• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Konsumsi Campuran Minyak Ikan

Hasil pengamatan terhadap konsumsi campuran minyak ikan sampai dengan umur 5 minggu pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Konsumsi Campuran Minyak Ikan Selama Penelitian. Taraf

Lama Pemberian Kontrol I II III

--- (g /ekor) ---

0

2 minggu 44,20 82,84 118,36

3 minggu 56,39 109,47 159,41

4 minggu 63,85 123,22 190,16

Keterangan : I = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 2,5%: II = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 5% dan III = Ransum dengan panambahan campuran minyak ikan 7,5%.

Hasil pengamatan terhadap konsumsi campuran minyak ikan ini menunjukkan bahwa peningkatan taraf dan lamanya pemberian akan meningkatkan konsumsi campuran minyak ikan. Konsumsi campuran minyak ikan dari semua perlakuan berkisar antara 44,20-190,16 gram/ekor.

Pengaruh Penambahan Campuran Minyak Ikan terhadap Kualitas Kimia Daging Dada Ayam Broiler

Sifat kimia yang diamati dalam penelitian ini meliputi kadar air, protein, lemak, abu, karbohidrat, kolesterol dan asam lemak omega-3. Komposisi kadar air, protein, lemak, abu dan karbohidrat daging dada ayam broiler penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Kadar Air

Hasil analisis kadar air sampel daging dada ayam broiler yang dipotong pada umur 5 minggu dapat dilihat pada Tabel 5. Kadar air daging dada ayam broiler pada penelitian ini berkisar antara 72,26-74,97%. Hasil dari analisa kadar air kecuali pada taraf III terlihat adanya kecenderungan penurunan kadar air dengan semakin bertambahnya lama penambahan campuran minyak ikan. Kadar air pada daging kontrol sebenarnya masih dalam kisaran kadar air daging yang mendapatkan

Kadar air 73,31 74.74 73,38 72,26 74,97 74,68 73,73 73,28 74,3 73,46

Keterangan : I = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 2,5%: II = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 5% dan III = Ransum dengan panambahan campuran minyak ikan 7,5%.

kontrol 2 minggu 3 minggu 4 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu ---(%)--- Protein 23,65 23,02 23,62 22,71 22,08 22,82 22,76 22,51 23,27 24,10 Lemak 1,28 1,07 1,12 1,13 1,11 1,06 1,14 1,17 1,11 1,12 Abu 1,06 1,02 1,13 1,12 1,09 1,11 1,16 1,08 1,08 1,27 Karbohidrat 0,70 0,15 0,75 2,78 0,75 0,33 1,21 1,96 0,41 0,05 I II III

Taraf dan lama pemberian campuran minyak ikan Tabel 7. Komposisi Kimia Daging Dada Ayam Broiler

penelitian ini diduga tidak banyak mempengaruhi kadar air daging. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Coetzee dan Hoffman (2002) juga menyebutkan bahwa penggunaan beberapa jenis asam lemak yang berbeda tidak mempengaruhi kadar air daging. Cahyono (2003) melaporkan penambahan campuran minyak ikan sebesar 5% pada ayam Merawang manghasilkan kadar air sebesar 71,60% sedangkan yang tidak ditambah sebesar 71,53%. Supadmo (1997) melaporkan bahwa kadar air ayam broiler yang ditambahkan 4% minyak lemuru sebesar 74,87% sedangkan untuk kontrol diperoleh 74,92%. Perbedaan kadar air yang terjadi pada daging ini dapat disebabkan pula oleh perbedaan jenis dan umur ayam yang digunakan, serta kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara .

Kadar air paling rendah didapatkan pada penambahan campuran minyak ikan dengan taraf I selama 4 minggu. Perlakuan ini memerlukan campuran minyak ikan sebanyak 63,85 gram/ekor sampai ayam berumur 5 minggu. Kadar air yang lebih rendah tentu lebih menguntungkan dari segi nutrisi akan tetapi bukan merupakan tujuan utama penambahan campuran minyak dalam penelitian ini. Pertimbangan efisiensi biaya dalam penggunaan campuran minyak ikan dan tenaga yang diperlukan lebih diutamakan.

