• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi rasio lingkar pinggang tinggi badan wanita dewasa terhadap risiko penyakit kardiovaskular di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi rasio lingkar pinggang tinggi badan wanita dewasa terhadap risiko penyakit kardiovaskular di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Peningkatan akumulasi lemak (abdominal) merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB) yang lebih tinggi menunjukkan risiko lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular terkait obesitas abdominal. Tujuan. Mengetahui adanya korelasi bermakna antara rasio lingkar pinggang-tinggi badan terhadap risiko penyakit kardiovaskular pada wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Metode. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional pada 62 wanita dengan kriteria inklusi umur 40-60 tahun,bersedia berpuasa dan menandatangani inform consent. Kriteria eksklusi yaitu responden tidak berpuasa (10-12 jam), hamil, memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (jantung koroner, infark miokard, insufisiensi koroner, angina, stroke iskemik, hemoragik stroke, serangan iskemik transien, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung) dan data responden tidak lengkap. Data yang diambil yaitu tekanan darah, glukosa darah puasa, total cholesterol dan risiko kardiovaskular responden dihitung menggunakan

Framingham Risk Score (FRS). Parameter antropometri yang diukur dari responden

yaitu lingkar pinggang dan tinggi badan. Hasil. Berdasarkan uji pearson, rasio lingkar pinggang tinggi badan dan Framingham Risk Score (FRS) menunjukkan hasil korelasi positif bermakna (p = 0,038; r = 0,264). Responden dengan RLPTB

obese/overweight sebesar 75,81%. Kesimpulan. RLPTB dan risiko penyakit

kardiovaskular (FRS) memiliki korelasi yang bermakna dengan arah korelasi positif, dan kekuatan lemah.

Kata Kunci: Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB); wanita dewasa;

(2)

Abstract

One of the main risk factors of cardiovascular disease is an increase in the value of Waist to Height Ratio (WHTR). Higher abdominal obesity value is related to higher risk of cardiovascular disease. Purpose. To know the correlation between cardiovascular disease and the value of WHTR on adult female in Kepuharjo Village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Method. Analytic observational research with cross-sectional planning on 62 adult female in Kepuharjo Village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Inclusive criteria such as; aged between 40-60, agreed to prior informed consent. Exclusion criteria such as; incomplete respondent probing, pregnancy, prior cardiovascular disease (coronary heart disease, ischemic or hemorrhagic stroke, myocardial infarc, angina, transient ischemic arrest, periphery arterial disease, and cardiac arrest) or failure to fast prior to the predetermined test schedule (10-12 hours prior). The data gathered are Blood Pressure, HDL, Blood Glucose Level, total cholesterol, and Framingham risk score. Anthropometric parameter is measured through waist circumference and body height. Result. Based on pearson test, the WHTR and Framingham risk score (FRS) is noted at (p = 0,038; r = 0,264). Respondents with obese/overweight 75,81%. Conclusion. Waist to Height ratio and cardiovascular disease risk factor (FRS) has a positive correlation with an insubstantial strength factor.

(3)

i

KORELASI RASIO LINGKAR PINGGANG TINGGI BADAN WANITA DEWASA TERHADAP RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR DI

DESA KEPUHARJO CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Sefrida Putri Santika NIM : 138114134

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

KORELASI RASIO LINGKAR PINGGANG TINGGI BADAN WANITA DEWASA TERHADAP RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR DI

DESA KEPUHARJO CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Sefrida Putri Santika NIM : 138114134

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Allah mengangkat orang

-orang beriman di

antara kamu dan juga orang-orang yang

dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa

derajat”

( al-Mujadalah : 11 )

Dengan ridho ALLAH SWT kupersembahkan karya ini

untuk :

(8)
(9)

vii PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat

menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan Wanita Dewasa terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular di Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin dan arahan kepada peneliti. 2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan mengarahkann penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas semua saran, dan dukungan yang membangun. 4. Kepala Desa Kepuharjo yang memberikan ijin kepada peneliti untuk

mengadakan penelitian dan pengambilan data.

5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

6. Laboratorium Parahita yang telah membantu penulis dalam menganalisis darah untuk kepentingan penelitian.

7. Masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang telah bersedia terlibat dalam penelitian sebagai responden.

8. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses perkuliahan.

(10)

viii

sayang dan cinta, dukungan, perhatian, kesabaran dalam membimbing penulis dari awal hingga berakhirnya penulisan ini.

