• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data

Koleksi plasma nutfah merupakan kumpulan substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan. Penambahan koleksi dari berbagai sumber akan menambah tingkat keragaman koleksi yang dimiliki. Informasi karakteristik dari koleksi

plasma nutfah menjadi sangat penting untuk memberikan gambaran umum tentang koleksi tersebut dan langkah yang akan diambil dalam memberdayakan koleksi yang dimiliki terutama kacang hijau yang menjadi bahan penelitian ini.

Pada tanaman kacang hijau, data yang terekam dalam basis data koleksi terdiri atas 11 peubah pengamatan dengan peubah hipocotyl

dan epicotyl yang merupakan dua peubah kualitatif pada data pengamatan tersebut sehingga pemilahan data hanya dapat dilakukan menggunakan kedua peubah tersebut.

Pada Tabel 2 dan Tabel 3 terlihat adanya kategori pada pemilahan yang memiliki jumlah varietas relatif sedikit. Kondisi ini tentu tidak efisien pada pemilihan koleksi inti yang banyak menggunakan analisis kelompok dalam penanganan keragaman tiap kategori. Untuk itu, penggunaan metode CHAID dapat menjadi alternatif dalam mengatasi hal tersebut.

Tabel 1 Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna hipocotyl

Warna Jumlah varietas

1 237

2 174

4 199

Tabel 2 Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna epicotyl

Warna Jumlah varietas

1 217

3 186

4 1

5 206

Tabel 3 Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna epicotyl dan

hipocotyl

Warna Jumlah varietas

11 217 23 174 45 198 13 12 15 8 44 1

tanaman, jumlah polong per tanaman, tangkai polong per tanaman, panjang polong, jumlah biji per polong, berat biji per tanaman, dan berat 100 biji sebagai peubah penjelas .

3. Pada semua peubah kualitatif (karakteristik tanaman) dan hasil pemilahan metode CHAID lakukanlah langkah berikut.

a. Hitung nilai pendekatan nilai F menggunakan nilai Lamda Wilk. b. Melakukan bootstrap

Melakukan pengulangan pemilihan koleksi inti sebanyak 25 kali. Adapun langkah pembentukkan koleksi inti dalam van Hintum et al. (2000), yakni

 Mengidentifikasi seluruh koleksi yang akan diwakili oleh koleksi inti yang akan dipilih.

 Menentukan ukuran dari koleksi inti, yakni ukuran contoh sebesar 10% dari seluruh koleksi.

 Membagi seluruh koleksi yang digunakan dalam kelompok-kelompok yang berbeda.

 Menentukan jumlah entri per kelompok, yakni menggunakan metode proporsi.

 Memilih entri dari setiap kelompok yang akan dimasukkan dalam koleksi inti.

Melakukan evaluasi kebaikan koleksi inti untuk masing-masing koleksi inti.

Menghitung rataan evaluasi kebaikan dari seluruh pengulangan koleksi inti.

Mengulang ketiga langkah di atas untuk pengulangan pemilihan koleksi inti sebanyak 50, 75, 100, 150, 200, 300, dan 400.

4. Memilih koleksi inti berdasarkan kombinasi antara pemilah karakteristik terbaik dengan hasil pemilah CHAID terbaik yang diperoleh dari hasil langkah 3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data

Koleksi plasma nutfah merupakan kumpulan substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan. Penambahan koleksi dari berbagai sumber akan menambah tingkat keragaman koleksi yang dimiliki. Informasi karakteristik dari koleksi

plasma nutfah menjadi sangat penting untuk memberikan gambaran umum tentang koleksi tersebut dan langkah yang akan diambil dalam memberdayakan koleksi yang dimiliki terutama kacang hijau yang menjadi bahan penelitian ini.

Pada tanaman kacang hijau, data yang terekam dalam basis data koleksi terdiri atas 11 peubah pengamatan dengan peubah hipocotyl

dan epicotyl yang merupakan dua peubah kualitatif pada data pengamatan tersebut sehingga pemilahan data hanya dapat dilakukan menggunakan kedua peubah tersebut.

