• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peubah-peubah Penentu Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Etika Bisnis

Penerapan dasar-dasar etika bisnis dalam kemitraan yang diwujudkan dengan tindakan nyata identik dengan membangun suatu fondasi untuk sebuah rumah atau bangunan. Konsistensi dalam penerapan etika bisnis akan berbanding lurus dengan kemantapan dan kekokohan dalam menopang pilar-pilar di atasnya (Hafsah, 2000). Ada lima dasar etika bisnis yang merupakan hubungan interaksi manusia dan juga merupakan perspektif bisnis diantaranya: (a) integritas dan kejujuran, (b) kepercayaan, (c) komunikasi yang terbuka, (d) adil, dan (e) keseimbangan antara insentif dan resiko. Kelima indikator tersebut diukur melalui kuesioner yang diajukan kepada peternak. Jawaban dinilai sesuai dengan kategori jawaban peternak yang dikuantifikasikan dengan skor dari masing-masing jawaban. Hasil pengujian data mengenai etika bisnis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Skor Etika Bisnis dalam Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Indikator Total Skor Rataan Skor

1. Integritas dan Kejujuran 153 3,80

2. Kepercayaan 80 2,00

3. Komunikasi yang Terbuka 71 1,77

4. Adil 160 4,00

5. Keseimbangan Insentif dan Resiko 106 2,65

Total Rataan Skor 2,84

Keterangan:

1,00-1,50: rendah 1,51-2,50: sedang 2,51-3,50: tinggi 3,51-4,00: sangat tinggi

Integritas dan kejujuran dari peternak termasuk kategori sangat tinggi, untuk kepercayaan masuk dalam kategori sedang karena masih ada peternak yang melakukan kecurangan dalam bermitra, komunikasi yang terbuka masuk dalam kategori sedang karena peternak masih merasa kurang puas dengan komunikasi yang telah dijalankan selama ini, terutama dari segi pembinaan oleh Technical Service.

Adil mendapat rataan skor empat yang artinya setiap peternak yang bermitra dengan Tunas Mekar Farm merasa tidak ada keberpihakan dalam menjalankan hubungan kemitraaan dan yang terakhir keseimbangan antara insentif dan resiko masuk dalam kategori tinggi karena peternak merasa dalam kemitraan ayam ras pedaging akan mendapatkan pendapatan yang tinggi tetapi dibarengi dengan resiko yang tinggi pula. Hasil total rataan skor dari semua indikator etika bisnis menunjukkan nilai 2,84 yang artinya etika bisnis masuk dalam kategori tinggi karena penerapan etika bisnis dalam hubungan kemitraan ini sudah dijalankan dengan baik.

Kepemimpinan

Suatu hubungan kemitraan agar menjadi kokoh dan langgeng maka diperlukan seseorang yang bertindak sebagai pemimpin untuk mengatur dan mengarahkan mitranya agar tujuan dari kerjasama kemitraan dapat tercapai. Tunas Mekar Farm bertindak sebagai perusahaan inti yang melakukan pembinaan sehingga pimpinan dari Tunas Mekar Farm berperan sebagai pemimpin dalam mengkoordinir mitranya. Hasil pengujian data mengenai kepemimpinan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Skor Kepemimpinan dalam Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Dimensi yang Dinilai Total Skor Rataan Skor

1. Evaluasi 212 5,30

2. Potensi 194 4,85

3. Aktivitas 193 4,82

Total Rataan Skor 4,99

Keterangan:

1,00-1,50: sangat tidak disukai sekali 1,51-2,50: sangat tidak disukai 2,51-3,50: tidak disukai 3,51-4,50: biasa saja/netral 4,51-5,50: disukai 5,51-6,50: sangat disukai 6,51-7,00: sangat disukai sekali

Penilaian kepemimpinan dari Tunas Mekar Farm dilakukan dengan menggunakan teknik beda semantik sehingga peternak dapat langsung memberikan bobot penilaian mereka terhadap sikap dari pimpinan Tunas Mekar Farm yang dibagi ke dalam tiga dimensi utama, yaitu evaluasi, potensi dan aktivitas. Dimensi evaluasi adalah suatu penilaian yang berkaitan dengan pernyataan evaluatif, dimensi potensi

adalah suatu penilaian tentang kekuatan yang dimiliki oleh pemimpin, dan dimensi aktivitas adalah penilaian mengenai perilaku sehari-hari dari pimpinan Tunas Mekar Farm.

