• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel I menunjukkan profil karakteristik dari 62 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.

Tabel I. Karakteristik responden penelitian (n=62)

Variabel Total (rerata ± SD) ‹%› p-value Usia (tahun) 48,03 ± 5,65 0,069* LP (cm) 87,43 ± 13,15 0,200* TB (cm) 10,85 ± 5,02 0,200* RLPTB (cm) 0,58 ± 0,09 0,200* SBP (mmHG)) 138,76 ± 22,72 0,200* DBP (mmHG) 82,66 ± 11,76 0,082* GDP (mg/dl) 87,58 ± 20,67 0,000 HDL (mg/dl) 56,26 ± 11,15 0,015 Total Kolesterol (mg/dl) 208,77 ± 43,69 0,180* FRS (%) 6,30 ± 5,46 0,000 Normal 24,19 0,068* Overweight/Obese 75,81 0,086* Menopouse 40,32 0,280*

Keterangan : SBP (systolic blood pressure); DBP (diastolic blood pressure); GDP (gula darah puasa); HDL (high density lipoprotein); FRS (Framingham Risk Score); RLPTB (rasio lingkar pinggang tinggi badan)

*p-value >0,05 data terdistribusi normal

Pada penelitian ini (tabel I) dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov yang menunjukan bahwa responden wanita di desa Kepuharjo yang berumur 40-60 tahun sebagian besar (75,81%) mengalami overweight/obese ditunjukkan oleh nilai rerata RLPTB mencapai 0,58. Obesitas diidentifikasi sebagai faktor risiko yang kuat terkait penyakit kardiovaskular dan penyakit metabolisme lainnya seperti diabetes mellitus dan hipertensi (Su et al., 2015). Risiko penyakit jantung sangat berhubungan dengan obesitas sentral dibandingkan dengan obesitas perifer. Obesitas sentral meningkatkan mortalitas dengan mengubah profil metabolik,

6

struktur dan fungsi jantung yang terjadi pada individu sebagai akibat terakumulasinya jaringan adipose dalam jumlah berlebih sehingga sering berhubungan dengan berbagai komplikasi jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan kematian mendadak melalui dampaknya pada sistem kardiovaskular (Poirer et al., 2006; Flegal et al., 2013; Chen et al., 2013).

Tabel II. Profil Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Kelompok RLPTB Normal dan Kelompok RLPTB Overweight/Obese

RLPTB Variabel Normal (≤ 0,5) n=15 Overweight/Obese (≥ 0,51) n=47 p-value Usia (tahun) 46,33±6,94 48,57±5,14 0,184 SBP (mmHG) 124,23±21,52 143,39±21,28 0,004* DBP (mmHG)) 75,73±10,35 84,87±11,40 0,008* GDP (mg/dl) 83,33±8,25 88,94±23,20 0,365 HDL (mg/dl) 62,47±9,56 54,28±10,98 0,012* Total Kolesterol (mg/dl) 208,00±49,71 209,02±4,01 0,938 FRS (%) 4,25±4,01 6,95±5,73 0,096 Keterangan: SBP (systolic blood pressure); DBP (diastolic blood pressure); GDP (gula darah puasa); HDL (high density lipoprotein); FRS (Framingham Risk Score); RLPTB (rasio lingkar pinggang tinggi badan)

* nilai p<0,05 berbeda bermakna

Hasil uji T-test independent pada penelitian ini menunjukkan variabel SBP, DBP, HDL berbeda bermakna diantara ke-2 kelompok, sedangkan variabel usia, GDP, kolestrol total, FRS berbeda tidak bermakna (p>0,05) namun rerata variabel tersebut menunjukkan risiko lebih tinggi pada kelompok overweight/obese (≥0,51)