Pada Tabel 2 dan Tabel 3 terlihat adanya kategori pada pemilahan yang memiliki jumlah varietas relatif sedikit. Kondisi ini tentu tidak efisien pada pemilihan koleksi inti yang banyak menggunakan analisis kelompok dalam penanganan keragaman tiap kategori. Untuk itu, penggunaan metode CHAID dapat menjadi alternatif dalam mengatasi hal tersebut.

Tabel 1 Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna hipocotyl

Warna Jumlah varietas

1 237

2 174

4 199

Tabel 2 Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna epicotyl

Warna Jumlah varietas

1 217

3 186

4 1

5 206

Tabel 3 Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna epicotyl dan

hipocotyl

Warna Jumlah varietas

11 217 23 174 45 198 13 12 15 8 44 1

Tabel 4 Statistik deskriptif seluruh koleksi kacang hijau

Peubah Rataan Ragam Minimum Maksimum Kisaran

uawal 38.30 13.84 31.00 63.00 32.00 lamabnga 6.53 5.79 2.00 19.00 17.00 ttan 55.07 204.89 21.20 127.00 105.80 jpol.tan 12.42 31.20 0.80 46.00 45.20 tpol.tan 7.72 14.41 2.00 30.00 28.00 pjgpol 8.88 1.50 4.82 12.90 8.08 jbj.pol 12.30 1.61 6.80 16.60 9.80 bj.tan 4.93 5.94 0.35 18.22 17.87 loobj 4.75 1.56 2.09 8.38 6.29

Statistik deskriptif pada seluruh data koleksi tertera pada Tabel 4 yang memperlihatkan keberagaman nilai peubah kuantitatif sesuai dengan nilai pengamatan dari seluruh koleksi. Pada Tabel 4 tersebut terlihat bahwa setiap peubah memiliki rataan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh satuan pengamatan yang berbeda-beda dari setiap peubah. Pada besarnya keragaman dan kisaran data, peubah tinggi tanaman memiliki keragaman data yang paling tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai ragam dan kisaran yang sangat besar. Sebaliknya, peubah panjang polong dan berat 100 biji menjadi peubah yang memiliki nilai keragaman paling kecil karena memiliki nilai ragam dan kisaran yang relatif kecil dibandingkan yang lain. Keragaman yang besar dapat memberikan gambaran bahwa adanya kelompok-kelompok keragaman pada peubah tersebut. Oleh karena itu, penggunaan metode CHAID dapat mendeteksi potensi kelompok-kelompok tersebut dan memilahnya menjadi kelompok baru dengan kendali peubah pengelompok atau pemilah yang ada.

Pemilahan dengan Metode CHAID

Metode CHAID merupakan metode pemilahan data ke dalam kelompok data yang relatif homogen berdasarkan peubah respon yang ditentukan. Dasar pemilahan ditentukan dengan statistik uji khi-kuadrat Hasil dari metode CHAID pada dasarnya berbentuk pohon keputusan. Untuk respon hipocotyl, epicotyl, dan kombinasi hipocotyl dan epicotyl tertera pada Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3. Informasi yang dapat diambil dari pohon tersebut adalah peubah-peubah pemilah, nilai-nilai pemilah, dan sebaran frekuensi setiap hasil

pemilah. Adapun ringkasan informasi penciri dari koleksi inti untuk tiap metode berdasarkan hasil pohon keputusan tersebut untuk respon

hypocotyl, epicotyl, dan kombinasi hipocotyl

dan epicotyl dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7.

Pada Tabel 5 dan Tabel 6 memperlihatkan bahwa penciri utama dari warna baik hipocotyl

CHAID maupun epicotyl CHAID adalah berat 100 biji dengan titik pemilahan yang sama. Hal tersebut dapat diketahui melihat peubah berat 100 biji merupakan salah satu peubah pemilah untuk semua kelompok pada kedua metode. Sedangkan penciri lain yang dideteksi untuk

epicotyl CHAID adalah peubah tinggi tanaman, dan pada hipocotyl CHAID adalah tinggi tanaman dan panjang polong.

