• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Gambar an Umum Obyek Penelitian

Jawa Pos didirikan oleh the Chung Shen tanggal 1 juli 1949. Saat itu The Chung Shen hanyalah pegawai bagian iklan sebuah gedung bioskop surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan di bioskop di surat kabar, lama-lama dia tertarik bikin surat kabar. Akhir 1970-an Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya tinggal 6800 eksemplar. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu mati. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Maka di tahun 1982, Eric FH Samola yang ketika itu menjabat Direktur Utama PT. Grafiti Pers (Penerbit Majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dialah yang kemudian meletakkan dasar-dasar manajemen baru Jawa Pos, Eric Samola memilih Dahlan Iskan sebagai pimpinan redaksi. http://www.jawapos.co.id/cv/02_indonesia.htm yang direkam pada 7 februari 2007 20:55:28 GMT. Eric Samola kemudian meninggal dunia pada tahun 2000. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 eksemplar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.

Lima tahun kemudian terbentuklah Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesardi indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, clan majalah, serta 40 jaringan percetakan di

indonesia. Pada tahun 1997, Jawa Pos pindah ke gedung yang baru berlantai 21, Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya. Tahun 2002 dibangun Graha Pena di Jakarta. Saat ini bermunculan gedung-gedung Graha Pena di hampir semua wilayah di Indonesia.

Tahun 2002 Jawa Pos Group membangun pabrik kertas koran yang kedua, dengan kapasitas dua kali lebih besar dari pabrik yang pertama. Kini pabrik itu, PT. Adiprima Sura Perinta, mampu memproduksi kertas koran 450 Ton/hari. Lokasi pabrik ini di Kabupaten Gresik, hanya 45 menit bermobil dari surabaya.

Jawa Pos edisi Surabaya beredar di daerah kota surabaya dan sekitarnya (Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik), terbit dengan tiga seksi utama :

1. Jawa Pos (utama), berisi berita-berita utama, politik, ekonomi/bisnis, Jawa Timur, nasional, internasional, dan rubrik-rubrik tematik lainnya.

2. Metropolis, berisi berita Kota Surabaya dan sekitarnya (Sidoarjo dan Gresik), Deteksi (halaman untuk remaja, salah satunya berisi polling harian), hiburan, kesehatan, tekhnologi, dan rubrik-rubrik “ringan” lainnya serta rubrik mingguan.

3. Olahraga, berisi berita-berita olahraga, terutama ulasan mengenai sepak

bola dan balap (Formula 1, Moto GP). Seksi ini juga berisi iklan baris.

4. Deteksi berita-berita tentang kehidupan remaja, mulai dari otomotif, style, techno, hingga anime. Terdiri dari 3 halaman yang disisipkan

mengadakan event seperti Deteksi Basketball League, dan Mading Championship. Halaman ini telah menjadi bacaaan wajib bagi remaja di Surabaya. Seksi ini semua, Crewnya masih berstatus mahasiswa, mulai dari reporter, editor, hingga fotografer.

Karikatur editorial Clekit Jawa pos awalnya hanya terbit rutin satu minggu satu kali, yaitu pada hari sabtu. Clekit muncul secara periodik sejak bulan oktober 1994. Beberapa bulan kemudian, atas kesepakatan rapat dewan reaksi maka periode penerbitan Clekit sebagai opini visual ditambah dua kali dalam satu minggu, yaitu pada hari rabu dan sabtu. Namun terjadi kembali perubahan setelah beberapa tahun berjalan, tepatnya sejak bulan januari 1997. Sejak saat itu, opini visual clekit waktu terbitnya ditambah menjadi tiga kali dalam satuminggu yaitu hari selasa, kamis, dan sabtu. Sejak waktu itu hingga kini waktu terbit editorial clekit tetap yaitu setiap hari selasa, kamis dan sabtu (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208).

Karikaturis Clekit adalah Wahyu Kokkang. Dia masuk menjadi karikaturis sejak tahun 2003. Karya Wahyu Kokkang ini memakai tokoh seorang laki-laki tidak terlalu tua tetapi juga tidak terlalu muda. Laki-laki ini mengenakan kemeja lengan panjang dengan bagian ujungnya yang dilipat hingga dibawah siku, topi sebagai penutup rambutnya yang sedikit gondrong. Wahyu Kokkang bermaksud memperlihatkan bahwa karikatur clekit ini adalah bentuk kontrol sosial dan keberpihakannya pada rakyat kecil. (http://www.jawapos.co.id/cv/1.html/230208).

