang. Berbagai inovasi bertani leunca diterapkan guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam bertani.

Karakteristik wirausaha yang paling menonjol pada petani tamatan sekolah menengah atas (SMA) yakni berorientasi tugas dan hasil (mean sebesar 4.25), pengambilan risiko (mean sebesar 4.50) dan berorientasi masa depan (mean sebesar 4.75), sehingga dikategorikan sangat tinggi. Karakteristik ini hampir sama dengan petani tamatan SD namun mengalami peningkatan pada orientasi tugas

dan hasil dimana petani tamatan SMA dengan pengetahuan lebih yang dimiliki sudah melakukan manajemen tugas dan hasil produksi guna meningkatkan prestasi usahanya. Manajemen pemasaran pun sudah mulai diterapkan oleh petani tamatan SMA. Sedangkan karakteristik yang kurang menonjol pada petani tamatan SMA adalah kepemimpinan (mean sebesar 3.64), namun masih dikategorikan tinggi. Kurangnya pengetahuan dalam memimpin suatu usaha membuat petani tamatan SMA kurang begitu memahami tentang pengorganisasian pekerja / pegawai dalam berwirausaha.

Tabel 10 Karakteristik Wirausaha Petani Leunca di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat

Pendidikan

No Karakteristik Wirausaha Mean Kategori

SD 1 Percaya Diri 3.70 Tinggi

2 Berorientasi Tugas dan Hasil

3.83 Tinggi

3 Pengambilan Risiko 4.63 Sangat

Tinggi

4 Kepemimpinan 3.79 Tinggi

5 Keorisinilan 3.36 Sedang

6 Berorientasi Masa Depan 4.63 Sangat

Tinggi

SMA 1 Percaya Diri 4.20 Tinggi

2 Berorientasi Tugas Dan Hasil

4.25 Sangat Tinggi

3 Pengambilan Risiko 4.50 Sangat

Tinggi

4 Kepemimpinan 3.64 Tinggi

5 Keorisinilan 4.00 Tinggi

6 Berorientasi Masa Depan 4.75 Sangat

Tinggi Pengalaman Bertani

Pengalaman merupakan salah satu unsur yang penting dalam berwirausaha. Semakin lama seseorang menjalankan usaha, semakin banyak pula pengalaman yang ia peroleh sehingga semakin mampu mengelola usaha dengan baik. Pengalaman bertani dapat diperoleh bila seseorang terlibat langsung dalam kegiatan usaha pertanian.

Pengalaman bertani petani leunca di Desa Tegallega dapat dilihat pada Tabel 11. Petani leunca di Desa Tegallega memiliki pengalaman bertani leunca mulai 1 tahun sampai 15 tahun (rata-rata 9 tahun). Sebanyak 1 orang petani (25 persen) termasuk petani kategori pemula yakni pengalaman bertani < 9 tahun dan 3 orang petani (75 persen) termasuk petani kategori sedang yakni pengalaman bertani 9-15 tahun. Belum ada petani yang termasuk dalam kategori berpengalaman yakni pengalaman bertani 16-20 tahun

Karakteristik wirausaha petani leunca di Desa Tegallega berdasarkan pengalaman bertani dapat dilihat pada Tabel 12. Karakteristik wirausaha yang

paling menonjol pada petani pemula adalah pengambilan risiko (mean sebesar 4.50) dan berorientasi masa depan (mean sebesar 4.75), sehingga dikategorikan sangat tinggi. Petani pemula yang merupakan pemain baru dalam kegiatan berwirausaha memiliki dorongan kuat untuk mencoba-coba dalam berkarier. Keberanian petani untuk mencoba-coba dalam berkarier menyebabkan petani berani mengambil risiko untuk mengembangkan cara-cara baru (inovasi) dalam mengembangkan usahanya. Pada kondisi seperti ini, petani pemula akan berusaha untuk mencapai kemantapan berkarier yakni berusaha mencapai prestasi puncak dalam usahanya. Oleh karena itu, petani pemula memiliki pengambilan risiko dan orientasi masa depan yang sangat tinggi.

Tabel 11 Pengalaman Bertani Petani Leunca di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur

Nama Petani Pengalaman Bertani (Tahun) Kategori

Sabar 1 Pemula

Iwan 9 Sedang

U. Majudin 12 Sedang

Diat 15 Sedang

Karakeristik yang tidak menonjol pada petani pemula yakni kepemimpinan (mean sebesar 3.71), namun masih dikategorikan tinggi. Hal ini merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalam memimpin usaha pertanian leunca, dimana petani pemula memilik pengalaman bertani kurang dari 9 tahun. Petani pemula kurang memiliki kemampuan dalam mengorganisasikan usahanya sehingga diperlukan adanya pelatihan dan masukan dari orang yang telah berpengalaman dibidangnya.

