• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. 1. Faktor Pembentuk dan Proses Pembentukan Tanah

Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Rencana Induk dan Detail Agrotechnopark (Menristek, 2007), tanah di lokasi penelitian terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor pembentuk tanah yang homogen kecuali lereng. Berdasarkan Peta Geologi lembar Sindangbarang dan Bandarwaru skala 1:100.000, daerah penelitian termasuk dalam formasi Koleberes (Tmk) yang tersusun atas : Batu pasir tuff berlapis baik, kurang mampat, dan tuff kristal; dengan sisipan tuff, breksi tuff batu apung dan breksi bersusunan andesit. Batu pasir kelabu kecoklatan, terutama terdiri dari batuan andesitan dengan sejumlah batu apung. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanah di lokasi seluruhnya berkembang dari satu bahan induk, yaitu dari bahan piroklastik yang tak terpisahkan bersusunan andesit, breksi tuf dan tuf lapili.

Proses geologi awal yang berlangsung pada lokasi penelitian berupa proses pelipatan dan pengangkatan. Karena lokasi dekat dengan gunung api (Gunung Bongkok dan Gunung Juna) maka proses geologinya dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik, proses ini merupakan hasil dari dua tenaga yang berlawanan, yaitu konstruktif dan destruktif. Tenaga konstruktif inilah yang menyebabkan deposisi dari lava dan muntahan lahan piroklastik yang menutupi permukaannya, sedangkan tenaga destruktif berupa proses alami dari erosi (angin, air dan pergerakan massa), atau aktifitas ledakan itu sendiri. Hal tersebut dapat dikatakan lokasi penelitian memiliki proses geologi yang sama yaitu vulkanisme.

Jumlah curah hujan rata-rata tahunan di lokasi penelitian tergolong tinggi yaitu mencapai 3502 mm/tahun (Gambar 8). Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Nopember yaitu mencapai rata-rata 540,8 mm/tahun dan terendah terjadi pada bulan Agustus rata-rata 53,5 mm/tahun. Berdasarkan klasifikasi Oldeman, untuk bulan basah (>200 mm/bln) terjadi pada bulan Oktober sampai Mei, bulan lembab (100-200 mm/bln) terjadi pada bulan Juni sampai Juli dan bulan kering (<100 mm/bln) terjadi pada bulan Agustus sampai September. Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari (19,8 hh) dan Pebruari (19,5 hh), sedangkan hari hujan terendah terjadi pada bulan Agustus (1,9 hh) dan September

Grafik Curah Hujan 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan C u ra h H u ja n ( m m ) Curah Hujan

Grafik Hari Hujan

0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan H a ri H u ja n ( h a ri ) Hari Hujan (4 hh) (Gambar 9). Suhu udara rata-rata tahunan sebesar 21 oC dengan kelembaban 79,5 %. Data iklim ini diperoleh dari stasium klimatologi terdekat yaitu dari Kecamatan Tanggeung. Karena luasan lokasi penelitian relatif kecil (18,5 ha), maka dapat dikatakan memiliki iklim makro yang relatif homogen.

Gambar 8. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan di Daerah Penelitian

Gambar 9. Grafik Hari Hujan Rata-rata Bulanan di Daerah Penelitian

Lokasi penelitian dahulunya berupa hutan hujan tropis, dan selama masa penjajahan Belanda lahan tersebut digunakan sebagai perkebunan dengan tanaman

utama adalah teh. Setelah perkebunan tersebut tidak beroperasi lagi, lahan bekas kebun teh tersebut menjadi terlantar berupa semak belukar. Oleh masyarakat setempat kemudian diolah dan dialihgunakan menjadi ladang dengan tanaman budidaya. Pola penanaman tersebut sebelum adanya ATP adalah berupa tanaman palawija (singkong, jagung, dll), tanaman keras (sengon, aren, kelapa, pisang, pete, manglid, manii (suren), rasamala dll). Setelah adanya ATP penggunaan lahannya masih berupa ladang dengan pola penanamannya berupa pisang, kedelai, HMT (Hijau Makanan Ternak) dan tanaman semusim (jagung, jahe, dll). Selain itu kopi dan kina juga sudah ditanam pada lokasi penelitian. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa lokasi penelitian memiliki faktor vegetasi yang sama dalam jangka waktu lama, yaitu sejak dideposisikan bahan induk. Perbedaan vegetasi yang mungkin berpengaruh pada perkembangan tanah, berlangsung sejak penggunaan lahan beralih menjadi ladang.