10. Teman-teman seperjuangan skripsi “Rosa Malinda, Morgan Wahyu Pratama, Benidiktus Harimurti Adi Primandiri, Akhiles Twonang Nugraha, Agnes Scherine Karlinda, Utari Febrina Supomo Sunu, Galih Permadi, Herlince Apu, Jennifer, dan yang selalu berjuang bersama dan saling memberikan semangat. 11. Sahabat-sahabat Ubaidilla, Bella, Riska, Yeyen, Prapti Dwi, Dewi, Zita Dhirani, Wendy Felix, Sari Kusuma, Nawacatur, Yolanda Tyas, Willy Sine atas semua hiburan dan selalu mengingatkan penulis selama ini.

12. Bapak Ibu dan teman-teman dari kos Cinta, kakakku Nathalia, Kresnanda atas segala doa, dukungan, semangat, dan nasehat kepada penulis.

13. Teman-teman FSM D 2013, FKK C 2013 dan semua angkatan 2013 yang telah bersama-sama berproses dan berbagi suka duka di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu farmasi.

Yogyakarta, 28 Oktober 2016

Penulis

(11)
(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PRAKATA ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

DAFTAR ISI ... x

Desain dan subjek penelitian ... 3

Penilaian Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan ... 3

Penilaian Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular ... 4

Analisis statistik ... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

KESIMPULAN ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

LAMPIRAN ... 13

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... 13

Lampiran 2. Surat izin penelitian (Pemerintah Desa Kepuharjo) ... 14

Lampiran 3. Ethical Clearance ... 15

Lampiran 4. Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit ... 16

Lampiran 5. Sfigmomanometer, pita pengukur, dan ukuran tinggi badan ... 17

Lampiran 6. Sertifikat kalibrasi sfigmomanometer ... 18

Lampiran 7. Sertifikat kalibrasi pita pengukur ... 20

Lampiran 8. Sertifikat kalibrasi ukuran tinggi badan ... 22

Lampiran 9. Informed Consent ... 24

Lampiran 10. Pedoman Wawancara ... 25

Lampiran 11. Form Pengukuran Antropometri ... 26

Lampiran 12. Hasil Pemeriksaan Laboratorium ... 27

Lampiran 13. Algoritma Framingham risk score ... 28

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Responden Penelitian (n=62) ... 5 Tabel II. Perbandingan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Kelompok

(15)

xiii Abstrak

Peningkatan akumulasi lemak (abdominal) merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB) yang lebih tinggi menunjukkan risiko lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular terkait obesitas abdominal. Tujuan. Mengetahui adanya korelasi bermakna antara rasio lingkar pinggang-tinggi badan terhadap risiko penyakit kardiovaskular pada wanita dewasa di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Metode. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional pada 62 wanita dengan kriteria inklusi umur 40-60 tahun,bersedia berpuasa dan menandatangani inform consent. Kriteria eksklusi yaitu responden tidak berpuasa (10-12 jam), hamil, memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (jantung koroner, infark miokard, insufisiensi koroner, angina, stroke iskemik, hemoragik stroke, serangan iskemik transien, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung) dan data responden tidak lengkap. Data yang diambil yaitu tekanan darah, glukosa darah puasa, total cholesterol dan risiko kardiovaskular responden dihitung menggunakan Framingham Risk Score (FRS). Parameter antropometri yang diukur dari responden yaitu lingkar pinggang dan tinggi badan. Hasil. Berdasarkan uji pearson, rasio lingkar pinggang tinggi badan dan Framingham Risk Score (FRS) menunjukkan hasil korelasi positif bermakna (p = 0,038; r = 0,264). Responden dengan RLPTB

obese/overweight sebesar 75,81%. Kesimpulan. RLPTB dan risiko penyakit

kardiovaskular (FRS) memiliki korelasi yang bermakna dengan arah korelasi positif, dan kekuatan lemah.

Kata Kunci: Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB); wanita dewasa;

(16)

xiv Abstract

One of the main risk factors of cardiovascular disease is an increase in the value of Waist to Height Ratio (WHTR). Higher abdominal obesity value is related to higher risk of cardiovascular disease. Purpose. To know the correlation between cardiovascular disease and the value of WHTR on adult female in Kepuharjo Village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Method. Analytic observational research with cross-sectional planning on 62 adult female in Kepuharjo Village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Inclusive criteria such as; aged between 40-60, agreed to prior informed consent. Exclusion criteria such as; incomplete respondent probing, pregnancy, prior cardiovascular disease (coronary heart disease, ischemic or hemorrhagic stroke, myocardial infarc, angina, transient ischemic arrest, periphery arterial disease, and cardiac arrest) or failure to fast prior to the predetermined test schedule (10-12 hours prior). The data gathered are Blood Pressure, HDL, Blood Glucose Level, total cholesterol, and Framingham risk score. Anthropometric parameter is measured through waist circumference and body height. Result. Based on pearson test, the WHTR and Framingham risk score (FRS) is noted at (p = 0,038; r = 0,264). Respondents with obese/overweight 75,81%. Conclusion. Waist to Height ratio and cardiovascular disease risk factor (FRS) has a positive correlation with an insubstantial strength factor.

