• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Di hari tertentu, di setiap shift hanya terdapat tugas atau lembur:

dan . 3. Lembur pagi ataupun siang harus memenuhi jumlah tertentu:

dan .

4. Perawat yang mendapatkan shift malam tidak mendapatkan lembur pagi:

.

5. Setiap perawat yang mendapatkan lembur, memenuhi batas tertentu:

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kedua model di atas diaplikasikan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. RSUD Kota Bogor pada awalnya adalah Rumah Sakit (RS) Karya Bhakti. Peresmian RS Karya Bhakti menjadi RSUD Kota Bogor dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Agustus 2014. Namun, perubahan RS Karya Bhakti menjadi RSUD Kota Bogor tidak mengalami perubahan berarti terhadap sistem manajemen dan SDM yang ada. Fasilitas yang ada di RSUD Kota Bogor di antaranya adalah 202 tempat tidur untuk rawat inap, layanan 24 Jam Gawat Darurat IGD, High Care Unit, Intensif Care Unit, Unit Layanan Radiologi, Unit

13 Layanan Labolatorium 24 Jam, Depo Farmasi, Rehabilitasi Medik, Medical Check Up dan fasilitas pendukung lainnya.

Penelitian ini mengkaji penjadwalan perawat yang ada di ruang rawat inap RSUD Kota Bogor. Ruang rawat inap yang dikaji ada 4 ruangan, yakni Flamboyan, Dahlia, Vanda, dan Pafio. Di setiap ruangan terdapat seorang kepala ruangan dan ketua tim yang membawahi beberapa perawat. Setiap kepala ruangan manjadi penanggung jawab operasional yang ada di ruangan tempat dia ditugaskan. Ketua tim berada di bawah koordinasi kepala ruangan. Selain sebagai perawat, ketua tim juga membawahi beberapa perawat dan memastikan perawat yang ada di bawahnya memenuhi kewajibannya. Perawat yang ditugaskan di ruang-ruang tersebut berjumlah 76 perawat dengan alokasi perawat dan ketua tim sebagai berikut:

Tabel 1. Alokasi ketua tim perawat di ruang rawat inap Ruang rawat inap Flamboyan Dahlia Vanda Pafio

Jumlah perawat 25 23 15 13

Jumlah ketua tim 2 3 2 1

Di ruang Dahlia 23 perawat dibagi menjadi tiga tim, di ruang Flamboyan dan Vanda masing-masing dibagi menjadi dua tim, sedangkan di ruang Pafio 13 perawat tersebut menjadi satu tim. Tim perawat di ruang Pafio, selain ditugaskan di ruang tersebut juga diperbantukan di ruang Poli yang dijadwalkan sesuai dengan permintaan manajemen Poli. Perawat yang ditugaskan di ruang rawat inap satu tidak dapat berpindah ke ruang rawat inap yang lain selama enam bulan.

Penjadwalan yang dilakukan hanya berlaku pada ketua tim dan perawat yang berada di bawah kewenangannya, sedangkan kepala ruangan tidak disertakan dalam model ini. Model 1 diaplikasikan pada ruang rawat inap Flamboyan, Dahlia, Vanda. Model 2 diaplikasikan pada ruang rawat inap Pafio. Pada Model 2, shift lembur hanya diberlakukan jika perawat ditugaskan pada ruang Poli. Diasumsikan bahwa permintaan dijadwalkan pada hari Jumat dan Sabtu (hari ke-6 dan ke-7). Pada kedua hari tersebut, diasumsikan jumlah perawat yang ditugaskan lembur di ruang Poli adalah masing-masing 4 perawat pada shift pagi dan siang. Perawat yang diperbantukan tidak mendapat lembur shift malam, karena di ruang Poli tidak terdapat shift malam. Setiap perawat, selain kepala ruangan dan ketua tim, mendapatkan shift lembur. Kedua model tersebut diselesaikan dengan menggunakan bantuan software LINGO 11.0.