Tabel 5 Penciri untuk respon hipocotyl

No Peubah Nilai Jumlah

Varietas 1 100bj <=3.06 61 2 100bj (3.06,4.70] 162 pjgpol <=8.54 3 100bj (3.06,4.70] 81 pjgpol >8.54 4 100bj (4.70,5.57] 54 ttan <=50.00 5 100bj (4.70,5.57] 69 ttan >50.00 6 100bj >5.57 183

Peubah yang mencirikan kombinasi kedua warna tertera pada Tabel 7. Pada tabel tersebut terlihat bahwa panjang polong merupakan

peubah yang paling mencirikan penkelompokan dengan kombinasi kedua warna karena pada setiap pengelompokkan terdapat peubah panjang polong. Selain panjang polong, peubah lain yang mencirikan kombinasi kedua warna adalah peubah jumlah polong dan peubah tangkai polong per tanaman.

Tabel 6 Penciri untuk respon epicotyl

No Peubah Nilai Jumlah

Varietas 1 100bj <=3.06 61 2 100bj (3.06,4.70] 243 3 100bj (4.70,5.57] 54 ttan <=50.00 4 100bj (4.70,5.57] 69 ttan >50.00 5 100bj >5.57 183

Tabel 7 Penciri untuk respon hipocotyl dan

epicotyl

No Peubah Nilai Jumlah

Varietas 1 pjgpol <=7.44 61 2 pjgpol (7.44,7.88] 62 3 pjgpol (7.879,8.54] 121 4 pjgpol (8.54,8.88] 61 5 pjgpol >8.88 165 jbj.pol <=12.60 6 pjgpol >8.88 54 jbj.pol >12.60 tpol.tan <=5.00 7 pjgpol >8.88 86 jbj.pol >12.60 tpol.tan >5.00

Uji Keragaman Kelompok

Penggunaan pendekatan nilai F berdasarkan Lamda Wilk pada metode analisis ragam peubah ganda dilakukan untuk melihat keragaman antarkelompok dengan asumsi kelompok sebagai perlakuan. Hasil dari uji keragaman kelompok tersebut untuk pemilah

hipocotyl, epicotyl, dan kombinasi kedua warna maupun penciri dari penggunaan metode CHAID pada hipocotyl, epicotyl, dan kombinasi kedua warna masing-masing dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Nilai F yang semakin

besar menunjukkan bahwa keragaman antarkelompok semakin besar mengindikasikan bahwa pengelompokkan semakin baik.

Pada Tabel 8 terlihat bahwa pengelompokkan dengan karakteristik warna

hipocotyl memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan kedua pemilahan yang lain. Sedangkan pada Tabel 9 terlihat bahwa pengelompokkan dengan metode CHAID menggunakan warna epicotyl memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan kedua pemilahan yang lain. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kedua pemilahan akan memberikan hasil pemilihan koleksi inti yang cukup baik untuk masing-masing metode dan pemilahan epicotyl

CHAID akan menghasilkan pemilihan koleksi inti yang terbaik.

Tabel 8 Pendekatan nilai F untuk pemilahan dengan karakteristik tanaman

Karakteristik Pendekatan Nilai F

hipok 14.39

epik 9.07

hipokepik 11.67

Tabel 9 Pendekatan nilai F untuk pemilahan dengan metode CHAID

Karakteristik Pendekatan Nilai F

hipok CHAID 49.45

epik CHAID 55.76

hipokepik CHAID 31.11

Kestabilan Nilai Evaluasi pada Pemilahan

Hipocotyl atau Epicotyl

Informasi yang diberikan dari penggunaan nilai pendekatan F pada dasarnya hanya memberikan gambaran informasi keragaman data untuk masing-masing hasil pemilahan atau kelompok. Nilai tersebut belum dapat memberikan informasi secara lengkap perbedaan kebaikan yang dihasilkan antarpemilah. Oleh karena itu, pada semua pemilahan dilakukanlah pengukuran kebaikan tersebut menggunakan nilai evaluasi kebaikan koleksi inti melalui pendekatan prinsip bootstrap. Penggunaan prinsip bootstap ini dapat menghasilkan nilai evaluasi yang relatif stabil sehingga antarpemilah dapat dibandingkan tingkat kebaikannya. Akan tetapi, hal yang perlu diingat bahwa kesimpulan dari perbandingan hasil tersebut hanya berlaku

untuk pemilihan koleksi inti dengan ukuran contoh sebesar 10% karena ukuran contoh itulah yang digunakan dalam penggunaan prinsip bootstrap ini.