(17)

1 PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular menggambarkan berkurangnya aliran darah ke jantung, otak atau tubuh sebagai akibat dari adanya penggumpalan darah (trombosis), atau adanya penumpukan deposit lemak di dalam arteri yang menyebabkan aterosklerosis (National Health Service, 2015). Pada bulan Januari tahun 2015 sekitar 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2012 (WHO, 2015). Di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi penyakit jantung mencapai 7,2%. Kematian yang diakibatkan penyakit jantung, hipertensi, dan stroke mencapai 31,9%. Di DIY terdapat 19.440 pasien terdiagnosa stroke dan 16.663 pasien jantung koroner (Kemenkes RI, 2014). Menurut catatan RSUD Sleman terdapat 490 penderita penyakit jantung dan 595 penderita stroke pada tahun 2009 (Dinkes Kab. Sleman, 2010).

Pasien dengan penyakit kardiovaskular umumnya disertai dengan obesitas abdominal (Despres, 2006). Obesitas abdominal salah satu faktor risiko terbesar menyebabkan penyakit jantung koroner yang berhubungan kuat dengan peningkatan prevalensi hipertensi, dislipidemia dan diabetes yang dapat berakibat penyakit jantung iskemik. Orang-orang dengan obesitas abdominal mempunyai prevalensi lebih tinggi terhadap risiko aterosklerosis (Koopman, Swofford, Beard dan Meadows, 2009; Shanrajit, 2014). Overweight dan obesitas menjadi faktor utama terhadap risiko kematian, diperkirakan mencapai 23% terhadap penyakit jantung iskemik (WHO, 2012). Berlebihnya lemak dalam tubuh dapat berpengaruh pada tingginya kadar lemak dalam darah, meningkatkan tekanan darah, intoleransi glukosa dan resistensi insulin, dimana hal tersebut meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung (Insel, Ros, Mcmahon, dan Bernstein, 2011).

(18)

2

tinggi tubuh, sedangkan rasio lingkar pinggang tinggi badan mempertimbangkan tinggi badan sehingga penyesuaian cut-off dapat digunakan pada berbagai populasi (Sung-Hee, Soon-Ja, Kwang-Soo, Hyun-Young, 2009; Ashwell dan Hsieh, 2005).

Systematic review dan uji meta-analisis yang dilakukan Ashwell, Gunn dan

Gibson (2012) menunjukkan bahwa rasio lingkar pinggang-tinggi badan merupakan prediktor yang lebih baik berkorelasi dengan diabetes, dyslipidemia, hipertensi dan risiko penyakit kardiovaskular pada kedua jenis kelamin di populasi dari berbagai negara dan kelompok etnis.

Penelitian Ashwell (2011) dan Palacios et al. (2011) menunjukkan beberapa tahun terakhir rasio lingkar pinggang tinggi badan menjadi pengukuran antropometri yang cukup baik dalam memprediksi penyakit jantung koroner dan morbiditas stroke dalam studi prospektif Framingham. Goh et al. (2014) menggunakan pengukuran antropometri dalam penelitiannya menyatakan bahwa rasio lingkar pinggang-tinggi badan memiliki spesifisitas dan sensitifitas yang lebih baik dibandingkan BMI dalam memprediksi adanya risiko terhadap penyakit kardiovaskular 10 tahun ke depan berdasarkan Framingham Risk Score.

Responden penelitian adalah masyarakat pedesaan yang menurut WHO (2008) memiliki sedikit akses mengenai informasi kesehatan yang mungkin dikarenakan kurangnya tenaga medis dan faktor sosial-ekonomi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar RI 2013, di Indonesia penderita jantung dan gagal jantung berdasarkan diagnosis/gejala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada laki-laki. Data menunjukkan pada wanita estimasi jumlah absolut pada jantung koroner 442,674, gagal jantung 177,070 dan pada stroke 602,037 sedangkan pada laki-laki jantung koroner 362,618, gagal jantung 88,155, stroke 625,897 (pusat data dan informasi Kemenkes RI,2014). Data Riskedas 2013 menyebutkan bahwa penderita jantung koroner, gagal jantung, dan stroke banyak ditemukan pada kelompok umur 45-74 tahun (Kementerian Kesehatan RI. 2014).

