• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi Kimia Daging Paha

Rataan komposisi kimia yang meliputi kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar abu dari daging paha itik lokal jantan dengan penambahan pakan tepung beluntas dengan konsentrasi 0%, 15 dan 2% ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Komposisi Kimia Daging Paha Itik Lokal Jantan

Peubah

Penambahan Tepung Daun Beluntas

0% 1% 2% ---%--- Kadar air 74,98 ± 0,53 75,66 ± 1,04 74,88 ± 3,03 Kadar protein 20,39 ± 0,57 20,37 ±1,10 19,76 ± 1,65 Kadar lemak 0,44 ± 0,06 0,40 ± 0,06 0,43 ± 0,09 Kadar abu 0,80 ± 0,20 0,85 ± 0,09 0,89 ± 0,11 Kadar Air

Tabel diatas menunjukkan bahwa kadar air yang didapatkan dari penelitian ini berkisar antara 74,88-75,66%. Hasil analisis terhadap kadar air ini menunjukkkan bahwa penambahan tepung daun beluntas dengan taraf 0%, 1% dan 2% tidak nyata mempengaruhi kadar air daging paha itik.

Kadar air daging paha itik kontrol dan perlakuan penambahan tepung daun beluntas 1 dan 2% masing-masing sebesar 74,98%, 75,66% dan 74,88%. Kadar air yang diperoleh dari hasil penelitian ini masih lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh Triyantini et al (1997) untuk daging paha itik berumur 12 minggu yaitu sebesar 73,91%. Kadar air yang diperoleh oleh Triyantini et al lebih rendah karena itik yang diteliti umurnya lebih tua yaitu 12 minggu, sedangkan yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik umur 10 minggu. Hal ini terjadi karena semakin tua umur ternak kadar airnya akan semakin berkurang.

Kadar Protein

Tabel 5 menunjukkan bahwa kadar protein daging paha itik lokal jantan pada setiap perlakuan penambahan tepung daun beluntas dalam pakan dengan konsenttasi 0%, 1% dan 2% masing-masing 20,39%, 20,37% dan 19,76%. Dari hasil tersebut terlihat adanya penurunan namun uji statistik menyatakan bahwa penurunan kadar

protein tersebut tidak berbeda nyata. Hasil ini membuktikan bahwa penambahan tepung daun beluntas dalam pakan sampai taraf 2% tidak mempengaruhi kadar protein daging paha itik lokal jantan.

Rataan kadar protein dari hasil penelitian ini berkisar antara 19,76-20,39%. Kadar protein yang didapat dari hasil penelitian ini lebih besar dari yang dinyatakan Damayanti (2003) pada daging paha itik umur 8 minggu yang diberi pakan starter ayam broiler dengan kandungan protein pakannya 22,56% dan energi metabolis 2946 kkal/kg yaitu 16,19%.

Lukman (1995) melaporkan bahwa kadar protein daging paha itik afkir sebesar 20,02%. Penelitian yang dilakukan oleh Cobos et al (2000) terhadap itik Anas platyrhynchos kadar protein daging paha berkisar antasr 18,9-22,5%. Hasil penelitian Lukman (1995) juga menyatakan bahwa kadar protein daging pada itik afkir berbeda nyata dengan daging paha ayam petelur afkir. Daging paha ayam petelur afkir menurut Lukman adalah 20,97%

Kadar Lemak

Kadar lemak yang diperoleh dari masing-masing perlakuan penambahan tepung daun beluntas 0%, 15 dan 2% yaitu 0,44%, 0,40% dan 0,43%. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara kadar lemak daging setiap perlakuan.

Rataan kadar lemak daging paha itik pada penelitian ini berkisar antara 0,40-0,44%, lebih kecil dari yang dinyatakan Triyantini et al (1997) pada umur 12 minggu yaitu 1,72%. Damayanti (2003) melaporkan bahwa kadar lemak daging itik umur 8 minggu yang dipelihara dengan pakan starter ayam broiler dengan kandungan protein pakan sebesar 22,56% dan energi metabolis 2946 kkal/kg yaitu 8,47%. Cobos et al (2000) mengemukakan hasil penelitiannya pada itik liar Anas platyrhinchos kadar lemak daging paha sebesar 3,24-4,00%. Laela (2000) mendapatkan rataan kadar lemak daging paha sebesar 9,10% pada itik umur 8 minggu yang diberi kayambang 10% dalam ransumnya dan 4,22% pada itik kontrol atau tidak diberi perlakuan pemberian kayambang pada ransumnya.