dibandingkan pada kelompok normal (≤ 0,5).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Chehrei et al. (2007), responden dengan obesitas memiliki nilai kolesterol total lebih tinggi, nilai HDL yang lebih rendah dan glukosa darah puasa lebih tinggi dari responden normal. Semakin tinggi kadar kolesterol di dalam darah, semakin besar risiko penyakit jantung terkait aterosklerosis (NIH, 2016). Menurut penelitian Setiono, Suhartono, Purwoko (2012) nilai HDL pada jenis kelamin perempuan tidak dipengaruhi perubahan RLPTB (berbeda tidak bermakna), sedangkan penelitian ini menunjukkan bahwa nilai HDL dipengaruhi oleh perubahan RLPTB, perbedaan hasil pada penelitian ini berkaitan dengan jumlah responden yang digunakan.

7

Faktor risiko penyakit kardiovaskular yang paling tinggi pada wanita disebabkan seiring bertambah nya usia yang disertai dengan obesitas dan hipertensi (Gustierrez et al., 2015). Sindrom metabolik lebih banyak terjadi setelah wanita mengalami masa menopause. Wanita dengan kondisi menopause mengalami peningkatan kolesterol LDL dan penurunan HDL (Ali et al., 2014). Penurunan hormon esterogen secara alami yang disertai dengan peningkatan lemak tubuh mungkin menjadi faktor peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Esterogen memberikan efek positif melindungi lapisan dalam dari dinding arteri (AHA, 2016).

Rasio lingkar pinggang tinggi badan secara individual berkorelasi dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular dan juga berkorelasi dengan FRS, hal ini menunjukkan bahwa RLPTB merupakan penanda kuat risiko penyakit kardiovaskular terkait obesitas (Rianne, Lear, Claydon, 2014). Tabel II menunjukkan sesuai dengan pernyataan Rianne, Lear, dan Claydon dimana nilai FRS responden dipengaruhi oleh perubahan RLPTB.

Tabel III. Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan dengan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular

Faktor Risiko CVD RLPTB (n=62) r R2 p-value Usia (tahun) 0,293 0,085849 0,021* SBP (mmHG) 0,271 0,073441 0,033* DBP (mmHG) 0,235 0,055225 0,067 GDP (mg/dl) 0,257 0,066049 0,044* HDL (mg/dl) -0,412 0,169744 0,001* Total Kolesterol (mg/dl) -0,078 0,006084 0,545 FRS (%) 0,264 0,069696 0,038* Keterangan : SBP (systolic blood pressure); DBP (diastolic blood pressure); GDP (gula darah puasa); HDL (high density lipoprotein); FRS (Framingham Risk Score); RLPTB (rasio lingkar pinggang tinggi badan)

r : korelasi ; R2: koefisien determinasi ; p-value *p<0,05 (signifikan)

Pada penelitian ini dilakukan uji korelasi Pearson untuk mengetahui korelasi antara RLPTB dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Tabel III menunjukkan korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah antara RLPTB terhadap faktor risiko umur, systolic blood pressure, kadar gula darah puasa, FRS dan kolerasi positif tidak bermakna terhadap faktor risiko diastolic blood pressure.

8

Tabel III menunjukkan korelasi negatif bermakna kekuatan sedang terhadap kadar HDL dan korelasi negatif tidak bermakna kekuatan lemah terhadap kolesterol total. Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB) digunakan untuk menilai obesitas abdominal, dimana obesitas abdominal sangat berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Pada beberapa orang dengan obesitas abdominal dan BMI yang normal menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan diabetes. Obesitas abdominal menjadi faktor risiko yang sangat kuat berkorelasi dengan dislipidemia dan hipertensi (Casanueva et al., 2010). Hasil analisis korelasi pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2013)

dan Zhu et al. (2014) yang hasilnya menunjukkan RLPTB berkorelasi dengan

beberapa faktor risiko kardiovaskular yaitu systolic blood pressure, diastolic blood

pressure, kadar gula darah puasa dan HDL. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Widjaja et al.(2013) tekanan darah yang tinggi, nilai HDL yang rendah dan kadar glukosa puasa berkorelasi dengan risiko penyakit kardiovaskular.

