• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di dalam rumah kaca kebun percobaan Cikabayan Darmaga Bogor dengan ketinggian sekitar 250 m diatas permukaan laut. Suhu rata-rata di dalam rumah kaca pada pagi hingga siang hari yaitu berkisar antara 28-40 oC sedangkan kelembabannya berkisar antara 50-80 %.

Bibit gloksinia dipelihara di dalam greenhouse selama 4 minggu sebelum diberi perlakuan. Pada awal penanaman bibit gloksinia mempunyai jumlah daun rata-rata 4 helai (Gambar 3a) dengan tinggi berkisar antara 1-2 cm. Tanaman diletakkan pada meja besi disusun berdasarkan ulangan. Tanaman diberi naungan paranet 70 % (Gambar 3b) untuk menghindari sinar matahari secara berlebih.

(a) (b)

Gambar 3. Bibit Gloksinia pada awal penanaman (a); Bibit di dalam greenhouse dengan naungan paranet 70 % (b).

Secara umum seluruh tanaman gloksinia tumbuh dengan baik, walaupun beberapa tanaman terserang hama belalang (Gambar 4) yaitu pada umur 4 MSP (Minggu Setelah Perlakuan) dan kutu kebul pada umur 8 MSP. Serangan kedua hama tersebut tidak mengakibatkan kerusakan yang parah serta tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian. Penanggulangan hama tersebut dilakukan dengan menyemprotkan larutan curacron dengan konsentrasi 2 ml/L. Larutan disemprotkan ke permukaan atas dan bawah daun seminggu sekali.

Gambar 4. Kerusakan daun akibat hama belalang

Tanaman yang dapat bertahan hingga akhir penelitian sebesar 99%, hanya satu tanaman yang mati yaitu tanaman dengan kombinasi C2P5 pada ulangan ketiga. Tanaman yang telah diberi perlakuan paclobutrazol umumnya memiliki penampakan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi perlakuan apapun (kontrol). Tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol memiliki tinggi, diameter bunga yang lebih kecil serta daun berwarna lebih hijau daripada tanaman kontrol.

Hasil

Berdasarkan hasil rekapitulasi sidik ragam (Tabel 1), diketahui bahwa cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 8, 9, 10 MSP, pertambahan tinggi tanaman pada 4, 7, 8 MSP, pertambahan panjang daun 3, 6, 8, 9 MSP, jumlah bunga 7, 8 MSP serta diameter bunga. Selain itu berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada 5, 6 MSP dan jumlah bunga 9, 10 MSP. Sedangkan konsentrasi paclobutrazol secara umum berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan pertambahan tinggi tanaman mulai dari awal hingga akhir penelitian, pertambahan panjang daun pada 3, 4 MSP dan pertambahan lebar daun pada 3 MSP. Konsentrasi paclobutrazol juga berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang daun pada 2, 5, 7, 8 MSP, pertambahan lebar daun pada 2, 5 MSP. Konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh terhadap peubah saat muncul tunas bunga, jumlah bunga, diameter bunga, jumlah daun kecuali pada 6 MSP. Interaksi cara pemberian dan konsentrasi

paclobutrazol yang diberikan, hanya berpengaruh nyata pada peubah pertambahan panjang daun pada 2 MSP dan pertambahan lebar daun pada 3 MSP.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Cara Pemberian dan Konsentras Paclobutrazol serta Interaksi Cara Pemberian dengan Konsentrasi Paclobutrazol

Jumlah daun yang dihitung merupakan daun yang telah membuka dengan sempurna dan tidak terserang hama dan penyakit. Hasil pengamatan (Tabel 2) menunjukkan bahwa tanaman kontrol mempunyai rata-rata jumlah daun yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol.

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol tidakberbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Perlakuan cara pemberian paclobutrazol tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun selama penelitian dilakukan (Tabel 2, Tabel Lampiran 1). Jumlah daun pada perlakuan penyemprotan paclobutrazol pada daun lebih banyak daripada perlakuan penyiraman paclobutrazol pada media tanam.