Faktor relief atau topografi merupakan faktor pembentuk tanah di lokasi penelitian yang menunjukkan heterogenitas tinggi. Perbedaan relief dicirikan oleh perbedaan bentuk, posisi dan kemiringan lereng. Hal ini ditunjukkan oleh adanya puncak berbentuk cembung dengan lereng agak datar, lereng tengah lurus dan agak curam sampai curam, lereng bawah cekung dan agak curam, dan sebagainya. Secara teori perbedaan relief akan menyebabkan perbedaan proses-proses pembentukan tanah yang terkait dengan pergerakan air. Hal ini akan menghasilkan perbedaaan karakteristik tanah antara lereng atas, lereng tengah dan lereng bawah, walaupun berasal dari bahan induk dan di bawah pengaruh iklim, organisme serta waktu yang sama. Oleh karena itu, walaupun secara umum tanah di seluruh lokasi penelitian dapat dikatakan homogen dan termasuk ke dalam Latosol (Berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah PPT 1983), namun dalam beberapa hal menunjukkan keragaman, seperti kedalaman solum, ketebalan masing-masing horison, warna, kelekatan, plastisitas dan konsistensi dalam keadaan lembab.

4. 2. Sebaran Bentuk Lahan

Lokasi penelitian dilihat dalam skala yang lebih makro merupakan punggung bukit yang memanjang dari arah Timur-Utara ke arah Barat-Selatan.

Sementara itu berdasarkan kondisi di lapang, lokasi penelitian memiliki bentuk lahan yang bervariasi dilihat dari aspek posisi, bentuk dan kemiringan lereng. Dari hasil pengkelasan lereng dengan melihat peta kontur dan dilanjutkan dengan pengukuran serta pengecekan langsung di lapang ternyata lokasi penelitian sebagian besar memiliki kelas lereng agak curam (Tabel 4). Bentuk lereng yang paling banyak dijumpai hampir sebagian besar antara cembung dan cekung. Dari korelasi antara posisi, bentuk dan kemiringan lereng maka dibuat peta spasial bentuk lahan yang dapat dilihat pada Gambar 10.

Tabel 4. Persentase Kemiringan Lereng.

Simbol Kemiringan (%) Nama Luas (Ha) Jumlah (%)

A B C D E F 0 - 3 3 - 8 8 - 15 15 - 30 30 - 45 >45 Datar Agak landai Landai Agak curam Curam Sangat curam 0.9 0.2 1.7 6.4 4.5 4.8 4.9 0.9 9.2 34.4 24.5 26.1 Total 18,5 100

Lereng datar sampai lurus umumnya berada pada puncak, punggung dan lembah. Sedangkan lereng agak curam sampai curam berada diantara punggung dan lembah. Lereng yang sangat curam berada pada bagian lekukan yang sangat tajam dan merupakan poros alur menuju lembah.

Dengan mengacu pada “Diagram Model Sembilan Permukaan Lahan” menurut Dalrymple et. al. (1968; dalam Darmawan, 1987), didapatkan bahwa masing-masing transek memiliki beberapa segmen lereng. Secara teori keberadaan segmen lereng yang bervariasi dalam suatu transek lereng dapat menyebabkan perbedaan karakteristik tanah yang signifikan pada sepanjang transek tersebut.