Penelitian Zahrawardani, Herlambang, Anggraheny (2013) menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara usia (p=0,019), kolesterol total (p=0,004), hipertensi (p=0,002) dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah (aterosklerosis) (Sitorus,2008; World Heart

Federation,2016).

Pada analisis penelitian ini, RLPTB berkorelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah terhadap FRS. Menurut penelitian Su et al. (2015) rasio lingkar pinggang tinggi badan (RLPTB) memiliki korelasi dengan faktor risiko kardiovaskular dibandingkan dengan indeks penentu risiko kardiovaskular lainnya. Hasil korelasi RLPTB pada penelitian Su et al. terhadap risiko penyakit kardiovaskular 10 tahun ke depan berdasarkan FRS menunjukkan korelasi bermakna dengan kekuatan korelasi lemah (r=0.3540; p<0.001).

RLPTB berkorelasi positif bermakna dengan faktor risiko usia. Usia dan semua indeks antropometri, kecuali tinggi, berkorelasi positif dengan faktor risiko jantung koroner. Tinggi badan merupakan parameter penting yang harus

9

dipertimbangkan untuk menilai obesitas, karena tinggi mempengaruhi pengamatan akumulasi lemak (Heish, 2008).

Browning et al. (2010) melaporkan systematic review beberapa penelitian korelasi memberikan hasil yang bermakna untuk semua indeks antropometri terhadap tekanan darah sistolik (SBP) dan diastolik (DBP) (Schneider et al., 2007). Hasil penelitian ini (tabel III) sejalan dengan penelitian Pereira et al. (2015) yang menunjukkan korelasi tidak bermakna antara RLPTB terhadap kolesterol total, sedangkan menurut penelitian Mamat (2008) dan Fajri (2011) menyatakan bahwa kenaikan kolesterol plasma merupakan faktor risiko penting untuk berkembangnya penyakit jantung koroner.

Penelitian ini mengunakan metode sederhana yang mudah dilakukan dan rasio lingkar pinggang tinggi badan secara praktis dapat digunakan sebagai penilaian awal terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Rasio lingkar pinggang tinggi badan juga dapat digunakan oleh berbagai etnik dan populasi yang tidak memperhitungkan jenis kelamin dan usia. Kesulitan yang dialami peneliti yaitu saat melakukan pengukuran antropometri dimana pengukuran lingkar pinggang pada responden yang memiliki berat badan berlebih sulit untuk menemukan titik tengah antara tulang rusuk paling bawah dan tulang panggul paling atas sehingga kemungkinan pengukuran kurang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah responden yang digunakan mungkin belum cukup mewakili karakteristik populasi wanita di Desa Kepuharjo, namun sudah memenuhi syarat jumlah sampel untuk dapat dianalisa.

KESIMPULAN

Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (rerata=0,58) berkorelasi positif bermakna dan kekuatan lemah (p = 0,038; r = 0,264) dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular (rerata=6,3) pada wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

10 DAFTAR PUSTAKA

Ali, S.B., Belfki-Benali, H., Aounallah-Skhiri, H., Traissac, P., Maire, B.,

Delpeuch, F., 2014. Menopause and Metabolic Syndrome in Tunisian

Women. BioMed Research International, Volume 2014, Article ID 457131, 7.

American Heart Association, 2016, Menopouse and Heart Disease,

http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/MyHeartandStroke News/Menopause-and-Heart

Disease_UCM_44842_Article.jsp#.WAyG2fl97IW diakses tanggal 30

September 2016.

Ashwell, M., 2011. Charts Based on Body Mass Index and Waist-to-Height Ratio to Assess theHealth Risks of Obesity: A Review. The Open Obesity

Journal, 3, 78-84.

Ashwell, M., Gunn, P., Gibson, S., 2012. Waist-to-height ratio is a better screening tool than waist circumference and BMI for adult cardiometabolic risk factors: systematic review and meta-analysis. Obesity Review, vol.13, 284-285.