Wawancara dengan para peternak plasma Tunas Mekar Farm Bogor menghasilkan total rataan skor kepemimpinan yang didapat dari setiap dimensi bernilai 4,99 yang termasuk dalam kategori disukai. Nilai skor evaluasi adalah 5,30 yang menunjukkan bahwa pimpinan Tunas Mekar Farm dihormati oleh peternak plasmanya karena bertindak jujur dan memberikan kepercayaan plasmanya. Potensi dari pimpinan Tunas Mekar Farm memiliki skor 4,85 yang juga termasuk kategori disukai karena menurut plasmanya pimpinan Tunas Mekar Farm dapat memegang komitmen, memiliki kemampuan berkomunikasi aktif dan memiliki kecakapan emosional yang baik, tidak emosional tapi cenderung santai. Dimensi yang terakhir adalah aktivitas yang memiliki skor 4,84 yang sama dengan kedua dimensi sebelumnya masuk dalam kategori disukai karena pimpinan Tunas Mekar Farm mampu untuk memotivasi peternak plasmanya dengan cepat, memiliki gaya berbicara yang cukup halus tidak kasar, dan memiliki ketegasan dalam bersikap. Hal ini menggambarkan bahwa pimimpinan Tunas Mekar Farm disukai oleh peternak mitranya dan memiliki kepribadian yang baik, sehingga hubungan kemitraan dapat berjalan baik, karena para peternak mitra sudah diatur dan diarahkan dengan baik oleh pimpinan Tunas Mekar Farm.

Motivasi Kerjasama

Suatu hubungan kerjasama kemitraan tidak akan terjadi jika tidak ada motivasi dari salah satu pihak untuk saling melestarikan hubungan yang telah dibina untuk terus berlanjut pada jangka waktu yang lebih lama. Hasil pengujian data mengenai motivasi kerjasama dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Skor Motivasi Kerjasama dalam Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Indikator Total Skor Rataan Skor

1. Motivasi Kerjasama 142 3,55

Total Rataan Skor 3,55

Keterangan:

Total rataan skor dari motivasi bernilai 3,55 yang menunjukkan bahwa motivasi kerjasama yang ada termasuk dalam kategori tinggi. Adanya motivasi yang tinggi untuk tetap melanjutkan hubungan kerjasama kemitraan dikarenakan kedua pihak masih merasa saling membutuhkan dalam bermitra di bidang peternakan ayam ras pedaging.

Performance Numerical

Indikator yang penting dalam beternak ayam ras pedaging adalah performance numerical atau indeks prestasi ayam yang dihasilkan. Menjaga kesinambungan usaha dalam kemitraan ayam ras pedaging tidaklah mudah terutama jika menyangkut prestasi ayam yang dihasilkan, karena dibutuhkan kerjasama dari dua belah pihak yang bermitra, pihak peternak harus mempunyai manajemen kandang yang baik dan pihak inti harus memberikan kualitas pakan dan bibit ayam yang berkualitas tinggi. Tunas Mekar Farm memiliki standar nilai performance numerical ayam yang harus dihasilkan oleh peternak mitranya, jika performance numerical peternak mitra berada dibawah standar tiga kali berturut-turut maka pihak Tunas Mekar Farm akan memutuskan hubungan kerjasama kemitraan. Nilai performance numerical dari para peternak dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Skor Performance Numerical dalam Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Nilai Performance Numerical n Skor Total Skor (n x skor)

1. < 200 0 1 0

2. 200 - 250 12 2 24

3. 250 - 300 24 3 72

4. >300 4 4 16

Total 40 112

Rataan skor (total skor : n): 2,80 Keterangan:

1,00-1,50: rendah 1,51-2,50: sedang 2,51-3,50: tinggi 3,51-4,00: sangat tinggi

Hasil rataan skor yang didapat menunjukkan bahwa performance numerical yang dihasilkan oleh peternak mitra Tunas Mekar Farm adalah 2,80 termasuk dalam kategori tinggi artinya peternak plasma di Tunas Mekar sudah mampu untuk menghasilkan prestasi ayam yang tinggi, dan tidak ada peternak yang memiliki

performance numerical dibawah 200 hal ini menunjukkan bahwa penetapan standar yang dilakukan oleh Tunas Mekar Farm sudah cukup baik karena para peternak mitra berlomba untuk mendapatkan PN yang tinggi selain untuk mendapatkan keuntungan lebih melalui bonus kematian dan FCR juga agar hubungan kemitraan antara peternak dengan Tunas Mekar Farm tetap terjalin. Tunas Mekar Fram juga memberikan hadiah alat elektronik kepada peternak yang mendapatkan PN diatas 275 selama satu tahun periode produksi ayam, hal ini dilakukan untuk memotivasi para peternak agar lebih meningkatkan prestasi ayamnya.

Kontrak Kerjasama

Kontrak kerjasama merupakan salah satu peubah yang dinilai terhadap hubungan kemitraan yang termasuk dalam salah satu aspek proses manajemen kemitraan. Kontrak kerjasama antara pihak-pihak yang bermitra harus ada karena untuk memberikan kepastian dan kesinambungan usaha, maka harus dibuat nota kesepahaman kerjasama kemitraan sebelum pihak-pihak yang bermitra memulai usaha kemitraan. Hasil rataan skor dari kontrak kerjasama dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Skor Kontrak Kerjasama dalam Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Indikator Total Skor Rataan Skor

1. Kontrak Kerjasama 124 3,10

Total Rataan Skor 3,10

Keterangan:

1,00-1,50: tidak lengkap 1,51-2,50: kurang lengkap 2,51-3,50: lengkap 3,51-4,00: sangat lengkap

Hasil rataan skor kontrak kerjasama yang didapat bernilai 3,10 termasuk dalam kategori lengkap, hal ini menunjukkan bahwa kontrak kerjasama yang ada sudah lengkap dan memenuhi kriteria isi suatu perjanjian yang memuat tentang hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh kedua belah pihak baik dari sistem pembayaran, harga garansi, waktu pembayaran, jaminan dan mengenai penyelesaian masalah jika ada perselisihan, contoh kontrak kerjasama selengkapnya yang digunakan oleh Tunas Mekar Farm dan harga garansi untuk kerjasama kemitraan pola inti plasma dapat dilihat pada lembar lampiran.

Estimasi Persamaan Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Setelah mempertimbangkan latar belakang teori, spesifikasi model dan keterbatasan data, bab ini menyediakan estimasi empiris dari kesinambungan usaha kerjasama kemitraan ayam ras pedaging. Bertitik tolak dari peubah-peubah yang diduga berpengaruh terhadap kesinambungan usaha kerjasama kemitraan ayam ras pedaging, yaitu etika bisnis (X1), kepemimpinan, (X2) motivasi kerjasama (X3) performance numerical (X4), dan kontrak kerjasama (X5) maka dapat dibentuk estimasi persamaan regresi dari kesinambungan usaha kerjasama kemitraan ayam ras pedaging.

Tabel 6. Nilai Koefisien Regresi, Nilai t dan Probabilitasnya (sig)

Variabel Koefisien Regresi Nilai t Sig

Konstanta (a) - 2, 396 - 0,684 0,499 Etika bisnis (X1) 2,499* 1,744 0,090 Kepemimpinan (X2) 0,236 0,406 0,686 Motivasi kerjasama (X3) 0,222 0,350 0,729 Performance numerical (X4) 1,778** 2,118 0,042 Kontrak kerjasama (X5) - 0, 892 -1,595 0,120 R2 0, 411 Fhitung 4,738

*) : signifikan pada taraf kepercayaan 90% (α = 0,10) **) : signifikan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis yang menyatakan estimasi persamaan yang didapatkan bentuknya linier atau tidak. Berdasarkan tabel hasil SPSS diatas dapat disusun suatu persamaan regresi seperti di bawah ini:

Y = - 2, 396 + 2,499*X1 + 0,236X2 + 0,222X3 + 1,778**X4 - 0, 892X5 (1,744) (0,406) (0,350) (2,118) (-1,595)