4.2 Kar ikatur Clekit Pada Har ian Surat Kabar J awa Pos Edisi Sabtu, 24 September 2011 Dalam kategor i Tanda Peir ce

Menurut Peirce sebuah tanda itu mengacu pada sebuah acuan, dan representasi adalah fungsi utamanya. Hal ini sesuai dengan definisi dari tanda itu sendiri yaitu sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik dan harus merujuk pada sesuatu yang lain dari tanda tersebut. Peirce ingin mengidentifikasikan partikel dasar dari tanda dan mengembangkannya kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Dalam pendekatan semiotik model Charles S Peirce, diperlukan adanya 3 unsur utama yang bisa digunakan sebagai model analisis, yaitu objek, tanda, dan interpretant. Menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata, sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

Ikon, dalam tampilan karikatur Clekit adalah ditunjukkan dengan gambar :

1. Seorang pria

2. Mobil

3. Bentuk permukaan jalan yang tidak rata

Indeks, dalam tampilan karikatur Clekit ditunjukkan dengan :

1. Tulisan “BEGINILAH AKIBAT MEMILIH BAN TIDAK BERDASAR

KUALITAS”

2. Ban mobil yang mengempes

3. Munculnya Asap

4. Garis-garis yang timbul akibat goyangan mobil

Simbol, dalam tampilan karikatur Clekit “Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II” adalah :

1. Tangan yang disilangkan

2. Tanda Lingkaran

3. Mobil

Penempatan sebuah tanda menjadi ikon, indeks, dan simbol tergantung dari kebutuhan dan sudut pandang khalayak (Point Of Interest) yang memaknainya. Karikatur Clekit yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos edisi Sabtu, 24 September 2011 jika digambarkan dalam model Semiotik Peirce adalah sebagai berikut :

Gambar 4.5.1 : Gambar kar ikatur Clekit dalam kategor i tanda Peir ce

Gambar diatas merupakan gambar interpretasi yang dilakukan terhadap karikatur Clekit pada khalaknya atau konsumen. Karikatur Clekit suatu bentuk sistem yang merujuk pada sesuatu diluar tanda itu sendiri yang ada didalam karikatur tersebut.

.

INDEKS

1. Beginilah Akibat Memilih Ban Tidak Berdasar Kualitas 2. Ban Mobil

3. Asap yang timbul akibat letusan ban mobil

4. Garis yang timbul akibat goyangan badan mobil

IKON 1. Seorang Pria 2. Mobil

3. Bentuk Permukaan jalan yang tidak rata

4. Ban Mobil

SIMBOL

1. Tangan yang dilipat

2. Tanda Lingkaran

Gambar karikatur “kualitas kabinet indonesia bersatu II” dalam harian Jawa Pos sabtu, 24 September 2011 ini akan menjadi korpus penelitian terlebih dahulu akan dibagi menjadi unsur-unsur (komponen) berdasarkan unit analisis dalam penelitian ini, yaitu :

1. Tanda (sign), dalam gambar karikatur ini adalah setiap bentuk

pemaknaan yang dapat ditimbulkan oleh gambar karikatur tersebut baik itu makna yang bersifat konotatif maupun yang bersifat denotatif.

2. Obyek (object), dalam penelitian ini adalah keseluruhan badan gambar karikatur, mulai dari jenis gambar karikatur, bentuk gambar dan bentuk dari penyajian gambar karikatur tersebut.

3. Interpretan (interpretant), sebagai interpretan peneliti akan menganalisa gambar karikatur yang akan dijadikan korpus, yaitu gambar karikatur “kualitas kabinet indonesia bersatu II” secara keseluruhan dengan menggunakan hubungan antar tanda dengan acuan tanda dalam model kategori tanda yang dimiliki Peirce, yaitu : ikon, indeks dan simbol sehingga akan diperoleh makna dalam gambar karikatur tersebut.

Apabila digambarkan hubungan antara tanda, obyek, dan interpretan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.5.2 : Hubungan Antar a Objek, Tanda dan Inter pr etant dalam Semiotik Peir ce

Gambar karikatur “Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II” pada harian Jawa Pos edisi 24 September 2011 merupakan obyek dalam penelitian ini dan keseluruhan dari tampilan karikatur yang berupa gambar, teks, dan warna yang menjadi latar belakang maupun visual dari gambar karikatur tersebut merupakan tanda-tanda yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar karikatur “Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II” direpresantasikan dengan menggunakan model semiotik Peirce sebuah acuan dan representasi adalah fungsi utamanya.