Browning, L.M., Hsieh, S.D., Ashwell, M., 2010. A systematic review of waist-to-height ratio as a screening tool for the prediction of cardiovascular disease and diabetes: 0·5 could be a suitable global boundary value. Nutr Res Rev; 23: 247-69.

Cai, L., Liu., A., Zhang, Y., Wang, P., 2013. Waist-to-Height Ratio and Cardiovascular Risk Factors among Chinese Adults in Beijing. PLoS

ONE, 8(7): e69298.

Casanueva, F.F., Moreno, B., Azeredo, R.R., Massien, C., Conthe, P., Formiguera, X., et al, 2010. Relationship of abdominal obesity with cardiovascular disease, diabetes and hyperlipidaemia in Spain. Clinical Endocrinology, 73, 35–40.

Chehrei, A., Sadrnia, S., Keshteli, A.H., Daneshmana, M.A., and Rezaei, J., 2007. Correlation of dyslipidemia with waist to height ratio, waist circumference, and body mass index in Iranian adults. Asia Pac J Clin

Nutr, 16 (2), 248-253.

Chen, Y., Copeland, W.K., Vedanthan, R., Grant, E., Lee, J.E., Gu, D., et al., 2013. Association between Body Mass Index and Cardiovascular Disease Mortality in East Asians and South Asians: Pooled Analysis of Prospective Data from the Asia Cohort Consortium. BMJ open, 347, f5446.

D’Agustino, R.B., Pencina, M.J., Massaro, J.M., and Coady, 2013. Cardiovascular Disease Risk Assesment: Insights from Framingham. Nasional Institute on

Health, (8), 11-23.

Despres, J.P., 2006. Abdominal Obesity: the most prevalent cause of the metabolic syndrome ad related cardiometabolic risk. European Heart Journal

Supplements, p.B.10

Dinkes Kab. Sleman, 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman. Dinkes Kab.

11

Effendi, A.T., Hardinsyah, Effendi, Y.H., Dewi, M., Nurdin, N.M., 2013. Nutrigenomik Resistensi Insulin Sindrom Metabolik Prediabetes. Bogor: IPB Press.

Flegal, K.M., Kit, B.K., Orpana, H. and Graubard, B.I., 2013. Association of All-Cause Mortality with Overweight and Obesity Using Standard Body Mass Index Categories: A Systematic Review and Meta-Analysis. JAMA, 309, 71-82.

Guasch-Ferre, M., Bullo, M., Martı´nez-Gonza´lez, M.A., Corella D., Estruch, R., Covas, M.I., et al., 2012. Waist-to-Height Ratio and Cardiovascular Risk Factors in ElderlyIndividuals at High Cardiovascular Risk. PLoS ONE, 7(8), e43275.

Gutierrez, C.V., Rodrigo, J.R., Alguacil, M.M.O., Caravaca, M.A.S., Lechuga, M.J.A.D.C., Villaverde, A.R., 2015. Overweight obesity and cardiovascular risk in menopausal transition. Nutr Hosp, 32(4):1603-1608. Goh, L.G.H., Dhaliwal, S.S., Welborn, T.A., Lee, A.H., and Della, P.R., 2014. Anthropometric Measurements of General and Central Obesity and the Prediction of Cardiovascular Disease Risk in Women: a cross-sectional study. BMJ Open, 4:e004138.

Hsieh, S.D., Yoshinaga, H., and Muto T., 2008. Waist-to-height ratio, a simple and practical index for assessing central fat distribution and metabolic risk in Japanese men and women. Int J Obes Relat Metab Disord, 27: 610-616. Insel, P., Ross, D. McMahon, K. & Bernstein, M., 2011. Nutrition. Fourth Edition.

Canada: Jones and Bartlett Publishers.

International Diabetes Federation, 2006, the IDF consensus worldwide definition of

the metabolic syndrome, Belgium, p. 11.