Analisis regresi berganda dengan menggunakan metode backward hasil perhitungan dengan SPSS maka ada peubah-peubah yang akan dikeluarkan untuk mendapatkan model persamaan yang lebih baik. Peubah-peubah yang dikeluarkan adalah kepemimpinan dan motivasi kerjasama, sehingga didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Nilai Koefisien Regresi, Nilai t dan Probabilitasnya (sig) dengan Metode Backward

Variabel Koefisien Regresi Nilai t Sig

Konstanta (a) - 1, 740 - 0,547 0,588 Etika bisnis (X1) 2,939* 2,527 0,016 Performance numerical (X4) 1,817* 2,264 0,030 Kontrak kerjasama (X5) - 0, 911 -1,705 0,097 R2 0,405 Fhitung 8,179

*) : signifikan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)

Selanjutnya dari tabel diatas dapat disusun suatu persamaan regresi seperti di bawah ini:

Y = - 1,740 + 2,939*X1 + 1,817*X4 - 0, 911X5 (2,527) (2,264) (- 1,705)

R2 = 0,405 Fhitung = 8,179 D – W = 1,793

Berdasarkan output SPSS, selanjutnya kita melakukan uji hipotesis yang menyatakan persamaan yang didapatkan bentuknya linier atau tidak dan juga secara tidak langsung kita menguji asumsi untuk mendapatkan BLUE (Best Unbiased Estimator).

Hasil SPSS menunjukkan nilai Fhit = 8,179 dengan probabilitas (Sig) = 0,000. Sedangkan untuk Ftabel = 2,80 karena nilai Fhitung > Ftabel ( 8,179 > 2,80) maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya ada hubungan linier antara semua peubah bebas (X1, X4, X5) dengan kesinambungan usaha. Hasil ini bisa juga dilihat pada nilai probabilitas (Sig) yang artinya signifikan pada taraf kepercayaan 99% (α= 0,01).

Tabel model Summary menunjukkan nilai R2 adalah 40,5%. Besarnya R2 merupakan kriteria untuk menentukan bahwa fungsi regresi yang digunakan cukup tepat atau tidak. Dari fungsi diatas diperoleh nilai R2 = 40,5% yang artinya bahwa variasi dalam peubah terikat (Y) yang disebabkan oleh peubah-peubah bebas (X1, X4, X5) bersama-sama besarnya hanya 40,5% sedangkan sisanya, yaitu sebesar 59,5% disebabkan oleh peubah-peubah lain yang tidak diteliti. Peubah-peubah lain yang diduga berpengaruh terhadap kesinambungan usaha kerjasama kemitraan misalnya

sistem manajemen, pemasaran dan tentang kualitas sapronak baik DOC, pakan, obat-obatan, dari perusahaan mitra, stabilitas ekonomi makro dan kebijakan pemerintah.

Peubah etika bisnis pada taraf kepercayaan 95% memiliki nilai thitung = 2,527, dan nilai ttabel = 2,021 jika thit > ttabel maka H0 ditolak serta dapat dilihat juga dari nilai sig = 0,016 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak, artinya etika bisnis berpengaruh nyata terhadap kesinambungan usaha kemitraan ayam ras pedaging pada taraf kepercayaan 95%.

Peubah performance numerical pada taraf kepercayaan 95% memiliki nilai thitung = 2,264, dan nilai ttabel = 2,021 jika thit > ttabel maka H0 ditolak serta dapat dilihat dari nilai sig = 0,030 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya performance numerical berpengaruh nyata terhadap kesinambungan usaha kemitraan ayam ras pedaging pada taraf kepercayaan 95%.

Masalah-masalah dalam Estimasi Persamaan Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Masalah-masalah seperti autokorelasi dan multikolinearitas biasa terjadi dalam mengestimasi model regresi berganda. Multikolinearitas terjadi saat terdapat hubungan kolineariti yang sangat tinggi diantara peubah-peubah bebasnya.

Autokorelasi adalah korelasi atau hubungan yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (cross sectional data), (Sumodiningrat, 1994). Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua peubah-peubah bebas dari model regresi (Sulaiman, 2002).