(19)

3 METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Penelitian yang dilakukan mengunakan jenis observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Pemilihan responden penelitian dengan teknik non-random jenis purposive sampling berdasarkan penelitian sebelumnya. Responden penelitian adalah 62 wanita dewasa yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu usia 40-60 tahun yang telah menandatangani informed consent di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Kriteria ekslusi penelitian ini antara lain tidak berpuasa (10-12 jam) sebelum pengambilan sampel darah, hasil responden tidak lengkap, memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (infark miokard, insufisiensi coroner, jantung coroner, angina, stroke iskemik, hemoragik stroke, serangan iskemik transien, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung) dan sedang hamil. Penelitian telah mendapat izin dari Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan nomor KE/FK/797/2016, sedangkan keaslian penelitian juga telah disetujui oleh Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penilaian Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan

(20)

4

Dari hasil pengukuran lingkar pinggang (cm) dan tinggi badan (cm) selanjutnya dilakukan perhitungan rasio lingkar pinggang tinggi badan dengan kategori normal

≤0,5; overweight/obese ≥0,51 (Cai et al., 2013).

Penilaian Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular

Framingham risk score merupakan fungsi algoritma yang menggabungkan

beberapa informasi faktor risiko penyakit kardiovaskular untuk menghasilkan perkiraan (atau risiko) CVD (cardiovascular disease) atau komponen CVD selama 10 tahun ke depan (D’Agostino, et al., 2013).

Pada penelitian ini digunakan pedoman wawancara untuk mendapatkan data diri, status merokok, riwayat penyakit dan pengobatan responden penelitian. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital merk OMRON model HEM-7203 yang telah divalidasi di Balai Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemda DIY. Pemeriksaan kadar gula darah puasa, total kolesterol dan HDL dilakukan oleh petugas kesehatan dari Laboratorium Parahita Yogyakarta. Pengukuran glukosa dilakukan dengan menggunakan prinsip reaksi heksokinase (NHANES, 2008), pengukuran kadar kolesterol dilakukan secara enzimatik dalam serangkaian reaksi hidrolisis (NHANES, 2007) dan pengukuran HDL digunakan metode langsung dengan enzimatik (NHANES, 2007). Berdasarkan hasil wawancara dan juga hasil pemeriksaan laboratorium maka dapat dikonversi menggunakan algoritma Framingham Risk Score secara online

(

https://www.framinghamheartstudy.org/risk-functions/cardiovascular-disease/10-year-risk.php) sehingga didapat nilai presentasi risiko terjadinya penyakit

kardiovaskular dalam jangka waktu 10 tahun mendatang.

Analisis Statistik

Data analisis statistik dilakukan oleh Clinical Epidemiology and Biostatistic Unit (CE&BU) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang diolah dengan program IBM SPSS 22 Lisensi UGM Yogyakarta dengan taraf kepercayaan 95%. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov. Karakteristik ditampilkan dalam bentuk persentase, dan indikasi yang

(21)

5

mengetahui korelasi rasio lingkar pinggang tinggi badan terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskular. Dalam analisis korelasi pearson nilai p<0,05 dianggap memiliki hubungan bermakna secara statistik. Uji komparasi T-test independent dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel faktor risiko penyakit kardiovaskular berdasarkan kategori Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel I menunjukkan profil karakteristik dari 62 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.

Tabel I. Karakteristik responden penelitian (n=62)

Variabel Total Total Kolesterol (mg/dl) 208,77 ± 43,69 0,180*

FRS (%) 6,30 ± 5,46 0,000

Normal 24,19 0,068*

Overweight/Obese 75,81 0,086*

Menopouse 40,32 0,280*

Keterangan : SBP (systolic blood pressure); DBP (diastolic blood pressure); GDP (gula darah puasa); HDL (high density lipoprotein); FRS (Framingham Risk Score); RLPTB (rasio lingkar pinggang tinggi badan)

*p-value >0,05 data terdistribusi normal

(22)

6

struktur dan fungsi jantung yang terjadi pada individu sebagai akibat terakumulasinya jaringan adipose dalam jumlah berlebih sehingga sering berhubungan dengan berbagai komplikasi jantung seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan kematian mendadak melalui dampaknya pada sistem kardiovaskular (Poirer et al., 2006; Flegal et al., 2013; Chen et al., 2013).

