• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN GLOKSINIA (Sinningia speciosa Pink) Oleh Retno Santiasrini A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN GLOKSINIA (Sinningia speciosa Pink) Oleh Retno Santiasrini A"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN GLOKSINIA

(Sinningia speciosa Pink)

Oleh

Retno Santiasrini A34304006

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(2)

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN GLOKSINIA

(Sinningia speciosa Pink)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Retno Santiasrini A34304006

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(3)

RINGKASAN

RETNO SANTIASRINI. Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Gloksinia (Sinningia speciosa Pink). Dibimbing oleh NURHAJATI ANSORI MATTJIK.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis pengaruh perbedaan cara pemberian dan konsentrasi retardan paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan gloksinia (Sinningia speciosa Pink).

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2008. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, kebun percobaan Cikabayan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan laboratorium Pendidikan Hortikultura.

Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan perlakuan faktorial disusun dalam rancangan lingkungan acak kelompok (RAK), terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu cara pemberian paclobutrazol yang terdiri atas penyiraman larutan paclobutrazol ke media tanam (drenches) dan penyemprotan larutan paclobutrazol ke daun tanaman (sprays). Faktor kedua yaitu konsentrasi paclobutrazol yang terdiri dari 5 taraf konsentrasi yaitu 0 ppm (kontrol), 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 8, 9, 10 MSP, pertambahan tinggi tanaman pada 4, 7, 8 MSP, pertambahan panjang daun 3, 6, 8, 9 MSP, jumlah bunga 7, 8 MSP serta diameter bunga. Selain itu berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada 5, 6 MSP dan jumlah bunga 9, 10 MSP. Sedangkan konsentrasi paclobutrazol secara umum berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan pertambahan tinggi tanaman mulai dari awal hingga akhir penelitian, pertambahan panjang daun pada 3, 4 MSP dan pertambahan lebar daun pada 3 MSP. Konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh terhadap peubah saat muncul tunas bunga, jumlah bunga, diameter bunga, jumlah daun kecuali pada 6 MSP. Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol yang diberikan, hanya berpengaruh nyata pada peubah pertambahan panjang daun pada 2 MSP dan pertambahan lebar daun pada 3 MSP.

(4)

Judul : PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN GLOKSINIA (Sinningia speciosa Pink)

Nama : Retno Santiasrini NRP : A34304006

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Nurhajati Ansori Mattjik, MS.

NIP: 130 567 074

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP: 131 124 019

Tanggal Lulus :

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bangkalan Madura, Jawa Timur, pada tanggal 28 Maret 1986. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Susanto Budiyono dan Ibu Sri Murni. Penulis memiliki dua orang adik yaitu Hikma Romdiyatu Apriyani dan Aminullah Fatoni.

Tahun 1991 penulis memulai studi di TK Perwanida Bangkalan, kemudian tahun 1992 melanjutkan studi di SD Negeri Demangan 1 Bangkalan hingga tahun 1998. Tahun 2001 penulis menamatkan studi di SLTP Negeri 2 Bangkalan. Tiga tahun kemudian, penulis juga lulus dari SMA Negeri I Bangkalan. Pada tahun 2004, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Selama menempuh studi di SD, SLTP dan SMA, penulis aktif dalam kegiatan PRAMUKA dan Palang Merah Remaja (PMR). Kemudian selama menempuh studi di IPB penulis juga pernah aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Madura. Tahun 2005/2006 penulis menjadi pengurus HIMAGRON sebagai staf kesekretariatan. Tahun 2006/2007 penulis menjadi bendahara pada Festifal Tanaman XXVIII dan bergabung dalam kepanitiaan penyambutan mahasiswa baru Departemen Agronomi dan Hortikultura. Tahun 2007 penulis juga bergabung dalam kepanitiaan Penyambutan Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian (Saung Tani 2007).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat berupa penyelesaian penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Gloksinia (Sinningia speciosa Pink) dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Nurhajati Ansori Mattjik, MS. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Agus Purwito MSc. Agr. dan Dr. Ir. Endah Retno Palupi MSc. Selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

3. Prof Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko, MSc. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi saran akademik selama studi di IPB.

4. University Farm yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian di rumah kaca Cikabayan.

5. Pak Diding yang telah menyediakan bibit gloksinia, Pak Mamat dan kawan- kawan yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

6. Papa, Mama dan seluruh keluarga besar H. Abdul Aziz atas kasih sayang, doa serta bantuannya baik moril maupun materiil.

7. Keluarga NJ (Bul-bul, Dede, Mbah, Ndahouz, Purna, mbak iik, Aci, April, Ida, Nanae, Fru, Gita, Fuji, Dede_Nur, Riska, Wawat, dan Dian) atas bantuan dan doanya selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

8. Horti Family 41 atas semua bantuannya selama penelitian dan atas semua kenangan yang akan menjadi sebuah memori dalam hidup penulis.

9. Semua pihak yang belum tertulis diatas yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

Bogor, Juni 2009 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Botani Gloksinia ... 4

Syarat Tumbuh Gloksinia ... 5

Pembungaan ... 6

Zat Pengatur Tumbuh ... 7

Paclobutrazol ... 8

BAHAN DAN METODE ... 12

Tempat dan Waktu ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Penelitian... 12

Pelaksanaan ... 13

Pengamatan ... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

Keadaan Umum ... 16

Hasil ... 17

Jumlah Daun ... 18

Tinggi Tanaman ... 20

Pertambahan Tinggi Tanaman ... 21

Pertambahan Panjang Daun ... 23

Pertambahan Lebar Daun ... 25

Waktu Muncul Tunas Bunga ... 26

Diameter Bunga ... 26

Jumlah Bunga ... 27

Pembahasan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

Kesimpulan ... 31

Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 35

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol serta Interaksi Cara Pemberian dengan Konsentrasi

Paclobutrazol ... 18 2. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol

terhadap Jumlah Daun ... 19 3. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol

terhadap Tinggi Tanaman ... 20

4. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman... 23

5. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Panjang Daun... 24

6. Interaksi Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap

Pertambahan Panjang Daun ... 24 7. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol

terhadap Pertambahan Lebar Daun ... 25

8. Interaksi Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap

Pertambahan Panjang Daun ... 26 9. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol

terhadap Saat Muncul Tunas Bunga dan Diameter Bunga ... 27 10. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol

terhadap Jumlah Bunga ... 28

Lampiran

1. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Jumlah Daun ... 35 2. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman ... 36

(9)

3. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman ... 37 4. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Panjang Daun ... 38 5. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Lebar Daun ... 39 6. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Waktu Muncul Tunas Bunga dan Diameter Bunga ... 40 7. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Jumlah Bunga ... 41 8. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Jumlah Daun ... 42 9. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman ... 43 10. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman ... 44 11. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Pertambahan Panjang Daun ... 45 12. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Pertambahan Lebar Daun ... 46 13. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Saat Muncul Tunas Bunga ... 47 14. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Diameter Bunga ... 47 15. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi

Paclobutrazol terhadap Jumlah Bunga ... 48

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Rumus Bangun Paclobutrazol ... 9