4. 3. Sebaran Keragaman Karakteristik Tanah di Lapang

Karakteristik tanah yang diamati di lapang dengan boring tanah meliputi horison (susunan dan ketebalan), warna tanah (matriks, karat, bercak dan lainnya), tekstur tanah, dan konsistensi. Lokasi penelitian terdiri dari 3 bukit dan berdasarkan penelitian sebelumnya 2 bukit (Bukit A dan B) memiliki tanah yang sama (Oxic Dystrudepts) dan bukit lainnya (Bukit C) memiliki tanah yang

berbeda (Typic Kandiudox). Penyebaran titik pengamatan bor, titik profil pewakil dan posisi transek dapat dilihat pada Gambar 10. Sementara itu penyebaran sifat dan ciri tanah dapat disajikan pada Gambar Lampiran 11-18.

Transek 1

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 1) secara toposekuen dari atas ke bawah memiliki susunan horison dan jenis tekstur hampir sama yaitu Ap, Bw dan tekstur liat. Susunan horison transek ini sudah menunjukkan adanya perkembangan, ditunjukkan dengan adanya horison Ap sebagai horison pengolahan dan horison Bw yang merupakan horison dengan tingkat perkembangan lemah (warna dan struktur), dengan sedikit atau tidak adanya akumulasi bahan iluvial. Puncak cembung memiliki keragaman karakteristik tanah kecil, semakin ke bawah semakin beragam karakteristik tanahnya yang ditunjukkan dengan perkembangan warna, kelekatan, plastisitas dan konsisitensi dalam kondisi lembab.

Puncak cembung memiliki horison Ap yang tebal, semakin ke bawah yaitu pada lereng atas cembung (kelas C) dan lereng atas cembung (kelas D) semakin tipis. Sebaran warna pada transek ini antara coklat gelap (7,5 YR 3/4), coklat (7,5 YR 4/4) sampai coklat kuat (7,5 YR 4/6) dengan dominasi warna pada setiap boring adalah coklat kuat (7,5 YR 4/6). Bor 1 menunjukkan bahwa horison permukaan berwarna coklat gelap dan lapisan ke bawahnya berwarna sama yaitu coklat tua. Tekstur dan konsistensi (basah) sama yaitu liat, agak lekat dan agak plastis. Sedangkan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Titik bor 2 pada lereng atas cembung memiliki warna tanah secara umum adalah coklat sampai coklat kuat dengan hue semua lapisan adalah 7,5 YR, kroma antara 4-6. Tekstur semua lapisan adalah liat dengan konsistensi (basah) agak lekat sampai lekat, agak plastis sampai plastis dan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh. Sedangkan titik bor 3 pada lereng atas cembung hampir semua lapisan memiliki warna coklat kuat dengan hue 7,5 YR, value antara 4-5, tekstur yang sama yaitu liat, konsistensi yang hampir sama yaitu agak lekat dan agak plastis (lapisan paling bawah sudah lekat dan plastis), dan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Transek 2

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 2) menunjukkan susunan horison yang hampir sama yaitu Ap dan Bw dengan ketebalan yang berbeda-beda. Horison Bw menunjukkan tingkat perkembangan yang lemah (warna dan struktur). Titik bor 4 pada lereng tengah lurus pada kedalaman 39 cm sudah ditemukan horison BC. Transek ini dari lereng atas cembung memiliki keragaman karakteristik tanah yang kecil dan semakin ke bawah memiliki keragaman tinggi yang ditunjukkan pada tekstur, warna dan konsistensinya.

Tanah pada bor 1 (lereng atas cembung) dan 2 (lereng atas cekung) memiliki karakteristik yang hampir sama dengan susunan horison Ap, Bw1 dan Bw2. Sedangkan bor 3 dan 4 memiliki karakteristik yang hampir sama dengan susunan horison Ap, Bw1, Bw2, BC dan BC. Masing-masing titik bor memiliki susunan horison dengan kedalaman yang berbeda-beda. Horison BC diklasifikasikan menjadi dua dilihat dari warna dan tekstur yang berbeda.

