• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kapal Inkamina adalah program pengadaan 1000 unit kapal ikan bertonase minimal 30 GT oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada kelompok nelayan di Indonesia. Program ini merupakan realisasi dari Instruksi Presiden Susilo Bambang Yudoyono Nomor 1 tahun 2010. Tujuan utama diadakannya program bantuan kapal ikan ini adalah untuk menigkatkan kesejahteraan nelayan tradisional. Peningkatan kesejahteraan ini dimulai dengan meningkatkan produktifitas nelayan karena dapat melakukan operasi penangkapan ikan sampai ke ZEE.

Berdasarkan tujuan dari program kapal Inkamina, wilayah operasi penangkapan ikan kapal bantuan tersebut berada di ZEEI. Wilayah operasi penangkapan ikan menggunakan kapal Inkamina yakni mulai dari 12 hingga 200 mil. Jalur I dan jalur II menjadi daerah terlarang untuk pengoperasian alat tangkap menggunakan kapal Inkamina. Kapal Inkaimina 163 merupakan salah satu kapal ikan bantuan dari pemerintah untuk Provinsi DIY yang berbasis di PPP Sadeng. Daerah operasi penangkapan ikan menggunakan kapal ini berada di 12 mil hingga 200 mil perairan selatan Pulau Jawa. Kapal Inkamina 163 harus memiliki spesifikasi tertentu agar dapat dioperasikan di perairan tersebut.

Kapal Inkamina 163 dan seluruh kapal Inkamina lainnya yang berbasis di PPP Sadeng merupakan kapal penangkap ikan yang mengoperasikan alat tangkap jaring purse seine. Ikan yang menjadi target penangkapan adalah ikan tongkol, cakalang, tuna, dan jenis ikan pelagis lainnya. Sistem operasi penangkapan menggunakan alat tangkap ini adalah memerangkap gerombolan ikan dengan cara melingkari dengan jaring. Operasi penangkapan ikan dapat dilakukan pada siang dan malam hari. Kapal Inkamina 163 melakukan operasi penangkapan ikan di malam hari menggunakan alat bantu rumpon dan lampu. Rumpon telah terpasang di perairan yang menjadi daerah penangkapan, sedangkan lampu diletakkan di kapal. Rumpon-rumpon dipasang pada jarak 47 mil hingga 60 mil di perairan selatan DIY sehingga daerah ini menjadi daerah operasi penangkapan kapal Inkamina 163. Jumlah anak buah kapal (ABK) yang terdaftar di Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Ikan Inkamina 163 (terlampir) berjumlah 13. Jumlah ABK ini terdiri dari nahkoda, KKM, 4 orang ABK Kelas I, dan 7 orang ABK pengikut. Kapal Inkamina 163 memiliki alat-alat keselamatan untuk para ABK yang terdiri 10 buah life jacket dan 3 buah life buoy. Foto kapal Inkamina 163 disajikan pada Gambar 4 dan spesifikasi teknis kapal Ikamina 163 disajikan pada Tabel 4.

12

(A)

(A) (B)

(C)

Gambar 4 Kapal Inkamina 163. (A) Tampak depan, (B) tampak belakang, dan (C) tampak samping.

Tabel 4 Spesifikasi teknis kapal Inkamina 163 No. Keterangan

1 Nama Inkamina Makmur 163

2 Tempat pembuatan Batang, Provinsi Jawa Tengah

3 Tanda selar GT.32 No.215/Fr

4 Tahun pembuatan 2011

5 Bahan Kayu

6 Panjang total (LoA) 17,18 m 7 Panjang garis air (LWL) 13,65 m 8 Lebar maksimum (Bmax) 5,04 9 Lebar pada dek (Bmoulded) 4,79

10 Dalam (D) 2,04 m

11 Draft (d) 1,63 m

12 Jumlah geladak 1

13 Tonase kotor 32 GT

14 Tonase bersih 9 NT

15 Tenaga Penggerak Marine engine (Yuchai YC6A 170 C) 16 Jenis kapal Purse seiner (pukat cincin) pelagis kecil

Dimensi Kapal Inkamina 163

Menurut Muhammad dan Iskandar (2007) perhatian utama mendesain kapal ikan yang terbuat dari bahan kayu adalah rasio antara ketiga dimensi utama kapal yaitu panjang kapal (L), lebar kapal (B), dan tinggi kapal (D). Perbandingan dimensi tersebut merupakan parameter awal menggambarkan bentuk dan jenis kapal. Fyson (1985) menyatakan bahwa nilai perbandingan dimensi utama kapal, dapat menggambarkan bentuk kapal yang menyerupai balok tetapi tidak menggambarkan bentuk lambung dari kapal tersebut.