Karakteristik wirausaha yang paling mononjol pada petani kategori sedang adalah pengambilan risiko (mean sebesar 4.58) dan berorientasi masa depan (mean sebesar 4.67), sehingga dikategorikan sangat tinggi. Petani kategori sedang memiliki pengalaman bertani selama 9-15 tahun. Dengan pengalaman lebih yang dimiliki, petani sedang memiliki pengalaman dalam pengambilan keputusan terhadap risiko berwirausaha. Pengalaman bertahun-tahun selama menggeluti usaha pertanian leunca membuat petani kategori sedang menyadari keuntungan besar untuk mengembangkan usahanya di masa depan. Hal tersebut membuat petani kategori sedang berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi usahanya sehingga menjadikan usaha bertani leunca sebagai mata pencaharian di masa depan.

Karakteristik wirausaha yang tidak menonjol pada petani kategori sedang adalah keorisinilan (mean sebesar 3.52), namun masih dikategorikan tinggi. Hal ini merupakan akibat dari inovasi dan pembaharuan (upgrade) yang dilakukan oleh petani sedang dalam bertani leunca. Berbagai perubahan-perubahan dilakukan berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh petani kategori sedang guna mempertahankan dan meningkatkan prestasi usahanya.

Tabel 12 Karakteristik Wirausaha Petani Leunca di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Berdasarkan Pengalaman Bertani Pengalaman Bertani No Karakteristik Wirausaha Mean Kategori

Pemula 1 Percaya Diri 3.80 Tinggi

2 Berorientasi Tugas dan Hasil 4.17 Tinggi 3 Pengambilan Risiko 4.50 Sangat Tinggi

4 Kepemimpinan 3.71 Tinggi

5 Keorisinilan 4.14 Tinggi

6 Berorientasi Masa Depan 4.75 Sangat Tinggi

Sedang 1 Percaya Diri 4.00 Tinggi

2 Berorientasi Tugas Dan Hasil 4.00 Tinggi 3 Pengambilan Risiko 4.58 Sangat Tinggi

4 Kepemimpinan 3.71 Tinggi

5 Keorisinilan 3.52 Tinggi

6 Berorientasi Masa Depan 4.67 Sangat Tinggi

Karakteristik Wirausaha Petani dalam Menjalankan Usaha Pertanian Launca

Karakteristik wirausaha petani leunca merupakan corak tingkah laku yang melekat pada diri petani dalam mengelola usaha pertaniannya umtuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan dan persamaan karakteristik wirausaha petani leunca di Desa Tegallega. Persamaan karakteristik wirausaha petani disebabkan karena mereka sama-sama dalam usaha pertanian leunca. Untuk mempermudah penyajian hasil analisis karakteristik wirausaha setiap petani leunca di Desa Tegallega, petani dikategorikan sebagai berikut :

Petani I : Sabar Petani II : Iwan Petani III : U. Majudin Petani IV : Diat

Karakteristik Petani I

Hasil perhitungan nilai rataan (mean) skor yang diberikan oleh petani I terhadap variabel karakteristik wirausaha disajikan pada Tabel 13. Karakteristik berorientasi masa depan merupakan karakteristik yang paling menonjol pada petani I dengan mean sebesar 4.75 yang dikategorikan sangat tinggi. Karakteristik berorientasi masa depan pada petani I disebabkan karena petani I merupakan pemain baru dengan pengalaman bertani leunca selama satu tahun. Hal ini membuat petani I berusaha untuk meningkatkan prestasi usahanya guna bersaing di pasaran sehingga dapat menjadi mata pencahariannya dimasa depan. Rata-rata produksi leunca petani I pada saat ini yakni sebesar 500-1000 kg per musim tanam, dengan harga Rp 3000.00 per kg. Hasil ini memberikan total penerimaan dari penjualan leunca oleh petani I per musim sebesar Rp 6 600 000.00. Sehingga diperlukan peningkatan output untuk meningkatkan daya saing usaha petani I.

Karakteristik kedua yang juga paling menonjol pada petani I adalah pengambilan risiko dengan mean sebesar 4.50. Nilai ini menunjukkan bahwa karakteristik keberanian terhadap pengambilan risiko pada petani I sangat tinggi, termasuk kategori risk taker. Keberanian petani I dalam pengambilan risiko yang sangat tinggi disebabkan risiko usaha pertanian yang dihadapi petani I sangat besar. Risiko utama yang dihadapi petani I adalah risiko modal. Modal (input) awal yang harus ditanggung oleh petani I per musim tanam terdiri dari biaya sewa lahan sebesar Rp 250 000.00, TKLK sebesar Rp 1 562 500.00, pupuk sebesar Rp 2 025 000.00, TKDK sebesar Rp 1 562 500.00, dan penyusutan alat sebesar 30 000,00. Sehingga total biaya per musim tanam sebesar Rp 5 430 000.00. Pendapatan atas biaya total yang diperoleh oleh petani I per musim sebesar Rp 1 170 000.00. Risiko besar lainnya yang dihadapi petani I adalah risiko pasar berupa harga jual leunca dan risiko produksi berupa penyakit dan kematian. Hal ini membuat petani I memiliki karakteristik pengambilan risiko yang sangat tinggi. Tabel 13 Skor Karakteristik Wirausaha Petani I

Karakteristik Wirausaha Mean Kategori

Berorientasi Masa Depan 4.75 Sangat Tinggi

Pengambilan Risiko 4.50 Sangat Tinggi

Berorientasi Tugas dan Hasil 4.17 Tinggi

Keorisinilan 4.14 Tinggi

Percaya Diri 3.80 Tinggi

Kepemimpinan 3.71 Tinggi

Karakteristik yang kurang menonjol yang terdapat pada petani I adalah kepemimpinan (mean sebesar 3.71), namun masih dikategorikan tinggi. Kurangnya pengalaman dalam berwirausaha membuat petani I kurang mampu dalam mengorganisasikan usahanya. Pelatihan dan share pengalaman bertani dari petani lain yang sudah berpengalaman, sangat membantu untuk membangun sikap kepemimpinan guna mengembangkan dan meningkatkan usaha pertanian leunca petani I.