Kadar air pada daging dipengaruhi juga oleh ikatan antara protein dengan air. Terjadinya kerusakan protein menyebabkan ikatannya dengan air menjadi berkurang. Berkurangnya daya ikat air dalam daging dapat menyebabkan berkurangnya kadar air selama proses penyimpanan.

Kadar Protein

Hasil analisis kadar protein daging dada ayam broiler yang dipotong pada umur 5 minggu dapat dilihat pada Tabel 5. Kandungan protein daging ayam broiler pada penelitian ini berkisar antara 22,08-24,10%. Kandungan protein tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan campuran minyak ikan pada taraf III selama 4 minggu, sedangkan yang terendah terdapat pada taraf II selama 2 minggu. Dilihat dari aspek zat gizinya maka semakin tinggi protein maka kualitas daging tersebut semakin baik. Penambahan campuran minyak ikan dengan taraf III selama 4 minggu menghasilkan daging dengan kandungan protein yang paling tinggi. Adanya pertimbangan efisiensi dalam penggunaan campuran minyak ikan dan tenaga yang dibutuhkan maka perlakuan ini dinilai tidak efisien. Perlakuan ini membutuhkan

campuran minyak ikan sebanyak 190,16 gram/ekor sampai ayam berumur 5 minggu. Perlakuan ini kurang menguntungkan jika dilihat dari efisiensi biaya dan waktu. Perlakuan yang dinilai lebih efisien dalam penggunaan campuran minyak ikan adalah pada taraf I selama 3 minggu. Campuran minyak ikan yang diperlukan pada perlakuan ini sebanyak 56,39 gram/ekor dengan kandungan protein sebesar 23,62%. Perlakuan ini meskipun menghasilkan daging dengan kandungan protein yang cukup tinggi akan tetapi masih lebih rendah dari pada kadar protein daging kontrol.

Penambahan campuran minyak ikan ini diduga tidak banyak memberikan pengaruh terhadap kadar protein. Hasil peneltian yang dilakukan Coetzee dan Hoffman (2002) juga menyebutkan bahwa penggunaan beberapa jenis asam lemak yang berbeda tidak mempengaruhi kadar protein daging. Perubahan yang terjadi pada kadar protein merupakan efek dari perubahan zat gizi yang lain.

Kadar Lemak

Hasil analisis kadar lemak daging dada ayam broiler yang dipotong pada umur 5 minggu dapat dilihat pada Tabel 5. Kadar lemak pada penelitian ini berkisar antara 1,06 – 1,28%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa daging yang tidak ditambahkan campuran minyak ikan mempunyai kadar lemak yang paling tinggi yaitu sebesar 1.28%. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan campuran minyak ikan ini dapat menurunkan kadar lemak dalam daging.

Pertumbuhan yang cepat pada ayam broiler diikuti pula oleh pertumbuhan lemaknya. Lemak dalam daging ayam broiler ini sering kali hanya dibuang sebagai limbah pada saat pengolahan. Daging yang memiliki kandungan lemak rendah tentu lebih menguntungkan. Kadar lemak terendah didapatkan dari penambahan campuran minyak ikan dengan taraf II selama 3 minggu. Campuran minyak ikan yang diperlukan pada perlakuan ini sebanyak 109,47 gram/ekor. Perlakuan dengan taraf I selama 2 minggu juga menghasilkan karkas dengan kadar lemak yang hampir sama yaitu sebesar 1,07%. Perlakuan ini dinilai lebih efisien dari pada perlakuan dengan taraf II selama 3 minggu karena campuran minyak ikan yang diperlukan lebih rendah yaitu sebesar 44,20 gram/ekor. Perlakuan dengan taraf I selama 2 minggu juga menunjukkan kadar protein daging dada yang lebih tinggi dari pada taraf II selama 3 minggu. Penurunan kadar lemak pada perlakuan taraf I selama 2 minggu adalah

sebesar 16,41% lebih rendah dari pada kontrol. Daging dengan kandungan lemak yang lebih rendah dan protein yang lebih tinggi tentu sangat diharapkan.

Hasil penelitian Cahyono (2003) menyebutkan bahwa ayam Merawang yang diberi penambahan campuran minyak ikan sebesar 5% kandungan lemaknya lebih tinggi dari pada kontrol. Secara teori penambahan campuran minyak ikan dalam pakan dapat meningkatkan kandungan lemak dalam daging, akan tetapi dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang sebaliknya.