2. Skema Penghambatan Sintesis Giberelin oleh Paclobutrazol ... 10

3. a. Bibit Gloksinia pada Awal Penanaman ... 16

b. Bibit di dalam Greenhouse dengan naungan paranet 70% ... 16

4. Kerusakan Daun Akibat Hama Belalang ... 17

5. Grafik Linier Pengaruh Berbagai Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman Gloksinia pada 10 MSP ... 21

6. Tanaman Gloksinia dengan Aplikasi Paclobutrazol secara Drench (Penyiraman Media) pada 6 MSP ... 22

7. Tanaman Gloksinia dengan Aplikasi Paclobutrazol secara Spray (Penyemprotan Daun) pada 6 MSP ... 22

(11)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Perkembangan bisnis hortikultura saat ini, terutama untuk tanaman hias berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan masyarakat terhadap tanaman hias. Permintaan terhadap tanaman hias meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk memenuhi nilai estetika maupun kebutuhan rohaninya. Selain itu meningkatnya permintaan tanaman hias disebabkan oleh semakin meningkatnya kesejahteraan dan tanggapan masyarakat terhadap kenyamanan dan keindahan lingkungan (Ashari, 1995).

Berdasarkan catatan kinerja Ditjen Hortikultura Deptan tahun 2007, ekspor komoditas tanaman hias selama 2007 terdiri dari anggrek dan tanaman hias lainnya mencapai 17.690,2 ton lebih tinggi dari tingkat impor yang mencapai 1.148,1 ton. Kebutuhan akan tanaman hias inilah yang mendorong persaingan antar produsen tanaman hias untuk dapat menyediakan jenis tanaman hias yang berkualitas tinggi dan memiliki daya tarik tersendiri.

Produksi tanaman hias baik kualitas maupun kuantitas saat ini, belum seluruhnya dapat memenuhi keinginan konsumen. Hal ini dikarenakan jumlah tanaman yang masih terbatas, waktu produksi yang tidak menentu serta kualitas dari tanaman yang masih kurang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman, sehingga dapat memenuhi keinginan konsumen. Berbagai usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman hias perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama para petani dan peneliti.

Tanaman mempunyai berbagai jenis karakter dan ciri khas sendiri.

Karakter dan ciri khas tersebut, dipengaruhi oleh habitat dan lingkungan tumbuh tanaman. Misalnya, famili Gesneriaceae yang umumnya merupakan tanaman dalam pot. Pada perkebunan komersial, salah satu komoditas yang penting dari famili Gesneriaceae yaitu Sinningia speciosa. Sinningia speciosa pertama kali diberi nama Gloksinia speciosa yaitu pada tahun 1917, oleh Conrad Loddiges,

(12)

seorang pembudidaya tanaman dari Inggris. Pada industri florikultur komersial, Sinningia speciosa lebih banyak dikenal dengan nama gloksinia (Kimmins, 1980).

Gloksinia merupakan tanaman hias bunga yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Warna dan bentuk bunganya sangat beragam dan menarik, sehingga gloksinia populer sebagai tanaman rumah/house plant. Gloksinia mendekorasi jendela-jendela, taman-taman, rumah-rumah kaca penduduk Brazil (Moore, 1957).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas tanaman hias dan menginduksi pembungaannya yaitu dengan penggunaan retardan.

Retardan dapat mempengaruhi sifat fisiologis tanaman. Penggunaan taraf konsentrasi retardan yang tepat pada jenis tanaman tertentu akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik.

Penelitian mengenai pemberian retardan terhadap berbagai jenis tanaman telah banyak dilakukan. Gianfagna dan Wulster (1986) melaporkan hasil penelitiannya terhadap berbagai kultivar Freesia hybrida yaitu pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Dilaporkan juga oleh Newman dan Tant (1995) bahwa pemberian paclobutrazol dapat mengurangi tinggi tanaman poinsettia dan perlakuan paclobutrazol secara spray lebih efisien daripada media drenches. Herlina dan Dwiatmini (1996) menyatakan bahwa pemberian paclobutrazol 600 ppm menghasilkan ruas batang lebih pendek, luas daun semakin sempit dan meningkatkan jumlah tunas berbunga pada tanaman melati (Jasminum sambac). Selain itu, Sefiani (2004) menyatakan aplikasi paclobutrazol mampu menginduksi pembungaan kastuba, mempercepat waktu coloring daun, mempercepat waktu mekar braktea dan mengurangi diameter braktea.

Tujuan

Mempelajari dan menganalisis pengaruh perbedaan cara pemberian dan konsentrasi retardan paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan Gloksinia (Sinningia speciosa).

(13)

Hipotesis

1. Terdapat konsentrasi paclobutrazol yang tepat yang dapat berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan pembungaan gloksinia.

2. Terdapat cara pemberian paclobutrazol yang tepat untuk menginduksi pertumbuhan dan pembungaan gloksinia.

3. Terdapat interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan pembungaan gloksinia.

(14)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Gloksinia

Gloksinia (Sinningia speciosa) merupakan salah satu tanaman hias penting yang termasuk dalam famili Gesneriaceae. Famili Gesneriaceae merupakan tanaman dengan iklim tropis. Gloksinia berasal dari Brazil, Amerika Latin (Moore, 1957; Grabe, 1958). Ada sekitar 125 genus dan lebih dari 2000 spesies yang termasuk dalam famili Gesneriaceae. Sekitar 300 spesies telah dibudidayakan dari seluruh jumlah spesies yang ada. Spesies-spesies tersebut tersebar di seluruh dunia, termasuk Amerika, Spanyol, Asia dan Afrika. Spesies ini banyak ditemukan di batuan kapur, hutan hujan tropis, dasar hutan serta pegunungan yang tingginya dapat mencapai 15.000 kaki atau lebih (Burtt, 1967).

Menurut klasifikasi Bessey, Sinningia speciosa digolongkan ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, superordo Sympetalae, ordo Scrophulariales, famili Gesneriaceae, subfamili Gesnerioideae, dan genus Sinningia (Benson, 1957).

Gloksinia merupakan tumbuhan herba berbatang pendek dengan ukuran berkisar 5 cm (Sinningia pusills) tetapi ada beberapa jenis yang berupa pohon kecil yaitu (Cytandras species). Gloksinia mempunyai satu atau lebih batang dengan daun yang berpasangan, helai daunnya lebar dan sangat berbulu (Kimmins, 1980). Daun berbentuk bulat telur dengan tepi bergerigi dan berwarna hijau tua. Permukaan bawah daun berwarna hijau pucat dan urat daun berwarna agak putih. Panjang daun pada jenis-jenis liar dapat mencapai 20 cm dan lebar 15 cm (Grabe, 1958).

Sinningia speciosa ada yang tumbuh tegak dan ada yang tumbuh agak mendatar, mempunyai umbi dengan akar muncul disekelilingnya. Bunga gloksinia berbentuk lonceng, berbulu halus dengan diameter sekitar 7,5 hingga 15 cm.

