• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Laporan Uji Kualitatif dan Kuantitatif P (Halaman 32-40)

Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting dan juga merupakan faktor yang sangat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tetapi betapapun menariknya penampilan suatu makanan, lezat rasanya dan tinggi nilai gizinya, apabila tidak aman dikonsumsi, maka makanan tersebut tidak ada nilainya sama sekali.

Beberapa jenis makanan sering kali ditambahkan bahan kimia, salah satu diantaranya adalah pewarna makanan. Zat pewarna ditambahkan pada bahan makanan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh warna makanan yang lebih menarik dan menjadi lebih bervariasi. Penambahan bahan pewarna pada pangan dilakukan untuk beberapa tujuan antara lain memberi kesan menarik, menyeragamkan warna makanan, menstabilkan warna, menutupi perubahan warna selama proses pengolahan, dan mengatasi perubahan warna selama penyimpanan (Winarno, 2004). Zat pewarna yang digunakan dalam produksi pangan

dapat berupa zat pewarna alami maupun sintetis/buatan. Zat pewarna alami dapat diperoleh dari pigmen tanaman, misalnya warna hijau yang didapat dari klorofil dedaunan hijau seperti daun suji, menghasilkan warna hijau, warna oranye-merah yang berasal dari karotenoid wortel dan cabe merah atau ekstrak paprika, menghasilkan warna kapxantin (merah). Sedangkan zat pewarna sintetis merupakan zat pewarna yang sengaja dibuat melalui

pengolahan industri. Bahan pewarna buatan digunakan secara luas karena kekuatan zat warnanya lebih kuat dibandingkan bahan pewarna alami. Karena itu, bahan pewarna buatan dapat digunakan dalam konsentrasi yang kecil. Selain itu, bahan

pewarna buatan lebih stabil, penampilan warna lebih seragam, dan umumnya tidak mempengaruhi rasa makanan., seperti Sunset yellow FCF yang memberi warna oranye, Carmoisine untuk warna merah, serta Tartrazine untuk warna kuning. Warna yang tampak pada makanan, akan menjadi daya tarik utama bagi yang mengonsumsinya.Warna yang menjadi daya tarik untuk konsumen ini, sering kali dijadikan sebagai

penyalahgunaan pewarna yang ditambahkan pada bahan pangan oleh produsen. Penyalahgunaan ini, bisa berupa ambang batas pewarna yang digunakan melebihi takaran, atau tidak sesuai dengn ketentuan yang telah ditetapkan. Pada produk pangan yang perlu dihindari adalah penggunaan zat pewarna yang

berlebihan serta penggunaan zat pewarna berbahaya yang tidak diperuntukkan untuk pangan karena dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan.

Pada praktikum kali ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan identifikasi Zat Pewarna Analisis yang dilakukan di laboratorium meliputi beberapa tahap. Yaitu tahap pertama melakukan

persiapan bahan dan sampel yang akan dianalisis warnanya. Kemudian dilakukan pengasaman terlebih dahulu terhadap

sampel yang akan diujikan dengan cara mengukur pH mencapai sampel tersebut hingga mencapai 4, untuk sampel yang bersifat basa/belum mencapai pH ditambahkan HCL dan untuk sampel yang terlalu asam ditambahlan NaOH. Sampel yang digunakan

dalam praktikum kali ini diantaranya adalah : sirup Orange Squash Giant, agar-agar rasa jeruk, agar-agar rasa strawberi, permen Pendekar Biru, Oki jelly drink rasa jeruk , saos Indofood Bangkok, Marimas rasa strawberi, Fanta, permen Relaxa rasa cherry, Koko Jelly Drink rasa lemon, Ale-ale rasa jeruk, Jelly kiko, Momogi coklat, Big Cola strawberi.

Identifikasi terhadap kandungan pewarna sintetis yang terdapat dalam sampel, dilakukan dengan menggunakan benang wol. Sebelum melakukan analisis, benang wol dipanaskan terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 1000C. Setelah itu benang wol dikeringkan dan kemudian dimasukkan kedalam sampel yang sudah dilakukan pengasaman dan dipanaskan selama 30 menit. Kemudian dilakukan analisis dengan cara benang wol dicuci dengan aquades, kemudian dikeringkan dan ditetesi dengan beberapa zat kimia sebagai parameter untuk melakukan analisis yaitu potongan benang bagian 1 diteteskan dengan HCL pekat, bagian 2 dengan H2SO4 pekat, bagian 3 dengan NaOH 10% dan bagian 4 dengan NH4OH 12%.Analisis warna dari sampel yang diujikan dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan tabel warna, jika hasil dari analisis menunjukkan hasil yang linear/lurus maka makanan tersebut positif mengandung zat pewarna sintesis sesuai dengan yang diketahuinya zat apa.

Sedangkan hasil pengujian yang tidak lurus berarti hasilnya negatif, yaitu belum bisa dinyatakan bahwa makanan tersebut mengandung zat pewarna sintetis.

Hasil pengamatan dari uji analisis terhadap beberapa sampel dengan cara membandingkan dan melihat pada tabel yang tersedia yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Sirup Orange Squash Giant

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya lebih gelap. Warna benang bagian 2 ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi lebih gelap. NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanya mengalami sedikit perubahan. Sama halnya dengan benang bagian 3, benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benangnya sedikit berubah.

Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna tartazine. 2. Agar-agar rasa jeruk

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya lebih gelap. Warna benang bagian 2 ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi lebih gelap. NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanya tidak terdapat perubahan. Sama halnya dengan benang bagian 3, benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benangnya sedikit berubah.

Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna tartazine. 3. Agar-agar rasa strawberi

4. Permen Pendekar Biru

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya kebiruan. Warna benang bagian 2

ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi orange . NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanyamenjadi kebiruan. Sama halnya dengan benang bagian 3, benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benang berubah menjadi kebiruan.

Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna

tartazine.Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna biru berlian CI 42090.

5. Oki jelly drink rasa jeruk

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya lebih gelap. Warna benang bagian 2 ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi lebih gelap. NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanya mengalami sedikit perubahan. Sama halnya dengan benang bagian 3, benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benangnya sedikit berubah.

Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna tartazine. 6. Saos Indofood Bangkok

Benag wol pada sampel ini saat ditetesi ke empat senyawa tersebut, tidak mengalami perubahan warna apapun. Dalam hal

ini dapat diketahui bahwa sampel tersebut tidak mengandung pewarna sintetik.

7. Marimas rasa strawberi

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya tidak berubah warna. Warna benang bagian 2 ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi orange. NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanya tidak berubah. Sama halnya dengan benang bagian 3, benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benangnya tidak berubah.

Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna Karmoisin CI 14720.

8. Fanta

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya menjadi Lebih gelap (a), lebih gelap (t), violet merah (anline yellow), sedikit berubah (orange G). Warna benang bagian 2 ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi ungu-kecoklatan (a) lebih gelap (t). NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanya coklat keruh

kemerahan (amaranth), coklat kusam merah (orange G). Benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benangnya

menjadi sedikit berubah. Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna amaranth dan tartazine.

9. Permen Relaxa rasa Cherry

Benag wol pada sampel ini saat ditetesi ke empat senyawa tersebut, tidak mengalami perubahan warna apapun. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa sampel tersebut tidak mengandung pewarna sintetik.

10. Koko jelly drink rasa lemon

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya lebih gelap. Warna benang bagian 2 ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi lebih gelap. NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanya sedikit berubah. Sama halnya dengan benang bagian 3, benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benangnya sedikit berubah.

Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna tartazine. 11. Ale-ale rasa jeruk

Saat di identifikasi, benang bagian 1 tersebut seteleh di tetesi senyawa HCl, warna benangnya lebih gelap. Warna benang bagian 2 ketika ditetesi H2SO4 warna benangnya menjadi lebih gelap. NaOH 10% ketika ditambahkan pada benang bagian 3 warnanya tidak berubah. Sama halnya dengan benang bagian 3, benang bagian 4 pun ketika ditetesi NaOH 12%, warna benangnya sedikit berubah.

Setelah melihat perubahan warna pada tiap bagian benang, lalu membandingkan dengan tabel warna, dapat diketahui bahwa sampel tersebut positif mengandung jenis pewarna tartazine. 12. Jelly kiko

Mengalami perubahan warna, benang woll nya, hanya saja bila melihat tabel warna pada jurnal praktikum tidak diketahui jenis warnasintetis apa yang dimiliki oleh sampel ini.

13. Momogi coklat

Benag wol pada sampel ini saat ditetesi ke empat senyawa tersebut, tidak mengalami perubahan warna apapun. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa sampel tersebut tidak mengandung pewarna sintetik.

14. Big Cola rasa strawberi

mengandung pewarna sintetik jenis karmiosin cl 14720.

Dari 14 sampel yang diujikan, terdapat 13 sampel yang positif mengandung warna sintetis. Menurut Peraturan Pemerintahan Kesehatan no 033 tahun 2012 mengenai bahan tambahan pangan yang di izinkan, diantaranya adalah pewarna yang terkandung pada sampel yang dianalisis seperti : tartazine, biru berlian,dan karmoisin,. Hanya saja pewarna jenis amaranth yang ditemukan pada sampel fanta, tidak termasuk kedalam pewarna yang di izinkan oleh kementerian kesehatan no 033 tahun 2012. Pada akhir tahun 1970 muncul hasil penelitian dua grup penelitian Soviet mengenai amaranth tersebut. Grup pertama melaporkan, zat warna amaranth bersifat karsiogenik (menyebabkan kanker) sedangkan grup kedua menyimpulkan bahwa zat warna tersebut

bersifat embritoksik (meracuni janin). Setelah dilakukan penelitian lanjutan dan hasilnya menyatakan bahwa zat warna amaranth bersifat karsiogenik dan embritoksik maka sejak itu penggunaan zat warna amaranth di amerika tidak diperbolehkan (Sumarlin, 2010). Selain bersifat karsiogenik dan embritoksik, zat warna amaranth dalam jumlah besar dapat menimbulkan tumor, reaksi alergi pada saluran pernapasan dan menyebankan hiperaktif pada anak (Trestiati, 2003).

Untuk sampel yang hasil analisanya negatif tidak mengandung pewarna sintetis, bisa dikatakan pewarna yang digunakannya adalah pewarna yang alami. Sampel saos indofood, pewarna yang digunakannya betul-betul alami, pewarnanya berasal dari cabai yang digunakan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Laporan Uji Kualitatif dan Kuantitatif P (Halaman 32-40)

Dokumen terkait