Titik bor 1 semua lapisan memiliki hue 7,5 YR dengan value 4-5, kroma 4-6, sehingga susunan warna tanahnya dari atas coklat dan ke bawahnya coklat kuat. Tekstur pada lapisan atas adalah lempung liat berdebu dan lapisan ke bawahnya adalah liat berdebu dengan konsisitensi (basah) semua lapisan agak lekat dan agak plastis serta konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh. Titik bor 2 semua lapisan warna tanahnya adalah coklat kuat dengan hue antara 5-7,5 YR, value 4-5, kroma antara 6-8. Lapisan permukaan bertekstur lempung liat berdebu dan lapisan di bawahnya adalah liat berdebu. Semua lapisan memiliki konsistensi (basah) yang sama yaitu agak lekat dan agak teguh, sedangkan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Titik bor 3 (lereng tengah cekung) pada lapisan 1 berwarna coklat kuat 7,5 YR 4/6, lapisan 2 dan 3 berwarna coklat kuat 7,5 YR 5/6, lapisan 4 berwarna coklat kekuningan 10 YR 5/4 dan lapisan 5 berwarna warna light yellowish brown 2,5 Y 6/3. Kedalaman 59 cm bertekstur liat dan konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, sedangkan lapisan di bawahnya bertekstur lempung berpasir dan konsistensinya (basah) tidak lekat dan tidak plastis. Konsistensi (lembab) lapisan 1 dan 2 gembur, lapisan 3 teguh, lapisan 4 dan 5 sudah sangat gembur. Sedangkan titik bor 4, semua lapisan memiliki hue 7,5 YR dengan value antara

4-5, kroma antara 4-6 sehingga memiliki warna antara coklat sampai coklat kuat. Kedalaman 39 cm memiliki tekstur liat, sedangkan lapisan di bawahnya sudah lempung liat berpasir dan lempung berpasir. Konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis. Konsistensi (lembab) lapisan 1 dan 2 gembur, lapisan 3 teguh dan lapisan 4 dan 5 sudah sangat gembur.

Transek 3

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 3) memiliki susunan horison yang berbeda-beda. Titik bor 1 pada lereng atas lurus memiliki susunan horison Ap, Bw1, Bw2 dan Bw3. Sedangkan titik bor 2 (lereng tengah cekung) dan 3 (lereng tengah cembung) memiliki susunan horison yang hampir sama yaitu Ap, E, BE dan Bt, pada titik bor 3 terdapat lapisan horison Bt2 dengan perbedaan warna dan konsistensinya.

Titik bor 1 dicirikan oleh lapisan 1 yang berwarna coklat gelap, lapisan 2 yang berwarna coklat kuat dan lapisan 3 dan 4 dengan warna merah kekuningan dengan komposisi hue antara 5-7,5 YR, nilai value antara 3-5 dan kroma antara 4-6. Semua lapisan bertekstur sama yaitu liat. Konsistensi (basah) pada lapisan atas agak lekat dan agak plastis, sedangkan lapisan di bawahnya sudah lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh. Titik bor 2 terdapat horison E (pencucian) dan horison BE yang merupakan horison transisi dengan sifat horison B lebih dominan. Semua lapisan memiliki hue 7,5 YR, value 4-5, kroma 6 dengan warna coklat kuat. Tekstur lapisan 1 dan 2 adalah lempung liat berdebu, sedangkan lapisan di bawahnya adalah liat berdebu. Lapisan 1-3 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, lapisan di bawahnya sudah lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Titik bor 3 dan 2 mempunyai susunan horison yang hampir sama. Warna tanah lapisan 1 dan 2 adalah merah kekuningan dan lapisan di bawahnya adalah kuning kemerahan dengan nilai hue antara 5-7,5 YR, value antara 5-7 dan kroma 8. Tekstur lapisan 1 dan 2 adalah lempung liat berpasir dan lapisan 3-6 memiliki tekstur liat. Lapisan 1 dan 2 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, dalam keadaan lembab gembur, sedangkan lapisan di bawahnya sudah lekat, plastis (basah) dan teguh (lembab).