Konsentrasi paclobutrazol yang diberikan pada tanaman hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada 6 MSP. Perlakuan kontrol tidak berbeda nyata dengan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm, tetapi berbeda nyata terhadap konsentrasi paclobutrazol yang lainnya. Hasil analisis sidik ragam masing-masing perlakuan antar konsentrasi paclobutrazol 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm tidak berbeda nyata. Perlakuan paclobutrazol 0 ppm (kontrol), memiliki rata-rata jumlah daun yang paling banyak yaitu pada 6 MSP sebesar 11,72 helai. Sedangkan tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 400 ppm mempunyai jumlah daun yang paling sedikit yaitu 8,78 helai, jika dibandingkan dengan tanaman dengan perlakuan paclobutrazol lainnya. Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman gloksinia hingga akhir pengamatan.

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman 0 MSP adalah tinggi tanaman awal yang telah berumur 12 minggu sebelum diberi perlakuan paclobutrazol. Cara Pemberian paclobutrazol pada tanaman berbeda nyata pada 8 dan 10 MSP (Tabel 3). Tinggi tanaman dengan penyiraman paclobutrazol pada media lebih pendek daripada tanaman dengan penyemprotan paclobutrazol pada daun.

Pengaruh penghambatan tinggi tanaman mulai terlihat sejak minggu ke-2 setelah perlakuan sampai akhir pengamatan yaitu minggu ke-10. Tanaman kontrol berbeda nyata jika dibandingkan dengan tanaman yang diberi paclobutrazol.

Tanaman yang diberi paclobutrazol memiliki tinggi yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tanaman kontrol. Perlakuan paclobutrazol 100, 200 dan 300 ppm tidak berbeda nyata pada 3 MSP hingga 10 MSP, sedangkan perlakuan 100 dan 400 ppm berbeda nyata pada 8, 9 dan 10 MSP (Tabel Lampiran 2).

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Tanaman kontrol pada 10 MSP memiliki tinggi rata-rata 6,01 cm, berbeda nyata dengan semua perlakuan konsentrasi paclobutrazol lainnya. Tanaman yang diberi paclobutrazol 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm tidak berbeda nyata. Tanaman yang diberi paclobutrazol 400 ppm paling pendek diantara tanaman dengan perlakuan lainnya yaitu 3,53 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan tanaman yang

diberi paclobutrazol 200 ppm dan 300 ppm (Tabel 3). Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berbeda nyata dari minggu awal hingga minggu akhir pengamatan.

Perlakuan konsentrasi paclobutrazol hingga 400 ppm menurun secara linier terhadap tinggi tanaman gloksinia (Gambar 5). Persamaan linear yang didapat yaitu y = 0,22 - 0,000352 x dengan R2 = 0,29. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi semakin tinggi menyebabkan tinggi tanaman semakin rendah pula.

Konsentrasi (ppm)

Tinggi Tanaman (cm)

y = 0,2200 - 0,000352 (x)

Gambar 5. Grafik Linier Pengaruh Berbagai Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman Gloksinia pada 10 MSP

Pertambahan Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 4), cara pemberian paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada 6 MSP. Cara pemberian paclobutrazol melalui daun memiliki pertambahan tinggi tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara penyiraman paclobutrazol pada media tanam (Gambar 6 dan 7). Pertambahan tinggi tanaman pada 6 MSP melalui penyiraman media yaitu 0,19 cm sedangkan dengan penyemprotan pada daun yaitu 0,27 cm (Tabel 4).

Gambar 6. Tanaman Gloksinia dengan aplikasi paclobutrazol secara media drench (penyiraman media) pada 6 MSP.

Gambar 7. Tanaman Gloksinia dengan aplikasi paclobutrazol secara foliar spray (penyemprotan daun) pada 6 MSP.