Perbandingan ukuran dimensi utama kapal Inkamina 163 disajikan pada Tabel 5. Kisaran nilai perbandingan dimensi utama kapal ikan tipe encircling gear di Indonesia yang telah dilakukan oleh Iskandar dan Pujiati (1995) dijadikan sebagai pembanding rasio dimensi utama kapal Inkamina 163.

Tabel 5 Perbandingan ukuran dimensi utama Rasio dimensi

utama

Kapal Inkamina 163

Kelompok kisaran ukuran kapal ikan encircling gear di Indonesia*)

L/B 2,88 2,06-9,30

L/D 6,96 4,55-17,43

B/D 2,32 0,5-5,00

14

Berdasarkan data pada Tabel 5, dimensi utama kapal Inkamina 163 masuk dalam rentang kisaran nilai kelompok encircling gear. Hasil perbandingan ini menyatakan bahwa dimensi kapal Inkamina 163 merupakan dimensi kapal ikan yang umumnya digunakan oleh nelayan di Indonesia untuk mengoperasikan alat tangkap dengan cara dilingkarkan seperti purse seine.

General Arrangement Kapal Inkamina 163 Tata letak ruang dan muatan di kapal Inkamina 163

General arrangement (GA) adalah rencana umum kapal yang menunjukkan jenis ruang dan posisi ruang di kapal. Akan tetapi dalam pengoperasiannya, seringkali nelayan meletakkan benda/muatan di tempat yang tidak sesuai dengan rencana desain. Penempatan ruang dan muatan pada Kapal Inkamina 163 saat kondisi operasional disajikan pada Gambar 5.

(A)

(B) Keterangan :

1. Gudang 6. Ruang mesin 11. Kursi nahkoda

2. Palka ikan 7. Mesin 12. Tempat ABK

3. Pelampung lampu 8. Tangki BBM 13. Tempat memasak 4. Jaring purse seine 9. Tangki air tawar

5. Roller 10. Ruang perbekalan

Gambar 5 Operational General arrangement Kapal Inkamina 163. (A) tampak atas dan (B) tampak samping

Pada Gambar 3 terlihat bahwa di atas lantai dek Kapal Inkamina 163 terdapat 3 ruang yang terdiri ruang perbekalan, ruang kemudi, dan tempat memasak. Adapun di bawah lantai dek Kapal Inkamina 163 terdapat 13 ruang. Ruang tersebut terdiri dari ruang palka gudang, 10 ruang palka ikan, ruang mesin, dan ruang streering gear. Kapal Inkamina 163 memiliki 11 ruang palka yang terdiri dari 1 ruang palka gudang dan 10 ruang palka ikan. Seluruh palka terletak di area midship hingga ke haluan kapal. Secara rinci, volume tiap ruang disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Volume tiap ruang di Kapal Inkamina 163

No. Jenis ruang Volume (m3)

Di atas lantai dek

Wheelhouse 14,636

Sub total 14,636

Di bawah lantai dek

1 Ruang palka gudang 13,300

2 Ruang palka ikan 40,592

3 Ruang mesin 28,285

4 Ruang streering gear 24,182

Sub total 106,359

Total 120,995

Berdasarkan volume ruang yang ada, dapat diketahui bahwa total volume ruang di atas lantai dek adalah sebesar 14,636 m3, dan di bawah lantai dek adalah sebesar 106,359 m3. Volume ruang di bawah lantai dek lebih besar dibandingkan dengan volume ruang di atas lantai dek. Kondisi ini memungkinkan muatan dapat lebih banyak disimpan di bawah lantai dek.