Ukuran Pengulangan M D % 400 300 200 100 0 3.2 3.0 2.8 2.6 2.4 2.2

Gambar 1 Plot antara MD% dengan ukuran pengulangan dengan epik CHAID ( ), hipok CHAID ( ), epik ( ), hipok ( ) Ukuran Pengulangan V D % 400 300 200 100 0 25 24 23 22 21 20 19 18

Gambar 2 Plot antara VD% dengan ukuran pengulangan dengan epik CHAID ( ), hipok CHAID ( ), epik ( ), hipok ( )

Hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti menggunakan pemilahan epicotyl,

hipocotyl, epicotyl CHAID, dan hipocotyl

CHAID untuk masing-masing evaluasi kebaikan pada MD%, VD%, CRmin, CRmax, dan CR dapat dilihat masing-masing pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5. Pada gambar-gambar tersebut terlihat adanya perbedaan garis-garis plot kestabilan antarpemilah, baik garis yang tegas berbeda maupun yang saling berimpitan. Titik plot pada garis kestabilan yang berada pada ukuran pengulangan yang semakin besar akan

menghasilkan nilai yang semakin stabil sehingga perbedaan hasil dapat pula diperbandingkan menggunakan titik nilai pada ukuran pengulangan terbesar.

Gambar 1 memperlihatkan plot-plot nilai dari hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti pada MD% dengan ukuran pengulangan yang memperlihatkan bahwa nilai MD% pada pemilahan yang menggunakan metode CHAID memiliki plot-plot garis yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan epicotyl atau

hipocotyl saja. Hasil ini berarti bahwa penggunaan metode CHAID memberi tingkat kebaikan nilai MD% yang lebih baik.

Ukuran Pengulangan C R m in 400 300 200 100 0 74.5 74.0 73.5 73.0 72.5 72.0 71.5 71.0

Gambar 3 Plot antara CRmin dengan ukuran pengulangan dengan epik CHAID ( ), hipok CHAID ( ), epik ( ), hipok ( )

Gambar 2 memperlihatkan plot-plot hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti pada VD%. Gambar tersebut menunjukkan tingkat perbedaan nilai VD% yang tidak jauh berbeda atau saling berimpitan pada keempat pemilah. Urutan kebaikan dapat dilihat pada perbedaan titik plot pada ukuran pengulangan terbesar. Titik ini memperlihatkan hasil urutan kebaikan yang sama dengan hasil evaluasi kebaikan koleksi inti pada evaluasi kebaikan pada MD%. Kedua hasil nilai evaluasi kestabilan kebaikan ini apabila dibandingkan dengan nilai F pada Tabel 8 dan Tabel 9 memperlihatkkan urutan nilai kebaikan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai F dapat memberi informasi tingkat kebaikan nilai-nilai yang dihasilkan untuk evaluasi kebaikan MD% dan VD% pada pemilah hipocotyl CHAID, epicotyl

CHAID, hipocotyl atau epicotyl saja. Hasil evaluasi kestabilan nilai kebaikan pemilahnya dapat disimpulkan bahwa nilai kebaikan pada

MD% epicotyl CHAID > hipocotyl CHAID >

epicotyl > hipocotyl, dan pada hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti pada VD %, yakni epicotyl CHAID > hipocotyl CHAID >

epicotyl > hipocotyl.

Gambar 3 menggambarkan perbandingan nilai CRmin pada keempat pemilah yang terlihat bahwa nilai hipocotyl CHAID memberi hasil terbaik. Hal ini dapat dilihat dari nilai

hipocotyl CHAID paling besar dibandingkan dengan pemilah yang lain, sedangkan pemilah

epicotyl CHAID diurutan berikutnya, dan pemilah epicotyl dan hipocotyl masing-masing diurutan ketiga dan keempat. Hasil urutan semua pemilah tersebut berbeda dengan urutan kebaikan pemilahan yang ditunjukkan oleh nilai pendekatan nilai F yang tertera pada Tabel 8 dan Tabel 9. Walaupun demikian, hasil ini tetap memperlihatkan bahwa hasil pemilahan yang menggunakan metode CHAID memiliki grafik garis kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan

epicotyl atau hipocotyl saja yang berarti bahwa penggunaan metode CHAID memberikan hasil terbaik pada evaluasi kebaikan ini. Adapun ringkasan hasil pada kebaikan nilai CRmin ini diurutan dari yang terbaik, yakni hipocotyl

