• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat Pemasak Lemang Listrik Tipe Vertikal

Alat pemasak lemang listrik tipe vertikal didesain untuk mempermudah memasak lemang secara modern dan tanpa diperlukan keahlian khusus dalam proses pembuatannya. Alat ini dirancang dengan menggunakan heater sebagai elemen pemanasnya dan bekerja berdasarkan prinsip pindah panas secara konveksi.

Komponen pada alat pemasak lemang listrik tipe vertikal terdiri dari bagian:

1. Rangka alat

Rangka alat pada alat pemasak lemang ini berupa plat stainless steel yang dilas pada dinding luar reaktor sebanyak 8 buah. Terdapat 4 buah pada bagian atas dan 4 buah pada bagian bawah.

2. Tabung lemang

Tabung lemang terdiri atas:

- Tabung cetakan lemang.

Tabung cetakan lemang pada alat ini berdimensi tinggi 25 cm dan berdiameter 5 cm. Tabung cetakan lemang ini berbahan stainless steel dan di lengkapi dengan

handel agar mempermudah pengangkatan dan pemisahan dengan sarung tabung cetakan.

- Sarung tabung cetakan.

Sarung tabung cetakan pada alat ini berdimensi tinggi 5,09 cm dengan diameter 25,8 cm.

3. Reaktor

Reaktor pada alat ini dimensi tinggi 25,7 cm berdimeter 15,7 cm dan dilengkapi dengan 3 heater, 6 sarung tabung cetakan dan 6 tabung cetakan lemang berbahan

stainless steel. 4. Heater

Heater yang digunakan pada alat ini merupakan jenis catrige heater dan band and nozzel heater atau heater gelang dengan masing-masing heater berdaya 300 watt.

5. Thermostat

Thermostat yang digunakan meupakan termostart analok dengan kapasitas maksimum 120OC dan di lengkapi dengan lampu indikator yang berfungsi untuk menandakan bahwa adanya aliran listrik dan pemanasan yang berlangsung secara konstan.

6. Isolator

Isolator yang digunakan pada alat ini merupakan jenis Glasswoool yang di letakan pada bagian bawah dan keliling dinding luar reaktor.

Proses Pemasakan Lemang Listrik Tipe Vertikal

Pada proses pemasakan lemang ini terlebih dahulu dilakukan sanitasi pada alat, hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan sebelum alat digunakan kemudian disiapkan bahan-bahan pemasakan seperti beras ketan putih, santan murni, air, garam dan daun pisang muda. Sebelum dilakukan pemasakan, beras ketan putih terlebih dahulu dicuci hingga bersih dan kemudian ditiriskan.

Setelah semua bahan terkomposisi daun pisang muda dimasukan ke dalam tabung cetakan lemang dengan cara digulung. Tidak lupa bahan yang telah

terkomposisi lalu dimasukan perlahan hingga semua tabung lemang terisi. Perlu diperhatikan pada proses pencampuran bahan, santan harus berada diatas permukaan ketan ± 2 cm.

Tahap selanjutnya di hidupkan alat dan diatur suhu menggunakan

thermostat sebesar 100oC hal ini bertujuan agar pemanasan pada alat berlangsung secara konstan. Pemasakan ini merupakan proses pemasakan pindah panas secara konduksi yang berasal dari heater kemudian dirambatkan ke seluruh tabung lemang. Pada waktu 26 menit suhu pada thermostat akan mecapai suhu stabil dan lampu indikator akan menyala kemudian alat pemasakan lemang akan mengelurkan asap dan aroma khasnya, santan pada permukaan akan mendidih dan daun pisang muda yang digunakan perlahan-lahan layu. Setelah mencapai waktu 1 jam asap akan berhenti dan santan pada permukaan perlahan-lahaan mengalami kejenuhan namun lemang belum bisa di katakan matang karena ketan masih keras. Setelah 30 menit akhir tampak daun bagian atas mengering, santan mengalami kejenuhan dan terlihat minyak pada permukaan lemang, warna ketan yang tadinya putih berubah menjadi bening. Dengan terlihatnya ciri-ciri seperti yang disebutkan diatas maka lemang dapat dikatakan matang.