Obyek

Gambar karikatur Kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II edisi, 24 September 2011

Inter pr etasi

Hasil interpretasi peneliti dalam melihat hubungan antara tanda dan petanda

Tanda

Setiap bentuk penggambaran yang dapat ditimbulkan oleh karikatur

4..3 Analisis Data Pemaknaan Kar ikatur “Clekit” Edisi 24 September 2011

Menurut Peirce, sebuah tanda itu adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau keputusan. Dalam pendekatan Semiotik model Charles Sanders Peirce, diperlukan adanya model analisis, yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant). Menurut Peirce salah satu bentuk tanda adalah kata, karena tanda itu sendiri adalah pencitraan indrawi yang menampilkan pengertian dari objek yang dimaksudkan. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada di dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan Semiotik Peirce, yaitu ikon, indeks, dan simbol maka peneliti akan berusaha menginterpretasikan atau menganalisa segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam karikatur Clekit berdasarkan model semiotik Peirce.

4.3.1 Ikon

Adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan.

1. Ikon yang pertama adalah seorang pria di karikatur ini mewakili dari sebagian masyarakat yang memprotes kualitas kabinet indonesia bersatu II. Seorang pria disini mewakili sebagian dari masyarakat yang merasa

mensejahterahkan, dan memajukan masyarakat indonesia dan masih ada kendala di dalam amanah yang diberikan.

2. Ikon yang kedua adalah mobil. Mobil dalam karikatur ini mewakili dari kabinet indonesia bersatu II. Mobil adalah barang mewah dan hanya kalangan menengah ke atas yang mampu dalam menjangkaunya, dalam gambar ini seolah-olah mobil tersebut merupakan susunan dari kabinet indonesia bersatu II yang mempunyai arti, yang ada di dalam kabinet indonesia bersatu II adalah orang-orang yang penting dan rata-rata kalangan menengah ke atas.

3. Ikon yang ketiga adalah bentuk permukaan jalan yang tidak rata,

permukaan jalan yang tidak rata ini menggambarkan masih adanya kendala dalam Kabinet Indonesia Bersatu II dalam menjalankan program kerjanya dan masih belum terbukti di masyarakat hingga menuai banyak protes dari masyarakat tentang Kualitas menteri-menteri di dalam Kabinet Indonesia Bersatu II yang tidak menjalankan kerjanya dengan tugas dan tuntutan yang diberikan. Kurangnya kualitas atau keahlian menteri-menteri yang dipilih membuat indonesia semakin terpuruk.

4. Ikon yang keempat adalah ban mobil yang mengempes akibat tidak

ratanya permukaan jalan hingga membuat tekanan dalam ban mobil yang akhirnya mengempes, yang memaknakan kurangnya kualitas menteri-menteri di dalam kabinet indonesia bersatu II, menteri-menteri di dalam kabinet indonesia bersatu II sangat berperan untuk memajukan, dan mensejahterakan masyarakat indonesia. Menteri-menteri di kabinet

membuat masyarakat indonesia menjadi tidak nyaman dan tidak percaya dengan pemerintahan. Banyaknya protes dari masyarakat menimbulkan images yang buruk untuk menteri-menteri yang telah dipilih di dalam kabinet indonesia bersatu II.

Ikon ini mempunyai kemiripan atau ciri yang serupa sekaligus sebagai pemaknaan (perwakilan) langsung sebagai model dalam karikatur tersebut. Mengkreasikan sebuah gambar karikatur dalam membuat karikatur tentang sikap kualitas kabinet indonesia bersatu II. Hal ini merupakan ikon dari karikatur Clekit edisi sabtu, 24 September 2011.

Dari keseluruhan ikon tersebut memaknakan tentang pria yang mewakili protes dalam Kabinet Indonesia Bersatu II dan tentang susunan Kabinet Indonesia Bersatu II yang masih ada kendala dalam menjalankan program kerjanya untuk mensejahterakan dan memajukan masyarakat. Ini dikarenakan masih belum adanya pembuktian dari kualitas kabinet indonesia bersatu II.