Hasil Penjadwalan Perawat Model 1

Solusi optimal yang diperoleh pada Model 1 adalah solusi optimal dengan simpangan hari libur dan shift malam seperti pada tabel berikut:

Tabel 2. Solusi optimal Model 1

Ruangan Flamboyan Dahlia Vanda

14

Penjadwalan perawat berdasarkan Model 1 maupun secara manual pada ruang rawat inap Flamboyan, Dahlia, dan Vanda berturut-turut dapat dilihat pada lampiran. Pada penjadwalan ruang rawat inap Flamboyan berdasarkan Model 1 maupun manual, ketua tim didefinisikan sebagai perawat ke-1 dan 14. Ketua tim ruangan Dahlia didefinisikan sebagai perawat ke-1, 9, dan 17. Ketua tim ruangan Vanda didefinisikan sebagai perawat ke-1 dan 9.

Penjadwalan yang dilakukan berdasarkan Model 1 memenuhi seluruh aturan yang diberlakukan oleh pihak rumah sakit yang dijadikan sebagai hard constraints. Sedangkan aturan yang dijadikan sebagai soft constraints (penjadwalan waktu libur dan shift malam) ada beberapa perawat yang mendapatkan jadwal dengan jumlah di luar batas yang telah ditentukan oleh pihak rumah sakit. Oleh karenanya fungsi tujuan dari model ini meminimalkan jumlah simpangan dari soft constraints tersebut. Namun demikian penjadwalan yang dilakukan secara manual seperti tidak memenuhi semua aturan yang ditetapkan oleh rumah sakit, baik yang dijadikan sebagai hard constraints ataupun soft constraints. Beberapa aturan pada hard constraints yang tidak terpenuhi di antaranya adalah ada beberapa perawat yang tidak mendapatkan haknya, yakni 2 hari libur setelah 3 hari berurutan mendapatkan shift malam. Bahkan hal ini terjadi di semua ruangan (Flamboyan, Dahlia, dan Vanda). Selain itu penjadwalan yang dilakukan secara manual terdapat jadwal lembur bagi beberapa perawat yang ada di ruang rawat inap Dahlia dan Vanda, sedangkan penjadwalan berdasarakan Model 1 tidak memerlukan jadwal lembur baik di kedua ruangan tersebut maupun ruangan Flamboyan.

Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan jumlah waktu kerja pada masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap perawat di setiap ruangan berdasarkan Model 1. Untuk tabel jumlah waktu kerja pada masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap perawat yang dilakukan secara manual dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3. Jumlah waktu kerja di masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap perawat di ruang rawat inap Flamboyan berdasarkan Model 1

Perawat ke- Jumlah Shift Jumlah

Hari Libur

Pagi Siang Malam

1* 24 0 0 4 2 10 5 7 6 3 8 8 6 6 4 7 7 8 6 5 10 8 6 4 6 9 5 8 6 7 8 8 6 6 8 6 8 8 6 9 9 8 6 5 10 6 8 8 6 11 7 7 8 6 12 6 8 8 6 13 7 8 7 6 14* 24 0 0 4 15 6 8 8 6

15 Tabel 3. Jumlah waktu kerja di masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap

perawat di ruang rawat inap Flamboyan berdasarkan Model 1 (lanjutan)

Perawat ke- Jumlah Shift Jumlah

Hari Libur

Pagi Siang Malam

16 10 6 6 6 17 8 6 8 6 18 9 7 8 4 19 7 7 8 6 20 8 6 8 6 21 7 8 7 6 22 6 8 8 6 23 7 8 7 6 24 8 8 6 6 25 7 8 8 5 Ragam 1,7826 1,0395 0,7668 0,3834