Konsentrasi paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dari awal hingga akhir penelitian kecuali pada 7 MSP yaitu berpengaruh nyata (Tabel Lampiran 3). Pertambahan tinggi tanaman kontrol berbeda nyata jika dibandingkan dengan tanaman dengan semua perlakuan paclobutrazol. Sedangkan pengaruh antar perlakuan paclobutrazol 100, 200, 300, dan 400 ppm tidak berbeda nyata kecuali pada 6 MSP (Tabel 4). Perlakuan P2 dan P4 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan P5.

Interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dari minggu awal hingga akhir pengamatan.

PPM 0 100

PPM 200

PPM 300

PPM 400

PPM

PPM 0 100

PPM 200

PPM 300

PPM 400

PPM

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Pertambahan Panjang Daun

Pertambahan panjang dan lebar daun diukur setiap minggu sejak perlakuan. Pertambahan panjang daun diukur berdasarkan selisih antara panjang daun minggu pengamatan ke x dengan panjang daun pada minggu pengamatan ke x-1. Hal ini juga berlaku untuk pengukuran pertambahan lebar daun tanaman.

Hasil statistik sidik ragam pada Tabel 5 dan Tabel Lampiran 4 menunjukkan bahwa cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata pada 3, 6, 8 dan 9 MSP terhadap pertambahan panjang daun tanaman gloksinia. Pertambahan panjang daun dengan aplikasi paclobutrazol secara penyemprotan pada daun lebih besar jika dibandingkan dengan aplikasi paclobutrazol secara penyiraman media.

Konsentrasi paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan panjang daun pada 4 MSP (Tabel 5). Tanaman gloksinia yang diberi perlakuan paclobutrazol memiliki pertambahan panjang daun yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman kontrol. Pertambahan panjang daun tanaman kontrol pada 2, 4, 5 dan 7 MSP berbeda nyata dengan perlakuan paclobutrazol 100, 200, 300 dan 400 ppm (Tabel Lampiran 4).

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Panjang Daun.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol hanya berpengaruh nyata pada 2 MSP (Tabel 6). Kombinasi C1P1 berbeda nyata dan mempunyai pertambahan panjang daun tertinggi dibandingkan dengan kombinasi yang lainnya yaitu sebesar 0,56 cm, sedangkan kombinasi C1P3 memiliki pertambahan panjang daun yang terendah sebesar 0,13 cm.

Tabel 6. Interaksi Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Waktu Pengamatan (MSP)

Pertambahan Lebar Daun

Pertambahan lebar daun tanaman gloksinia menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara cara pemberian paclobutrazol dengan penyiraman media tanam dengan penyemprotan pada daun tanaman dari awal hingga akhir pengamatan (Tabel Lampiran 5).

Hasil analisis statistik untuk perlakuan konsentrasi paclobutrazol menunjukkan berbeda sangat nyata pada 3 MSP (Tabel 7). Pertambahan lebar daun tanaman kontrol berbeda nyata dengan semua perlakuan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm. Tetapi sejak minggu ke-6 hingga berakhirnya pengamatan tanaman kontrol tidak berbeda nyata dengan tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol.

Interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol terhadap pertambahan lebar daun tanaman hanya berpengaruh nyata pada 3 MSP (Tabel 8).

Kombinasi C1P1 berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan yang lainnya, dan memiliki pertambahan lebar daun tertinggi yaitu sebesar 0,27 cm. Sedangkan kombinasi C1P5 memiliki pertambahan lebar daun terkecil dari semua kombinasi perlakuan yaitu 0,08 cm.

Tabel 7. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Lebar Daun. berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Tabel 8. Interaksi Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Waktu Muncul Tunas Bunga

Berdasarkan Tabel 9, cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap parameter waktu munculnya tunas bunga.