CHAID > epicotyl CHAID > epicotyl >

hipocotyl. Ukuran Pengulangan C R m a x 400 300 200 100 0 82.5 82.0 81.5 81.0 80.5

Gambar 4 Plot antara CRmax dengan ukuran pengulangan dengan epik CHAID ( ), hipok CHAID ( ), epik ( ), hipok ( ) Gambar 4 memperlihatkan plot-plot hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti pada CRmax, sedangkan Gambar 5 memperlihatkan plot-plot hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti pada CR. Kedua evaluasi kestabilan koleksi inti tersebut menunjukkan hasil yang hampir sama dengan evaluasi kestabilan koleksi

inti pada CRmin yang dapat dilihat pada Gambar 3. Perbedaannya terletak pada urutan nilai kebaikan hasil antara epicotyl dan

hipocotyl dengan nilai kebaikan hipocotyl lebih baik dibandingkan dengan epicotyl sehingga tampak bahwa antarkarateristik untuk tiap pemilah memiliki hasil yang berbanding terbalik dengan hasil yang ditunjukkan oleh nilai F. Dari gambar tersebut, ringkasan hasil kebaikan keduanya dapat dinyatakan sebagai

hipocotyl CHAID > epicotyl CHAID >

hipocotyl > epicotyl.

Dari hasil kelima evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti baik untuk nilai MD%, VD%, CRmin, CRmax, maupun CR dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan metode CHAID menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan karakteristik dari tanaman itu saja. Hasil tersebut akan sangat berpengaruh dalam pemilahan seluruh koleksi yang dimanfaatkan untuk pemilihan koleksi inti. Selain itu, hasil tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan pendekataan nilai F pada penggunaan epicotyl

atau hipocotyl dapat digunakan sebagai petunjuk dari nilai keragaman karateristik pada kedua pemilahan karena mampu memberikan hasil urutan kebaikan yang sama dengan hasil evaluasi kestabilan nilai MD% dan VD%.

Ukuran Pengulangan C R 400 300 200 100 0 73 72 71 70 69

Gambar 5 Plot antara CR dengan ukuran pengulangan dengan epik CHAID ( ), hipok CHAID ( ), epik( ), hipok ( )

Kestabilan Nilai Evaluasi pada Pemilahan Kombinasi Kedua Warna

Alternatif pemilah lain yang dapat dilakukan dalam pemilahan seluruh koleksi adalah dengan mengkombinasikan warna dari hipocotyl dan

seperti yang tertera pada Tabel 3. Dengan menggunakan hasil tersebut, langkah selanjutnya melakukan analisis CHAID dengan kombinasi kedua warna sebagai respon sehingga akan dihasilkan pemilah baru seperti yang tertera pada Tabel 7. Adapun hasil analisis uji keragaman kelompok seperti yang tertera pada Tabel 8 dan Tabel 9 memperlihatkan bahwa keragaman antarkelompok pada hasil pemilah kombinasi kedua warna hasil metode CHAID menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai pemilahan dengan kombinasi kedua warna itu sendiri. Pengujian hasil tersebut dilakukanlah dengan prinsip bootstrap sebagai upaya untuk evaluasi kestabilan hasil dari nilai kebaikan koleksi inti yang diperoleh dari pemilahan baik pada penggunaan CHAID maupun tidak untuk kombinasi kedua warna pada ukuran contoh sebesar 10%. Ukuran Pengulangan M D % 400 300 200 100 0 3.0 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5

Gambar 6 Plot antara MD% dengan ukuran pengulangan dengan hipokepik ( ), hipokepik CHAID ( ) Ukuran Pengulangan V D % 400 300 200 100 0 21.5 21.0 20.5 20.0 19.5 19.0

Gambar 7 Plot antara VD% dengan ukuran pengulangan dengan hipokepik ( ), hipokepik CHAID ( )