Saat pengoperasian kapal Inkamina 163, pelampung lampu yang digunakan sebagai alat bantu saat operasi penangkapan ikan, diletakkan di atas penutup palka ikan. Peletakkan yang demikian dimaksudkan agar nelayan mudah mengambilnya untuk digunakan. Jaring purse seine diletakkan di atas lantai dek sisi kanan kapal, yaitumulai dari buritan hingga ke arah haluan kapal. Rumah kemudi (wheelhouse) berada di area midship. Di dalam rumah kemudi terdapat ruang kemudi, ruang tempat perbekalan, ruang mesin, dan tangki BBM. Kapal Inkamina 163 memiliki tangki BBM tunggal yang dapat memuat 3,11 m3 solar. Terdapat 4 buah tangki air tawar berupa toren yang terlak di samping rumah kemudi (3 buah) dan pada buritan (1 buah). Seluruh tangki air tawar tersebut terletak di atas dek. Kapal ini juga dilengkapi dengan ruang untuk memasak yakni dapur yang terletak di sisi kiri buritan kapal

Area kerja di dek kapal Inkamina 163

Lantai dek merupakan area kerja nelayan yang berbahaya karena merupakan pijakan yang terus-menerus mengalami pergerakan dan tidak stabil (Husberg et al.

16

2001). Berdasarkan distribusi jenis kegiatan di dek, Fyson (1985) membagi area kerja di atas dek menjadi 5 area yaitu: dek buritan (1), dek samping (2), rumah kemudi (3), dek kerja utama (4), dan dek haluan (5). Pembagian area kerja tersebut pada kapal Inkamina 163 disajikan pada Gambar 6.

1 2 3 4 5 2

Gambar 6 Pembagian area kerja di atas dek kapal Inkamina 163. (1) Dek buritan, (2) Dek samping, (3) Rumah kemudi, (4) Dek kerja utama, dan (5) Dek haluan

Selain menjadi area kerja ABK, dek juga menjadi tempat diletakkannya beberapa jenis muatan dan bangunan. Bangunan dan muatan yang berada di lantai dek kapal Inkamina 163, disajikan pada Tabel 7. Adanya peletakan bangunan dan muatan yang berada pada dek kapal tersebut mengakibatkan area kerja ABK di lantai dek menjadi berkurang.

Tabel 7 Bangunan dan muatan di dek utama kapal Inkamina 163 Bangunan dan

Muatan

Letak pada dek Inkamina 163

1 2 3 4 5

Tutup palka gudang

Tutup palka ikan

Ruang kemudi

Tangki air tawar

Dapur

Pelampung lampu

Jaring

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa pada area kerja 4 terdapat lebih banyak bangunan dan muatan dibandingkan dengan area kerja yang lainnya. Sebagaimana diketahui, area kerja 4 bagi kapal Inkamina 163 adalah merupakan area kerja ABK baik saat setting, hauling, maupun saat penanganan hasil

tangkapan. Area kerja 4 merupakan dek kerja utama (main working deck) di kapal Inkamina 163. Adanya bangunan dan muatan yang banyak pada dek utama dapat mengganggu ABK saat bekerja dikarenakan terbatasnya luas area kerja bagi ABK.

Berdasarkan adanya bangunan yang timbul dan peletakan muatan yang menutupi permukaan lantai dek kapal, maka lantai dek kapal tersebut dibagi menjadi 2 area yakni area tutupan dan area bebas. Area tutupan merupakan area yang digunakan untuk meletakkan muatan atau berdirinya bangunan. Adapun area bebas pada kapal adalah daerah sisa yang tidak ditempati oleh bangunan maupun muatan apapun. Selanjutnya analisa area kerja dilakukan terhadap luas area dek kapal secara keseluruhan disajikan pada Gambar 7 dan luas area dek utama kapal disajikan pada Gambar 8.

Keterangan :

= luas area kerja pada dek utama (main deck)

Gambar 7 Area kerja pada dek keseluruhan kapal Inkamina 163

Keterangan :

= luas area kerja pada dek kerja utama (main working deck) Gambar 8 Area kerja pada dek utama kapal Inkamina 163

Dek utama kapal merupakan seluruh area lantai dek yang membentang mulai dari ujung haluan hingga ke ujung buritan kapal. Perbandingan luas area tutupan dan area bebas di dek utama kapal Inkamina 163, disajikan pada Gambar 9.