Perbedaan ini diduga karena perbedaan bagian sampel yang digunakan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daging dada tanpa kulit. Daging dada mempunyai kandungan lemak yang relatif lebih rendah dibandingkan bagian yang lain.

Kadar Abu

Hasil analis kadar abu daging dada ayam broiler yang dipotong pada umur 5 minggu dapat dijelaskan pada Tabel 5. Hasil penelitian ini menunjukkan kadar abu dalam jaringan daging ayam broiler yang berkisar antara 1,02-1,27%. Kadar abu dalam daging lebih banyak dipengaruhi oleh persentase bahan-bahan yang lain. de Man (1997) menyatakan bahwa daging tanpa lemak secara relatif lebih banyak mengandung mineral. Campuran minyak ikan yang ditambahkan diperkirakan tidak banyak mempengaruhi kadar abu karena suplemen yang berupa minyak ikan tersebut merupakan bahan-bahan organik.

Kadar Karbohidrat

Hasil analisis kadar karbohidrat daging dada ayam broiler yang dipotong pada umur 5 minggu dapat dijelaskan pada Tabel 5. Kadar karbohidrat pada penelitian ini berkisar antara 0,05 – 2,78%. Kisaran kadar karbohidrat dalam daging diduga disebabkan oleh kemampuan menyimpan glikogen dalam tubuh dan perlakuan sebelum pemotongan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada penambahan campuran minyak ikan dengan taraf I kandungan karbohidratnya semakin meningkat dengan bertambahnya lama pemberian. Sebaliknya pada penambahan campuran minyak ikan dengan taraf III kandungan karbohidrat semakin menurun dengan bertambahnya lama pemberian.

Kandungan Total Kolesterol

Kandungan total kolesterol daging dada ayam broiler yang dipotong pada umur 5 minggu dapat dilihat pada Tabel 6. Kandungan total kolesterol pada penelitian ini berkisar antara 22,26 – 45,24 mg/100g. Kandungan kolesterol daging dada ayam broiler kontrol yang tidak ditambahkan campuran minyak ikan menunjukkan nilai yang paling tinggi yaitu sebesar 45,24 mg/100g. Hal ini juga mengindikasikan bahwa penambahan campuran minyak ikan dapat menurunkan kandungan total kolesterol pada daging dada ayam broiler. Penurunan ini juga memperkuat beberapa penelitian lain yang menyatakan bahwa penggunaan asam lemak tidak jenuh ganda dapat digunakan untuk memanipulasi kandungan total kolesterol dalam daging. Cahyono (2003) menyatakan bahwa penambahan minyak ikan sebesar 5% pada ayam merawang dapat menurunkan kadar kolesterolnya dari 24,20 menjadi 17,20% atau terjadi penurunan sebesar 28,92%.

Tabel 6. Kandungan Total Kolesterol Daging Dada Ayam Broiler Perlakuan Lama Pemberian Kontrol I II III --- (mg /100g) --- 45,24 2 minggu 22,37 22,26 36,91 3 minggu 23,82 23,05 22,70 4 minggu 28,30 26,26 24,19

Keterangan : I = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 2,5%: II = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 5% dan III = Ransum dengan panambahan campuran minyak ikan 7,5%.

Penurunan kandungan total kolesterol ini juga sejalan dengan penurunan yang terjadi pada kadar lemak. Ada kecenderungan kandungan kolesterol semakin menurun dengan bertambahnya taraf penambahan campuran minyak ikan yang diberikan. Kandungan kolesterol juga semakin menurun dengan semakin berkurangnya lama pemberian campuran minyak ikan. Penambahan campuran minyak ikan dengan taraf III dengan lama pemberian selama 2 minggu menunjukan hasil yang berbeda. Perlakuan ini menunjukkan kandungan kolesterol masih relatif tinggi yaitu sebesar 36,91 mg/100g. Tingginya kandungan kolesterol ini diduga karena penambahan minyak ikan pada taraf III belum mampu dimetabolisme sempurna dalam waktu pemberian yang hanya 2 minggu.