* Ketua tim, tidak disertakan dalam perhitungan ragam

Berdasarkan data tabel di atas dan data tabel pada Lampiran 17 tampak ragam untuk penjadwalan perawat ruang rawat inap Flamboyan pada setiap shift berdasarkan Model 1 lebih kecil daripada penjadwalan yang dilakukan secara manual. Ragam penjadwalan perawat pada shift pagi berdasarkan Model 1 adalah 1,7826 sedangkan ragam penjadwalan pada shift pagi yang dilakukan secara manual 4,3834. Ragam penjadwalan perawat pada shift siang berdasarkan Model 1 adalah 1,0395 sedangkan ragam penjadwalan pada shift siang yang dilakukan secara manual 2,9012. Ragam penjadwalan perawat pada shift malam berdasarkan Model 1 adalah 0,7668 sedangkan ragam penjadwalan pada shift malam yang dilakukan secara manual 2,3122. Namun ragam waktu libur perawat berdasarkan Model 1, yakni 0,3834, sedikit lebih besar dari pada ragam waktu libur perawat berdasarkan penjadwalan yang dilakukan secara manual, yakni 0,2411.

Tabel 4. Jumlah waktu kerja di masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap perawat di ruang rawat inap Dahlia berdasarkan Model 1

Perawat ke- Jumlah Shift Jumlah

Hari Libur

Pagi Siang Malam

1* 24 0 0 4 2 6 8 9 5 3 6 8 9 5 4 6 8 9 5 5 8 8 8 4 6 6 9 8 5 7 6 8 9 5 8 6 8 8 6 9* 24 0 0 4 10 7 8 8 5 11 6 8 8 6 12 6 8 10 4 13 6 10 8 4 14 6 10 8 4

16

Tabel 4. Jumlah waktu kerja di masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap perawat di ruang rawat inap Dahlia berdasarkan Model 1 (lanjutan)

Perawat ke- Jumlah Shift Jumlah

Hari Libur

Pagi Siang Malam

15 6 8 8 6 16 6 8 8 6 17* 24 0 0 4 18 6 8 8 6 19 6 8 9 5 20 7 9 8 4 21 6 8 9 5 22 6 9 8 5 23 6 9 8 5 Ragam 1,5658 0,7789 1,8316 0,4710

* Ketua tim, tidak disertakan dalam perhitungan ragam

Berdasarkan data tabel di atas dan data tabel pada Lampiran 18 tampak ragam untuk penjadwalan perawat ruang rawat inap Dahlia pada shift pagi dan siang berdasarkan Model 1 lebih kecil daripada penjadwalan yang dilakukan secara manual, begitupun ragam waktu libur. Namun ragam shift malam berdasarkan Model 1 sedikit lebih besar dibandingkan dengan ragam shift malam berdasarkan penjadwalan secara manual. Ragam penjadwalan perawat pada shift pagi berdasarkan Model 1 adalah 1,5658 sedangkan ragam penjadwalan pada shift pagi yang dilakukan secara manual 3,4316. Ragam penjadwalan perawat pada shift siang berdasarkan Model 1 adalah 0,7789 sedangkan ragam penjadwalan pada shift siang yang dilakukan secara manual 3,4842. Ragam waktu libur perawat berdasarkan Model 1 adalah 0,4710 sedangkan ragam waktu libur perawat berdasarkan penjadwalan yang dilakukan secara manual 0,5158. Namun ragam penjadwalan perawat pada shift malam berdasarkan Model 1 adalah 1,8316, lebih besar daripada ragam shift malam pada penjadwalan yang dilakukan secara manual, yakni 1,4184.

Tabel 5. Jumlah waktu kerja di masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap perawat di ruang rawat inap Vanda berdasarkan Model 1

Perawat ke- Jumlah Shift Jumlah

Hari Libur

Pagi Siang Malam

1* 24 0 0 4 2 6 8 8 6 3 6 8 8 6 4 6 9 8 5 5 6 9 8 5 6 6 9 9 4 7 4 9 9 6 8 6 8 9 5 9* 24 0 0 4 10 6 8 8 6 11 5 9 8 6 12 4 10 8 6

17 Tabel 5. Jumlah waktu kerja di masing-masing shift dan jumlah hari libur setiap

perawat di ruang rawat inap Vanda berdasarkan Model 1 (lanjutan)