Setelah lemang matang diatur suhu termostat pada posisi 0oC kemudian arus listrik pada alat dimatikan dan lemang siap. Dengan demikian proses pemasakan berlangsung selama 1 jam 30 menit dengan pengamatan secara langsung pada alat pemasak lemang listrik tipe vertikal.

Kapasitas Alat

Kapasitas alat didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (Kg) persatuan waktu (jam). Dalam hal ini kapasitas

efektif alat dihitung dari perbandingan antara berat lemang yang dihasilkan (kg) dengan waktu yang dibutuhkan selama proses pemasakan. Kapasitas efektif alat dapat dilihat dari Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 2. Kapasitast alat

Ulangan Berat lemang

(Kg) Waktu I II III 2,11 2,15 2,13 90 menit 90 menit 90 menit Rataan 2.13 90 menit

Pada penelitian ini diproleh berat lemang pada alat pemasak lemang tipe vertikal pada ulangan I sebesar 2,11 kg, ulangan II sebesar 2,15 kg dan ulangan III sebesar 2,13 kg, sehingga diperoleh rata-rata berat lemang sebesar 2,13 kg dengan lama waktu pemasakan 90 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Lampiran. 4), diperoleh kapasitas efektif alat pemasak lemang tipe vertikal sebesar 1,42 kg/jam.

Uji Organoleptik

Tabel 3. Uji organoleptik

Panelis Warna Bentuk Aroma Rasa Keempukan

Panelis 1 3 4 3 3 4 Panelis 2 3 3 3 4 4 Panelis 3 3 3 4 4 4 Panelis 4 3 3 3 4 3 Panelis 5 3 4 2 3 4 Panelis 6 2 3 4 4 3 Panelis 7 2 3 3 2 4 Panelis 8 3 3 2 3 3 Panelis 9 3 3 3 3 3 Panelis 10 4 2 2 3 3 Rataan 2,9 3,1 2,9 3,3 3,5

Pada penelitian uji organoleptik yang telah dilakukan diperoleh bahwa pada rata-rata tingkat warna sebesar 2,9 (suka), bentuk pada skala 3,1 (suka),

aroma pada skala 2,9 (suka), rasa pada skala 3,3 (suka), keempukan dan pada skala 3,5 (empuk).

Analisis Ekonomi Biaya pemakaian alat

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Umumnya setiap investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Namun ada juga investasi yang bukan bertujuan untuk keuntungan, misalnya investasi dalam bidang sosial kemasyarakatan atau investasi untuk kebutuhan lingkungan, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Dari analisis ekonomi yang dilakukan (lampiran 6) diperoleh biaya untuk memproduksi lemang sebesar Rp. 4.113,2/kg. Artinya, untuk memproduksi lemang sebanyak 6 batang atau setara dengan 2,13 kg dibutuhkan biaya sebesar Rp. 4.113,2.

Break event point

Analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini keuntungan awal dianggap nol. Manfaat perhitungan titik impas (break even point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Bila pendapatan dari produksi berada

di sebelah kiri titik impas maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan titik impas akan memperoleh keuntungan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan (lampiran 7), alat pemasak lemang listrik tipe vertikal ini akan mencapai break even point pada nilai 42,13 kg/tahun. Hal ini berarti alat ini akan mencapai titik impas apabila telah memproduksi lemang sebanyak 23 kali pemasakan.

Net present value

Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Dalam menginvestasikan modal dalam penambahan alat pada suatu usaha maka net present value ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam analisis financial. Dari percobaan dan data yang diperoleh (lampiran 8) pada penelitian dapat diketahui besarnya nilai NPV 6% dari alat ini adalah sebesar Rp. 699.840.928. dan NVP 8% dari alat ini adalah sebesar Rp. 211.742.145 Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar ataupun sama dengan nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Darun (2002) yang menyatakan bahwa kriteria NPV yaitu:

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan;

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan; - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang

dikeluarkan.

Internal rate of return

Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Dalam menginvestasikan sampai dimana kelayakan usaha itu dapat

dilaksanakan. Maka hasil yang didapat dari perhitungan ini adalah sebesar 10,87% (lampiran 9). Artinya usaha pemasak lemang listrik ini masih layak untuk dijalankan jika pengusaha melakukan peminjaman modal di bank pada suku bunga di bawah 10,87%. Semakin tinggi bunga pinjaman di bank maka keuntungan yang diperoleh dari usaha ini semakin kecil.

Dokumen terkait