18 7 6 5 4 3 2 1 = area bebas = area tutupan 1 = dek haluan 2 = pelampung lampu 3 = jaring

4 = tangki air tawar 5 = dapur

6 = wheelhouse 7 = tutup palka

Luas dek utama kapal Inkamina 163 mulai dari haluan hingga buritan adalah 62,98 m2. Luas area bebas terhitung sebesar 20,59 m2 atau sekitar 32,70% dari luas keseluruhan lantai dek. Luas area bebas tersebut merupakan area pada dek yang dapat dijadikan oleh ABK untuk tempat berpijak dan melakukan aktifitas.

Terdapat area tutupan dimana terdapat bangunan timbul yang menutupi permukaan dek kapal Inkamina 163. Tiap muatan maupun bangunan timbul tersebut memiliki luas area tutupan yang berbeda. Muatan dan bangunan timbul yang menutupi dek kapal Inkamina 163 mulai dari yang memiliki area tutupan terbesar hingga yang terkecil secara berurutan adalah tutup palka (23,59%), jaring purse seine (16,20%), wheelhouse (13,56%), tangki air tawar (6,0%), dek haluan (3,57%), pelampung lampu (2,23%), dan dapur (2,14%). Dengan demikian, total area tutupan di lantai dek kapal Inkamina 163 sebesar 42,39 m2 atau sekitar 67,30 % dari total luas lantai dek kapal.

Tiap muatan dan bangunan timbul yang menutupi area pada dek kapal Inkamina 163 dapat mengganggu aktifitas ABK karena mengurangi area pijakan pada lantai dek. Tutup palka merupakan bangunan timbul yang memiliki area tutupan terbesar yang menutupi dek kapal Inkamina 163. Tutup palka ini mengurangi area pijakan pada area kerja ABK di bagian dek utama. Pada saat palka ditutup, terkadang tutup palka menjadi tempat berpijak nelayan. Akan tetapi kondisi ini cukup membahayakan nelayan karena tidak tertutup kemungkinan tutup palka tersebut patah sehingga nelayan dapat terperosok ke dalam palka.

Jaring purse seine yang diletakkan di atas dek di sepanjang sisi kanan kapal, menutupi area dek untuk pijakan ABK mulai dari bagian buritan ke arah haluan kapal. Adanya wheelhouse, dapat mengurangi area pijakan ABK baik saat akan berpindah dari bagian haluan ke buritan dan dari arah sebalikknya yakni dari area buritan ke haluan. Wheelhouse pada kapal ikan pada umumnya berfungsi sebagai ruang ruang kemudi, di dalamnya juga ditempatkan alat-alat navigasi kapal, perbekalan, dan seluruh ABK. Kapal Inkamina 163 memiliki mesin dan juga tangki bahan bakar tunggal yang ditempatkan di lantai bawah wheelhouse. Ukuran

4

3 2 1

wheelhouse yang ideal selain dapat memaksimalkan fungsi wheelhouse itu sendiri, juga dapat tetap tersedia ruang di luar sebagai area untuk ABK berpindah dari arah haluan ke buritan dan sebaliknya. Terdapat 3 buah tangki air tawar yang berada di sisi kiri kapal Inkamina 163 dan 1 buah tangki air tawar lainnya di buritan. Peletakan 3 buah tangki air tawar yang berada di samping wheelhouse mengurangi pijakan yang tersedia untuk ABK saat akan berpindah dari haluan ke buritan dan sebaliknya. Pelampung lampu yang diletakkan di atas tutup palka ikan, dapat mengurangi efisiensi kinerja ABK saat akan memasukkan ikan ke dalam palka.