4.3.2 Indeks

1. Indeks yang pertama dalam karikatur tulisan, “Beginilah akibat memilih

ban tidak berdasar kualitas” yang diucapkan pria memakai topi serta melipat kedua tangan yang merasa kurang nyaman, dan kurang bertenaga dengan melihat kinerja kabinet indonesia bersatu II. Kata bercetak tebal dan tanda seru merupakan suatu ketegasan dalam menyampaikan pesan.

2. Indeks yang kedua adalah ban mobil yang mengempes akibat tidak ratanya permukaan jalan hingga membuat tekanan dalam ban mobil yang akhirnya mengempes, yang memaknakan kurangnya kualitas menteri-menteri di dalam kabinet indonesia bersatu II.

3. Indeks yang ketiga adalah asap yang mengepul akibat rusaknya mobil hingga menimbulkan asap yang sangat banyak karena kurangnya pelayanan mobil, yang memaknakan menteri-menteri yang berada dalam kabinet indonesia bersatu II masih kurang berkualitas hingga membuat kabinet indonesia bersatu II menjadi kurang maksimal.

4. Indeks yang keempat adalah garis yang ditimbulkan akibat rusaknya

mobil yang sampai menggoyangkan badan mobil, yang memaknakan banyaknya kendala di dalam sistem kinerja kabinet indonesia bersatu II yang menimbulkan banyak protes dari masyarakat tentang kualitasnya untuk mensejahterakan masyarakat indonesia.

Sesuai dengan pengertian indeks itu sendiri adalah tanda yang hadir akibat adanya hubungan dengan ciri acuannya yang bersifat kausal atau tanda yang secara alamiah mempresentasikan objek lainnya yang muncul berdasarkan sebab akibat. Bentuk huruf Arial Black yang digunakan indeks dalam karikatur ini menggunakan jenis huruf resmi, tegak lurus dan tegas. Karikatur tersebut menggunakan jenis huruf ini untuk menegaskan isi pesan dari karikatur tersebut yaitu kritik sosial yang menegur tegas kepada pemerintah. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek aataupun

ataupun kesan secara visual. Hal itu dikarenakan terdapatnya nilai estetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan citra yang ingin diungkapkan.

Dari keseluruhan indeks tersebut huruf yang digunakan adalah huruf kapital dan bercetak tebal memaknakan sebuah kalimat penegasan tentang kualitas kabinet indonesia bersatu II, kurangnya kualitas kabinet indonesia bersatu II hingga membuat sistem kinerja kabinet indonesia bersatu II kurang maksimal.

4.3.3 Simbol

Simbol pada dasarnya merupakan tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya atau sesuatu tanda yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lainnya berdasarkan sekelompok orang yang disepakati bersama, bersifat arbitrer atau semena.

1. Simbol yang pertama dari karikatur ini adalah gambar tangan yang

melipat. Memaknakan laki-laki tersebut tidak nyaman dengan kabinet indonesia bersatu II. Hal ini dikarenakan adanya menteri-menteri yang kurang berkualitas.

2. Simbol yang kedua adalah tanda lingkaran, yang digambarkan dalam

bentuk kalimat dan sikap tegas terhadap kualitas kabinet indonesia bersatu II yang memaknakan perhatian untuk kabinet indonesia bersatu II tentang kinerjanya.

kalangan menengah ke atas yang mampu dalam menjangkaunya, dalam gambar ini mobil diartikan sebagai para menteri-menteri yang terpilih di dalam kabinet indonesia bersatu II.

Dari keseluruhan simbol tersebut memaknakan tentang penegasan tanda lingkaran yang bulat memaknakan sebuah bentuk perhatian untuk kabinet indonesia bersatu II tentang kinerjanya. Serta tanda (sign) tangan yang dilipat memaknakan kurang nyamannya rakyat terhadap program kerja kabinet indonesia bersatu II dalam mensejahterakan dan memajukan masyarakat

4.4 Mak na Keselur uhan Pemak naan Kar ikatur “Clekit” (dalam model tr iangle of meaning Peir ce)

Melalui segitiga makna Peirce (Triangle of Meaning), peneliti memaknai secara keseluruhan tampilan karikatur dari “wahyu kongkang” pada harian surat kabar Jawa Pos edisi sabtu, 24 September 2011 dalam pencarian gambar. Segitiga tersebut terdiri atas tanda yaitu setiap bentuk pemaknaan yang bisa ditimbulkan oleh rubrik suatu Koran, baik konotatif maupun denotatif.

Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan karikatur mulai dari bentuk, jenis, dan bentuk dari penyajian pesan yang ingin disampaikan. Kemudian diinterpretasikan, peneliti menganalisis karikatur yang diambil dari korpus, yaitu karikatur “Clekit” yang dimuat pada Surat Kabar Harian Jawa Pos edisi sabtu, 24 September 2011 secara keseluruhan dengan menghubungkan antar tanda dan acuan tanda dalam model kategori Peirce,

yaitu : ikon, indeks, simbol. Hasil dari interpretasi merupakan hasil yang diserap peneliti. Pemilihan karikatur “Clekit” pada Surat Kabar Harian Jawa Pos edisi sabtu, 24 September 2011 menjadi pertimbangan tersendiri bagi pihak peneliti.

Pemilihan karikatur “Clekit” pada Surat Kabar harian Jawa Pos edisi sabtu 24 September 2011 menjadi pertimbangan tersendiri bagi pihak peneliti karena koran Jawa Pos memiliki unsur antara politik dan kesenjangan dengan pemberitaan versi karikatur. Kabinet Indonesia Bersatu II belum melaksanakan tugas dengan sepenuhnya, para menteri-menteri yang ada dalam kabinet tersebut belum menunjukkan kualitasnya di dalam mensejahterakan masyarakat. Masyarakat menilai Kabinet Indonesia Bersatu II masih belum bisa mensejahterakan masyarakat dan tidak adanya perubahan yang dirasakan oleh masyarakat, Kekecewaaan masyarakat karena tidak adanya kualitas di dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.

Tentang kemiskinan, korupsi, dan peningkatan kualitas pendidikan hasilnya masyarakat tidak merasakan kepuasan terhadap kinerja SBY-Boediono. Masalah loyalitas terutama ketika banyak orang dari parpol dalam kabinet. Di saat sisa efektif pemerintahan tinggal 2 tahun, sebenarnya lebih baik presiden SBY menaruh orang-orang profesional di kementrian sesuai latar belakangnya. Hal tersebut harusnya dilakukan apabila ingin memberikan warisan yang diingat publik setelah menjabat 10 tahun.

Kabinet Indonesia Bersatu II mendapat protes tentang kualitasnya dalam sistem pemerintahan yang dijalankan hingga mendapatkan beberapa

tidak adanya fakta yang terjadi di dalam masyarakat indonesia ataupun tentang perubahan bangsa untuk menjadi yang lebih baik. Karikatur ini menyampaikan pesan agar pemerintah lebih meningkatkan kualitas di dalam kabinet tersebut, supaya bangsa ini bisa menjadi lebih baik dan maju,

masyarakat menginginkan pengentasan kemiskinan, korupsi, dan

meningkatkan kualitas pendidikan, dan sarana pendidikan yang memadai. Agar masyarakat indonesia semakin maju dan lebih baik untuk generasi-generasi bangsa selanjutnya. Selain itu kondisi kabinet tersebut masih belum menunjukkan kualitasnya, sehingga karikaturis dengan kreatif membuat karikatur yang lucu tetapi syarat dengan makna kritik yang membangun.

Pada objek penelitian ini, bentuk karikaturnya adalah berbentuk persegi panjang. Kemudian jenis karikatur yang dijadikan penelitian ini adalah kartun. Sedangkan penyajian pesan yang disampaikan adalah masyarakat yang diwakili oleh seseorang yang memprotes keras kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II, masyarakat memprotes kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II dikarenakan kabinet tersebut tidak menunjukkan kualitasnya di dalam mensejahterakan masyarakat dan memajukan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Masih banyak masyarakat yang miskin, sarana pendidikan yang kurang memadai, masih adanya korupsi, kurangnya kualitas pendidikan. Hal inilah yang membuat masyarakat memprotes kualitas Kabinet Indonesia Berasatu II dalam program kerjanya yang masih kurang masksimal, dan cenderung memainkan waktu.

Setiap individu memiliki frame of reference dan field of experience yang berbeda sehingga mereka mempunyai pandangan tersendiri tentang

kualitas Kabinet Indonesia Bersatu II di dalam program kerjanya yang masih menuai protes dari masyarakat. Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (Frame of Reference). Yakni paduan pengalaman dan pengertian menambahkan bahwa bidang (Field of Experience) merupakan faktor penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan komunikasi akan bisa berjalan dengan lancar.

Dokumen terkait