Kaur, S., Sharma, A., Singh, H.J., 2014. Waist related anthropometric measures - simple and useful predictors of coronary artery disease in women. Int J

Physiol Pathophysiol Pharmacol, 6(4), 216-220.

Kementrian Kesehatan RI, 2014, Pusat Data dan Informasi: Situasi Kesehatan Jantung, Kemenkes RI, Jakarta, hal 2.

Koopman, R.J., Swofford, S.J., Beard, M.N., Meadows, S.E., 2009. Obesity and metabolic disease. Primary care. Clin Office Pract, 36(2), 257-70.

Li W.C., Chen, I.C., Chang, Y.C., Loke, S.S., Wang, S.H., Hsiao, K.Y., 2013. Waist-to-height ratio, waist circumference, and body mass index as indices of cardiometabolic risk among 36,642 Taiwanese adults. Eur J Nutr, 52, 57–65.

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), 2007,

Anthropometry Procedures Manual, CDC, UK, pp 1,9,16.

Palacios, C., Perez, C.M., Guzman, M., Ortiz, A.P., Ayala, A., Suarez, E., 2011. Association between adiposity indices and cardiometabolic risk factors among adults living in Puerto Rico. Public Health Nutr, 10, 1714-1723. Pereira, P.F., Serrano, H.M.S., Carvalho, G.Q., Ribeiro, S.M.R., Peluzio,

M.D.C.G., Franceschini, S.D.C.C., et al., 2015. Measurements of body fat distribution: assessment of collinearity with body mass, adiposity and height in female adolescents. Review Paul Pediatr, 33(1), 63–71.

12

Poirier, P., Giles, T.D., Bray, G.A., Hong, Y., Stern J.S., Pi-Sunyer, F.X., Robert H. Eckel, R.H., 2006, Obesity and Cardiovascular Disease: Pathophysiology, Evaluation, and Effect of Weight Loss, Circulation. 113, 898-918.

Rianne, H.J.C.R., Lear, S.A., Claydon, V.E., 2014, Waist Circumference Is the Best Index for Obesity-Related Cardiovascular Disease Risk in Individuals with Spinal Cord Injury. Journal Of Neurotrauma, 31, 292300.

Schneider, H.J., Glaesmer, H., Klotsche, J., Bohler, S., Lehnert, H., Zeiher, A.M., 2007. Accuracy of Anthropometric Indicators of Obesity to Predict Cardiovascular Risk. The Journal of Clinical Endocrinology &

Metabolism, 92(2), 589594.

Schneider, H.J., Klotsche, J., Silber, S., Stalla, G.K., Wittchen, H.U., 2011. Measuring abdominal obesity: effects of height on distribution of cardiometabolic risk factors risk using waist circumference, waist-to-height ratio. Diabetes Care, 34:e7.

Setiono, L.Y., Suhartono, T., Purwoko, Y., 2012. Dislipidemia pada obesitas dan tidak obesitas di RSUP DR Kariadi dan Laboratorium klinik swasta di kota Semarang.

Sitorus, R.H., 2008. 3 Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Penerbit Yrama Widya, Bandung.

Sung-Hee Park, Soon-Ja Choi, Kwang-Soo Lee, Hyun-Young Park, 2009. Waist Circumference and Waist-to-Height Ratio as Predictors of Cardiovascular Disease Risk in Korean Adults. Circulation Journal, vol 73, 1643.

Su, T.T, Amiri, M., Hairi, F.M., Thangiah, N., Dahlui, M., Majid, A., 2015. Body Composition Indices and Predicted Cardiovascular Disease Risk Profile among Urban Dwellers in Malaysia. BioMed Research International, Volume 2015, 174821, 7

Widjaja, F.F., Widjaja, I.R., Astria, Y., Suwita, C.S., Waspadji, S., (2013). Metabolic syndrome and Framingham risk score in obese young adults.

Med J Indonesi. 22, 100-6.