Gambar 6 yang merupakan evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti pada MD%. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa titik nilai yang diperoleh oleh pemilah kombinasi

hipocotyl dan epicotyl CHAID tidak lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kombinasi kedua warna. Pernyataan ini didasari dari plot-plot kestabilan dari pemilah kombinasi

hipocotyl dan epicotyl yang lebih rendah dibandingkan dengan kombinasi hipocotyl dan

epicotyl CHAID. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Gambar 7 yang merupakan hasil dari evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti pada VD%. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa nilai yang dihasilkan oleh pemilah kombinasi kedua warna lebih kecil dibandingkan dengan hasil pemilah kombinasi hipocotyl dan epicotyl CHAID sehingga penggunaan hasil uji keragaman kelompok tidak dapat digunakan dalam mengidentifikasi kebaikan kedua evaluasi kebaikan koleksi inti pada pemilahan ini. Adapun ringkasan hasil dari kedua gambar tersebut, yakni nilai evaluasi MD% dan VD% kebaikan kombinasi hipocotyl dan epicotyl > kombinasi hipocotyl dan epicotyl CHAID.

Ukuran Pengulangan C R m in 400 300 200 100 0 75.0 74.5 74.0 73.5 73.0

Gambar 8 Plot antara CRmin dengan ukuran pengulangan dengan hipokepik ( ), hipokepik CHAID ( ) Gambar 8 menunjukkan plot-plot antara nilai evaluasi kebaikan koleksi inti CRmin dengan ukuran pengulangan, dan Gambar 9 menunjukkan plot-plot antara nilai evaluasi kebaikan koleksi inti CRmax dengan ukuran pengulangan menggunakan prinsip bootstrap, sedangkan Gambar 10 merupakan gambar yang menunjukkan plot-plot antara nilai evaluasi kebaikan koleksi inti CR dengan ukuran pengulangan. Pada gambar plot-plot tersebut

terlihat bahwa nilai yang dihasilkan oleh pemilah kombinasi kedua warna lebih tinggi dibandingkan dengan pemilah yang merupakan penciri dari kombinasi kedua warna yang dihasilkan oleh metode CHAID. Hasil ini berbeda apabila dibandingkan dengan hasil penggunaan masing-masing warna menggunakan metode CHAID yang memperlihatkan hasil sebaliknnya. Ringkasan hasil dari ketiga evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti dapat dikatakan bahwa kombinasi

hipocotyl dan epicotyl > kombinasi hipocotyl

dan epicotyl CHAID.

Ukuran Pengulangan C R m a x 400 300 200 100 0 82.5 82.0 81.5 81.0 80.5

Gambar 9 Plot antara CRmax dengan ukuran pengulangan dengan hipokepik ( ), hipokepik CHAID ( ) Ukuran Pengulangan C R 400 300 200 100 0 73.5 73.0 72.5 72.0 71.5 71.0 70.5

Gambar 10 Plot antara CR dengan ukuran pengulangan dengan hipokepik ( ), hipokepik CHAID ( )

Penentuan Koleksi Inti

Dalam pemilihan koleksi inti akan dipilih pemilah terbaik dengan menggunakan tiga evaluasi kebaikan koleksi inti, yakni MD%, VD%, dan CR. Nilai evaluasi CRmin dan CRmax tidak digunakan dikarenakan nilai CR telah merepresentasikan nilai CRmin dan

CRmax tersebut. Adapun pemilihannnya dilakukan dengan menggunakan metode nonparametrik dengan memberikan peringkat untuk masing-masing nilai dari peringkat terkecil untuk nilai tertinggi dan peringkat tertinggi untuk nilai terkecil. Tahap selanjutnya dengan menghitung jumlah peringkat dari ketiga nilai evaluasi kebaikan koleksi inti tersebut. Pemilah dengan jumlah peringkat yang semakin kecil menunjukkan pemilah tersebut adalah pemilah terbaik.