Tabel II. Profil Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Kelompok RLPTB Normal dan Kelompok RLPTB Overweight/Obese

RLPTB

Usia (tahun) 46,33±6,94 48,57±5,14 0,184 SBP (mmHG) 124,23±21,52 143,39±21,28 0,004* DBP (mmHG)) 75,73±10,35 84,87±11,40 0,008* GDP (mg/dl) 83,33±8,25 88,94±23,20 0,365 HDL (mg/dl) 62,47±9,56 54,28±10,98 0,012* Total Kolesterol (mg/dl) 208,00±49,71 209,02±4,01 0,938 FRS (%) 4,25±4,01 6,95±5,73 0,096 Keterangan: SBP (systolic blood pressure); DBP (diastolic blood pressure); GDP (gula darah puasa); HDL (high density lipoprotein); FRS (Framingham Risk Score); RLPTB (rasio lingkar pinggang tinggi badan)

* nilai p<0,05 berbeda bermakna

Hasil uji T-test independent pada penelitian ini menunjukkan variabel SBP, DBP, HDL berbeda bermakna diantara ke-2 kelompok, sedangkan variabel usia, GDP, kolestrol total, FRS berbeda tidak bermakna (p>0,05) namun rerata variabel tersebut menunjukkan risiko lebih tinggi pada kelompok overweight/obese (≥0,51) dibandingkan pada kelompok normal (≤ 0,5).

(23)

7

Faktor risiko penyakit kardiovaskular yang paling tinggi pada wanita disebabkan seiring bertambah nya usia yang disertai dengan obesitas dan hipertensi (Gustierrez et al., 2015). Sindrom metabolik lebih banyak terjadi setelah wanita mengalami masa menopause. Wanita dengan kondisi menopause mengalami peningkatan kolesterol LDL dan penurunan HDL (Ali et al., 2014). Penurunan hormon esterogen secara alami yang disertai dengan peningkatan lemak tubuh mungkin menjadi faktor peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Esterogen memberikan efek positif melindungi lapisan dalam dari dinding arteri (AHA, 2016).

Rasio lingkar pinggang tinggi badan secara individual berkorelasi dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular dan juga berkorelasi dengan FRS, hal ini menunjukkan bahwa RLPTB merupakan penanda kuat risiko penyakit kardiovaskular terkait obesitas (Rianne, Lear, Claydon, 2014). Tabel II menunjukkan sesuai dengan pernyataan Rianne, Lear, dan Claydon dimana nilai FRS responden dipengaruhi oleh perubahan RLPTB.

Tabel III. Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan dengan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular

Faktor Risiko CVD RLPTB (n=62)

r R2 p-value Total Kolesterol (mg/dl) -0,078 0,006084 0,545

FRS (%) 0,264 0,069696 0,038* Keterangan : SBP (systolic blood pressure); DBP (diastolic blood pressure); GDP (gula darah puasa); HDL (high density lipoprotein); FRS (Framingham Risk Score); RLPTB (rasio lingkar pinggang tinggi badan)

r : korelasi ; R2: koefisien determinasi ; p-value *p<0,05 (signifikan)

(24)

8

Tabel III menunjukkan korelasi negatif bermakna kekuatan sedang terhadap kadar HDL dan korelasi negatif tidak bermakna kekuatan lemah terhadap kolesterol total. Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB) digunakan untuk menilai obesitas abdominal, dimana obesitas abdominal sangat berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Pada beberapa orang dengan obesitas abdominal dan BMI yang normal menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan diabetes. Obesitas abdominal menjadi faktor risiko yang sangat kuat berkorelasi dengan dislipidemia dan hipertensi (Casanueva et al., 2010). Hasil analisis korelasi pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2013)

dan Zhu et al. (2014) yang hasilnya menunjukkan RLPTB berkorelasi dengan

beberapa faktor risiko kardiovaskular yaitu systolic blood pressure, diastolic blood

pressure, kadar gula darah puasa dan HDL. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Widjaja et al.(2013) tekanan darah yang tinggi, nilai HDL yang rendah dan kadar glukosa puasa berkorelasi dengan risiko penyakit kardiovaskular.

Penelitian Zahrawardani, Herlambang, Anggraheny (2013) menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara usia (p=0,019), kolesterol total (p=0,004), hipertensi (p=0,002) dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah (aterosklerosis) (Sitorus,2008; World Heart

Federation,2016).