Daging yang memiliki kandungan kolesterol terendah terdapat pada penambahan campuran minyak ikan dengan taraf II selama 2 minggu. Campuran minyak ikan yang diperlukan pada perlakuan ini sebesar 82,84 gram/ ekor. Taraf penggunaan minyak yang dinilai lebih efisien adalah pada taraf I selama 2 minggu. Penggunaan campuran minyak ikan pada perlakuan ini sebesar 44,20 gram/ekor dengan kandungan kolesterolnya sebesar 22,37 mg/100g. Perlakuan ini juga merupakan perlakuan yang dinilai paling efisien dalam menurunkan kandungan lemak. Penurunan kandungan total kolesterol pada perlakuan ini adalah sebesar 50,55% lebih rendah dari pada kontrol. Perlakuan ini selain lebih efisien dalam penggunaan campuran minyak ikan juga menghasilkan daging dengan kandungan protein yang lebih tinggi dari pada perlakuan penambahan campuran minyak ikan dengan taraf II selama 2 minggu.

Hasil penelitian yang dilakukan Rusmana (2000), menyebutkan hasil yang sebaliknya yaitu kandungan kolesterol ayam yang ransumnya tanpa diberi minyak ikan lebih rendah dibandingkan dengan ayam yang diberi minyak ikan. Hal ini bisa disebabkan oleh efektifitas asam lemak omega-3 yang digunakan.

Kandungan Asam Lemak Omega 3

Kandungan asam lemak omega-3 pada daging dada ayam broiler yang dipotong pada umur 5 minggu dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan asam lemak omega-3 pada penelitian ini bervariasi antara 20,77 – 75,84 mg/100g. Kandungan asam lemak omega-3 kontrol yaitu sebesar 53,80 mg/100g. Kandungan asam lemak omega-3 tertinggi terjadi pada penambahan campuran minyak ikan pada taraf III selama 3 minggu yaitu sebesar 75,84 mg/100g. Peningkatan kandungan asam lemak pada perlakuan ini adalah sebesar 40,97 % lebih tinggi dari pada kontrol. Peningkatan kandungan asam lemak omega-3 ini mengindikasikan bahwa asam lemak omega-3 telah terdeposit ke dalam daging dada. Hewan monogastrik terutama unggas mampu menyerap asam lemak dan mendepositkan ke jaringan tubuhnya tanpa adanya perubahan yang signifikan (Coetzee dan Hoffman, 2002). Hal ini dianggap potensial untuk memanipulasi profil asam lemak pada jaringan tubuh unggas melalui pakannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan minyak ikan dalam pakan dapat meningkatkan kandungan asam lemak omega-3

dalam dalam daging dan telur ayam, hal ini seperti yang telah dilaporkan oleh (Rusmana, 2000; Cahyono, 2003).

Tabel 7. Kandungan Asam Lemak Omega-3 Daging Ayam Berdasarkan Berat Kering Perlakuan Lama Pemberian Kontrol I II III --- (mg /100g) --- 53.80 2 minggu 67,97 49,18 37,69 3 minggu 70,77 72,08 75,84 4 minggu 40,52 46,48 44,46

Keterangan : I = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 2,5%: II = Ransum dengan penambahan campuran minyak ikan 5% dan III = Ransum dengan panambahan campuran minyak ikan 7,5%.

Pada beberapa perlakuan menunjukkan hasil yang sebaliknya yaitu kandungan asam lemak omega-3 nya lebih rendah dari kontrol yang tidak ditambahkan minyak ikan ke dalam pakannya. Hal ini diduga karena asam lemak omega-3 dari minyak ikan yang ditambahkan ke pakan lebih banyak terdeposit ke bagian karkas yang lain. Menurut Crespo dan Garcia (2002) pola pertumbuhan deposit asam lemak dapat dimodifikasi dengan profil asam lemak yang terdapat dalam pakan. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa tingginya panambahan minyak ikan tidak menjamin dapat menghasilkan daging dengan kandungan omega-3 yang tinggi.

Penggunaan minyak ikan sebagai sumber asam lemak omega-3 mempunyai beberapa kelebihan dibanding jenis bahan yang lain. Omega-3 yang berasal dari ikan merupakan sumber alami EPA dan DHA. Penambahan minyak ikan ke dalam ransum ayam kampung dapat meningkatkan kandungan asam lemak EPA dan DHA (Rusmana, 2000).

Dokumen terkait