Mahkota bunga ada yang tunggal dengan lebih dari lima cuping serta ganda dengan banyak cuping (Crockett, 1974). Tangkai bunga tidak terlalu panjang dan muncul di ketiak daun. Kelopak bunga berwarna hijau dengan bentuk tabung bersudut dan bulat telur ramping berbulu dengan panjang cuping 1,9 hingga 2,2

(15)

cm. Kelopak ini tumbuh tegak dan ada sebagian yang membentang di dasar mahkota bunga.

Berdasarkan hasil hibridisasi dan seleksi, gloksinia merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dalam pot ukuran 10 hingga 15 cm, tergantung dari jenisnya. Mahkota bunga ada yang tunggal maupun ganda, dengan warna bervariasi dari putih polos hingga pink, lavender, merah hingga ungu gelap.

Kultivar tunggal yang populer termasuk seri velvet, bridget’s best, dan small

”super compact” untuk ukuran pot 10 cm (Kimmins, 1980).

Gloksinia mengalami masa pertumbuhan dan masa dormansi. Menurut Grabe (1958) pertumbuhan dari umbi memerlukan satu periode dengan dormansi penuh. Umumnya apabila bunga mulai layu satu persatu, maka daun pun akan mati satu persatu, sehingga hanya tersisa umbinya saja. Masa dormansi berlangsung antara dua sampai empat bulan. Pada masa dormansi, umbi tetap dipelihara pada kondisi media yang kering (Crockett, 1974).

Gloksinia dapat diperbanyak dengan menggunakan biji, stek daun atau batang serta dengan umbi (Crockett, 1974). Tanaman yang diperbanyak dengan umbi dapat berbunga sekitar 4 bulan. Sedangkan produksi bunga pada tanaman yang diperbanyak melalui biji yaitu sekitar 6 bulan. Tanaman yang tumbuh dari biji memiliki ruas yang lebih pendek, lebih kompak serta lebih menarik jika dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh dari umbi (Anonim, 2007). Selain dapat diperbanyak dengan biji, stek daun atau umbi, gloksinia juga dapat diperbanyak melalui kultur jaringan dengan eksplan daun.

Syarat Tumbuh Gloksinia

Gloksinia dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 250-1500 m di atas permukaan laut. Air adalah salah satu faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman. Pengairan yang berlebih dapat menyebabkan umbi busuk dan kematian tanaman (Laurie et.al., 1958). Suhu air yang lebih rendah akan menyebabkan bintik daun dan menghambat perkembangan tunas baru (Clark, 1979).

Intensitas cahaya dapat mempengaruhi ukuran daun. Tanaman Gloksinia membutuhkan cahaya yang cukup tinggi, tetapi tidak secara langsung menyinari

(16)

tanaman (Bonar et.al., 1994). Ketika intensitas cahaya terlalu tinggi, klorofil dalam sel daun akan mati dan menyebabkan daun menjadi kuning (Boodley, 1998). Daun akan memucat jika cahaya yang diterima tidak mencukupi (De Vertuil dan Burton, 1984). Gloksinia membutuhkan suhu optimum untuk pertumbuhannya yaitu pada suhu siang 24 OC dan suhu malam berkisar 18o-21oC (Kimmins, 1980). Kelembaban udara yang diperlukan yaitu 50% atau lebih.

Pembungaan

Pembungaan merupakan peristiwa yang menandakan telah terjadinya perubahan pola pertumbuhan dan perkembangan dari proses-proses vegetatif menjadi reproduktif (Noggle dan Fritz, 1986). Peralihan fase ini dipengaruhi oleh faktor genetik yaitu genotip dan faktor lingkungan antara lain suhu, cahaya, air, pupuk C/N. Tanaman dapat terganggu pertumbuhan dan perkembangannya, jika salah satu faktor yang mempengaruhi tersebut tidak sesuai (Darjanto dan Satifah, 1990). Tanaman akan menghasilkan bunga bila tanaman tersebut telah melewati masa vegetatif dimana terjadi pertambahan besar, berat dan menimbunnya zat cadangan makanan lebih banyak, terutama karbohidrat sebagai bahan utama pembentukan bunga. Salisbury dan Ross (1978) menyatakan tanaman akan berbunga setelah mencapai tingkat kematangan tertentu.

Poerwanto (2003) menyatakan induksi bunga merupakan fase yang paling penting dalam proses pembungaan. Pada fase ini terjadi perubahan fisiologis atau biokimia pada mata tunas dari pertumbuhan vegetatif mengarah pada pertumbuhan generatif. Fase ini menjadi penting karena tidak ada perubahan morfologi yang nampak pada kuncup. Ada beberapa faktor yang berperan dengan induksi pembungaan. Faktor pertama yaitu faktor eksternal meliputi suhu, stress air dan panjang hari. Faktor kedua yaitu faktor internal meliputi kandungan nitrogen, karbohidrat, asam amino dan hormon, serta faktor ketiga yaitu faktor manipulasi oleh manusia seperti ringing, pemangkasan, pengeringan, pemangkasan akar, pelengkungan cabang, pengeringan dan pemberian zat pengatur tumbuh.

(17)

Zat Pengatur Tumbuh

Menurut Wattimena (1988) dikenal 2 macam hormon tumbuh, yaitu fitohormon, dan zat pengatur tumbuh eksogen yang dibuat oleh manusia (sintesis).

Hormon tanaman atau sering disebut oleh para ahli fisiologi tumbuhan sebagai zat pengatur tumbuh tanaman merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah yang relatif kecil (10-6 -10 -5 mM) yang disintesis pada bagian tertentu dari tanaman. Pada umumnya zat pengatur tumbuh ini diangkut ke bagian lain tanaman dimana zat tersebut menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis (Wattimena, 1988). Beberapa golongan senyawa organik (fitohormon) merupakan zat-zat penggerak atau pemacu, yang mengawali reaksi-reaksi biokimia mengubah komposisi di dalam tanaman. Sebagai akibat dari perubahan komposisi kimia, terjadilah pembentukan organ-organ tanaman seperti tunas, daun, akar, bunga dan lain-lain.

Zat penghambat tumbuh (retardan) merupakan salah satu zat pengatur tumbuh eksogen. Retardan adalah sekelompok senyawa pengatur tumbuh yang dapat menghambat proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh tumbuhan (Weaver, 1972). Cathey (1975) mendefinisikan zat penghambat tumbuh merupakan suatu tipe senyawa organik baru yang menghambat perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau dari daun dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal. Menurut Dicks (1979), zat penghambat tumbuh yaitu senyawa-senyawa organik sintetik yang bila diberikan kepada tanaman yang responsif menghambat perpanjangan sel pada meristem sub apikal, mengurangi laju perpanjangan batang tanpa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun atau tanpa mendorong pertumbuhan yang abnormal. Retardan berkemampuan untuk menghambat biosintesis giberelin, oleh karena itu senyawa retardan lebih banyak dikenal dengan nama anti giberelin (Wattimena, 1988).