Pada analisis penelitian ini, RLPTB berkorelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah terhadap FRS. Menurut penelitian Su et al. (2015) rasio lingkar pinggang tinggi badan (RLPTB) memiliki korelasi dengan faktor risiko kardiovaskular dibandingkan dengan indeks penentu risiko kardiovaskular lainnya. Hasil korelasi RLPTB pada penelitian Su et al. terhadap risiko penyakit kardiovaskular 10 tahun ke depan berdasarkan FRS menunjukkan korelasi bermakna dengan kekuatan korelasi lemah (r=0.3540; p<0.001).

(25)

9

dipertimbangkan untuk menilai obesitas, karena tinggi mempengaruhi pengamatan akumulasi lemak (Heish, 2008).

Browning et al. (2010) melaporkan systematic review beberapa penelitian korelasi memberikan hasil yang bermakna untuk semua indeks antropometri terhadap tekanan darah sistolik (SBP) dan diastolik (DBP) (Schneider et al., 2007). Hasil penelitian ini (tabel III) sejalan dengan penelitian Pereira et al. (2015) yang menunjukkan korelasi tidak bermakna antara RLPTB terhadap kolesterol total, sedangkan menurut penelitian Mamat (2008) dan Fajri (2011) menyatakan bahwa kenaikan kolesterol plasma merupakan faktor risiko penting untuk berkembangnya penyakit jantung koroner.

Penelitian ini mengunakan metode sederhana yang mudah dilakukan dan rasio lingkar pinggang tinggi badan secara praktis dapat digunakan sebagai penilaian awal terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Rasio lingkar pinggang tinggi badan juga dapat digunakan oleh berbagai etnik dan populasi yang tidak memperhitungkan jenis kelamin dan usia. Kesulitan yang dialami peneliti yaitu saat melakukan pengukuran antropometri dimana pengukuran lingkar pinggang pada responden yang memiliki berat badan berlebih sulit untuk menemukan titik tengah antara tulang rusuk paling bawah dan tulang panggul paling atas sehingga kemungkinan pengukuran kurang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah responden yang digunakan mungkin belum cukup mewakili karakteristik populasi wanita di Desa Kepuharjo, namun sudah memenuhi syarat jumlah sampel untuk dapat dianalisa.

KESIMPULAN

(26)

10 DAFTAR PUSTAKA

Ali, S.B., Belfki-Benali, H., Aounallah-Skhiri, H., Traissac, P., Maire, B.,

Delpeuch, F., 2014. Menopause and Metabolic Syndrome in Tunisian

Women. BioMed Research International, Volume 2014, Article ID 457131, 7.

American Heart Association, 2016, Menopouse and Heart Disease,

http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/MyHeartandStroke News/Menopause-and-Heart

Disease_UCM_44842_Article.jsp#.WAyG2fl97IW diakses tanggal 30

September 2016.

Ashwell, M., 2011. Charts Based on Body Mass Index and Waist-to-Height Ratio to Assess theHealth Risks of Obesity: A Review. The Open Obesity

Journal, 3, 78-84.

Ashwell, M., Gunn, P., Gibson, S., 2012. Waist-to-height ratio is a better screening tool than waist circumference and BMI for adult cardiometabolic risk factors: systematic review and meta-analysis. Obesity Review, vol.13, 284-285.

Browning, L.M., Hsieh, S.D., Ashwell, M., 2010. A systematic review of waist-to-height ratio as a screening tool for the prediction of cardiovascular disease and diabetes: 0·5 could be a suitable global boundary value. Nutr Res Rev; 23: 247-69.

Cai, L., Liu., A., Zhang, Y., Wang, P., 2013. Waist-to-Height Ratio and Cardiovascular Risk Factors among Chinese Adults in Beijing. PLoS

ONE, 8(7): e69298.

Casanueva, F.F., Moreno, B., Azeredo, R.R., Massien, C., Conthe, P., Formiguera, X., et al, 2010. Relationship of abdominal obesity with cardiovascular disease, diabetes and hyperlipidaemia in Spain. Clinical Endocrinology, 73, 35–40.

Chehrei, A., Sadrnia, S., Keshteli, A.H., Daneshmana, M.A., and Rezaei, J., 2007. Correlation of dyslipidemia with waist to height ratio, waist circumference, and body mass index in Iranian adults. Asia Pac J Clin

Nutr, 16 (2), 248-253.

Chen, Y., Copeland, W.K., Vedanthan, R., Grant, E., Lee, J.E., Gu, D., et al., 2013. Association between Body Mass Index and Cardiovascular Disease Mortality in East Asians and South Asians: Pooled Analysis of Prospective Data from the Asia Cohort Consortium. BMJ open, 347, f5446.