Berdasarkan hasil penelitian, waktu munculnya tunas bunga antara 7 – 66 hari setelah perlakuan paclobutrazol. Terdapat 13 pot tanaman yang belum berbunga dari 90 pot tanaman gloksinia yang diamati yaitu pada perlakuan P2, P3, P4 dan P5. Pembungaan yang terjadi pada perlakuan P1 (kontrol) sebesar 100%, P2 = 89%, P3 = 83% dan P4 = 89% serta untuk perlakuan P5 inisiasi pembungaan terjadi hanya sebesar 66,7 % (Tabel 9).

Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap waktu munculnya tunas bunga.

Diameter Bunga

Cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap diameter bunga gloksinia. Tanaman gloksinia dengan aplikasi penyemprotan pada daun memiliki diameter bunga sebesar 6,05 cm lebih besar daripada tanaman dengan aplikasi penyiraman paclobutrazol pada media tanam yaitu 3,94 cm (Tabel 9).

Konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh secara nyata terhadap diameter bunga. Tanaman kontrol memiliki diameter bunga yang relatif lebih besar daripada tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol. Tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 400 ppm memiliki diameter yang paling kecil yaitu 3,64 cm dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Tidak terjadi interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol terhadap diameter bunga.

Tabel 9. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Waktu Muncul Tunas Bunga dan Diameter Bunga

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Jumlah Bunga

Berdasarkan Tabel 10 cara pemberian paclobutrazol berpengaruh terhadap jumlah bunga tanaman gloksinia pada minggu-minggu akhir pengamatan. Cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata pada 7 dan 8 MSP serta berpengaruh sangat nyata pada 9 dan 10 MSP (Tabel Lampiran 7). Pada akhir pengamatan tanaman dengan aplikasi paclobutrazol disemprotkan pada daun memiliki jumlah bunga yang lebih banyak yaitu 5,20 jika dibandingkan dengan tanaman yang diberi paclobutrazol melalui media tanam yaitu 3,56.

Perlakuan % Cara pemberian paclobutrazol :

C1 : Penyiraman media 80 21.25 3.94b

Tabel 10. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Jumlah Bunga.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga yang dihasilkan (Tabel 10), namun tanaman kontrol memiliki jumlah bunga yang paling banyak yaitu 5,89 dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol. Pada akhir pengamatan, tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 200 ppm dan 400 ppm memiliki jumlah bunga paling sedikit yaitu 3,72. Tidak terjadi interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol terhadap jumlah bunga yang diamati.

Pembahasan

Pemberian paclobutrazol secara statistik tidak mempengaruhi jumlah daun tanaman gloksinia. Menurut Khrisnamoorthy (1981) efek fisiologis retardan yaitu menghambat pemanjangan sel-sel di meristem sub apikal sedangkan pertumbuhan daun terletak pada meristem apikal sehingga jumlah daun tidak terpengaruh oleh pemberian paclobutrazol.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa paclobutrazol dapat mempengaruhi tinggi dan pertambahan tinggi tanaman. Tanaman yang diberi paclobutrazol lebih pendek dibandingkan tanaman kontrol. Hal ini diduga berhubungan dengan terhambatnya produksi giberelin akibat pemberian

Waktu Pengamatan (MSP)

paclobutrazol. Paclobutrazol mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan giberelin atau biasa disebut dengan anti giberelin (Wattimena, 1988).

Paclobutrazol menghambat sintesis giberelin dengan cara menghambat oksidasi kaurene menjadi asam kaurenat. Terhambatnya sintesis giberelin mengakibatkan pemanjangan sel pada meristem sub apikal berjalan lambat (Krishnamoorthy, 1981). Hasilnya dapat dilihat dari pemanjangan batang tanaman yang berkurang.

Penambahan konsentrasi paclobutrazol yang lebih tinggi juga menyebabkan tanaman menjadi lebih pendek.