Pengkajian juga dilakukan pada dek kerja utama (main working deck) yang disajikan pada Gambar 7. Dek kerja utama pada umumnya merupakan dek dengan area paling luas pada suatu kapal ikan, dimana di dek utama tersebutlah proses setting, hauling, dan penanganan hasil tangkapan dilakukan. Analisa area kerja pada dek kerja utama dilakukan karena dek ini merupakan tempat ABK melakukan aktifitas meliputi pengoperasian alat tangkap, penanganan alat tangkap dan penyortiran ikan. Seluruh ABK yang bekerja di dek kerja utama memiliki tingkat risiko bahaya yang tinggi. Hal tersebut diungkapkan oleh Antao et al. (2008) yang menyatakan bahwa mayoritas pekerjaan yang dilakukan oleh ABK berada pada dek utama kapal penangkap ikan yang selalu bergerak sehingga menyebabkan kondisi ABK berada dalam keadaan yang tidak seimbang saat bekerja. Sebagian besar waktu kerja berada dalam keadaan basah dan berada pada area yang berbahaya karena terdapat berbagai peralatan untuk operasi penangkapan ikan. Juragan panggung merupakan pekerjaan paling berbahaya kemudian disusul oleh penarik jaring dan juru mudi (Suryanto 2012). Menurut Suryanto et al. (2013), kondisi pekerja yang paling berbahaya adalah ABK yang menarik jaring di kapal pukat cincin di Selat Bali. Pekerjaan menarik jaring tersebut dilakukan di dek kerja utama. Perbandingan luas area tutupan dan area bebas pada dek kerja utama disajikan pada Gambar 10.

= area bebas = area tutupan 1 = pelampung lampu 2 = jaring 3 = dek haluan 4 = tutup palka

Gambar 10 Perbandingan luas area tutupan dan area bebas pada dek kerja utama (main working deck)

20

Selain pada dek utama kapal Inkamina 163, terdapat area tutupan dimana terdapat bangunan timbul yang menutupi permukaan lantai dek di dek kerja utama. Muatan dan bangunan timbul yang menutupi area pada dek kerja utama meliputi tutup palka, jaring, dek haluan, dan pelampung lampu. Tutup palka menutupi 34,14% permukaan dek utama, jaring menutupi 8,03%, dek haluan menutupi 5,58%, dan pelampung lampu menutupi 3,49% permukaan dek utama. Luas pelampung lampu menutupi sebagian permukaan tutup palka dan sebagiannya lagi menutupi permukaan dek kerja utama.

Area tutupan yang menutupi lantai dek kerja utama kapal Inkamina 163 mengurangi area bebas yang tersedia. Luas area bebas yang tersisa pada dek kerja utama adalah sebesar 17,94 m2 atau sebesar 48,76% dari luas area di dek kerja utama. ABK melakukan aktifitas saat setting maupun hauling di lantai dek kerja utama (main working deck). Jumlah ABK yang melakukan aktifitas di lantai dek kerja utama saat setting maupun hauling sebanyak 12 orang. Para ABK tersebut dapat melakukan pijakan pada area bebas yang tersisa.

Area bebas yang tersisa untuk ABK berpijak berada pada sisi kiri dan kanan tutup palka. Pijakan untuk ABK di sisi kanan tutup palka lebih sedikit dibandingkan dengan sisi kiri karena terdapat jaring yang diletakkan di sisi kanan lantai dek kerja utama. Keberadaan jaring tersebut hampir menutupi area bebas yang tersisa di sisi kanan dek kerja utama. ABK yang berada pada sisi kanan dek utama saat melakukan setting dan hauling memiliki risiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Jaring dan tali-temali yang ada pada area ini dapat menjadi ancaman pada saat melakukan pekerjaan. ABK dituntut untuk lebih berhati-hati saat bekerja pada area bebas yang lebih sempit dimana terdapat alat tangkap beserta alat bantu penangkapan.

Perkiraan area kerja yang diperlukan untuk tiap ABK sangat penting untuk diketahui. Besarnya area kerja yang diperlukan oleh tiap ABK dapat dijadikan pertimbangan pada saat dilakukan perencanaan general arrangement kapal.