Perawat ke- Jumlah Shift Jumlah

Hari Libur

Pagi Siang Malam

13 6 8 9 5

14 5 9 10 4

15 4 8 10 6

Ragam 0,7564 0,4231 0,5897 0,5897

* Ketua tim, tidak disertakan dalam perhitungan ragam

Berdasarkan data tabel di atas dan data tabel pada Lampiran 19 tampak ragam untuk penjadwalan perawat ruang rawat inap Vanda pada shift pagi dan siang berdasarkan Model 1 lebih kecil daripada penjadwalan yang dilakukan secara manual. Ragam shift malam berdasarkan Model 1 sedikit sama dengan ragam shift malam berdasarkan penjadwalan secara manual. Namun ragam waktu libur berdasarkan Model 1 lebih besar dari ragam waktu libur berdasarkan penjadwalan secara manual. Ragam penjadwalan perawat pada shift pagi berdasarkan Model 1 adalah 0,7564 sedangkan ragam penjadwalan pada shift pagi yang dilakukan secara manual 3,0769. Ragam penjadwalan perawat pada shift siang berdasarkan Model 1 adalah 0,4231 sedangkan ragam penjadwalan pada shift siang yang dilakukan secara manual 3,6923. Ragam penjadwalan perawat pada shift malam berdasarkan Model 1 maupun penjadwalan yang dilakukan secara manual adalah 0,5897. Ragam waktu libur perawat berdasarkan Model 1 adalah 0,4710 sedangkan ragam waktu libur perawat berdasarkan penjadwalan yang dilakukan secara manual 0,5158. Namun ragam waktu libur perawat berdasarkan Model 1, yakni 0,5897, lebih besar dari pada ragam waktu libur perawat berdasarkan penjadwalan yang dilakukan secara manual, yakni 0,1667.

Untuk hasil penjadwalan berdasarkan Model 1 maupun penjadwalan secara manual ketiga ruang rawat inap di atas dapat dilihat pada Lampiran 7 hingga 12. Berdasarkan tabel-tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada penjadwalan manual ditemui adanya jadwal lembur untuk beberapa perawat di ruang rawat inap Dahlia dan Vanda, sedangkan hasil penjadwalan berdasarkan Model 1 tidak diperlukan adanya shift lembur. Pada penjadwalan perawat ruang rawat inap Dahlia, selain perawat ke-1, 9, dan 17, mendapatkan jadwal lembur satu hingga dua hari. Pada ruang rawat inap Vanda, perawat yang medapatkan jadwal lembur adalah perawat ke-3, 7, 8, 14, dan 15. Masing-masing mendapatkan satu hari lembur, sedangkan sisanya tidak mendapatkan jadwal lembur. Namun demikian pada penjadwalan berdasarkan Model 1 maupun secara manual, keduanya memenuhi aturan rumah sakit di mana setiap ketua tim hanya mendapatkan jadwal pada shift pagi. Hal ini terlihat pada perawat ke-1 dan 14 pada ruang rawat inap Flamboyan yang ditunjukkan pada tabel 3 dan 4. Di ruang rawat inap Dahlia yang ditunjukkan pada tabel 5 dan 6, penjadwalan ketua tim dapat dilihat pada penjadwalan perawat ke-1, 9, dan 17. Penjadwalan ketua tim ruang rawat inap Vanda terlihat pada Tabel 7 dan 8 yang ditunjukkan oleh perawat pertama dan perawat kesembilan.

Pada Lampiran 8, tabel penjadwalan perawat ruang rawat inap Dahlia secara manual, terlihat bahwa terdapat aturan yang tidak dipenuhi, yakni perawat mendapatkan dua hari libur berturut-turut setelah mendapatkan tiga shift malam berurutan. Hal ini tampak pada jadwal perawat ke-5 dan 22. Perawat ke-5 hanya

18

mendapatkan libur pada hari ke-15 setelah hari ke-12 hingga 14 bertugas di shift malam. Perawat 22 hanya mendapatkan libur pada hari 27 setelah hari ke-24 hingga 26 mendapatkan tugas di shift malam. Aturan yang sama juga dilanggar oleh penjadwalan secara manual. Hal ini terlihat pada Lampiran 10, tabel penjadwalan perawat ruang rawat inap Flamboyan secara manual. Perawat ke-5 hanya mendapatkan libur pada hari ke-17 setelah hari ke-14 hingga 16 bertugas di shift malam. Perawat ke-22 hanya mendapatkan libur pada hari ke-14 setelah hari ke-11 hingga 13 mendapatkan tugas di shift malam. Pada penjadwalan perawat ruang rawat inap Vanda secara manual, lebih banyak lagi perawat yang tidak mendapatkan hak liburnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Perawat ke-2 hanya mendapatkan libur pada hari ke-18 setelah mendapatkan shift malam pada hari ke-15 hingga 17. Perawat ke-3 hanya mendapatkan libur pada hari ke-22 setelah mendapatkan shift malam pada hari ke-19 hingga 21. Perawat ke-4 hanya mendapatkan libur pada hari ke-8 setelah mendapatkan shift malam pada hari ke-5 hingga 7. Perawat ke-5 hanya mendapatkan libur pada hari ke-25 setelah mendapatkan shift malam pada hari ke-22 hingga 24. Perawat ke-10 hanya mendapatkan libur pada hari ke-22 setelah mendapatkan shift malam pada hari ke-19 hingga 21. Perawat ke-12 hanya mendapatkan libur pada hari ke-16 setelah mendapatkan shift malam pada hari ke-13 hingga 15.

Berikut merupakan tabel yang menunjukkan jumlah kebutuhan perawat di setiap ruangan dan setiap shift dengan hasil penjadwalan baik dengan menggunakan model maupun secara manual.

Tabel 6. Jumlah kebutuhan perawat di setiap ruangan dan setiap shift Ruang Rawat inap Kebutuhan

Pagi Siang Malam

Dahlia 7 6 6

Flamboyan 8 6 6

Vanda 4 4 4

Tabel 7. Jumlah pemenuhan kebutuhan perawat di setiap ruangan dan setiap shift dengan hasil penjadwalan berdasarkan Model 1

Hari ke-

Dahlia Flamboyan Vanda

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 8 6 6 8 6 6 5 4 4 2 7 6 6 8 6 6 5 4 4 3 7 6 6 8 6 6 5 4 4 4 7 6 6 8 6 6 4 4 4 5 7 6 6 8 6 6 4 4 4 6 7 6 6 8 6 6 4 4 4 7 7 6 6 8 6 6 4 4 4 8 7 6 6 8 6 6 4 4 4 9 7 6 6 8 6 6 4 4 4 10 7 6 6 8 6 6 4 4 4 11 7 6 6 8 6 6 4 4 4 12 7 6 6 8 6 6 5 4 4 13 7 6 6 8 6 6 4 4 4 14 7 6 6 8 6 6 4 4 4

19 Tabel 7. Jumlah pemenuhan kebutuhan perawat di setiap ruangan dan setiap shift

dengan hasil penjadwalan berdasarkan Model 1 (lanjutan) Hari

ke-

Dahlia Flamboyan Vanda

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

15 7 6 6 8 6 6 4 4 4 16 7 6 6 8 6 6 4 4 4 17 7 6 6 8 6 6 4 4 4 18 7 6 6 8 6 6 4 4 4 19 7 6 6 8 6 6 4 4 4 20 7 6 6 8 6 6 4 4 4 21 7 6 6 8 6 6 4 4 4 22 7 6 6 8 6 6 4 4 4 23 7 6 6 8 6 6 4 4 4 24 7 6 6 8 6 6 4 4 4 25 7 6 6 8 6 6 5 4 4 26 7 6 6 8 6 6 5 4 4 27 7 6 6 8 6 6 4 4 4 28 7 6 6 8 6 6 4 4 4

Tabel 8. Jumlah pemenuhan kebutuhan perawat di setiap ruangan dan setiap shift dengan hasil penjadwalan secara manual

Hari ke-

Dahlia Flamboyan Vanda

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 7 5 6 8 5 6 4 4 4 2 5 5 6 7 6 6 4 3 4 3 7 5 6 8 6 6 4 4 4 4 7 5 6 8 6 6 4 4 4 5 7 5 6 8 6 6 4 4 4 6 7 5 6 8 6 6 4 4 4 7 7 5 6 8 6 6 4 4 4 8 7 6 6 8 5 6 4 4 4 9 7 5 6 5 6 6 4 4 4 10 7 6 6 8 5 6 4 4 4 11 7 5 6 8 6 6 4 3 4 12 7 5 6 8 6 6 4 4 4 13 7 5 6 8 6 6 4 3 4 14 7 5 6 8 5 6 4 3 4 15 7 5 6 8 5 6 4 4 4 16 6 5 6 6 6 6 4 3 4 17 7 6 6 8 6 6 4 4 4 18 7 5 6 8 6 6 4 4 4 19 7 5 6 8 6 6 4 4 4 20 7 6 6 8 6 6 4 4 4 21 7 5 6 8 6 6 4 4 4 22 7 5 6 8 6 6 4 4 4 23 6 6 6 6 6 6 4 4 4 24 7 5 6 8 6 6 4 4 4 25 7 5 6 8 6 6 4 4 4

20

Tabel 8. Jumlah pemenuhan kebutuhan perawat di setiap ruangan dan setiap shift dengan hasil penjadwalan secara manual (lanjutan)

Hari ke-

Dahlia Flamboyan Vanda

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

26 7 6 6 8 6 6 4 4 4

27 7 5 6 8 6 6 4 4 4

28 7 6 6 7 6 6 4 4 4

Dari kedua tabel di atas terlihat jelas bahwa penjadwalan menggunakan Model 1 memenuhi kebutuhan di seluruh shift di setiap ruang rawat inap setiap harinya. Pada Tabel 8 terlihat bahwa penjadwalan yang dilakukan secara manual hanya dapat memenuhi kebutuhan shift malam saja, sedangkan untuk shift pagi dan siang tidak selalu memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Pada ruang Dahlia, pada hari ke-2, 16, dan 23 hanya mampu menjadwalkan 6 perawat, sedangkan kebutuhannya adalah 7 perawat. Bahkan pada shift siang, hanya 7 hari yang mampu memenuhi kebutuhan, yakni pada hari ke-8, 10, 17, 20, 23, 26, dan 28. Pada ruang rawat inap Flamboyan, terdapat beberapa hari yang tidak memenuhi kebutuhan perawat pada shift pagi, yakni pada hari ke-2, 9, 16, 23, dan 28. Kebutuhan perawat shift siang pada ruang rawat inap Flamboyan juga tidak terpenuhi di seluruh hari. Hal ini terlihat pada hari ke-1, 8, 10, 14, dan 15. Pada ruang rawat inap Vanda hanya kebutuhan perawat pada shift siang saja yang tidak sepenuhnya terpenuhi, seperti pada hari ke-2, 11, 13, 14, dan 16.

Berdasarkan Tabel 9 berikut dapat dilihat bahwa penjadwalan perawat yang dilakukan secara manual tidak memenuhi beberapa aturan yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat pada aturan ke-1, 2, 4, 7, 8, dan 10. Selain itu, penjadwalan tersebut juga memuat jadwal shift lembur bagi beberapa perawat seperti terlihat pada aturan ke-7. Berbeda dengan penjadwalan yang dilakukan berdasarkan Model 1 yang memenuhi semua aturan dan tidak memuat jadwal shift lembur.

22

Hasil Penjadwalan Perawat Model 2

Hasil penjadwalan yang diperoleh berdasarkan Model 2 maupun penjadwalan secara manual dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14. Pada penjadwalan tersebut terlihat bahwa penjadwalan berdasarkan Model 2 dapat dilihat bahwa penjadwalan tersebut memenuhi semua aturan, kecuali penjadwalan pada shift malam. Perawat ke-6 hanya mendapatkan 4 shift malam. Di samping itu penjadwalan ini juga memenuhi seluruh aturan rumah sakit yang menjadi hard constraints, termasuk aturan yang berkaitan dengan shift lembur. Shift lembur di sini terkait dengan pemenuhan permintaan poli atas sejumlah perawat, yang waktunya ditetapkan oleh kepala perawat poli. Oleh karena itu, pada penjadwalan manual tidak terlihat jadwal lembur. Berbeda dengan penjadwalan perawat berdasarkan Model 2, penjadwalan secara manual melanggar beberapa aturan diantaranya adalah hak dua hari libur berurutan bagi perawat yang telah mendapatkan tiga shift malam beruturut-turut. Hal ini terlihat pada penjadwalan perawat ke-3 yang hanya mendapatkan hari libur pada hari ke-4 setelah mendapatkan shift malam di tiga hari pertama.

Dalam penelitian ini, diasumsikan hari lembur yang diminta oleh pihak poli adalah di hari tertentu, yakni Jumat dan Sabtu, dengan jumlah perawat tertentu, yakni 4 perawat untuk shift pagi maupun sian di kedua hari tersebut. Namun jumlah perawat pada ruang rawat inap Pafio belum cukup memenuhi kebutuhan dalam penjadwalan yang didasarkan pada model dua. Di sisi lain, jumlah perawat di ruang rawat inap Flamboyan dengan jumlah perawat lebih sedikit dari yang dialokasikan oleh pihak rumah sakit telah memenuhi kebutuhan penjadwalan yang didasarkan pada Model 1. Oleh karena itu penelitian ini merekomendasikan agar salah satu perawat yang ada di ruang rawat inap Flamboyan dialihkan ke ruang rawat inap Pafio. Di bawah ini merupakan tabel banyak shift, waktu lembur, dan waktu libur masing-masing perawat di ruang Pafio.

Tabel 10. Jumlah shift, waktu lembur, dan waktu libur perawat ruang rawat inap Pafio berdasarkan penjadwalan Model 2

Perawat ke-

Shift Lembur

Libur

Pagi Siang Malam Pagi Siang

1* 24 0 0 0 0 4 2 6 8 7 2 3 7 3 6 7 8 2 2 7 4 6 8 8 2 2 6 5 7 8 7 3 3 6 6 10 8 4 4 2 6 7 6 8 8 3 3 6 8 6 8 7 4 2 7 9 8 8 6 2 4 6 10 6 8 8 3 1 6 11 8 8 6 2 4 6 12 6 8 8 2 3 6 13 6 7 8 3 3 7 Ragam 1,6591 0,1515 1,5379 0,2424

23 Berdasarkan tabel di atas dan Lampiran 20, tabel jumlah shift, waktu lembur, dan waktu libur perawat ruang rawat inap Pafio berdasarkan penjadwalan secara manual, dapat terlihat bahwa ragam shift pagi, shift siang, dan waktu libur penjadwalan berdasarkan Model 2 lebih kecil daripada ragam shift pagi, shift siang, dan waktu libur penjadwalan secara manual. Hanya saja ragam pada shift malam penjadwalan berdasarkan Model 2 lebih besar dibandingkan dengan ragam shift malam pada penjadwalan secara manual. Ragam penjadwalan perawat pada shift pagi berdasarkan Model 2 adalah 1,6591 sedangkan ragam penjadwalan pada shift pagi yang dilakukan secara manual 4,1636. Ragam penjadwalan perawat pada shift siang berdasarkan Model 2 adalah 0,1515 sedangkan ragam penjadwalan pada shift siang yang dilakukan secara manual 5,2545. Ragam penjadwalan waktu libur perawat berdasarkan Model 2 adalah 0,2424 sedangkan penjadwalan yang dilakukan secara manual adalah 0,4727. Namun ragam shift malam pada penjadwalan berdasarkan Model 2, yakni 1,5379, lebih besar dari ragam shift malam pada penjadwalan secara manual, yakni 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penjadwalan perawat di ruang rawat inap Pafio berdasarkan Model 2 lebih baik daripada penjadwalan yang dilakukan secara manual. Karena di samping memenuhi seluruh aturan, kecuali shift malam, juga karena nilai ragam dari shift pagi dan siang berdasarkan Model 2 lebih kecil daripada ragam shift pagi dan siang pada penjadwalan yang dilakukan secara manual.

Tabel 11. Perbandingan pemenuhan kebutuhan jumlah perawat pada setiap shift antara penjadwalan yang didasarkan pada Model 2 dan penjadwalan yang

dilakukan secara manual Hari

ke-

Kebutuhan Penjadwalan Model 2 Penjadwalan Manual

Shift Shift Shift

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6 3 3 3 5 4 3 3 3 3 7 3 3 3 5 4 3 3 3 3 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 3 3 3 4 3 3 4 3 3 11 3 3 3 3 3 3 4 3 3 12 3 3 3 3 3 3 4 3 3 13 3 3 3 5 5 3 4 3 3 14 3 3 3 5 4 3 4 3 3 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 17 3 3 3 4 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 4 3 4 3 3 19 3 3 3 3 3 3 4 3 3 20 3 3 3 5 4 3 4 3 3

24

Tabel 11. Perbandingan pemenuhan kebutuhan jumlah perawat pada setiap shift antara penjadwalan yang didasarkan pada Model 2 dan penjadwalan yang

dilakukan secara manual (lanjutan) Hari

ke-

Kebutuhan Penjadwalan Model 2 Penjadwalan Manual

Shift Shift Shift

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

21 3 3 3 5 4 3 4 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 3 4 3 3 25 3 3 3 4 3 3 4 3 3 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 3 3 6 4 3 4 3 3 28 3 3 3 5 4 3 4 3 3

Pada Tabel 11 di atas, tampak bahwa kedua penjadwalan mampu memenuhi seluruh kebutuhan tersebut. Banyaknya lembur (penugasan di poli) tidak dapat dibandingkan karena pada penjadwalan perawat yang bertugas di ruang rawat inap Pafio tidak terlihat. Namun demikian penjadwalan shift lembur pada Model 2 menggambarkan bahwa kebutuhan poli akan perawat mampu dipenuhi.

Tabel 12. Perbandingan persentase pemenuhan kendala antara penjadwalan perawat berdasarkan Model 2 dan penjadwalan secara manual pada ruang Pafio

No. Kendala Persentase pemenuhan kendala

Manual Model 2

1. Jumlah kebutuhan perawat pada shift pagi

harus terpenuhi 100% 100%

2. Jumlah kebutuhan perawat pada shift siang

harus terpenuhi 100% 100%

3. Jumlah kebutuhan perawat pada shift malam

harus terpenuhi 100% 100%

4. Ketua tim hanya mendapat shift pagi 100% 100%

5. Ketua tim selalu libur di hari Minggu 100% 100%

6. Setiap perawat tidak boleh mendapatkan shift

malam lebih dari tiga kali berturut-turut 100% 100%

7. Setiap perawat bertugas maksimal 6 hari

berturut-turut 0% 100%

8. Perawat berhak mendapatkan 1 hari libur

setelah 2 hari berturut-turut bertugas di shift

malam

100% 100%

9. 10.

Perawat berhak mendapatkan 2 hari libur setelah 3 hari berturut-turut bertugas di shift

malam

90,91% 100%

11. Setiap perawat yang telah mendapatkan shift

malam tidak akan mendapatkan shift pagi pada

hari berikutnya

100% 100%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa penjadwalan perawat yang dilakukan secara manual melanggar beberapa aturan seperti aturan ke-7 dan 10.

25 Sedangkan penjadwalan perawat yang dilakukan berdasarkan Model 2 memenuhi seluruh aturan.

Model 3: Pengoptimuman Taklinear

Penjadwalan perawat berdasarkan model yang telah dibangun lebih baik daripada penjadwalan yang dilakukan secara manual. Hal ini dapat dilihat pada kemampuan model yang dapat memenuhi berbagai aturan yang ditetapkan oleh rumah sakit, sedangkan penjadwalan yang dilakukan secara manual hanya mampu memenuhi sebagian aturan. Namun demikian penjadwalan yang dilakukan berdasarkan Model 1 maupun Model 2 masih memuat perbedaan yang signifikan pada jumlah shift di beberapa ruangan. Ada cara lain agar pemerataan jumlah shift

Dokumen terkait