Pemberian zat penghambat tumbuh pada beberapa tanaman, dapat mempengaruhi sifat fisiologis tanaman antara lain menghambat pemanjangan sel pada meristem sub apikal, memperpendek ruas tanaman, mempertebal batang, mencegah kerebahan, menghambat etiolasi, mempertinggi perakaran stek,

(18)

menghambat senescence, memperpanjang masa simpan, meningkatkan pembuahan, membantu perkecambahan dan pertunasan (Wattimena, 1988).

Pemberian zat penghambat tumbuh secara tidak langsung menginduksi pembungaan. Hal ini diduga sebagai akibat dari terhambatnya fase vegetatif sehingga hasil fotosintesis dialokasikan untuk pembentukan kuncup bunga.

Apabila tanaman responsif terhadap retardan maka akan menghambat perpanjangan sel pada meristem sub apikal, sehingga mengurangi laju perpanjangan batang tanpa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun (Dicks, 1979; Khrisnamoorthy, 1981). Tetapi jika zat penghambat tumbuh yang diberikan dalam konsentrasi yang sangat tinggi, maka dapat menghambat pembungaan yang diduga disebabkan penghambatan sintesis giberelin yang sangat besar. Oleh karena itu ketepatan jumlah atau konsentrasi zat penghambat tumbuh yang digunakan pada tanaman sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimum.

Khrisnamoorthy (1981) menyatakan bahwa pengaruh retardan pada pembungaan merupakan pengaruh sekunder, sedangkan pengaruh primernya adalah penekanan pertumbuhan vegetatif.

Respon tiap tanaman terhadap zat penghambat tumbuh berbeda-beda, tergantung pada susunan kimia senyawa dan spesies tanaman (Weaver, 1972).

Persistensi retardan dalam mempengaruhi tanaman juga bervariasi, dari beberapa hari hingga beberapa tahun (Khrisnamoorthy, 1981). Selain itu menurut Menhennet (1979), respon tanaman terhadap zat penghambat tumbuh dapat berbeda-beda karena disebabkan oleh :

1. kemampuan yang berbeda-beda dari daun, batang dan akar pada spesies yang berbeda-beda untuk mengabsorpsi dan translokasi senyawa kimia.

2. adanya mekanisme penonaktifan dalam beberapa spesies misalnya kompartemenisasi dan metabolisme.

3. perbedaan pola aksi zat penghambat tumbuh dalam hubungannya dengan mekanisme endogen yang mengontrol perpanjangan ruas.

(19)

Paclobutrazol

Paclobutrazol merupakan turunan pirimidin yang memiliki rumus empirik C15H20ClN3O dengan nama kimia ICI-PP-333 (2RS, 3RS)-1-(4-cholorophenyl)-4, 4-dimethyl-2-(1H-1, 2, 4-triazol-1-yl) pentan-3-ol. Paclobutrazol biasa disebut dengan PP 333, dengan nama dagang Cultar, Bonzi, Clipper atau Parlay. Rumus bangun dari paclobutrazol (Gambar 1), berdasarkan Wattimena (1988) yaitu

N N CH CH2 CL

CHOH N C (CH3)3

Gambar 1. Rumus bangun Paclobutrazol

Paclobutrazol merupakan senyawa aktif yang bergerak relatif lambat menuju meristem sub apikal, dan dapat diserap tanaman baik melalui daun maupun akar, yang kemudian ditranslokasikan melalui xilem ke bagian tanaman lainnya (ICI, 1984).

Penggunaan paclobutrazol dapat melalui beberapa cara, antara lain dengan penyemprotan pada daun tanaman (foliar spray), penyiraman pada media tumbuh (media drench), serta melalui injeksi pada batang tanaman (injection).

Mekanisme kerja paclobutrazol yaitu menghambat produksi giberelin dengan cara menghambat oksidasi kaurene menjadi asam kaurenat, yang selanjutnya dapat menyebabkan pengurangan kecepatan dalam pembelahan sel, pengurangan pertumbuhan vegetatif, dan secara tidak langsung akan mengalihkan asimilat ke pertumbuhan reproduktif untuk pembentukan bunga dan perkembangan buah (Weaver, 1972; ICI, 1984).

(20)

3 Aceyl CoA MVA IPP GPP FPP

GGPP

CPP

ent-Kaurene

Paclobutrazol

Keterangan : ent-Kaurene acid MVA = mevalonic acid

IPP = isopentenyl pyrophosphate 7x-hidroxy kaurenoic acid GPP = geranyl pyrophosphate

FPP = farnesyl pyrophosphate GAs12 aldehide GGPP = geranyl-geranyl pyrophosphate

CPP = copalyl pyrophosphate Gibberellin

Gambar 2. Skema Penghambatan Sintesis Giberelin oleh Paclobutrazol (sumber : Arteca, 1995)

Beberapa penelitian mengenai penggunaan paclobutrazol terhadap berbagai jenis tanaman telah dilakukan, baik tanaman hias, tanaman buah maupun jenis tanaman lainnya. Penelitian Martin dan Dabek (1987) pada tanaman cengkeh muda yang diberikan lewat daun dan tanah menghasilkan penekanan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman dan meningkatkan pembungaan. Hagiladi dan Watad (1992) menyatakan bahwa aplikasi paclobutrazol secara penyiraman pada media mempunyai efisiensi yang lebih baik daripada aplikasi paclobutrazol secara penyemprotan pada daun.

Menurut Margianasari (1993), pemberian paclobutrazol efekif menekan tinggi batang tanaman pelargonium yang diaplikasikan secara spray dengan konsentrasi 80 ppm. Selain itu, Santi et.al., (1998) konsentrasi paclobutrazol 300 ppm dapat memunculkan bunga sedap malam 20 hari lebih cepat. Hasil penelitian Rochimah (1996) menunjukkan bahwa penggunaan, cycocel, paclobutrazol dan daminozide belum mampu mempercepat inisiasi kuncup bunga. Selain itu menurut penelitian Sirait (2002) pemberian paclobutrazol melalui penyemprotan

(21)

pada daun, dengan konsentrasi paclobutrazol 75 ppm, 150 ppm dan 300 ppm pada tanaman gardenia tidak berpengaruh terhadap saat terbentuknya kuncup bunga.

Andayani (2004) menyatakan bahwa pemberian paclobutrazol 500 ppm dan 1000 ppm melalui penyemprotan pada daun, tidak berpengaruh secara nyata terhadap diameter bunga melati.

(22)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2008.

Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, kebun percobaan Cikabayan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan laboratorium Pendidikan Hortikultura.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman gloksinia (Sinningia speciosa) yang berumur sekitar 12 minggu yang ditanam didalam pot plastik. Tanaman penelitian diperoleh dari salah satu petani tanaman hias di Tajur Halang Cijeruk Bogor. Media tanam yang digunakan yaitu sekam bakar, serasah bambu dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (V/V). Bahan lain yang digunakan yaitu paclobutrazol (patrol), pupuk daun (growmore), furadan dan pestisida (curacron). Alat yang digunakan antara lain neraca, gelas ukur, labu takar, sprayer, pot plastik, paranet, penggaris/meteran dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial disusun dalam rancangan lingkungan acak kelompok (RAK), terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu cara pemberian paclobutrazol yang terdiri atas penyiraman larutan paclobutrazol ke media tanam (media drenches) dan penyemprotan larutan paclobutrazol ke daun tanaman (foliar sprays). Faktor kedua yaitu konsentrasi paclobutrazol yang terdiri dari 5 taraf konsentrasi yaitu 0 ppm (kontrol), 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm. Dengan demikian terdapat 10 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 3 ulangan, sehingga terdapat 30 satuan percobaan.