Pertambahan panjang daun dan lebar daun tanaman tertinggi yaitu pada minggu-minggu awal pengamatan. Hal ini diduga karena efek paclobutrazol yang masih belum optimal dalam menghambat panjang daun maupun lebar daun tanaman gloksinia.

Pengurangan ukuran daun menunjukkan bahwa aplikasi paclobutrazol berpengaruh terhadap panjang dan lebar daun. Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol juga berpengaruh terhadap pertambahan panjang dan lebar daun. Tanaman kontrol memiliki pertambahan panjang dan lebar yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol.

Menurut Chaney (2001), daun tanaman tanpa perlakuan (kontrol) dan daun tanaman yang telah diberi perlakuan paclobutrazol mengandung jumlah sel yang sama, tetapi sel pada daun tanaman yang telah diberi perlakuan paclobutrazol menjadi lebih kecil sehingga menyebabkan ukuran daun lebih kecil jika dibandingkan daun tanaman kontrol.

Pengurangan ukuran daun dapat disebabkan juga karena paclobutrazol yang dalam hal ini berperan sebagai retardan menghambat sintesis dari giberelin.

Menurut Wattimena (1988), giberelin dapat memperluas daun dari berbagai jenis tanaman, tetapi akibat pemberian retardan pada tanaman, menyebabkan terhambatnya sintesis giberelin sehingga fungsi giberelin dalam memperluas daun juga terhambat, hal ini dapat dilihat dari pengurangan luas daun.

Fase pertumbuhan generatif umumnya ditandai dengan munculnya tunas-tunas bunga. Pembungaan merupakan tahapan selanjutnya dari pertumbuhan tanaman setelah masa vegetatif, sehingga pembungaan terjadi karena tanaman sudah memasuki fase generatif. Menurut Harjadi (1996), fase generatif tanaman

berhubungan dengan proses-proses penting diantaranya pembentukan sel-sel yang relatif lebih sedikit, pendewasaan jaringan, penebalan serabut-serabut, pembentukan hormon yang diperlukan dalam perkembangan kuncup bunga, serta perkembangan kuncup bunga, buah dan biji.

Pemberian paclobutrazol dengan dosis tinggi mengurangi persentase inisiasi pembungaan. Hal ini diduga konsentrasi paclobutrazol yang diberikan terlalu tinggi sehingga menghambat pembungaan. Menurut Weaver (1972), pemberian retardan dengan konsentrasi yang sangat tinggi juga dapat mengakibatkan terhambatnya pembungaan, hal ini disebabkan karena sintesis giberelin yang dihambat juga dalam jumlah yang besar.

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pemberian retardan pada berbagai tanaman tidak selalu dapat menginduksi pembungaan dengan lebih cepat. Pengaruh pemberian retardan terhadap pembungaan pada beberapa jenis tanaman masih belum konsisten. Berdasarkan penelitian Susilawati (1993), paclobutrazol belum mampu menginduksi pembungaan tanaman rambutan. Hasil penelitian Rochimah (1996) menunjukkan bahwa penggunaan, cycocel, paclobutrazol dan daminozide belum mampu mempercepat inisiasi kuncup bunga.

Selain itu menurut penelitian Sirait (2002) pemberian paclobutrazol 75 ppm, 150 ppm dan 300 ppm serta daminozide pada tanaman gardenia tidak berpengaruh terhadap saat terbentuknya kuncup bunga.

Aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap diameter bunga gloksinia. Hal ini sesuai dengan penelitian Andayani (2004) yang menyatakan bahwa pemberian paclobutrazol 500 ppm dan 1000 ppm tidak berpengaruh secara nyata terhadap diameter bunga melati.

Pemberian paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga yang dihasilkan tanaman gloksinia. Krishnamoorthy (1981) menyatakan bahwa retardan merupakan senyawa kimia yang mempunyai efek fisiologis menghambat pemanjangan sel di meristem apikal sedangkan jumlah daun, bunga dan buah tidak dipengaruhinya.

Dokumen terkait