World Heart Federation, 2011. Cardiovascular Disease: Types and Symptoms, diakses tanggal 2 Oktober 2016.

World Health Organization, 2008. WHO Country Cooperation Strategy 2007-2011, WHO, http://www.who.int/ countryfocus / cooperation strategy/

ccs_idn_en.pdf diakses pada tanggal 15 September 2016.

World Health Organization, 2012. Obesity and overweight. Secondary obesity and overweight, diakses tanggal 13 September 2016.

Zahrawardani, D., Herlambang, K.S., Anggraheny, H.D., 2013. Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, vol.1, no.2.

Zhu,Q., Shen, F., Ye, T., Zhou, Q., Deng, H., Gu, X., 2014.Waist-to-height ratio is an appropriate index for identifying cardiometabolic risk in Chinese individuals with normal body mass index and waist circumference. J

13 LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

14

15 Lampiran 3. Ethical Clearance

16

17

Lampiran 5. Sfigmomanometer, pita pengukur lingkar pinggang, dan ukuran tinggi badan

Sfigmomanometer Digital Pita pengukur lingkar pinggang

18

Lampiran 6. Sertifikat kalibrasi sfigmomanometer

20

22

24 Lampiran 9. Informed Consent

25 Lampiran 10. Pedoman Wawancara

26

27

28

29 Lampiran 14. Uji Statistik

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .108 62 .069 .945 62 .008 LP .070 62 .200* .975 62 .249 TB .088 62 .200* .972 62 .158 RLPTB .066 62 .200* .984 62 .622 SISTOLIK .085 62 .200* .969 62 .118 DIASTOLIK .082 62 .200* .982 62 .509 GDP .208 62 .000 .575 62 .000 HDL .127 62 .015 .934 62 .002 KOLES_TOT .102 62 .180 .969 62 .121 FRS .185 62 .000 .721 62 .000

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2-tailed) umur Equal variances assumed 1.922 .171 -1.346 60 .184

Equal variances not

assumed -1.153 19.154 .263

SISTOLIK

Equal variances

assumed .104 .748 -3.028 60 .004

Equal variances not

assumed -3.010 23.403 .006

DIASTOLI K

Equal variances

assumed .137 .713 -2.759 60 .008

Equal variances not

assumed -2.902 25.762 .007

GDP Equal variances

30

Equal variances not

assumed -1.401 59.153 .166

HDL

Equal variances

assumed .018 .892 2.589 60 .012

Equal variances not

assumed 2.783 26.824 .010

KOLES_T OT

Equal variances

assumed 2.001 .162 -.078 60 .938

Equal variances not

assumed -.072 20.836 .943

FRS

Equal variances

assumed .149 .701 -1.689 60 .096

Equal variances not

assumed -2.024 33.814 .051 RLPTB umur Pearson Correlation .293* Sig. (2-tailed) .021 N 62 SISTOLIK Pearson Correlation .271* Sig. (2-tailed) .033 N 62 DIASTOLIK Pearson Correlation .235 Sig. (2-tailed) .067 N 62 GDP Pearson Correlation .257* Sig. (2-tailed) .044 N 62 HDL Pearson Correlation -.412** Sig. (2-tailed) .001 N 62 KOLES_TOT Pearson Correlation -.078 Sig. (2-tailed) .545 N 62 FRS Pearson Correlation .264* Sig. (2-tailed) .038 N 62

31

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan Wanita Dewasa terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta” bernama lengkap Sefrida Putri Santika, lahir di Sintang, 01 September 1995, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Drs. Darmantono dan Supriati Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK Tunas Rimba (1999-2001), pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Rejoso I (2001-2007), pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Nganjuk (2007-2010), pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Nganjuk (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013. Penulis terlibat dalam berbagai organisasi dan kepanitiaan. Peneliti juga menjadi asisten dosen pada mata kuliah Praktikum Komunikasi Farmasi.

Dokumen terkait