Kombinasi perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, dinotasikan sebagai berikut :

C1P1 : penyiraman paclobutrazol 0 ppm (kontrol) C1P2 : penyiraman paclobutrazol 100 ppm

C1P3 : penyiraman paclobutrazol 200 ppm

(23)

C1P4 : penyiraman paclobutrazol 300 ppm C1P5 : penyiraman paclobutrazol 400 ppm

C2P1 : penyemprotan paclobutrazol 0 ppm (kontrol) C2P2 : penyemprotan paclobutrazol 100 ppm

C2P3 : penyemprotan paclobutrazol 200 ppm C2P4 : penyemprotan paclobutrazol 300 ppm C2P5 : penyemprotan paclobutrazol 400 ppm

Model matematika yang digunakan sebagai analisis statistik dalam penelitian ini adalah:

Yijk = µ + i + j + ( )ij + k + ijk

Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan pada cara pemberian paclobutrazol ke-i dan konsentrasi paclobutazol ke-j dan kelompok ke-k

µ = Nilai rataan umum

i = Pengaruh cara pemberian paclobutrazol ke-i

j = Pengaruh konsentrasi paclobutazol ke-j

( )ij =Pengaruh interaksi antara cara pemberian paclobutrazol ke-i dan konsentrasi paclobutazol ke-j

k = Pengaruh kelompok ke-k

ijk = Galat pada perlakuan cara pemberian paclobutrazol ke-i dan konsentrasi paclobutazol ke-j dan kelompok ke-k

Pengolahan data dilakukan dengan uji F. Perlakuan yang berpengaruh nyata pada uji F diuji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%.

Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian pengaruh paclobutrasol terhadap pertumbuhan dan pembungaan Gloksinia (Sinningia speciosa) dimulai dengan kegiatan :

1. Tahap Persiapan

Penelitian dimulai dengan menyiapkan media tanam yaitu sekam bakar, serasah bambu dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (V/V).

Media dicampur hingga rata dan dimasukkan ke dalam pot. Kemudian bibit

(24)

gloksinia ditanam dalam pot yang telah berisi media campuran, dengan 1 bibit gloksinia dalam 1 pot tanaman. Setelah itu tanaman disiram dengan air secukupnya. Pot diberi label sesuai kombinasi perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses pengamatan. Selanjutnya pot diletakkan diatas meja besi dan diletakkan berdasarkan masing-masing ulangan.

2. Perlakuan

Pembuatan larutan paclobutrazol dilakukan dengan melarutkan larutan patrol dalam aquades dengan volume berdasarkan konsentrasi masing-masing perlakuan. Penyemprotan dan penyiraman paclobutrazol dilakukan satu kali yaitu 4 minggu sebelum masa berbunga yaitu ketika tanaman berumur kurang lebih 12 minggu. Penyemprotan paclobutrazol dilakukan sampai permukaan daun basah secara merata. Penyiraman paclobutrazol ke media berdasarkan masing-masing konsentrasi dan volume yaitu 100 ml/pot.

3. Pemeliharaan

Pemupukan dilakukan setiap minggu selama pertumbuhan vegetatif tanaman.

Ketika tanaman mulai berbunga, pemupukan dihentikan. Tanaman disiram secara teratur dengan volume yang sama terhadap masing-masing pot dan disesuaikan dengan kondisi media tanaman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kebusukan umbi akibat kelebihan penyiraman. Pengendalian gulma dilakukan setiap minggu, dengan cara mencabut gulma dari pot hingga ke akar-akarnya. Pengendalian hama dilakukan satu minggu sekali, yaitu dengan menyemprotkan larutan curacron pada daun tanaman. Konsentrasi curacron yang digunakan yaitu 2 ml curacron dilarutkan ke dalam 1 liter air.

Pengamatan Pengamatan yang dilakukan meliputi : 1. Jumlah daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap minggu, dimulai pada saat kondisi awal sebelum perlakuan hingga minggu akhir pengamatan. Jumlah daun yang dihitung merupakan daun yang telah mekar sempurna

(25)

2. Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu, dimulai pada saat kondisi awal sebelum perlakuan hingga minggu akhir pengamatan. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman

3. Pertambahan tinggi tanaman

Pertambahan tinggi tanaman dihitung berdasarkan selisih tinggi tanaman di setiap minggunya

4. Pertambahan panjang daun

Pertambahan panjang daun dihitung berdasarkan selisih panjang daun di setiap minggunya

5. Pertambahan lebar daun

Pertambahan lebar daun dihitung berdasarkan selisih lebar daun di setiap minggunya

6. Saat muncul bunga pertama

Pengamatan dilakukan saat muncul bunga pertama, lama hari dihitung setelah perlakuan

7. Jumlah bunga tiap tanaman

Jumlah bunga yang dihitung merupakan jumlah tunas bunga dan bunga yang telah mekar sempurna

8. Diameter bunga

Pengukuran diameter bunga dilakukan pada bunga yang telah mekar sempurna

(26)

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

Penelitian ini dilakukan di dalam rumah kaca kebun percobaan Cikabayan Darmaga Bogor dengan ketinggian sekitar 250 m diatas permukaan laut. Suhu rata-rata di dalam rumah kaca pada pagi hingga siang hari yaitu berkisar antara 28-40 oC sedangkan kelembabannya berkisar antara 50-80 %.

Bibit gloksinia dipelihara di dalam greenhouse selama 4 minggu sebelum diberi perlakuan. Pada awal penanaman bibit gloksinia mempunyai jumlah daun rata-rata 4 helai (Gambar 3a) dengan tinggi berkisar antara 1-2 cm. Tanaman diletakkan pada meja besi disusun berdasarkan ulangan. Tanaman diberi naungan paranet 70 % (Gambar 3b) untuk menghindari sinar matahari secara berlebih.

(a) (b)

Gambar 3. Bibit Gloksinia pada awal penanaman (a); Bibit di dalam greenhouse dengan naungan paranet 70 % (b).

Secara umum seluruh tanaman gloksinia tumbuh dengan baik, walaupun beberapa tanaman terserang hama belalang (Gambar 4) yaitu pada umur 4 MSP (Minggu Setelah Perlakuan) dan kutu kebul pada umur 8 MSP. Serangan kedua hama tersebut tidak mengakibatkan kerusakan yang parah serta tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian. Penanggulangan hama tersebut dilakukan dengan menyemprotkan larutan curacron dengan konsentrasi 2 ml/L. Larutan disemprotkan ke permukaan atas dan bawah daun seminggu sekali.