Secara umum Widjaja (1978) menyatakan bahwa keberadaan multikolinearitas mengarah kepada:

1. Variasi sampel yang besar dari koefisien penduga

2. Spesifikasi yang tidak tentu dari model dengan kesimpulan yang mengarah pada peubah yang tidak memiliki kesimpulan

3. Menghasilkan kesulitan dalam menginterpretasikan koefisien yang telah diestimasi

Persamaan regresi berganda pada dasarnya mempunyai syarat bahwa tidak boleh terjadi autokorelasi sehingga harus terjadi non autokorelasi yang artinya bahwa

suku-suku kesalahan random peubah-peubahnya bebas satu dengan yang lain (Pudjiastuti, 1992).

Autokorelasi biasanya muncul karena kesalahan spesifikasi persamaan. Untuk mengatasi autokorelasi maka diperlukan pengenalan atau penambahan peubah baru dalam persamaan atau mengubah bentuk fungsi persamaan.

Tes Durbin Watson (DW) dilakukan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dari suatu persamaan regresi dengan ketentuan jika 1,65 < DW < 2,35 kesimpulannya tidak ada autokorelasi (Sulaiman, 2002). Hasil uji dengan SPSS menunjukkan nilai DW adalah 1,793. Angka tersebut masuk kedalam kriteria yaitu 1,65 < DW < 2,35 (1,65 < 1,793 < 2,35), maka dengan kata lain tidak terjadi autokorelasi. Dampak yang terjadi jika tidak terjadi autokorelasi adalah peubah-peubah bebas yang dipilih sudah benar mempengaruhi peubah-peubah tak bebasnya.

Hasil uji t menunjukkan koefisien regresi dari etika bisnis, performance numerical dan kontrak kerjasama diatas 1, berdasarkan penelitian Suheri (2000), jika peubah-peubah bebas mempunyai nilai lebih kecil dari 1 maka di dalam model kemungkinan terjadi multikolinearitas yang artinya ada hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua peubah-peubah bebas dari model regresi. Tapi karena pada model regresi ini nilai dari peubah-peubah bebasnya diatas 1 maka asumsi multikolinearitas tidak terjadi.

Hubungan Etika Bisnis dengan Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Koefisien regresi etika bisnis = 2,939. Angka ini nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan α = 0,05 karena nilai thitung = 2,527 dan nilai ttabel = 2,021 maka thit > ttabel berarti H0 ditolak serta dapat dilihat juga melalui sig 0,016 < 0,05. Keadaan ini menunjukkan bahwa etika bisnis yang mencakup (a) integritas dan kejujuran, (b) kepercayaan, (c) komunikasi yang terbuka, (d) adil, dan (e) keseimbangan antara insentif dan resiko berpengaruh nyata pada kesinambungan usaha kerjasama kemitraan.

Koefisien regresi menunjukkan arah hubungan yang positif, berarti semakin tinggi etika bisnis peternak maka semakin tinggi juga kesinambungan usaha kerjasama kemitraan tersebut akan terus berlanjut. Apabila nilai skor etika bisnis naik sebesar 1 tingkat sedangkan peubah lain tetap, maka akan menaikkan siklus

periode produksi ayam sebesar 2,939 kali. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menciptakan suatu kesinambungan usaha kemitraan ayam ras pedaging kedua belah pihak harus menjalankan etika bisnis dengan sebaik-baiknya karena tanpa adanya rasa kejujuran dan saling percaya antar pihak yang bermitra tentunya tidak akan terjalin hubungan yang harmonis.

Besarnya nilai etika bisnis yaitu rasa adil, integritas dan kejujuran dari kedua belah pihak masuk kedalam kategori sangat tinggi dan secara keseluruhan kelima indikator dalam etika bisnis mempunyai rataan skor yang tinggi. Jika peternak mitra ketahuan tidak jujur atau curang dengan menjual pakan atau ayam kepada orang lain, menambah pakan agar FCR menjadi rendah, maka pihak perusahaan mitra dapat memutuskan hubungan kerjasama secara sepihak. Ataupun perusahaan yang tidak jujur dalam memberikan pakan dan bibit ayam yang tidak berkualitas maka hasil ayam yang diproduksi akan jelek sehingga hubungan antara keduanya tidak akan saling menguntungkan lagi, karena ada salah satu pihak yang dirugikan dan peternak mitra bisa pindah ke inti yang lain

Hubungan Performance Numerical dengan Kesinambungan Usaha Kemitraan Ayam Ras Pedaging

Koefisien regresi performance numerical = 1,817. Angka ini nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan α = 0,05 karena nilai thitung = 2,264 dan nilai ttabel = 2,021 maka thit > ttabel berarti H0 ditolak serta dapat dilihat juga melalui sig 0,030 < 0,05. Keadaan ini berarti bahwa performance numerical berpengaruh nyata pada kesinambungan usaha kerjasama kemitraan.