Transek 4

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 4) memiliki susunan horison yang hampir sama. Lereng tengah cembung pada titik bor 1 memiliki susunan horison Ap, Bt1 dan Bt2. Titik bor 2 dan 3 memiliki susunan horison Ap, E, Bt1 dan Bt2.

Titik bor 1 pada lereng tengah cembung dicirikan oleh lapisan 1 bertekstur lempung liat berdebu, lapisan 2, 3 dan 4 memiliki tekstur liat. Semua lapisan memiliki hue antara 5-7,5 YR, value antara 4-5, kroma 6 dengan warna coklat kuat. Semua lapisan memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, dalam keadaan lembab antara gembur sampai teguh. Titik bor 2 pada lereng tengah cembung dicirikan oleh semua lapisan memiliki hue antara 5-7,5 YR, value 5-6, kroma 6-8. Lapisan 1 dan 2 berwarna coklat kuat, lapisan 3 kuning kemerahan dan lapisan 4 merah kekuningan. Lapisan 1 dan 2 bertekstur lempung liat berdebu, lapisan di bawahnya bertekstur liat berdebu. Lapisan 1, 2 dan 3 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, sedangkan lapisan di bawahnya sudah lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Titik bor 3 pada lereng tengah cembung, semua lapisan memiliki hue antara 5-7,5 YR, value 5, kroma 6-8 dengan warna coklat kuat pada lapisan 1 dan 2, lapisan di bawahnya merah kekuningan. Tekstur lapisan 1 adalah lempung berdebu, lapisan 2 adalah lempung liat berdebu, sedangkan lapisan yang ada di bawahnya adalah liat berdebu. Lapisan 1, 2. 3 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, lapisan bawahnya sudah lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Transek 5

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 5) memiliki susunan horison yang berbeda-beda. Titik bor 1 pada lereng atas lurus memiliki susunan horison Ap dan Bw, Titik bor 2 (puncak cembung), 3 (lereng atas cembung), 4 (lereng tengah cembung) memiliki susunan horison Ap, AB, Bw1 dan Bw2, titik bor 5 pada lereng tengah cekung memiliki susunan horison Ap, E, Bt1, Bt2 dan BC. Titik bor 1, 2, 3, 4 memiliki horison Bw yang merupakan horison dengan

perkembangan lemah (warna dan struktur), sedangkan titik bor 5 memiliki horison Bt yang merupakan horison dengan terdapatnya penimbunan liat.

Titik bor 1 memiliki warna tanah pada lapisan permukaan coklat gelap 7,5 YR 3/4 dan lapisan di bawahnya coklat kuat 7,5 YR 4/6. Semua lapisan memiliki tekstur, konsistensi (basah) sama yaitu lempung liat berdebu, agak lekat dan agak plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh. Titik bor 2 memiliki nilai hue antara 5-7,5 YR dengan susunan warna dari atas ke bawah coklat kuat, coklat gelap, coklat kuat dan merah kekuningan. Horison permukaan memiliki tekstur lempung berdebu dan semua lapisan di bawahnya adalah lempung liat berdebu. Sedangkan konsistensinya (basah) adalah agak lekat, agak plastis dan dalam keadaan lembab antara gembur dan teguh.