Perkiraan ukuran rata-rata tubuh ABK, memiliki ukuran lebar bahu sebesar 0,50 m dan panjang pangkal lengan sebesar 0,30 m. Setiap ABK membutuhkan area kerja seluas 0,785 m2 (menggunakan persamaan 4). Dengan demikian, luas area kerja yang dibutuhkan untuk 12 ABK ketika melakukan aktifitas adalah sebesar 9,428 m2. Satu orang ABK berada di sisi kiri dek utama untuk mengontrol pergerakan winch saat operasi penangkapan ikan berlangsung. ABK sebanyak 11 orang lainnya berada di salah satu sisi kapal yakni pada sebelah kanan untuk menurunkan dan menarik jaring. ABK yang bertugas menurunkan dan menarik jaring pada sisi kanan dek kerja utama tersebut memerlukan area kerja seluas 8,643 m2. Sisi kanan dek utama kapal tersedia area bebas seluas 5,98 m2. Area ini tidak mencukupi luas area yang dibutuhkan oleh 11 orang ABK yang bertugas menurunkan dan menarik jaring. Area kerja yang tidak mencukupi ini dapat mengakibatkan para ABK akan bersinggungan satu dengan yang lain saat melakukan pekerjaan. Kondisi ini dapat berpotensi sebagai faktor pemicu ketidak nyamanan saat bekerja hingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja pada kapal penangkap ikan jenis seine netting, sering kali disebabkan oleh peletakan muatan yang tidak tepat pada dek kapal (Piniella et al. 2008). Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa kecelakaan yang terjadi

pada jenis kapal tersebut disebabkan oleh luka bakar atau kebakaran akibat minyak atau gas dari lampu.

Lincoln et al. (2006) menyatakan bahwa 23% nelayan cedera disebabkan karena terjerat atau terbentur pada perlengkapan seperti tali alat tangkap, katrol, winch, atau peralatan yang berada di atas geladak. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dickey and Ellis (2006) tercatat selama tahun 1994-2004, 641 nelayan meninggal di Amerika Serikat. Nelayan yang meninggal tersebut, 332 nelayan (52%) meninggal karena kapal tenggelam dan 184 (29%) kematian akibat terjatuh ke laut, serta selebihnya disebabkan karena berbagai penyebab termasuk 51,8% cidera saat bekerja di dek. Wang et al. (2005) menyatakan bahwa penyebab terbesar kecelakaan kapal ikan adalah kelalaian ABK, pengangkatan peralatan, dan peralatan untuk menangkap ikan. Seluruh bangunan timbul dan peralatan yang ada pada dek kerja utama dapat menjadi ancaman terjadinya kecelakaan kerja. Kemungkinan kecelakaan yang disebabkan oleh human error dapat diminimalisir dengan cara melakukan penataan seluruh peralatan dengan benar dan rapi.

Menurut Tsai dan Su (2004) dari banyaknya tingkat kecelakaan kapal penangkap ikan yang terjadi, tidak ada hubungan yang positif antara tingkat kecelakaan dengan akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan tersebut. Hal ini berarti tingkat kecelakaan yang tinggi tidak berarti konsekuensi kecelakaan yang tinggi juga.

Parameter Hidrostatis Kapal Inkamina 163

Fyson (1985) menyatakan bahwa gambar lines plan kapal dapat digunakan sebagai perencanaan untuk melakukan perkiraan ukuran volume ruang. Volume ruang ini meliputi volume dari tempat penampungan, ruang mesin, dan ruang akomodasi ABK . Tempat-tempat penampungan meliputi palka ikan dan tangki-tangki. Tabel 8 menyajikan nilai parameter hidrostatis kapal Inkamina 163. Adapun gambar rencana garis (lines plan) dan kurva hidrostatis disajikan pada Gambar 11 dan Gambar 12.

Bagian area kapal pada midship yakni antara ordinat 4 dan 5, memiliki bagian area yang terbesar atau maksimum untuk jenis kapal ikan. Hal ini dijelaskan oleh Fyson (1985) pada gambar sectional area curve. Berdasarkan lines plan kapal Inkamina 163 (Gambar 11) yakni pada bagian garis air yang terbentuk pada half breadth plan, bagian area terbesar terletak pada pada ordinat 4. Dengan demikian bagian area terbesar kapal ini terletak di belakang midship. Ruang mesin yang terletak tepat pada ordinat tersebut berada pada bagian area terbesar pada kapal.

