• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Tanaman

Hutan rakyat yang berlokasi di Dusun Sipolha Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun telah mengusahakan lahan seluas 7,02 Ha dengan melakukan penanaman sistem agroforestri, yakni dengan mengkombinasikan antara tanaman suren dengan kopi serta palawija seperti jahe, tomat, cabai. Dilokasi penelitian sendiri, masyarakat lebih memerhatikan tanaman musiman karena lebih cepat menghasilkan keuntungan. Tanaman Toona sureni Merr atau yang lebih dikenal tanaman ingul didaerah setempat hanya dinilai sebagai tabungan (saving) yang pada saat butuh maka akan dilakukan pemanenan.

Pemanenan Suren berdasarkan hasil survei di lapangan biasanya dilakukan pada umur 12 tahun. Namun, banyak masyarakat yang melakukan pemanenan pada saat tanaman berumur 20 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan masyarakat belum memahami pengelolaan hutan rakyat dengan baik. Menurut Indrajaya (2011) pengelolaan hutan rakyat mencakup 3 hal yakni ekologis, ekonomi dan sosial. Pengelolaan hutan rakyat harus mempertimbangkan pertumbuhan hutan dan memperhitungkan aspek ekonomi sehingga keuntungan maksimal diperoleh.

Pada lokasi penelitian kayu suren dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kapal di Danau Toba, perumahan, dan peti mati. Berdasarkan hasil survei dilapangan harga tegakan berdiri diameter 30-40 cm sebesar 2-3 juta rupiah dan setelah diolah menjadi kayu gergajian harganya mencapai 5-6 juta rupiah. Kayu suren yang dihasilkan dianggap oleh masyarakat sekitar sudah relatif menguntungkan karena masyarakat hanya membeli bibit suren kemudian

melakukan penanaman dan tidak ada melakukan perawatan yang rumit seperti pendangiran dan pemupukan.

Hasil survei dilapangan menunjukkkan bahwa ciri-ciri tanaman suren hampir sama dengan ciri suren secara umum. Ciri suren umumnya bertajuk ramping, percabangan membuat sudut keatas dengan daun yang tidak terlalu lebat, hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan masyarakat sekitar bahwa dengan sistem tajuk seperti itu cocok dilakukan sitem agroforestri karena tidak menaungi tanaman semusim secara keseluruhan. Kulit batang kasar dan pecah-pecah seperti kulit buaya berwarna coklat.Ciri tanaman Suren dapat dilihat dari gambar 3.

(a) (b) (c)

Gambar 3. Ciri ciri tanaman suren; (a) daun, (b) batang, (c) cabang

Model Pendugaan Pertumbuhan Tegakan Toona sureniMerr. Diameter

Penyusunan model pendugaan diameter yang dilakukan dengan menggunakan data pada lampiran 1 mendapatkan hasil seperti Tabel 1.

Tabel 1. Model Pendugaan Diameter Tegakan Toona sureniMerr

No Model Bentuk Persamaan R2 r SE AgD AvD

1 linear D = 3,346+ 2,469 X 0,918 0,958 1,958 0,517 0,065 2 Polynomial* D = -16,347+10,690x+0,956x2 + 0,031x3 0,995 0,997 0,609 0,548 0,069 3 Logaritma D = -7,738 + 15,061 ln(x) 0,983 0,992 0,884 0,564 0,070 4 Power D = 3,290x0,950 0,914 0,956 0,131 0,526 0,066 5 Eksponensial D = 6,815 e0,151x 0,805 0,897 0,197 0,578 0,059 Keterangan: D adalah diameter, x adalah umur, e adalah bilangan euler (2,718), * adalah model

Model pendugaan yang dihasilkan merupakan model dengan satu variabel bebas yakni umur tegakan. Jika dilihat dari nilai R2 model persamaan polynomial dan logaritma memiliki nilai yang hampir sama yaitu 0,995 dan 0,983 dan lebih besar dari model lainnya. Nilai tertinggi dari model tersebut adalah model Polynomial yakni sebesar 0,995 yang berarti bahwa besarnya nilai diameter tegakan Suren sebesar 99,5% dipengaruhi oleh umur dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lainnya yakni jarak tanam, unsur hara, curah hujan dan lain sebagainya.

Nilai r dapat dilihat pada tabel bahwa nilai tertinggi yakni pada model Polynomial yaitu sebesar 0,997 yang menunjukkan nilai keeratan hubungan antar umur dengan diameter. Berdasarkan tabel, nilai kesalahan baku (SE) yang paling kecil yakni pada model logaritma sebesar 0,609. Semakin kecil nilai SE, berarti perbedaan nilai hasil prediksi dari model pendugaan dengan nilai aktual dilapangan semakin kecil, hal ini sesuai dengan pernyataan Prodan (1965) dalam

Marlia (1999).

Nilai dari AvD pada kelima model memenuhi kriteria pemilihan model pertumbuhan karena sesuai dengan pernyataan Spurr (1952) yang menyatakan bahwa model akurat apabila nilai AvD kurang dari 10%. Namun nilai AgD dari kelima model tidak satupun memenuhi kriteria yang nilainya tidak lebih dari 1% dan tidak kurang dari -1%. Sehingga kemungkinan model terbaik diambil dari kriteria sebelumnya yakni model Polynomial, karena nilai SE model tersebut lebih kecil dari kelima model yang menunjukkan bahwa kemungkinan nilai hasil pendugaan diameter tegakan suren (Toona sureniMerr.) dari model ini lebih

akurat. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4 dari bentuk trendline dari model Polynomial

Gambar 4 . Bentuk Trendline dan Sebaran Data Model Terpilih Untuk Menduga Nilai Diameter Tegakan Toona sureni Merr.

Model Polynomial yang dianggap model terbaik dengan persamaan D = -16,347 + 10,690x – 0,956x2 + 0,031x3 kemudian dihitung nilai pendugaan

diameter tegakan dengan hasil pendugaan diameter tegakan dengan hasil pendugaan sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai Pendugaan Diameter Tegakan Toona Sureni Merr

Umur (Tahun) Nilai aktual (cm) Pendugaan Diameter (cm) ΔD (Dn+1 - Dn)

3 7,570 7.956 7.956 4 13,941 13.100 5.144 5 16,938 17.074 3.974 6 19,676 20.063 2.989 7 21,872 22.254 2.191 8 24,166 23.831 1.577 9 25,349 24.980 1.149 10 25,636 25.887 0.907

Keterangan: ΔD = selisih nilai pendugaan diameter pada umur ke n+1 dengan nilai pendugaan diameter pada umur ke-n.

Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Diameter Tegakan Toona sureni Merr Nilai Aktual dan Nilai Pendugaan Model yang Terpilih

Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa diameter Toona sureni

tumbuh pada tahun ke 3 hingga tahun ke 7 dan pertambahan pertumbuhannya menurun pada tahun berikutnya (gambar 5). Grafik pertumbuhan serta trendline

grafik dibuat berdasarkan hasil pengukuran dilapangan dari 80 plot penelitian yang kemudian nilai diameter pada umur yang sama dirata-ratakan (data cross section dilampiran 2).

Hasil pendugaan diameter yang cukup tinggi pada umur 3 sampai 7 tahun. Nilai pendugaan mendapatkan bahwa pertambahan diameter suren dalam rentang 1 tahun masing-masing sebesar 7,956 cm, 5,144 cm, 3,974 cm, 2,989 cm, dan 2,191 cm. Pertumbuhan tegakan suren pada pendugaan diameter naik setiap tahunnya namun pada umur 8, 9 dan 10 tahun mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan terjadinya fase vegetatif pada tahun awal pertumbuhan mengakibatkan tingginya laju pertumbuhan diameter tegakan dan kemudian pada tahun ke enam hingga seterusnya mulai terjadi fase generatif yakni pertumbuhan

y = 8,936ln(x) + 7,551 R² = 0,996 0 5 10 15 20 25 30 3 4 5 6 7 8 9 10 D ia m et er ( cm ) Umur (tahun)

bunga dan biji yang mengakibatkan pertumbuhan vegetatif menurun. Sesuai dengan pernyataan Menurut Riyanto dan Pamungkas (2010) untuk semua jenis tumbuhan pada waktu muda umumnya mempunyai kecepatan tumbuh diameter yang tinggi, kemudian semakin tua semakin menurun sampai akhirnya berhenti. Untuk tanaman biasanya pertumbuhan berbentuk kurva sigmoid karena pada mulanya tumbuh agak lambat, kemudian cepat lalu menurun.

Tinggi

Penyusunan model pendugaan tinggi yang dilakukan dengan menggunakan data pada lampiran mendapatkan hasil berikut:

Tabel 3. Model Pendugaan TinggiTegakan Toona sureniMerr

No Model Bentuk Persamaan R2 r SE AgD

(%) AvD (%) 1 Linear H = -4,557 + 3,490 X 0,979 0,990 1,348 0,555 0,069 2 Polynomial* H = -4,781+ 1,945X+0,522X2 -0,039 X3 0,998 0,999 0,543 0,805 0,101 3 Logaritma H = 19,133 + 20,684 ln(X) 0,990 0,995 0,922 0,665 0,083 4 Power H = (1,109 x 1,473)(1/X) 0,970 0,985 0,116 -1,97 -0,24 5 Eksponensial H = 3,332e (0,239X) 0,887 0,942 0,226 0,890 0,111 Keterangan: H adalah tinggi, x adalah umur, e adalah bilangan euler (2,718), * adalah model

Terbaik

Model pendugaan yang dihasilkan merupakan model dengan satu variabel bebas yakni umur tegakan. Jika dilihat dari nilai R2 model persamaan Polynomial dan Logaritma memiliki nilai yang hampir sama yaitu 0,998 dan 0,990 dan lebih besar dari model lainnya. Nilai tertinggi dari model tersebut adalah model Polynomial yakni sebesar 0,998 yang berarti bahwa besarnya nilai tinggi tegakan Suren sebesar 99,8% dipengaruhi oleh umur dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lainnya yakni jarak tanam, unsur hara, curah hujan dan lain sebagainya.

Nilai r dapat dilihat pada tabel bahwa nilai tertinggi yakni pada model Polynomial dan model Logaritma yaitu sebesar 0,999 dan 0,995 namun dibandingkan kedua model, persamaan Polynomial yang menunjukkan nilai

keeratan hubungan antar umur dengan tinggi. Berdasarkan tabel, nilai kesalahan baku (SE) yang paling kecil yakni pada model Power sebesar 0,116. Semakin kecil nilai SE, berarti perbedaan nilai hasil prediksi dari model pendugaan dengan nilai aktual di lapangan semakin kecil.

Nilai dari AvD pada model Polynomial tidak memenuhi kriteria karena memiliki nilai 0,101. Nilai AgD dari kelima model semuanya tidak memenuhi kriteria model terbaik.Selain model tersebut memenuhi kriteria pemilihan model pertumbuhan. Sehingga kemungkinan model terbaik diambil dari kriteria sebelumnya yakni model Polynomial H = -4,781 + 1,945X + 0,522X2 - 0,039 X3 karena nilai SE model tersebut lebih kecil dari kelima model yang menunjukkan bahwa kemungkinan nilai hasil pendugaan diameter tegakan suren (Toona sureniMerr.) dari model ini lebih akurat. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk

trendline dari model ini (Gambar 6).

Gambar 6. Bentuk Trendline dan Sebaran Data Model Terpilih untuk Menduga Nilai Tinggi Tegakan Toona sureni Merr.

Model Polynomial yang dianggap model terbaik dengan persamaan H = -4,781 + 1,945X + 0,522X2 - 0,039 X3 kemudian dihitung nilai pendugaan

diameter tegakan dengan hasil pendugaan tinggi tegakan dengan hasil pendugaan sebagai berikut:

Tabel 4. Nilai Pendugaan Tinggi Tegakan dengan Hasil Pendugaan Tinggi Tegakan Dengan Hasil Pendugaan

Umur (Tahun)

Nilai aktual Pendugaan tinggi (m) ΔT (Hn+1 - Hn)

3 4,824 4.710 4.710 4 8,885 8.883 4.173 5 12,579 13.175 4.292 6 17,691 17.356 4.181 7 21,816 21.192 3.836 8 24,133 24.454 3.262 9 26,521 26.910 2.456 10 28,563 28.329 1.419

Keterangan: ΔT = Selisih nilai pendugaan tinggi pada umur ke n+1 dengan nilai pendugaan diameter pada umur ke-n

Gambar7. Grafik Pertumbuhan tinggi Tegakan Toona sureni Merr Nilai Aktual dan Nilai Pendugaan Model yang terpilih

Hasil pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa tinggi Toona sureni

Merr tumbuh pada tahun ke-3 hingga tahun ke-8 dan pertambahan pertumbuhannya menurun pada tahun berikutnya (Gambar 7). Grafik pertumbuhan serta trendline grafik dibuat berdasarkan hasil pengukuran dilapangan dari 80 plot penelitian yang kemudian nilai diameter pada umur yang sama dirata-ratakan (data cross section dilampiran 2).

y = 4,868x0,884 R² = 0,993 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 T in g g i ( m ) Umur (tahun)

Hasil pendugaan tinggi yang cukup tinggi pada umur 3 sampai 8 tahun. Nilai pendugaan mendapatkan bahwa pertambahan diameter Toona sureniMerr

dalam rentang 1 tahun masing-masing sebesar 4,710 m, 4,173 m, 4,292 m, 4,181m, 3,836 m, 3,262 m. Kemudian pertambahan pertumbuhan diameter semakin menurun pada tahun berikutnya hal ini sesuai dengan pernyataan Simon (1996) untuk semua jenis tumbuhan pada waktu muda umumnya mempunyai kecepatan tumbuh diameter yang tinggi, kemudian semakin tua semakin menurun sampai akhirnya berhenti. Untuk hutan tanaman biasanya pertumbuhan berbentuk kurva sigmoid karena pada mulanya tumbuh agak lambat, kemudian cepat lalu menurun.

Volume

Penyusunan model pendugaan volume yang dilakukan dengan menggunakan data pada lampiran mendapatkan hasil pada tabel 5.

Tabel 5. Model Pendugaan TinggiTegakan Toona sureniMerr

No Model Bentuk Persamaan R2 r SE AgD AvD

1 linear V = -0,450 + 0,135X 0,986 0,993 0,042 -0,046 0,0057 2 Polynomial* V = 0,478 - 0,347X + 0,076 X2 - 0,004X3 1,000 1,000 0,100 0,083 0,0103 3 Logaritma V = -0,968 – 0,776 ln(X) 0,935 0,967 0,092 0,466 0,05825 4 Power V = (0,001 x 3,373)(1/x) 0,944 0,972 0,369 0,0364 0,00455 5 Eksponensial V = 0,007e(0,541X) 0,845 0,919 0,613 0,551 0,06888 Keterangan: V adalah volume, x adalah umur, e adalah bilangan euler (2,718), * adalah model

Terbaik

Model pendugaan yang dihasilkan merupakan model dengan satu variabel bebas yakni umur tegakan. Jika dilihat dari nilai R2 model persamaan polynomial memiliki nilai yaitu 1,00 dan lebih besar dari model lainnya. Nilai tertinggi dari model tersebut adalah model Polynomial berarti bahwa besarnya nilai tinggi tegakan Suren sebesar 100% dipengaruhi oleh umur dan selebihnya dipengaruhi

oleh faktor lainnya yakni jarak tanam, unsur hara, curah hujan dan lain sebagainya.

Nilai r dapat dilihat pada tabel bahwa nilai tertinggi yakni pada model Polynomial yaitu sebesar 1,00. Persamaan Polynomial yang menunjukkan nilai keeratan hubungan antar umur dengan tinggi. Berdasarkan tabel, nilai kesalahan baku (SE) yang paling kecil yakni pada model Polynomial sebesar 0,10. Semakin kecil nilai SE, berarti perbedaan nilai hasil prediksi dari model pendugaan dengan nilai aktual dilapangan semakin kecil.

Nilai dari AvD pada kelima model memenuhi kriteria pemilihan model pertumbuhan. Namun pada nilai AgD hanya model linear yang memenuhi kriteria model terbaik. Sehingga kemungkinan model terbaik diambil dari kriteria sebelumnya yakni model Polynomial V = 0,478 - 0,347X + 0,076 X2 - 0,004X3 karena nilai SE model tersebut lebih kecil dari kelima model yang menunjukkan

bahwa kemungkinan nilai hasil pendugaan volume tegakan suren (Toona sureniMerr.) dari model ini lebih akurat. Hal tersebut dapat dilihat dari

bentuk trendline dari model ini (Gambar 8).

Gambar8 . Bentuk Trendline dan sebaran Data Model Terpilih untuk menduga Nilai volume Tegakan Toona sureniMerr.

Model Polynomial yang dianggap model terbaik dengan persamaan V = 0,478 - 0,347X + 0,076 X2 - 0,004X3 kemudian dihitung nilai pendugaan diameter tegakan dengan hasil pendugaan tinggi tegakan dengan hasil pendugaan sebagai berikut:

Tabel 6. Nilai Pendugaan Volume Tegakan Dengan Hasil Pendugaan Tinggi Tegakan Dengan Hasil Pendugaan

Umur (Tahun)

Nilai aktual Pendugaan volume (m3) ΔH (Hn+1 - Hn) 3 0.013 0.019 0,019 4 0.081 0.066 0,047 5 0.170 0.176 0,110 6 0.322 0.326 0,150 7 0.491 0.495 0,169 8 0.663 0.659 0,164 9 0.802 0.798 0,139 10 0.884 0.887 0,089

Keterangan: ΔV = selisih nilai pendugaan Volume pada umur ke n+1 dengan nilai pendugaan diameter pada umur ke-n

Gambar 9. Grafik Pertumbuhan volume Tegakan Toona sureniMerr Nilai Aktual dan Nilai Pendugaan Model yang terpilih

Hasil pengukuran dilapangan menunjukkan bahwa volume Toona sureni

tumbuh secara signifikan pada tahun ke 3 hingga tahun ke 8 dan pertambahan pertumbuhannya menurun pada tahun berikutnya (Gambar 9). Grafik pertumbuhan serta trendline grafik dibuat berdasarkan hasil pengukuran

y = 0,003x2+ 0,110x - 0,134 R² = 0,989 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 V o lu me t e g a k a n ( m3 ) Umur (tahun)

dilapangan dari 80 plot penelitian yang kemudian nilai diameter pada umur yang sama dirata-ratakan (data cross section Lampiran 2)

Hasil pendugaan volume yang cukup tinggi pada umur 3 sampai 8 tahun. Nilai pendugaan mendapatkan bahwa pertambahan volume Toona sureniMerr

dalam 1 tahun masing-masing adalah 0,019 m3, 0,047 m3, 0,110 m3, 0,150 m3, 0,169 m3, 0,164 m3. Kemudian pertambahan pertumbuhan volume semakin menurun pada tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan pada waktu muda umumnya mempunyai kecepatan tumbuh diameter dan tinggi yang cepat, kemudian semakin tua semakin menurun sampai akhirnya berhenti. Untuk tanaman biasanya pertumbuhan berbentuk kurva sigmoid karena pada mulanya tumbuh agak lambat, kemudian cepat lalu menurun.

Nilai Riap Volume Tegakan Suren

Perhitungan nilai riap volume tegakan Suren yang dilakukan adalah untuk menentukan niai riap rata-rata berjalan (CAI) dan nilai riap rata-rata tahunan (MAI) volume tegakan Suren. Nilai volume yang digunakan adalah nilai volume tegakan hasil prediksi menggunakan bentuk model pendugaan yang terpilih. Tabel 7. Nilai Pendugaan Volume serta nilai CAI dan MAI tegakan Suren

Umur (tahun) Volume (m3) CAI (m3) MAI (m3)

3 0,019 0,006 0,019 4 0,066 0,016 0,047 5 0,176 0,035 0,110 6 0,326 0,054 0,150 7 0,495 0,070 0,169 8 0,659 0,082 0,164 9 0,798 0,088 0,139 10 0,887 0,088 0,089

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai pendugaan volume tegakan Suren mencapai 0,888 m3 pada tahun ke sepuluh,apabila

dikonversi dalam satuan luasan dengan jarak tanam 20 m x 20 m maka volume suren 36,364 m3/Ha. Volume yang mempunyai hubungan linear dengan diameter dan tinggi.

Daur Volume Maksimum Tegakan Suren

Hasil penelitian menunjukkan bahwa riap rata-rata tahunan (MAI) volume Toona sureni Merr berturut-turut untuk umur 3 tahun adalah 0,019 m3, umur 4 tahun 0,047 m3, umur 5 tahun adalah 0,110 m3, umur 6 tahun 0,150 m3, umur 7 tahun adalah 0,169 m3, umur 8 tahun 0,164 m3 umur 9 tahun adalah 0,139 m3, umur 10 tahun 0,089 m3, dapat dilihat dalam lampiran 3.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa riap tahunan berjalan (CAI) volume Toona sureni Merr berturut-turut untuk umur 3 tahun adalah 0,006m3, umur 4 tahun 0,016 m3, umur 5 tahun adalah 0,035m3, umur 6 tahun 0,054 m3, umur 7 tahun adalah 0,070 m3, umur 8 tahun 0,082 m3 umur 9 tahun adalah 0,088 m3, umur 10 tahun 0,088m3, dapat dilihat dalam lampiran 4.

Kegiatan pemanenan tegakan suren pada awalnya tergantung kepada penggunaan. Pada saat melakukan wawancara dengan beberapa pemilik lahan, masyarakat melakukan pemanenan pada saat membutuhkan hasil dari penjualan kayu suren itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan. Masyarakat cenderung memandang bahwa tanaman suren sendiri sebagai tabungan (saving) yang kapan masyarakat itu butuh, kemudian melakukan pemanenan. Hal ini dianggap tidak optimal dalam segi pengelolaan ekonomi, ekologi, dan social, karena tidak menguntungkan bagi masyarakat itu sendiri, tanaman suren pada lokasi penelitian dikombinasi dengan tanaman kopi dan palawija (sistem agroforestri) yang apabila

tidak dilakukan pemanenan secara optimal maka akan menjadi tanaman pesaing bagi tanaman lainnya (ekologi).

Tegakan suren banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kapal di daerah Danau Toba. Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar hutan rakyat menyatakan bahwa kayu suren sangat cocok dijadikan sebagai bahan pembuatan kapal laut karena tahan lama dan kayunya tidak mudah busuk. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhaendah, dkk (2007) bahwa suren memili kandungan bahan surenon, surenin, dan surenolakton yang menghambat pertumbuhan jamur dan sering digunakan sebagai bahan pestisida serta aroma batang suren yang tajam tidak disukai organisme lain. harga dari kayu itu sendiri masih relatif murah. Satu batang suren dengan diameter 20-30 cm dihargai 2-3 juta rupiah.

Salah satu cara untuk mengetahui kapan masa panen yang tepat dilaukan adalah dengan menentukan daur volume maksimumnya. Daur volume maksimum dapat diketahui dengan membuat sebuah grafik hubungan antara CAI dan MAI, dimana perpotongan antara grafik tersebut merupakan daur volume maksimimnya. Grafik CAI dan MAI pada gambar 7 dibuat dengan mengacu pada hasil perhitungan CAI dan MAI

Hasil penelitian menunjukkan grafik MAI dan CAI volume tegakan Toona sureniMerr dapat dilihat pada Gambar 10. Berdasarkan grafik tersebut maka daur optimal tanaman Toona sureniMerr dapat dicapai pada saat tanaman berumur 10 tahun.

Gambar10. Grafik volume MAI dan CAI

Gambar 10 menunjukkan bahwa kurva MAI dan CAI berpotongan pada umur 10 tahun yang menunjukkan bahwa umur tersebut merupakan saat dimana tegakan mencapai hasil produksi maksimal karena pada saat itu nilai riap rata-rata tahunan sama dengan laju riap tahunan berjalan dan volume pendugaan suren sebesar 36,364 m3/Ha.Oleh karena itu umur tersebut ditetapkan sebagai daur volume maksimal. Menurut Hendromono dkk (2003) untuk mendapatkan daur volume yang optimal dapat diperoleh dengan cara memotong antara kurva riap rata-rata tahunan (MAI) dengan kurva riap berjalan (CAI). Daur ini lebih cepat 2 tahun dari daur tebang yang biasanya masyarakat setempat melakukan pemanenan. Karena biasanya masyarakat melakukan pemanenan pada umur 12 tahun atau bahkan tidak terlalu memperhatikan daur panen.

Menurut Avery (1952) dalam Parlindungan (2006) bahwa grafik hubungan antara riap berjalan tahunan (CAI) dengan riap rata-rata tahunan (MAI) mempunyai karakteristik yaitu untuk kurva riap berjalan (CAI) dapat mencapai

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 3 4 5 6 7 8 9 10 N ia li C A I d a n M A I Umur (Tahun) mai cai y = -0,008x2+ 0,092x - 0,081 R² = 0,955 y = -0,001x2+ 0,024x - 0,021 R² = 0,985 (10,0,088)

puncak serta cepat akan tetapi menurun secara perlahan-lahan pula. Titik potong antara riap berjalan tahunan (CAI) dan riap tahunan rata-rata (MAI) merupakan waktu pemanenan yang paling efisien dan menguntungkan untuk mendapatkan produksi yang optimal.

Tabel 8. Perbandingan daur optimal tegakan suren dengan penelitian lain:

No Tegakan Lokasi Penelitian Daur opimal Sumber

1 Suren Desa Manggihan

Kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

9 Tahun Suranto dan

Mugiyana (2009)

2 Suren Persemaian Balai Penelitian Hutan

Tanaman (BP2HT) Palembang, Sumatera Selatan.

9 Tahun Sofyan dan Islam (2006)

3 Suren Hutan Rakyat DiTanah Toraja

10 Tahun Patabang (2011)

Dari data tersebut diketahui bahwa pada daerah Desa Manggihan Kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dan Persemaian Balai Penelitian Hutan Tanaman (BP2HT) Palembang Sumatera Selatan daur optimal yang didapatkan yakni 9 tahun. Hal ini dikarenakan pada kedua lokasi sudah memperhatikan kualitas bibit suren dan melakukan tindakan pemeliharaan, sedangkan pada Hutan Rakyat di Tanah Toraja daur optimal tegakan 10 tahun. Hasil daur yang didapatkan sama dengan penelitian ini karena kurang memperhatikan kualitas bibit suren dan tidak melakukan tindakan pemeliharaan yang terlalu rumit.

Dokumen terkait