D’Agustino, R.B., Pencina, M.J., Massaro, J.M., and Coady, 2013. Cardiovascular Disease Risk Assesment: Insights from Framingham. Nasional Institute on

Health, (8), 11-23.

Despres, J.P., 2006. Abdominal Obesity: the most prevalent cause of the metabolic syndrome ad related cardiometabolic risk. European Heart Journal

Supplements, p.B.10

Dinkes Kab. Sleman, 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman. Dinkes Kab.

(27)

11

Effendi, A.T., Hardinsyah, Effendi, Y.H., Dewi, M., Nurdin, N.M., 2013. Nutrigenomik Resistensi Insulin Sindrom Metabolik Prediabetes. Bogor: IPB Press.

Flegal, K.M., Kit, B.K., Orpana, H. and Graubard, B.I., 2013. Association of All-Cause Mortality with Overweight and Obesity Using Standard Body Mass Index Categories: A Systematic Review and Meta-Analysis. JAMA, 309, 71-82.

Guasch-Ferre, M., Bullo, M., Martı´nez-Gonza´lez, M.A., Corella D., Estruch, R., Covas, M.I., et al., 2012. Waist-to-Height Ratio and Cardiovascular Risk Factors in ElderlyIndividuals at High Cardiovascular Risk. PLoS ONE, 7(8), e43275.

Gutierrez, C.V., Rodrigo, J.R., Alguacil, M.M.O., Caravaca, M.A.S., Lechuga, M.J.A.D.C., Villaverde, A.R., 2015. Overweight obesity and cardiovascular risk in menopausal transition. Nutr Hosp, 32(4):1603-1608. Goh, L.G.H., Dhaliwal, S.S., Welborn, T.A., Lee, A.H., and Della, P.R., 2014. Anthropometric Measurements of General and Central Obesity and the Prediction of Cardiovascular Disease Risk in Women: a cross-sectional study. BMJ Open, 4:e004138.

Hsieh, S.D., Yoshinaga, H., and Muto T., 2008. Waist-to-height ratio, a simple and practical index for assessing central fat distribution and metabolic risk in Japanese men and women. Int J Obes Relat Metab Disord, 27: 610-616. Insel, P., Ross, D. McMahon, K. & Bernstein, M., 2011. Nutrition. Fourth Edition.

Canada: Jones and Bartlett Publishers.

International Diabetes Federation, 2006, the IDF consensus worldwide definition of

the metabolic syndrome, Belgium, p. 11.

Kaur, S., Sharma, A., Singh, H.J., 2014. Waist related anthropometric measures - simple and useful predictors of coronary artery disease in women. Int J

Physiol Pathophysiol Pharmacol, 6(4), 216-220.

Kementrian Kesehatan RI, 2014, Pusat Data dan Informasi: Situasi Kesehatan Jantung, Kemenkes RI, Jakarta, hal 2.

Koopman, R.J., Swofford, S.J., Beard, M.N., Meadows, S.E., 2009. Obesity and metabolic disease. Primary care. Clin Office Pract, 36(2), 257-70.

Li W.C., Chen, I.C., Chang, Y.C., Loke, S.S., Wang, S.H., Hsiao, K.Y., 2013. Waist-to-height ratio, waist circumference, and body mass index as indices of cardiometabolic risk among 36,642 Taiwanese adults. Eur J Nutr, 52, 57–65.

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), 2007,

Anthropometry Procedures Manual, CDC, UK, pp 1,9,16.

Palacios, C., Perez, C.M., Guzman, M., Ortiz, A.P., Ayala, A., Suarez, E., 2011. Association between adiposity indices and cardiometabolic risk factors among adults living in Puerto Rico. Public Health Nutr, 10, 1714-1723. Pereira, P.F., Serrano, H.M.S., Carvalho, G.Q., Ribeiro, S.M.R., Peluzio,

(28)

12

Poirier, P., Giles, T.D., Bray, G.A., Hong, Y., Stern J.S., Pi-Sunyer, F.X., Robert H. Eckel, R.H., 2006, Obesity and Cardiovascular Disease: Pathophysiology, Evaluation, and Effect of Weight Loss, Circulation. 113, 898-918.

Rianne, H.J.C.R., Lear, S.A., Claydon, V.E., 2014, Waist Circumference Is the Best Index for Obesity-Related Cardiovascular Disease Risk in Individuals with Spinal Cord Injury. Journal Of Neurotrauma, 31, 292300.