22 (AP) WL 5 ( WL 4 ( WL 3 ( WL 2 WL 1 1.632 m ) 1.306 m ) 0.979 m ) (0.653 m ) (0.326 m ) Base line BL 1 BL 2 BL 2 BL1 BL 1 BL2 1.6 32 m W L 5 1.3 06 m W L 4 0.9 79 m W L 3 0.6 53 m W L 2 0.3 26 m W L 1 BL 2 BL 1 CL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skala 1 : 100

Gambar 11 Lines plan kapal Inkamina 163

Dimensi utama : LoA = 17,18 m B = 5,04 m D = 2,04 m

Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa kapal Inkamina 163 memiliki tipe haluan miring (raked bow) dan tipe buritan rata (flat stern). Kapal ini memiliki bentuk kasko round bottom. Kapal dengan bentuk kasko seperti ini memiliki kemampuan maneuver yang lebih baik debandingkan dengan bentuk kasko yang lain. Kapal Inkamina 163 merupakan kapal ikan dengan tipe encircling gear. Tipe kapal ikan tersebut membutuhkan kemampuan maneuver yang baik saat melakukan setting alat tangkap. Pada tahap setting, kapal melakukan gerakan melingkar dengan kecepatan tinggi saat menurunkan jaring untuk menghadang pergerakan gerombolan ikan pelagis. Kemampuan maneuver yang baik sangat dibutuhkan oleh kapal Inkamina 163.

Tabel 8 Parameter hidrostatis kapal Inkamina 163

Parameter Hidrostatis Water Line (m)

0,326 0,652 0,978 1,304 1,63

Volume displacement (m3) 3,841 15,888 33,671 55,115 78,187

Ton displacement (ton) 3,747 15,500 32,850 53,770 76,280

Panjang garis air/ LWL (m) 12,712 14,585 16,023 16,148 16,231

Lebar pada garis air/LWL (m) 3,022 4,142 4,719 4,964 5,023

Wetted Area (m2) 25,34 48,736 66,897 80,630 92,677

Waterplan Area (m2) 23,848 44,640 58410 65,618 68,821

Prismatic Coefficient 0,574 0,614 0,643 0,698 0,734

Block Coefficient 0,292 0,384 0,434 0,502 0,560

Midship Area Coefficient 0,539 0,645 0,694 0,743 0,780

Waterpl. Area Coefficient 0,621 0,739 0,773 0,819 0,844

LCB from Amidsh. (+ve fwd) (m) 0,134 -0,269 -0,566 -0,759 -0,799

LCF from Amidsh. (+ve fwd) (m) -0,114 -0,591 -1,030 -1,020 -0,767

KB (m) 0,223 0,437 0,64 0,836 1,023 BMt (m) 3,310 3,407 2,763 2,176 1,699 BML (m) 56,161 36,243 28,823 22,094 16,937 GMt (m) 1,903 2,213 1,773 1,382 1,091 GML (m) 54,754 35,050 27,833 21,300 16,330 KMt (m) 3,533 3,843 3,403 3,012 2,721 KML (m) 56,384 36,680 29,463 22,930 17,960 TPC (ton/cm) 0,244 0,458 0,599 0,673 0,706 MTc (ton.m) 0,126 0,335 0,563 0,706 0,767

RM at 1deg = GMt.Disp.sin(1) (ton.m) 0,124 0,599 1,017 1,297 1,453

Volume displacement menunjukkan besarnya volume badan kapal yang terendam pada ketinggian garis air tertentu. Berdasarkan Tabel 6 volume displacement kapal meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian bagian kapal yang terendam oleh air. Ton displacement merupakan berat kapal pada saat

24

terendam air pada ketinggian garis air tertentu. Ton per centimeter immertion (TPC) menyatakan berat yang diperlukan untuk menambah benaman kapal dalam air setiap 1 cm pada ketinggian garis air tertentu. Hal ini didasari oleh Hukum Archimedes yang menyatakan bahwa “apabila sebuah benda, sebagian atau seluruhnya terbenam kedalam air maka benda tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah ke atas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan

Dokumen terkait