Titik bor 3 pada lapisan 1 memiliki warna coklat gelap, dan lapisan di bawahnya memiliki warna coklat kuat dengan nilai berbeda-beda. Hue antara 2,5-5 YR, value antara 4-2,5-5 dan nilai kroma antara 6-8. Tekstur dan konsistensi (basah) lapisan 1 dan 2 adalah lempung liat berdebu, agak lekat dan agak plastis, sedangkan lapisan 3 dan 4 adalah liat berdebu, lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) adalah gembur sampai teguh. Titik bor 4 lapisan 1 berwarna coklat kemerahan, lapisan 2 berwarna merah kekuningan dan lapisan di bawahnya berwarna merah dengan nilai value yang berbeda-beda. Hue antara 2,5-5 YR, value antara 4-5 dan kroma antara 6-8. Tekstur lapisan 1 dan 2 adalah lempung liat berdebu, sedangkan lapisan 3, 4 dan 5 adalah liat berdebu. Konsistensi (basah) lapisan 1-3 agak lekat dan agak plastis. Sedangkan lapisan di bawahnya lekat dan plastis. Konsistensi dalam keadaan lembab adalah gembur sampai teguh.

Titik bor 5 lapisan 1 berwarna merah kekuningan 5 YR 4/6, lapisan 2-4 berwarna merah kekuningan 5 YR 5/6, lapisan 5 berwarna coklat kekuningan 10 YR 5/8 dan lapisan 6 berwarna kuning kecoklatan 10 YR 6/8. Tekstur lapisan 1 lempung berdebu, lapisan 2 lempung liat berdebu, lapisan 3 dan 4 liat berdebu, lapisan 5 dan 6 lempung liat berdebu. Semua lapisan memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis. Sedangkan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Transek 6

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 6) memiliki susunan horison yang berbeda-beda. Titik bor 1 pada lereng atas cembung memiliki susunan horison Ap, Bw1, Bw2 dan Bw 3, titik bor 2 pada lereng atas cekung bersusunan horison Ap, Bw1 dan Bw2, titik bor 3 pada lereng tengah cekung bersusunan horison Ap, E, BE, Bt1 dan Bt2, titik bor 4 pada lereng tengah lurus bersusunan horison Ap, E dan Bt. Masing-masing horison memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Semua lapisan titik bor 1 memiliki hue 7,5, value 3-4 dan kroma antara 4-6, sehingga tanah lapisan 1 coklat gelap, lapisan 2 coklat dan lapisan 3, 4 coklat kuat. Semua lapisan memiliki tekstur, konsistensi (basah) sama yaitu lempung liat berdebu, agak lekat dan agak plastis. Sedangkan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh. Titik bor 2 lapisan 1 berwarna coklat gelap 7,5 YR 3/4, lapisan 2 coklat 7,5 YR 4/4, lapisan 3 dan 4 coklat kuat 7,5 YR 4/6. Tekstur lapisan 1 dan 2 adalah lempung berdebu sedangkan lapisan 3 dan 4 adalah lempung liat berdebu. Semua lapisan memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis. Sedangkan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Warna tanah titik bor 3 memiliki hue antara 5-7,5 YR, value 5, kroma 4-6 dengan warna coklat gelap pada lapisan 1, coklat kuat pada lapisan 2 dan 3, merah kekuningan pada lapisan di bawahnya. Tekstur lapisan 1 adalah lempung berdebu, lapisan 2 dan 3 adalah lempung liat berdebu, dan lapisan di bawahnya adalah liat berdebu. Lapisan 1 dan 2 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, lapisan bawahnya sudah lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh. Titik bor 4, semua lapisan memiliki hue 7,5 YR dengan nilai value 3-5, kroma 4-6 dengan warna coklat gelap pada lapisan 1 dan lapisan di bawahnya coklat tua. Tekstur lapisan 1 dan 2 adalah lempung liat berdebu, lapisan di bawahnya adalah liat berdebu. Lapisan 1 dan 2 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, lapisan bawahnya sudah lekat dan plastis. Sedangkan konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Transek 7

