KERANGKA PIKIR
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Mortalitas Rayap Tanah
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada contoh uji selama 21 hari diketahui bahwa rata-rata mortalitas rayap tanah berkisar antara 0,22 % sampai 6,89 %. Nilai rata-rata mortalitas rayap tanah disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rerata Nilai Mortalitas Rayap Tanah
NO CONTOH UJI MORTALITAS RAYAP (%)
1 GC1 0,22 2 GC3 4,67 3 GJ3 0,67 4 KC1` 1,11 5 KC3 6,89 6 KJ3 4
Persentase mortalitas rayap tanah terbesar terdapat pada contoh uji KC3 (contoh uji kayu kapuk yang digoreng dengan menggunakan minyak curah) yaitu 6,89 %. Persentase mortalitas rayap tanah terendah terdapat pada contoh uji GC1 (contoh uji kontrol) yaitu 0,22 %.
Pada contoh uji kayu Gmelina baik perlakuan yang digoreng dengan minyak curah maupun yang digoreng dengan minyak jelantah, nilai rata-rata mortalitas rayap
19
tanah lebih rendah dibanding contoh uji kayu Kapuk. Walaupun kisaran nilai rata-rata mortalitasnya tidak jauh berbeda.
Hasil analisis sidik ragam untuk mortalitas rayap tanah untuk contoh uji kayu Gmelina dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Mortalitas Rayap Tanah Contoh Uji Gmelina Sumber
Keragaman DB JK KT Fhitung 5%Ftabel1%
Perlakuan 2 35,95 17,98 5,43 5,14 10,92
Galat 6 19,85 3,31
Pada Tabel 2, hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan penggorengan dengan menggunakan minyak curah dan jelantah memberikan pengaruh pada mortalitas rayap tanah pada contoh uji kayu Gmelina. Hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa penggorengan memberikan pengaruh yang nyata pada mortalitas rayap tanah.
Hasil analisis sidik ragam mortalitas rayap tanah pada contoh uji kayu Kapuk dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Mortalitas Rayap Tanah Contoh Uji Kapuk
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhitung 5% Ftabel1%
Perlakuan 2 50,07 25,04 17,47 5,14 10,92
Galat 6 8,6 1,43
Pada Tabel 3, hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan penggorengan dengan menggunakan minyak curah dan jelantah memberikan
20
pengaruh pada mortalitas rayap tanah pada contoh uji kayu Kapuk. Hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa jenis minyak yang digunakan pada penggorengan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada mortalitas rayap tanah.
Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji tukey menunjukkan bahwa perlakuan control dan penggorengan minyak jelantah tidak berbeda, tetapi berbeda dengan perlakuan dengan minyak curah. Hal ini dapat dilihat pada table.
Tabel 4. Hasil Uji Tukey Pada Taraf 0,05
No Perlakuan Rata-rata 1 2 3 KJ1 KJ3 KC3 1,11a 4,00a 6,89b
Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda pada taraf uji 0,05 Rayap kayu kering (Crytotermes cycocephalus Light) termasuk dalam golongan rayap tingkat rendah. Makanan utama dari golongan rayap ini adalah semua tanaman yang mengandung selulosa. Pada pengujian secara laboratoris, rayap dihadapkan pada satu pilihan makanan atau keadaan tunggal (terpaksa). Rayap mau tidak mau memakan bahan yang diberikan tanpa ada pilihan makanan lainnya. Hal ini berakibat rayap kesulitan memperoleh makanan karena contoh uji P yang diumpankan adalah kayu yang telah digoreng dengan menggunakan minyak sehingga pemenuhan kebutuhan makanan tidak terpenuhi. Rayap berusaha memperoleh makanannya secara mekanis dengan jalan menyerang dan menggigit untuk
21
mendapatkan serbuk kayu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bekas-bekas gigitan pada contoh uji yang telah diumpankan.
Adapun rata-rata nilai mortalitas rayap tanah tiap minggu disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Rata-rata Jumlah Rayap Yang Mati Tiap Minggu
Pada Gambar 2, terlihat rata-rata jumlah rayap yang mati tertinggi tercapai pada interval minggu ketiga. Sebagai pembanding, diumpankan pula contoh uji kontrol. Pada Gambar 2 terlihat pula bahwa kontrol (baik itu pada contoh uji kontrol Gmelina = GC1 maupun pada contoh uji kontrol Kapuk = KC1) yang dijadikan sebagai pembanding, memiliki nilai yang terendah. Rayap tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan pada contoh uji kayu yang diumpankan.
Rata-rata jumlah rayap yang mati perminggu yang tertinggi terdapat pada contoh uji KC3 (contoh uji kayu kapuk yang digoreng dengan minyak curah). Pada
0 1 2 3 4 5 6 7 GC1 GC3 GJ3 KC1 KC3 KJ3 JU M LA H RA YA P M AT I P ER M IN GG U
CONTOH UJI KAYU
Minggu I Minggu II Minggu III
22
kondisi ini rayap dipaksa makan yang ada karena tidak ada pilihan lain sementara contoh uji yang tersedia bisa saja tidak disukai rayap. Contoh uji kayu yang telah digoreng, rongga-rongga kayu telah terisi minyak yang kurang disukai oleh rayap. 5.2. Pengurangan Berat
Rata-rata pengurangan berat contoh uji Gmelina setelah 21 hari pengumpanan terhadap rayap tanah disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji
NO CONTOH UJI PENGURANGAN BERAT (%)
1 GC1 2,49 2 GC3 0,92 3 GJ3 3,98 4 KC1 2,23 5 KC3 0,7 6 KJ3 0,82
Nilai pengurangan berat rata-rata contoh uji berkisar antara 0,70 % hingga 3,98 %. Tabel 5 terlihat bahwa pengurangan berat terendah terdapat pada contoh uji KC3 (contoh uji Kapuk dengan menggunakan minyak goreng curah yaitu 0,70 %. Pengurangan berat terbesar terjadi pada contoh uji GJ3 (contoh uji Gmelina dengan menggunakan minyak goreng jelantah) yaitu 3,98 %. Nilai pengurangan berat pada semua contoh uji kisarannya tidak jauh berbeda. Penggorengan pada contoh uji telah menjadi penghalang bagi rayap untuk memanfaatkan selulosa.
23
Pada contoh uji kontrol nilai pengurangan beratnya relatif tinggi yaitu 2,49 % untuk contoh uji Gmelina dan 2,23 % untuk contoh uji Kapuk. Hal ini disebabkan pada kayu solid, rayap sangat mudah untuk mendapatkan makanannya yaitu selulosa. Rendahnya nilai pengurangan berat pada semua contoh uji menunjukkan bahwa ketahanan contoh uji yang digoreng terhadap serangan rayap tanah lebih tinggi dibanding kayu solid, tetapi pengecualian untuk contoh uji GJ3 (contoh uji yang digoreng dengan menggunakan minyak jelantah). Pada contoh uji GJ3 minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak bekas yang digunakan untuk menggoreng makanan yang kemungkinan masih ada sisa-sisa makanan yang terdapat pada minyak tersebut. Kondisi ini disukai oleh rayap.
Gambar 3. Histogram Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji
0 1 2 3 4 GC1 GC3 GJ3 KC1 KC3 KJ3