Karakteristik Petani II

Skor karakteristik wirausaha petani II terhadap variabel karakteristik wirausaha disajikan pada Tabel 14. Karakteristik pengambilan risiko merupakan karakteristik yang paling menonjol pada petani II dengan mean sebesar 4.50 yang dikategorikan sangat tinggi. Nilai ini menunjukkan bahwa karakteristik keberanian terhadap pengambilan risiko pada petani II sangat tinggi, termasuk kategori risk taker. Keberanian petani II dalam pengambilan risiko yang sangat tinggi disebabkan risiko usaha pertanian yang dihadapi petani II sangat besar. Risiko utama yang dihadapi petani I adalah risiko modal. Modal (input) awal yang harus ditanggung oleh petani II per musim tanam terdiri dari biaya sewa lahan sebesar Rp 750 000.00, TKLK sebesar Rp 1 562 500.00, pupuk sebesar Rp 3 150 000.00, TKDK sebesar Rp 625 000.00, dan penyusutan alat sebesar Rp 26 250.00. Sehingga total biaya per musim tanam sebesar Rp 6 113 750.00. Pendapatan atas biaya total yang diperoleh oleh petani II per musim sebesar Rp 9 486 250.00. Risiko besar lainnya yang dihadapi petani II yakni risiko pasar berupa harga jual

leunca dan risiko produksi berupa penyakit dan kematian. Hal ini membuat petani II memiliki karakteristik pengambilan risiko yang sangat tinggi.

Tabel 14 Skor Karakteristik Wirausaha Petani II

Karakteristik Wirausaha Mean Kategori

Pengambilan Risiko 4.50 Sangat Tinggi

Berorientasi Masa Depan 4.25 Sangat Tinggi

Kepemimpinan 4.14 Tinggi

Berorientasi Tugas dan Hasil 4.00 Tinggi

Percaya Diri 3.80 Tinggi

Keorisinilan 3.57 Tinggi

Karakteristik berorientasi masa depan juga merupakan karakteristik yang paling menonjol pada petani II dengan mean sebesar 4.25, sehingga dikategorikan sangat tinggi. Karakteristik berorientasi masa depan disebabkan oleh pengalaman bertani selama 9 tahun, dimana pada saat ini rata-rata produksi leunca petani II yakni sebesar 1000 kg per musim tanam, dengan harga Rp 3000.00 per kg. Total penerimaan dari penjualan leunca yang diterima petani II sebesar Rp 15 600 000.00 per musim tanam. Hasil ini membuat petani II menyadari tentang potensi untuk mengembangkan usaha sayuran leunca kedepan sebagai salah satu bisnis usaha yang prospektif dan menguntungkan.

Sedangkan karakteristik yang kurang menonjol yang terdapat pada petani II adalah keorisinilan (mean sebesar 3.57), namun masih dikategorikan tinggi. Dengan pengalaman selama 9 tahun berwirausaha membuat petani II melakukan inovasi dan cara-cara baru mulai dari hal bertanam hingga pemasaran hasil produksi yang disesuaikan dengan kondisi di pasaran. Keorisinilan yang tinggi membuat produk leunca petani II dapat tetap bersaing dengan produk yang sejenis di pasaran.

Karaktistik Petani III

Skor karakteristik wirausaha petani III terhadap variabel karakteristik wirausaha disajikan pada Tabel 15. Karakteristik berorientasi masa depan merupakan karakteristik yang paling menonjol pada petani III dengan mean sebesar 4.75 yang dikategorikan sangat tinggi. Karakteristik berorientasi masa depan disebabkan oleh pengalaman selama 12 tahun bertani leunca, dimana petani III telah menyadari tentang prospek kedepan usaha bertani leunca sebagai pekerjaan yang menguntungkan. Karakteristik berorientasi masa depan ditunjukkan oleh petani III dengan perluasan lahan bertani yakni dengan memiliki lahan sendiri seluas 20 000 m2 dan lahan sewa seluas 30 000 m2. Dengan luasnya lahan bertani leunca, membuat hasil produksi pun meningkat sehingga dapat memenuhi permintaan leunca di pasaran.

Tabel 15 Skor Karakteristik Wirausaha Petani III

Karakteristik Wirausaha Mean Kategori

Berorientasi Masa Depan 4.75 Sangat Tinggi

Percaya Diri 4.60 Sangat Tinggi

Dokumen terkait