(27)

Gambar 4. Kerusakan daun akibat hama belalang

Tanaman yang dapat bertahan hingga akhir penelitian sebesar 99%, hanya satu tanaman yang mati yaitu tanaman dengan kombinasi C2P5 pada ulangan ketiga. Tanaman yang telah diberi perlakuan paclobutrazol umumnya memiliki penampakan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi perlakuan apapun (kontrol). Tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol memiliki tinggi, diameter bunga yang lebih kecil serta daun berwarna lebih hijau daripada tanaman kontrol.

Hasil

Berdasarkan hasil rekapitulasi sidik ragam (Tabel 1), diketahui bahwa cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 8, 9, 10 MSP, pertambahan tinggi tanaman pada 4, 7, 8 MSP, pertambahan panjang daun 3, 6, 8, 9 MSP, jumlah bunga 7, 8 MSP serta diameter bunga. Selain itu berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada 5, 6 MSP dan jumlah bunga 9, 10 MSP. Sedangkan konsentrasi paclobutrazol secara umum berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan pertambahan tinggi tanaman mulai dari awal hingga akhir penelitian, pertambahan panjang daun pada 3, 4 MSP dan pertambahan lebar daun pada 3 MSP. Konsentrasi paclobutrazol juga berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang daun pada 2, 5, 7, 8 MSP, pertambahan lebar daun pada 2, 5 MSP. Konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh terhadap peubah saat muncul tunas bunga, jumlah bunga, diameter bunga, jumlah daun kecuali pada 6 MSP. Interaksi cara pemberian dan konsentrasi

(28)

paclobutrazol yang diberikan, hanya berpengaruh nyata pada peubah pertambahan panjang daun pada 2 MSP dan pertambahan lebar daun pada 3 MSP.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Cara Pemberian dan Konsentras Paclobutrazol serta Interaksi Cara Pemberian dengan Konsentrasi Paclobutrazol

Peubah Cara Pemberian Konsentrasi Interaksi Tinggi Tanaman

1 MSP tn * tn

2 MSP tn ** tn

3 MSP tn ** tn

4 MSP tn ** tn

5 MS tn ** tn

6 MSP tn ** tn

7 MSP tn ** tn

8 MSP * ** tn

9 MSP * ** tn

10 MSP * ** tn

Pertambahan *(4,7,8 MSP), *(7 MSP) tn

Tinggi Tanaman **(5,6 MSP) **(1,2,3,4,5,6,

8,9,10 MSP)

Pertambahan *(3,6,8,9 MSP) *(2,5,7,8 MSP) *(2 MSP)

Panjang Daun **(3,4 MSP)

Pertambahan tn *(2,5 MSP) *(3 MSP)

Lebar Daun **(3 MSP)

Jumlah Daun tn *(6 MSP) tn

Saat Muncul Tunas Bunga tn tn tn

Diameter Bunga * tn tn

Jumlah Bunga *(7,8 MSP) tn tn

**(9,10 MSP) Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf 5%,

** = berbeda nyata pada taraf 1%, tn = tidak berbeda nyata

MSP = Minggu Setelah Perlakuan

Jumlah Daun

Jumlah daun yang dihitung merupakan daun yang telah membuka dengan sempurna dan tidak terserang hama dan penyakit. Hasil pengamatan (Tabel 2) menunjukkan bahwa tanaman kontrol mempunyai rata-rata jumlah daun yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol.

(29)

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Jumlah Daun

Waktu Pengamatan (MSP)

Perlakuan 2 4 6 8 10

helai Cara pemberian :

C1: Penyiraman media 8.69 9.69 9.73 8.55 8.13

C2: Penyemprotan daun 8.96 9.51 10.29 9.78 8.71

Uji F. tn tn tn tn tn

Konsentrasi :

P1 : Kontrol 8.95 10.28 11.72a 11.00 10.00

P2 : 100 ppm 9.39 9.67 10.28ab 8.50 8.11

P3 : 200 ppm 8.78 9.78 9.67b 8.83 7.89

P4 : 300 ppm 8.33 9.33 9.61b 9.11 8.33

P5 : 400 ppm 8.67 8.95 8.78b 8.39 7.78

Uji F. tn tn * tn tn

Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidakberbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Perlakuan cara pemberian paclobutrazol tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun selama penelitian dilakukan (Tabel 2, Tabel Lampiran 1). Jumlah daun pada perlakuan penyemprotan paclobutrazol pada daun lebih banyak daripada perlakuan penyiraman paclobutrazol pada media tanam.

Konsentrasi paclobutrazol yang diberikan pada tanaman hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada 6 MSP. Perlakuan kontrol tidak berbeda nyata dengan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm, tetapi berbeda nyata terhadap konsentrasi paclobutrazol yang lainnya. Hasil analisis sidik ragam masing-masing perlakuan antar konsentrasi paclobutrazol 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm tidak berbeda nyata. Perlakuan paclobutrazol 0 ppm (kontrol), memiliki rata-rata jumlah daun yang paling banyak yaitu pada 6 MSP sebesar 11,72 helai. Sedangkan tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 400 ppm mempunyai jumlah daun yang paling sedikit yaitu 8,78 helai, jika dibandingkan dengan tanaman dengan perlakuan paclobutrazol lainnya. Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman gloksinia hingga akhir pengamatan.

(30)

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman 0 MSP adalah tinggi tanaman awal yang telah berumur 12 minggu sebelum diberi perlakuan paclobutrazol. Cara Pemberian paclobutrazol pada tanaman berbeda nyata pada 8 dan 10 MSP (Tabel 3). Tinggi tanaman dengan penyiraman paclobutrazol pada media lebih pendek daripada tanaman dengan penyemprotan paclobutrazol pada daun.

Pengaruh penghambatan tinggi tanaman mulai terlihat sejak minggu ke-2 setelah perlakuan sampai akhir pengamatan yaitu minggu ke-10. Tanaman kontrol berbeda nyata jika dibandingkan dengan tanaman yang diberi paclobutrazol.

Tanaman yang diberi paclobutrazol memiliki tinggi yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tanaman kontrol. Perlakuan paclobutrazol 100, 200 dan 300 ppm tidak berbeda nyata pada 3 MSP hingga 10 MSP, sedangkan perlakuan 100 dan 400 ppm berbeda nyata pada 8, 9 dan 10 MSP (Tabel Lampiran 2).

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman

Waktu Pengamatan (MSP)

Perlakuan 2 4 6 8 10

Cara pemberian : Cm

C1: Penyiraman media 2.86 3.29 3.64 3.88 4.10

C2: Penyemprotan daun 2.89 3.33 3.82 4.20 4.52

Uji F. tn tn tn * *

Konsentrasi :

P1 : Kontrol 3.27a 4.16a 4.92a 5.47a 6.01a

P2 : 100 ppm 2.92b 3.32b 3.72b 3.99b 4.23b

P3 : 200 ppm 2.89b 3.26b 3.58bc 3.87bc 4.06bc

P4 : 300 ppm 2.57c 2.93b 3.27bc 3.51bc 3.73bc

P5 : 400 ppm 2.73bc 2.90b 3.01c 3.38c 3.53c

Uji F. ** ** ** ** **

Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Tanaman kontrol pada 10 MSP memiliki tinggi rata-rata 6,01 cm, berbeda nyata dengan semua perlakuan konsentrasi paclobutrazol lainnya. Tanaman yang diberi paclobutrazol 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm tidak berbeda nyata. Tanaman yang diberi paclobutrazol 400 ppm paling pendek diantara tanaman dengan perlakuan lainnya yaitu 3,53 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan tanaman yang

(31)

diberi paclobutrazol 200 ppm dan 300 ppm (Tabel 3). Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berbeda nyata dari minggu awal hingga minggu akhir pengamatan.

Perlakuan konsentrasi paclobutrazol hingga 400 ppm menurun secara linier terhadap tinggi tanaman gloksinia (Gambar 5). Persamaan linear yang didapat yaitu y = 0,22 - 0,000352 x dengan R2 = 0,29. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi semakin tinggi menyebabkan tinggi tanaman semakin rendah pula.

Konsentrasi (ppm)

Tinggi Tanaman (cm)

y = 0,2200 - 0,000352 (x)

Gambar 5. Grafik Linier Pengaruh Berbagai Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman Gloksinia pada 10 MSP

Pertambahan Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 4), cara pemberian paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman pada 6 MSP. Cara pemberian paclobutrazol melalui daun memiliki pertambahan tinggi tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara penyiraman paclobutrazol pada media tanam (Gambar 6 dan 7). Pertambahan tinggi tanaman pada 6 MSP melalui penyiraman media yaitu 0,19 cm sedangkan dengan penyemprotan pada daun yaitu 0,27 cm (Tabel 4).

(32)

Gambar 6. Tanaman Gloksinia dengan aplikasi paclobutrazol secara media drench (penyiraman media) pada 6 MSP.

Gambar 7. Tanaman Gloksinia dengan aplikasi paclobutrazol secara foliar spray (penyemprotan daun) pada 6 MSP.

Konsentrasi paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dari awal hingga akhir penelitian kecuali pada 7 MSP yaitu berpengaruh nyata (Tabel Lampiran 3). Pertambahan tinggi tanaman kontrol berbeda nyata jika dibandingkan dengan tanaman dengan semua perlakuan paclobutrazol. Sedangkan pengaruh antar perlakuan paclobutrazol 100, 200, 300, dan 400 ppm tidak berbeda nyata kecuali pada 6 MSP (Tabel 4). Perlakuan P2 dan P4 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan P5.

Interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dari minggu awal hingga akhir pengamatan.

PPM 0 100

PPM 200

PPM 300

PPM 400

PPM

PPM 0 100

PPM 200

PPM 300

PPM 400

PPM

(33)

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman.

Waktu Pengamatan (MSP)

Perlakuan 2 4 6 8 10

Cara pemberian : Cm

C1: Penyiraman media 0.26 0.19b 0.19b 0.12b 0.13

C2: Penyemprotan daun 0.30 0.25a 0.27a 0.18a 0.17

Uji F. tn * ** * tn

Konsentrasi :

P1 : Kontrol 0.51a 0.43a 0.41a 0.27a 0.27a

P2 : 100 ppm 0.23b 0.18b 0.24b 0.14b 0.13b

P3 : 200 ppm 0.20b 0.18b 0.16c 0.14b 0.12b

P4 : 300 ppm 0.22b 0.17b 0.18bc 0.12b 0.13b

P5 : 400 ppm 0.25b 0.14b 0.16c 0.07b 0.10b

Uji F. ** ** ** ** **

Interaksi tn tn tn tn tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Pertambahan Panjang Daun

Pertambahan panjang dan lebar daun diukur setiap minggu sejak perlakuan. Pertambahan panjang daun diukur berdasarkan selisih antara panjang daun minggu pengamatan ke x dengan panjang daun pada minggu pengamatan ke x-1. Hal ini juga berlaku untuk pengukuran pertambahan lebar daun tanaman.

Hasil statistik sidik ragam pada Tabel 5 dan Tabel Lampiran 4 menunjukkan bahwa cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata pada 3, 6, 8 dan 9 MSP terhadap pertambahan panjang daun tanaman gloksinia. Pertambahan panjang daun dengan aplikasi paclobutrazol secara penyemprotan pada daun lebih besar jika dibandingkan dengan aplikasi paclobutrazol secara penyiraman media.

Konsentrasi paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan panjang daun pada 4 MSP (Tabel 5). Tanaman gloksinia yang diberi perlakuan paclobutrazol memiliki pertambahan panjang daun yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman kontrol. Pertambahan panjang daun tanaman kontrol pada 2, 4, 5 dan 7 MSP berbeda nyata dengan perlakuan paclobutrazol 100, 200, 300 dan 400 ppm (Tabel Lampiran 4).

(34)

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Panjang Daun.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol hanya berpengaruh nyata pada 2 MSP (Tabel 6). Kombinasi C1P1 berbeda nyata dan mempunyai pertambahan panjang daun tertinggi dibandingkan dengan kombinasi yang lainnya yaitu sebesar 0,56 cm, sedangkan kombinasi C1P3 memiliki pertambahan panjang daun yang terendah sebesar 0,13 cm.

Tabel 6. Interaksi Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Panjang Daun.

Cara Pemberian Konsentrasi Paclobutrazol

Waktu Pengamatan (MSP)

2 4 6 8 10

Cm C1 : Penyiraman

media P1 : Kontrol

0 ppm 0.56a 0.32 0.12 0.37 0.19 P2 : 100 ppm 0.25bc 0.13 0.08 0.12 0.14 P3 : 200 ppm 0.13c 0.12 0.08 0.09 0.07 P4 : 300 ppm 0.23bc 0.12 0.08 0.08 0.05 P5 : 400 ppm 0.24bc 0.13 0.15 0.07 0.08 C2 : Penyemprotan

daun P1 : Kontrol

0 ppm 0.32bc 0.24 0.37 0.34 0.16 P2 : 100 ppm 0.30bc 0.19 0.22 0.29 0.20 P3 : 200 ppm 0.33b 0.18 0.15 0.33 0.28 P4 : 300 ppm 0.30bc 0.16 0.19 0.19 0.20 P5 : 400 ppm 0.31bc 0.17 0.17 0.09 0.10

Respon * tn tn tn tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Waktu Pengamatan (MSP)

Perlakuan 2 4 6 8 10

Cm Cara pemberian :

C1: Penyiraman media 0.28 0.17 0.10b 0.15b 0.11

C2: Penyemprotan daun 0.31 0.19 0.22a 0.25a 0.19

Uji F. tn tn * * tn

Konsentrasi :

P1 : Kontrol 0.44a 0.28a 0.25 0.35a 0.17

P2 : 100 ppm 0.28b 0.16b 0.15 0.21ab 0.17

P3 : 200 ppm 0.23b 0.15b 0.11 0.21ab 0.17

P4 : 300 ppm 0.27b 0.14b 0.13 0.14b 0.13

P5 : 400 ppm 0.28b 0.15b 0.16 0.08b 0.09

Uji F. * ** tn * tn

(35)

Pertambahan Lebar Daun

Pertambahan lebar daun tanaman gloksinia menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara cara pemberian paclobutrazol dengan penyiraman media tanam dengan penyemprotan pada daun tanaman dari awal hingga akhir pengamatan (Tabel Lampiran 5).

Hasil analisis statistik untuk perlakuan konsentrasi paclobutrazol menunjukkan berbeda sangat nyata pada 3 MSP (Tabel 7). Pertambahan lebar daun tanaman kontrol berbeda nyata dengan semua perlakuan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm. Tetapi sejak minggu ke- 6 hingga berakhirnya pengamatan tanaman kontrol tidak berbeda nyata dengan tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol.

Interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol terhadap pertambahan lebar daun tanaman hanya berpengaruh nyata pada 3 MSP (Tabel 8).

Kombinasi C1P1 berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan yang lainnya, dan memiliki pertambahan lebar daun tertinggi yaitu sebesar 0,27 cm. Sedangkan kombinasi C1P5 memiliki pertambahan lebar daun terkecil dari semua kombinasi perlakuan yaitu 0,08 cm.

Tabel 7. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Lebar Daun.

Waktu Pengamatan (MSP)

Perlakuan 2 3 6 8 10

Cara pemberian : cm

C1: Penyiraman media 0.22 0.15 0.09b 0.12b 0.09

C2: Penyemprotan daun 0.23 0.13 0.10a 0.13a 0.13

Uji F. tn tn tn tn tn

Konsentrasi :

P1 : Kontrol 0.30a 0.21a 0.16 0.20 0.12

P2 : 100 ppm 0.24ab 0.14b 0.07 0.11 0.09

P3 : 200 ppm 0.16b 0.13b 0.06 0.15 0.15

P4 : 300 ppm 0.19b 0.12b 0.07 0.10 0.11

P5 : 400 ppm 0.24ab 0.11b 0.11 0.07 0.08

Uji F. * ** tn tn tn

Interaksi tn * tn tn tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

(36)

Tabel 8. Interaksi Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Pertambahan Lebar Daun.

Cara Pemberian Konsentrasi Paclobutrazol

Waktu Pengamatan (MSP)

2 3 6 8 10

cm C1 : Penyiraman

media (drenches) P1 : Kontrol

0 ppm 0.33 0.27a 0.12 0.26 0.16 P2 : 100 ppm 0.22 0.16b 0.08 0.11 0.10 P3 : 200 ppm 0.10 0.13b 0.08 0.08 0.05 P4 : 300 ppm 0.21 0.12b 0.03 0.11 0.07 P5 : 400 ppm 0.25 0.09b 0.12 0.06 0.06 C2 : Penyemprotan

daun (sprays) P1 : Kontrol

0 ppm 0.27 0.16b 0.19 0.13 0.08 P2 : 100 ppm 0.26 0.12b 0.06 0.11 0.07 P3 : 200 ppm 0.22 0.13b 0.04 0.22 0.24 P4 : 300 ppm 0.16 0.12b 0.11 0.09 0.16 P5 : 400 ppm 0.22 0.13b 0.09 0.08 0.10

Respon tn * tn tn tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Waktu Muncul Tunas Bunga

Berdasarkan Tabel 9, cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap parameter waktu munculnya tunas bunga.

Berdasarkan hasil penelitian, waktu munculnya tunas bunga antara 7 – 66 hari setelah perlakuan paclobutrazol. Terdapat 13 pot tanaman yang belum berbunga dari 90 pot tanaman gloksinia yang diamati yaitu pada perlakuan P2, P3, P4 dan P5. Pembungaan yang terjadi pada perlakuan P1 (kontrol) sebesar 100%, P2 = 89%, P3 = 83% dan P4 = 89% serta untuk perlakuan P5 inisiasi pembungaan terjadi hanya sebesar 66,7 % (Tabel 9).

Interaksi cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap waktu munculnya tunas bunga.

Diameter Bunga

Cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap diameter bunga gloksinia. Tanaman gloksinia dengan aplikasi penyemprotan pada daun memiliki diameter bunga sebesar 6,05 cm lebih besar daripada tanaman dengan aplikasi penyiraman paclobutrazol pada media tanam yaitu 3,94 cm (Tabel 9).

(37)

Konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh secara nyata terhadap diameter bunga. Tanaman kontrol memiliki diameter bunga yang relatif lebih besar daripada tanaman yang diberi perlakuan paclobutrazol. Tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 400 ppm memiliki diameter yang paling kecil yaitu 3,64 cm dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Tidak terjadi interaksi antara cara pemberian dan konsentrasi paclobutrazol terhadap diameter bunga.

Tabel 9. Pengaruh Perlakuan Cara Pemberian dan Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Waktu Muncul Tunas Bunga dan Diameter Bunga

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %. tn= tidak berbeda nyata

Jumlah Bunga

Berdasarkan Tabel 10 cara pemberian paclobutrazol berpengaruh terhadap jumlah bunga tanaman gloksinia pada minggu-minggu akhir pengamatan. Cara pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata pada 7 dan 8 MSP serta berpengaruh sangat nyata pada 9 dan 10 MSP (Tabel Lampiran 7). Pada akhir pengamatan tanaman dengan aplikasi paclobutrazol disemprotkan pada daun memiliki jumlah bunga yang lebih banyak yaitu 5,20 jika dibandingkan dengan tanaman yang diberi paclobutrazol melalui media tanam yaitu 3,56.

Perlakuan %

Berbunga

Waktu Muncul Tunas Bunga (hari setelah perlakuan)

Diameter Bunga

(cm) Cara pemberian paclobutrazol :

C1 : Penyiraman media 80 21.25 3.94b

C2 : Penyemprotan daun 91 25.00 6.05a

Uji F. tn *

Konsentrasi Paclobutrazol :

P1 : Kontrol 100 31.72 5.69

P2 : 100 ppm 89 20.00 5.11

P3 : 200 ppm 83 23.33 5.26

P4 : 300 ppm 89 25.28 5.30

P5 : 400 ppm 67 15.28 3.64

Uji F. - tn tn

Interaksi - tn tn

Referensi

Dokumen terkait

hukum merupakan kebijakan hukum (legal policy) pembentukUndang-Undang untuk mengatur dan menerapkan TJSL dengan suatu sanksi.Hal ini dilatarbelakangi kondisi sosial dan

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan antara konsentrasi COHb pada responden yang bekerja kurang dari 3 tahun dan responden yang bekerja lebih

Dari hasil pengujian menggunakan alat analisis microsoft excel data analysis tools, terdapat average abnormal return yang positif signifikan pada tanggal

Pengukuran laju respirasi pada proses pemeraman buah pisang ambon putih ini dilakukan dalam 3 perlakuan, yaitu pemeraman tanpa daun (sampel A), pemeraman dengam

Data penelitian ini adalah struktur yang membangun novel Tasbih Cinta di Langit Moskow ,wacana yang menunjukkan masalah sosial dalam novel Tasbih Cinta di Langit Moskow,

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Pada Kantor

Penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH MODEL Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Terhadap Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas VIII Smp

Flooding data tersebut antara dapat disebabkan oleh pertukuran data yang memang sangat padat atau disebabkan karena ada pihak-pihak tertentu dengan tujuan