Kadar Abu

Rataan kadar abu daging paha pada setiap perlakuan penambahan tepung daun beluntas dalam pakan dengan konsentrasi 0%, 1% dan 2% tidak jauh berbeda

masing-masing 0,80%, 0,85% dan 0,89%. Hasil tersebut menunjukkan adanya kenaikan kadar abu pada setiap perlakuan penambahan tepung daun beluntas. Namun setelah di analisis peningkatan tersebut tidak nyata. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas dalam pakan tidak mempengaruhi kadar abu dalam daging.

Cobos et al (2000) menyatakan bahwa kadar abu daging paha dan kadar abu daging dada itik liar Anas platyrhynchos adalah sama yaitu sekitar 1,27%. Menurut Soeparno (1992) perbedaan umur ternak dan perlakuan nutrisi, walaupun kecil dapat memungkinkan mengubah komponen kimia karkas kecuali kadar abu.

Komposisi Kimia Kulit Paha

Rataan komposisi kimia yang meliputi kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar abu dari daging paha itik lokal jantan dengan penambahan tepung daun beluntas dalam pakan dengan konsentrasi 0%, 1% dan 2% ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Komposisi Kimia Kulit Paha Itik Lokal Jantan

Peubah

Penambahan Tepung Daun Beluntas

0% 1% 2% ---%--- Kadar air 61,39 ± 5,21 62,45 ± 2,88 61,15 ± 2,59 Kadar protein 11,98 ± 1,29 11,42 ± 0,29 12,29 ± 1,65 Kadar lemak 20,76 ± 2,27 20,47 ± 1,59 20,43 ± 0,84 Kadar abu 0,17 ± 0,05 0,26 ± 0,05 0,34 ± 0,13

Rataan kadar air kulit paha itik setiap perlakuan penambahan tepung daun beluntas dengan taraf 0%, 1% dan 2% tidak jauh berbeda masing-masing yaitu 61,39%, 62,45% dan 61,15%.

Rataan kadar protein kulit paha itik lokal jantan pada penelitian ini berkisar antara 11,42-12,29%. Kadar protein kulit yang didapat terlihat meningkat sejalan dengan meningkatnya konsentrasi tepung daun beluntas dalam pakan. Namun hasil uji statistik menyatakan peningkatan kadar protein kulit ini tidak berbeda nyata. Hal ini berarti penambahan tepung daun beluntas dalam pakan sampai taraf 2% tidak mempengaruhi kadar protein kulit paha itik.

Kadar protein kulit itik terlihat lebih rendah bila dibanding kadar protein daging, hal ini terlihat jelas karena kadar lemak kulit tinggi. Sejalan dengan yang diungkapakan Smith et al (1993) bahwa kadar air dan kadar protein akan tergantung pada kadar lemak yang ada karena kadar lemak merupakan komponen yang bervariasi dibanding protein maupun air. Muchtadi dan Sugiyono (1992) menyatakan lemak subkutan dipengaruhi umur, lemak subkutan meningkat dari 13,25 pada umur 3 minggu menjadi 33,87% pada umur 9 minggu.

Kadar lemak kulit merupakan komponen terbesar kedua setelah kadar air. Kadar lemak kulit itik pada setiap perlakuan penambahan tepung daun beluntas 0%, 1% dan 2% masing-masing yaitu 20,76%, 20,47% dan 20,43%. Angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan kadar lemak daging masing-masing perlakuan yaitu 0,40%, 0,44% dan 0,43%. Sesuai dengan yang dinyatakan Muchtadi dan Sugiyono (1992) bahwa lemak unggas sebagian besar disimpan dibawah kulit, bukan didistribuikan pada jaringan-jaringan otot seperti pada ternak besar.

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara kadar lemak kulit kontrol dengan kadar lemak perlakuan penambahan tepung daun beluntas 1% dan 2%. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas dalam pakan sampai taraf 2% tidak mempengaruhi kadar lemak kulit paha itik.

Rataan kadar abu kulit paha pada setiap perlakuan penambahan tepung daun beluntas dalam pakan dengan konsentrasi 0%, 1% dan 2% masing-masing 0.26%, 0,17% dan 0,34%. Hasil tersebut menunjukkan adanya kenaikan kadar abu pada setiap perlakuan penambahan tepung daun beluntas. Namun setelah dianalisis peningkatan tersebut tidak signifikan.

KESIMPULAN

Penambahan tepung daun beluntas sampai dengan taraf 2% dalam pakan sebagai upaya mengurangi bau amis pada daging itik lokal tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan komposisi kimia seperti kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar abu dari daging dan kulit paha itik lokal jantan

Dokumen terkait