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 7) memiliki susunan horison yang berbeda-beda. Titik bor 1 pada lereng atas cembung memiliki susunan

horison Ap, AB, Bw1 dan Bw2, titik bor 2 pada lereng tengah cembung bersusunan horison Ap, E, BE, Bt1, Bt2 dan BC, titik bor 3 pada lereng bawah cekung bersusunan horison Ap, Bw1, Bw2, Bw3 dan Bw4, titik bor 4 pada lereng bawah lurus bersusunan horison Ap, E, BE dan Bt. Setiap lapisan horison memiliki ketebalan berbeda-beda. Lapisan atas titik bor 1 terdapat horison Ap (pengolahan), selain itu terdapat horison AB sebagai horison transisi dengan sifat horison A lebih dominan. Tanah berwarna coklat gelap sampai merah kekuningan dengan hue 5-7,5 YR, value antara 3-4 dan kroma antara 4-6. Lapisan atas bertekstur lempung berdebu dan lapisan di bawahnya bertekstur lempung liat berdebu. Semua lapisan memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis. Sedangkan konsistensi (lembab) antara gembur dan teguh. Titik bor 2 terdapat horison Ap sebagai horison pengolahan, horison E sebagai horison pencucian, horison BE sebagai horison transisi dengan horison B lebih dominan. Horison B merupakan horison Bt dengan peningkatan liat pada tiap-tiap lapisan. Horison ini memiliki ketebalan 60 cm yang dibagi menjadi 2 lapisan Bt1 dan Bt2 dengan kedalaman 60-63 cm dan 63-100 cm. Horison BC merupakan horison transisi dengan sifat horison B lebih dominan dengan ketebalan 100-120 cm. Warna lapisan 1 adalah coklat kemerahan, lapisan 2, 3 adalah merah kekuningan, dan lapisan di bawahnya adalah merah. Sedangkan nilai hue antara 2,5-5 YR, value antara 3-5, kroma 4-8. Tekstur lapisan 1 adalah lempung, lapisan 2, 3 adalah lempung liat berdebu dan lapisan di bawahnya sudah bertekstur liat berdebu. Lapisan 1-4 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, sedangkan lapisan di bawahnya sudah lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Horison permukaan titik bor 3 merupakan horison olahan Ap, horison B berupa horison Bw dengan perkembangan lemah dan ketebalan 102 cm. Lapisan 1 berwarna coklat gelap 7,5 YR 3/3, lapisan 2 coklat kuat 7,5 YR 4/6, lapisan 3 dan 4 berwarna merah kekuningan 5 YR 5/6. Lapisan 4 merupakan lapisan peralihan karena berwarna antara 5 YR 5/6-2,5 YR 4/8, lapisan 5 berwarna merah 2,5 YR 4/8. Semua lapisan bertekstur dan konsistensi (basah) sama yaitu liat, agak lekat dan agak plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur dan teguh. Titik bor 4 terdapat horison Bt dengan peningkatan liat pada tiap-tiap lapisannya dengan

ketebalan 82 cm. Terdapat horison E pencucian dan BE sebagai horison transisi dengan sifat horison B lebih dominan. Semua lapisan memiliki hue 7,5 YR, value 3-5, kroma 4-6 dengan warna antara coklat gelap dan coklat kuat. Tekstur lapisan 1 lempung berdebu, lapisan 2 lempung liat berdebu, lapisan 3 liat berdebu, dan lapisan di bawahnya adalah liat. Lapisan 1-3 memiliki konsistensi (basah) agak lekat dan agak plastis, sedangkan lapisan bawahnya sudah lekat dan plastis. Konsistensi (lembab) antara gembur sampai teguh.

Transek 8

Tanah pada transek ini (Gambar Lampiran 8) memiliki susunan horison pada puncak cembung titik bor 1 adalah Ap, E, Bt1 dan Bt2, titik bor 2 pada lereng tengah cembung bersusunan horison Ap, Bt1, Bt2, Bt3 dan BC, titik bor 3 pada lereng bawah cekung bersusunan horison Ap, Bt, BC dan C. Titik bor 3 memiliki kedalaman solum dangkal dan pada kedalaman 25 cm sudah ditemukan

Dokumen terkait