Schneider, H.J., Glaesmer, H., Klotsche, J., Bohler, S., Lehnert, H., Zeiher, A.M., 2007. Accuracy of Anthropometric Indicators of Obesity to Predict Cardiovascular Risk. The Journal of Clinical Endocrinology &

Metabolism, 92(2), 589594.

Schneider, H.J., Klotsche, J., Silber, S., Stalla, G.K., Wittchen, H.U., 2011. Measuring abdominal obesity: effects of height on distribution of cardiometabolic risk factors risk using waist circumference, waist-to-height ratio. Diabetes Care, 34:e7.

Setiono, L.Y., Suhartono, T., Purwoko, Y., 2012. Dislipidemia pada obesitas dan tidak obesitas di RSUP DR Kariadi dan Laboratorium klinik swasta di kota Semarang.

Sitorus, R.H., 2008. 3 Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Penerbit Yrama Widya, Bandung.

Sung-Hee Park, Soon-Ja Choi, Kwang-Soo Lee, Hyun-Young Park, 2009. Waist Circumference and Waist-to-Height Ratio as Predictors of Cardiovascular Disease Risk in Korean Adults. Circulation Journal, vol 73, 1643.

Su, T.T, Amiri, M., Hairi, F.M., Thangiah, N., Dahlui, M., Majid, A., 2015. Body Composition Indices and Predicted Cardiovascular Disease Risk Profile among Urban Dwellers in Malaysia. BioMed Research International, Volume 2015, 174821, 7

Widjaja, F.F., Widjaja, I.R., Astria, Y., Suwita, C.S., Waspadji, S., (2013). Metabolic syndrome and Framingham risk score in obese young adults.

Med J Indonesi. 22, 100-6.

World Heart Federation, 2011. Cardiovascular Disease: Types and Symptoms, diakses tanggal 2 Oktober 2016.

World Health Organization, 2008. WHO Country Cooperation Strategy 2007-2011, WHO, http://www.who.int/ countryfocus / cooperation strategy/

ccs_idn_en.pdf diakses pada tanggal 15 September 2016.

World Health Organization, 2012. Obesity and overweight. Secondary obesity and overweight, diakses tanggal 13 September 2016.

Zahrawardani, D., Herlambang, K.S., Anggraheny, H.D., 2013. Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, vol.1, no.2.

Zhu,Q., Shen, F., Ye, T., Zhou, Q., Deng, H., Gu, X., 2014.Waist-to-height ratio is an appropriate index for identifying cardiometabolic risk in Chinese individuals with normal body mass index and waist circumference. J

(29)

13 LAMPIRAN

(30)

14

(31)
(32)

16

(33)

17

Lampiran 5. Sfigmomanometer, pita pengukur lingkar pinggang, dan ukuran tinggi badan

Sfigmomanometer Digital Pita pengukur lingkar pinggang

(34)

18

Lampiran 6. Sertifikat kalibrasi sfigmomanometer

(35)
(36)

20

(37)
(38)

22

(39)
(40)
(41)
(42)

26

(43)

27

(44)

28

(45)

29

*. This is a lower bound of the true significance.

(46)
(47)

31

BIOGRAFI PENULIS

Gambar

Tabel III. Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan dengan Faktor Risiko
Tabel I menunjukkan profil karakteristik dari 62 responden yang telah memenuhi
Tabel II. Profil Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Kelompok RLPTB Normal dan Kelompok RLPTB Overweight/Obese
Tabel III. Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan dengan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular

Referensi

Dokumen terkait

Prosesnya dimulai dari bagian stok barang memasukkan atau mengubah data jenis bahan baku, kemudian aplikasi bertugas menyimpan data kedalam data master jenis dan

Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian adalah trianggulasi sumber,. trianggulasi teori, dan trianggulasi metode (Krisyantoro,

Penyelesaian kredit macet pada Kredit Usaha Rakyat, apabila

Berkaitan dengan permasalahan penelitian, yang menjadi unit amatan bagi penelitian ini adalah Cosplayer, anggota lama Komunitas Jaico, yang bertindak sebagai

Siswa juga melakukan proses membaca soal cerita matematika untuk menghasilkan produk membaca berupa pemahaman informasi dan permasalahan yang ada dalam soal cerita

Model matematika yang rumit ini adakalanya tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik yang sudah umum untuk mendapatkan.. solusi sejatinya ( exact

KREDIT KREDIT KREDIT CICILAN CICILAN CICILAN CICILAN UANG UANG UANG UANG PADA PADA PADA PADA PT PT PT PT BANK BANK BANK BANK NAGARI NAGARI NAGARI NAGARI CABANG CABANG CABANG

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu persyaratan untuk menempuh dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya