• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Konsumsi dan Identifikasi Jenis Hijauan Pengukuran konsumsi

Konsumsi pakan dihitung dengan menambahkan semua yang dikonsumsi oleh ternak rusa yaitu konsumsi hijauan segar (rumput dan legum). Rataan konsumsi pakan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini :

Tabel 6. Rataan konsumsi hijauan dan konsentrat (g/ekor/hari)

Konsumsi Segar Rataan Bahan Kering Rataan K 1 K 2 K 3 K 1 K 2 K 3 Hijauan 7274 7040 6818 7044 2347 2273 2203 2274 Konsentrat 213 213 463 296 183 183 398 255 Total 7487 7253 7281 7340 2530 2456 2601 2529 % Bobot badan 9.13 9.59 8.69 9.14 3.09 3.25 3.10 3.15 % BB Metabolik 5.25 5.45 5.06 5.26 2.33 2.42 2.34 2.36

Tabel 6 menunjukkan rataan konsumsi hijauan segar sebesar 7044 g dan bahan kering sebesar 2274 gr sedangkan konsentrat sebesar 296 g dalam bahan kering sebesar 255 g. Konsumsi hijauan yang tertinggi terdapat pada rusa 1 sebesar 7274 g dalam bahan segar dan 2347 g dalam bahan kering sedangkan rataan konsumsi konsentrat tertinggi terdapat pada rusa 3 sebesar 463 g dan dalam bahan kering sebesar 398 g. Adanya perbedaan konsumsi ini disebabkan adanya perbedaan bobot badan rusa sesuai dengan pernyataan dari Parakkasi (1995) yang menyatakan tingkat perbedaan konsumsi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ternak (bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas). Makanan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan makanan yang berkualitas rendah

sehingga bila kualitas pakan relatif sama maka tingkat konsumsinya juga tidak berbeda.

Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase rataan konsumsi dengan bobot badan sebesar 9,14 % dan dalam bahan kering sebesar 3,15 %. Persentase konsumsi dengan bobot badan yang tertinggi terdapat pada rusa 2 yaitu sebesar 9,59 % dan terendah pada rusa 3 sebesar 8,69 %.

Tabel 6 menunjukkan bahwa rusa 2 memiliki angka persentase yang tinggi dari rusa lainnya. Ini disebabkan pada saat penelitian berlangsung rusa 2 sedang mengalami pertumbuhan ranggah sehingga memerlukan nutrisi yang lebih banyak sesuai dengan pernyataan Kartadisastra (1997) yang menyatakan bahwa jumlah nutrisi setiap hari sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya serta bobot badannya. Jadi setiap ekor yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda.

Identifikasi jenis hijauan

Palatabilitas hijauan dihitung dengan mengurangkan persentase sampel pemberian dengan sampel sisa. Setelah itu dirangking. Nilai palatabilitas rusa pada hijauan yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini :

Tabel 7. Identifikasi jenis hijauan

Hari Palatabilitas hijauan

Tinggi Sedang Rendah

I Mikania scandes Otochola nodusa*

Paspalum conjungatum* Asystasia Clysorus aridus

Eleusine indica* Passiflora Sp II Otochola nodusa* Ipomea Sp

28

Clysorus aridus Eleusine indica Desmodium trifolium Passiflora Sp

Axonopus compresus* III Eleusine indica* Axonopus compresus* Passiflora Sp

Desmodium trifolium Clysorus aridus Ipomea Sp Cleome rutidosperma

Asystasia

Otochola nodusa*

IV Ipomea Sp Clysorus aridus Desmodium trifolium 4 B

Commelina diffusa

Paspalum conjungatum* V Passiflora Sp Cleome rutidosperma Mikania scandes

Asystasia

Paspalum conjungatum* Commelina diffusa Clysorus aridus

Cyrticocum oxphilium*

Otochola nodusa* VI Commelina diffusa Mikania scandes Asystasia

Paspalum

conjungantum* Cleome rutidosperma Pueraria javanica Mikania Sp

Keterangan : tanda (*) adalah kelompok rumput-rumputan

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada hari I rusa lebih menyukai mikania scandes dan asytasia, menyukai otochola nodusa dan kurang menyukai paspalum conjungantum, pakis, eleusine indica dan passiflora Sp. Sedangkan pada hari VI rusa lebih menyukai commelina diffusa, paspalum conjungantum, puraria javanica, suka mikania scandes, cleome rutidosperma, mikania Sp dan kurang menyukai asystasia. Perbedaan ini disebabkan karena kandungan nutrisi pada setiap hijauan dan kebutuhan rusa berbeda sesuai dengan peryataan Parakkasi (1995) yang menyatakan dalam mengkonsumsi ransum ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu tingkat energi, keseimbangan asam amino, tingkat kehalusan ransum, aktivitas ternak, berat badan, kecepatan pertumbuhan dan suhu lingkungan. Tingkat perbedaan konsumsi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain faktor ternak (bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas).

Berdasarkan Tabel 7 diatas maka dapat ditentukan peringkat hijauan yang paling disukai berdasarkan konsistensi hijauan yang diberikan. Peringkat hijauan dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Peringkat palatabilitas hijauan

Palatabilitas hijauan

Tinggi Sedang Rendah

Desmodium trifolium Cleome rutidosperma Paspalum conjungatum* Commelina diffusa Otochola nodusa* Passiflora sp

Pureraria javanica Eleusine indica* Ipomea sp Asystasia Mikania sp Clysorus aridus Mikania scandes Axonopus compresus*

Cyrticocum oxphilium* 4 B

Keterangan : tanda (*) adalah kelompok rumput-rumputan

Tabel 8 desmodium trifolium memiliki nilai palatabilitas tertinggi dari kelompok daun-daunan dan otochola nodusa dari kelompok rumputan. Sedangkan cyrticocum oxyphilium memiliki nilai palatabiltas yang terendah dari kelompok rumputan. Pada spesies 4B belum dapat diketahui nama spesiesnya akan tetapi 4B merupakan kelompok daun-daunan dan memiliki nilai palatabilitas terendah dari kelompoknya.

Kelompok daun-daunan disukai oleh rusa disebabkan karena bentuk serta tekstur dari daun-daunan tersebut yang lunak dan tidak sulit untuk dikunyah. Ini sesuai dengan peryataan dari Sentra informasi IPTEK (2005) yaitu palatabilitas merupakan sifat performans bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh

30

organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.

Pada kelompok ini terlihat bahwa commelina diffusa merupakan kelompok daun-daunan yang paling disukai karena teksturnya yang lunak seperti peryataan dari Nasution (1983) yaitu commelina diffusa memiliki batang tumbuh menjalar, bentuknya bulat dan lunak, tidak berambut. Sedangkan untuk kelompok rumputan tidak disukai karena teksturnya yang lebih keras daripada kelompok daun-daunan.

Uji Palatabilitas Palatabilitas hijauan

Data konsumsi hijauan ternak rusa yang dihitung dalam bentuk segar dan bahan kering dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini :

Tabel 9. Palatabilitas Hijauan (g/ekor/hari)

Spesies Bahan segar Rataan %

1 2 3 Paspalum conjungatum 2713 2275 3663 2883 21 Penisetum purpereum 3575 2638 3913 3375 24 Asystasia 4325 4125 4500 4317 31 Calopongonium 3675 3025 3513 3404 24 Total 14288 12063 15588 13979 100 % BB 17.42 15.96 18.60 17.33 % BB metabolik 8.53 7.98 8.96 8.49

Spesies Bahan kering Rataan %

1 2 3 Paspalum conjungatum 760 637 1025 807 24 Penisetum purpereum 1108 818 1213 1046 31 Asystasia 1038 990 1080 1036 30 Calopongonium 551 454 527 511 15 Total 3457 2898 3845 3400 100 % BB 4.22 3.83 4.59 4.21 % BB metabolik 2.94 2.74 3.13 2.94

Tabel 9 menunjukkan bahwa konsumsi hijauan segar tertinggi terdapat pada asystasia sebesar 4317 g sedangkan terendah terdapat pada paspalum conjungantum sebesar 2883 g sedangkan rataan total konsumsi hijauan segar sebesar 13979 g.

Table 9 menunjukkan bahwa persentase antara konsumsi rumput segar dan daun-daunnan segar sebesar 45 % untuk rumput dan 55 % untuk daun-daunan. Hasil ini menunjukkan bahwa rusa merupakan ternak yang memiliki persentase palatabilitas yang hampir sama dalam mengkonsumsi rumput dan daun-daunan, karena selisih konsumsi rumput dan daun-daunan hanya sebesar 10 %.

Asystasia dan calopo merupakan kelompok daun-daunan yang memiliki tekstur lunak. Akan tetapi dalam konsumsinya asystasia lebih disukai rusa dari pada calopo yang disebabkan karena calopo memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan dengan asystasia. Pada calopo terdapat bulu-bulu halus pada batangnya dan daunnya sesuai dengan peryataan dari Jayadi (1991) yaitu calopo memiliki helai daun berbentuk oval ditutupi bulu-bulu halus coklat keemasan dan peryataan dari Skerman (1977) yaitu calopo memiliki daun trifoliat, daun muda berbulu pada bagian atas. Sedangkan pada asystasia memiliki daun yang lembut dan batang yang berongga sesuai dengan peryataan dari SA National Biodiversity Institute (2009) yaitu daun asystasia sederhana dan berwarna hijau tua batangnya berongga dan berwarna hijau tua.

Pada kelompok yang lain yaitu kelompok rumputan didapat bahwa rusa lebih memilih penisetum purpereum dari pada paspalum conjungatum karena penisetum purpereum memiliki daun yang lebih lebar dari pada paspalum. Bentuk

32

daunnnya yang berbeda ini mempengaruhi angka dari konsumsi rusa karena rusa lebih memilih memakan daun daripada batangnya.

Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase total konsumsi hijauan segar dengan bobot badan tertinggi terdapat pada rusa 3 sebesar 18,60 % dan 4,59 % dalam bahan kering hijauan. Sedangkan terendah pada rusa 2 sebesar 15,96 % dalam bentuk segar dan 3,83 % dalam bahan kering hijauan. Rataan persentase total konsumsi hijauan segar dengan bobot badan sebesar 17,33 % dan 4,21 % dalam bahan kering hijauan.

Besarnya konsumsi hijauan pada saat penelitian ini berlangsung dapat disebabkan karena pemberian hijauan secara berlebihan. perlakuan ini dimaksudkan agar menimbulkan sifat memilih dari rusa tersebut agar dapat melihat tingkat konsumsi (Voluntary feed intake) dari rusa tersebut terhadap hijauan yang diberikan. Ini sesuai dengan peryataan dari Parakkasi (1995) yang menyatakan tingkat konsumsi (Voluntary feed intake) adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh hewan bila makanan tersebut diberikan secara ad libitum.

Berdasarkan N.R.C. Nutrient Requirements of Dairy Cattle (1978) didapat bahwa persentase antara bobot badan dengan kebutuhan bahan kering berada dalam kisaran 1,5 % sampai 2,8 %, sedangkan dalam Nutrient Requirements of Beef Cattle (1976) pesentasenya berada dalam kisaran 1,8 % sampai 2,9 %. Tabel 9 menunjukkan bahwa rataan persentase bobot badan dengan konsumsi bahan kering sebesar 4,21 %. Adanya perbedaan ini disebabkan karena pemberian hijauan segar secara berlebihan yang dimaksudkan agar dapat melihat tingkat konsumsi rusa terhadap hijauan sehingga hasil konsumsi hijauan cukup tinggi.

Palatabilitas bahan pakan konsentrat

Data konsumsi bahan pakan ternak rusa yang dihitung dalam bentuk segar dan bahan kering dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini :

Tabel 10. Palatabilitas bahan pakan (g/ekor/hari)

Bahan pakan Konsumsi Rataan Bahan kering Rataan

1 2 3 1 2 3 Hijauan segar 6333 5566 6033 5977 1583 1391 1508 1494 Ampas tahu 4000 4000 4000 4000 560 560 560 560 BIS 0 0 0 0 0 0 0 0 Bungkil kelapa 650 650 650 650 559 559 559 559 Dedak halus 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 10983 10216 10683 10627 2702 2510 2627 2613 % BB 13.39 13.51 12.75 13.22 3.30 3.32 3.13 3.25 % BB metabolik 7.00 7.05 6.75 6.93 2.45 2.46 2.36 2.42

Tabel 10 menunjukkan bahwa konsumsi bahan pakan konsentrat tertinggi terdapat pada ampas tahu sebesar 4000 g sedangkan terendah terdapat pada bungkil inti sawit dan dedak halus sebesar 0 g. Rataan total konsumsi sebesar 10683 g

Ampas tahu merupakan bahan pakan yang paling disukai oleh rusa karena teksturnya yang lembut dan baunya yang khas, akan tetapi berbeda dengan BIS dan dedak halus, rusa tidak mengkonsumsinya sama sekali. Perbedaan ini disebabkan karena pada penangkaran, sebelumnya rusa lebih dominan diberi ampas tahu dan bungkil kelapa daripada BIS dan dedak halus.

Perbedaan konsumsi ini disebabkan juga karena tekstur dan bau dari bahan pakan konsentrat yang diberikan berbeda-beda. Ini sesuai dengan peryataan dari Sentra informasi IPTEK (2005) yang menyatakan palatabilitas merupakan sifat performans bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan

34

temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.

Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase antara total konsumsi dengan bobot badan tertinggi terdapat pada rusa 2 sebesar 13,51 % dan 3,32 % dalam bahan kering. Sedangkan terendah pada rusa 3 sebesar 12,75 % dan 3,13 % dalam bahan kering. Perbedaan kebutuhan ini dapat dipengaruhi oleh jenis ternak dan lingkungan selama penelitian seperti yang dinyatakan oleh Kartadisastra (1997) yaitu jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya serta bobot badannya.

Studi Tingkah Laku dan Ruminansi Aktivitas harian

Tingkah laku makan yang diamati pada penelitian ini adalah waktu makan dan minum, berjalan, istirahat dan berdiri, perawatan diri dan mengasa tanduk, ruminansi, buang air dan berkubang. Tingkah laku rusa tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11. Tingkah laku rusa

Tingkah Laku

Waktu

Menit %

Makan dan minum 254,50 26,51

Berjalan 191,17 19,94

Istirahat dan berdiri 329,30 34,32

Perawatan diri dan mengasah ranggah 21,70 2,26

Ruminasi 151,00 15,69

Buang air 3,00 0,31

Berkubang 9,33 0,97

Total 960,00 100,00

Tabel 11 menunjukkan bahwa lama waktu rusa makan dan hijuan adalah 254,5 menit yang dalam persentasenya sebesar 26,51 %. Tingkah laku yang paling lama adalah istirahat dan berdiri yaitu sebesar 329,3 menit yang dalam persentasenya sebesar 34,32 %. Total lama waktu pengamatan selama penelitian adalah 960 menit.

Aktivitas makan rusa selama penelitian selama 254,5 menit berlangsung pada pagi dan sore hari karena selama penelitian berlansung pemberian makan pada rusa dilakukan tidak secara adlibitum tetapi 2 kali dalam sehari. Pemberian makan pada rusa ini didasarkan pada peryataan Lelono (1996) yaitu pola aktif makan harian selama hari terang terdapat fluktuasi yang mengikuti aktivitas harian kawanan dimana terlihat tiga puncak utama yaitu pada pagi hari antara pukul 07.00 sampai 09.00, siang antara pukul 11.00 sampai 14.00 dan sore mulai pukul 17.00 – 18.00.

Dalam tingkah laku rusa dalam penelitian ini juga terlihat adanya tingkah laku rusa untuk berkubang sebesar 9,33 menit yang dalam persentasenya sebesar 0,97 % dari keseluruhan pengamatan. Ini disebabkan penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar persentase rusa dalam berkubang. Berbeda dengan ternak ruminansi lainnya seperti kambing, domba ataupun sapi, ternak rusa memiliki sifat berkubang yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan suhu tubuhnya terlebih pada saat rusa birahi.

Perbedaan tingkah laku rusa juga dengan ternak ruminansia lainnya adalah adanya aktifitas mengasa tanduk (ranggah). Ranggah adalah alat bagi rusa untuk melidungi dirinya dari ancaman hewan lain, oleh sebab itu dalam aktifitas hariannya rusa akan terdapat aklifitas mengasa tanduk. Pertumbuhan rangga

36

terdiri dari dua proses yaitu pertumbuhan ranggah lunak (velvet) dan ranggah keras. Proses pembentukan ranggah keras dari ranggah lunak inilah maka rusa akan melakukan aktifitas mengasa ranggah sampai ranggah dianggap rusa dapat menjadi alat pertahanan bagi rusa. Ranggah merupakan hal yang dapat dihasilkan dari ternak rusa selain daging. Menurut Moon et al (2006) ranggah merupakan bahan yang banyak digunakan untuk bahan obat-obatan dan suplemen makanan serta produk turunan lainnya. Ranggah mempunyai komponen kimia utama berupa asam amino, polisakarida, asam lemak, fosfolipid, kolesterol dan mineral.

Ruminasi

Hal-hal yang diamati dalam pengamatan proses ruminasi pada rusa adalah lama ruminansi, periode dalam satu ruminasi, frekuensi dalam satu ruminasi dan rataan mastikasi. Rataan ruminasi ini dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini : Tabel 12. Rataan ruminasi selama 16 jam pengamatan

Periode ruminansi Jumlah

Lama ruminasi (menit) 21,12

Periode ruminasi selama pengamatan (kali) 7,17

Frekuensi (kali) 24,48

Rataan mastikasi/ruminasi (kali) 33,17

Tabel 12 menunjukkan bahwa lama rataan ruminasi sebesar 21,12 menit yang berlangsung dalam rataan periode sebesar 7,17 kali serta rataan frekuensi sebesar 24,48 kali dan rataan mastikasi sebesar 33,17 kali dalam pengamatan yang berlangsung selama 960 menit.

Rusa merupakan salah satu ternak ruminasia, oleh sebab dalam proses pengolahan makanannnya rusa mengalami proses ruminasi. Menurut Prawirokusumo (1994) ruminansia berasal dari kata latin “ruminate” yang berarti

“mengunyah berulang-ulang”. Proses ini disebut proses ruminasi yaitu suatu proses pencernaan pakan yang dimulai dari pakan dimasukkan kedalam rongga mulut dan masuk ke rumen setelah menjadi bolus-bolus dimuntahkan kembali (regurgitasi), dikunyah kembali (remastikasi), lalu penelanan kembali (redeglutasi) dan dilanjutkan proses fermentasi di rumen dan kesaluran berikutnya.

Tabel 12 menunjukkan rataan periode ruminasi sebesar 7,17 kali dari lama pengamatan dan berlangsung selama rataan 21,12 menit. Hal ini sesuai dengan peryataan dari Prawirokusumo (1994) yaitu proses ruminasi berjalan kira-kira 15 kali sehari, dimana setiap ruminansi berlangsung 1 menit sampai 2 jam. Pengamatan ini berlangsung selama 960 menit (16 jam) yaitu dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

38

Dokumen terkait