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 10 terlihat bahwa pemilahan dengan epicotyl

CHAID dan kombinasi kedua warna memiliki jumlah peringkat sama dan terkecil dibandingkan pemilah yang lain. Ini menandakan bahwa kedua pemilah tersebut merupakan pemilah terbaik. Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya akan dipilih koleksi inti dengan pemilahan menggunakan kombinasi antara penciri epicotyl dengan kombinasi kedua warna. Pemilihan koleksi inti ini dilakukan menggunakan penarikan contoh acak berlapis dengan ukuran contoh sebesar 10% dan metode proposi. Pemilihan dilakukan berdasarkan pembagian kelompok dua tahap, yaitu seluruh koleksi dibagi berdasarkan kombinasi kedua warna dan setiap kombinasi warna akan dibagi berdasarkan penciri epicotyl. Statistik deskriptif dari koleksi inti terpilih dapat dilihat pada Tabel 11. Data koleksi inti yang dipilih dari kelompok kombinasi kedua warna dan penciri epicotyl

selengkapnya tertera di Lampiran 4. Tabel 10 Peringkat kebaikan pemilah

Pemilah MD% VD% CR Jumlah Peringkat hipok 5 6 5 16 hipokepik 3 2 1 6 epik 4 5 6 15 epik CHAID 1 1 4 6 hipok CHAID 2 3 3 8 hipokepik CHAID 6 4 2 12

Hasil pengujian nilai tengah antara koleksi inti dngan seluruh koleksi pada peubah kuantitatif selengkapnya tertera pada Tabel 12. Dari tabel tersebut diketahui semua nilai |Zhit| < Z0.05. Hal ini berarti bahwa berdasarkan nilai tengahnya, koleksi inti mampu mewakili

Tabel 11 Statistik deskriptif koleksi inti berdasarkan kombinasi kedua warna dan penciri

epicotyl

Peubah Rataan Ragam Minimum Maksimum Kisaran

uawal 38.27 14.31 31.00 55.00 24.00 lamabnga 6.51 5.39 3.00 16.00 13.00 ttan 53.21 178.86 21.20 94.00 72.80 jpol.tan 12.54 30.62 5.00 32.80 27.80 tpol.tan 8.32 15.96 3.40 26.00 22.60 pjgpol 8.61 1.77 4.96 11.20 6.24 jbj.pol 12.35 1.52 7.20 15.00 7.80 bj.tan 4.71 6.95 0.86 12.92 12.06 loobj 4.48 1.77 2.09 7.28 5.19

Tabel 12 Hasil penguji kesamaan pendugaan parameter nilai tengah Peubah Zhit uawal -0.06 lamabnga -0.09 ttan -1.04 jpol.tan 0.17 tpol.tan 1.27 pjgpol -1.81 jbj.pol 0.27 bj.tan -0.71 loobj -1.71

Tabel 13 Hasil pengujian kesamaan pendugaan parameter ragam

Peubah χ2 uawal 65.14 lamabnga 58.71 ttan 54.99 jpol.tan 61.83 tpol.tan 69.79 pjgpol 74.33 jbj.pol 59.49 bj.tan 73.62 loobj 71.22

seluruh koleksi. Sedangkan untuk hasil pengujian ragam antara koleksi inti dengan seluruh koleksi pada peubah kuantitatif

selengkapnya tertera pada Tabel 13. Dari tabel

tersebut diketahui semua nilai χ2

< �12−�/2( −1)

atau χ2

> �2/2( −1). Hal ini berarti bahwa berdasarkan nilai ragamnya, koleksi ini juga telah mampu mewakili seluruh koleksi.

Di samping itu, kebaikan koleksi inti dapat pula dilihat melalui nilai evaluasi kebaikan koleksi inti. Adapun nilai kebaikan koleksi inti dari koleksi inti yang dipilih pada Lampiran 4, yakni MD% sebesar 2.897%, VD% sebesar 9.890%, CRmin sebesar 74.837, CRmax sebesar 82.052, dan CR sebesar 74.370. Hasil ini menunjukkan bahwa koleksi inti yang terpilih telah merepresentasikan seluruh koleksi dengan cukup baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pada hasil pemilahan metode CHAID, peubah penciri untuk respon epicotyl adalah peubah berat 100 biji dan tinggi tanaman, peubah penciri untuk respon hipocotyl adalah panjang polong, tinggi tanaman, dan panjang polong, sedangkan peubah penciri untuk kombinasi kedua warna adalah panjang polong, jumlah biji per polong, dan tangkai polong per tanaman. Berdasarkan hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti dalam pemilihan koleksi inti pada pengambilan contoh acak berlapis sebanyak 10% dari seluruh koleksi menunjukkan epicotyl CHAID dan kombinasi kedua warna adalah pemilah terbaik karena mempunyai nilai MD%, VD%, dan CR yang

Dokumen terkait