Koefisien regresi menunjukkan arah hubungan yang positif, berarti semakin tinggi performance numerical peternak maka semakin tinggi juga kesinambungan usaha kerjasama kemitraan tersebut akan terus berlanjut. Apabila nilai performance numerical naik sebesar 1 tingkat sedangkan peubah lain tetap, maka akan menaikkan siklus periode produksi ayam sebesar 1,817 kali. Hal ini dikarenakan di Tunas Mekar Farm nilai performance numerical menjadi hal utama yang menentukan apakah hubungan kemitraan tersebut akan terus berlanjut atau putus di tengah jalan dan memang nilai rataan skor performance numerical dari peternak yang bermitra dengan Tunas Mekar Farm termasuk kedalam kategori tinggi.

Performance numerical adalah suatu indikator yang digunakan untuk menilai baik buruknya hasil produksi ayam yang dibudidayakan oleh peternak, nilai performance numerical ini dihitung dengan memperhatikan empat aspek penting, yaitu: (a) mortalitas, (b) rata-rata berat ayam saat panen, (c) Feed Convertion Rate (FCR) atau konversi pakan, dan (d) rata-rata umum panen, yang dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

panen umur rata Rata x FCR x dipanen yang ayam berat rata Rata x kematian Persentase PN − − − = (100% ) 100

Tunas Mekar Farm memiliki penilaian sendiri terhadap peternak mitranya yaitu berdasarkan nilai PN atau prestasi ayamnya, untuk peternak grade A adalah peternak yang memiliki PN diatas 270, peternak grade B adalah peternak yang memiliki PN antara 250-270 dan peternak grade C adalah peternak yang memiliki PN antara 230-250 dan yang terakhir adalah peternak grade D yang memiliki PN dibawah 230. Untuk peternak dengan grade D jika selalu menghasilkan PN yang kurang baik atau tidak ada peningkatan selama tiga kali berturut-turut maka akan dilakukan pemutusan hubungan kerjasama oleh perusahaan mitra secara sepihak.

Makin besar nilai performance numerical dari ayam yang diproduksi akan lebih baik dan lebih menguntungkan peternak karena akan mendapat insentif lebih banyak. Peternak harus dapat menurunkan nilai FCR atau konversi pakan agar nilai dari performance numerical menjadi tinggi, maksudnya yaitu membuat ayam cepat besar dengan pakan yang sedikit, hal ini bisa dilakukan jika ayam yang dikirim berkualitas tinggi, dan bisa juga dengan menambah makanan tambahan seperti feed supplement atau menambahkan kunyit pada air minum ayam. Hal ini yang membuat daya tahan ayam meningkat terhadap penyakit sehingga nafsu makannya tinggi maka ayam cepat besar dan bisa mempersingkat umur panen ayam, tentunya peternak lebih untung, dengan bobot badan ayam yang diinginkan hanya dengan menggunakan sedikit pakan dan umur panen yang singkat sehingga akan menghemat biaya dan mempercepat siklus produksi.

Selain menurunkan nilai FCR, peternak juga harus menurunkan nilai persentase kematian dari ayam, karena semakin banyak ayam yang hidup maka semakin banyak ayam yang dipanen sehingga bobot badan ayam yang dipanen bisa

lebih berat lagi. Hal ini tentu saja menguntungkan karena insentif petenak dihitung dari beratnya ayam yang dihasilkan.

Tentunya peternak dan perusahaan mitra berperan penting untuk menghasilkan nilai performance numerical yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara manajemen kandang yang baik dari peternak, dan kiriman bibit, pakan, obat-obatan yang berkualitas tinggi dari perusahaan mitra, karena manajemen yang baik jika tidak didukung oleh input yang berkualitas tidak akan menghasilkan output yang berkualitas juga, dan sebaliknya jika input berkualitas tanpa didukung oleh manajemen kandang yang baik maka tidak akan menghasilkan output yang berkualitas.

Dokumen terkait