• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil uji organoleptik pada kedua fermentasi (MOL dan Trichoderma harzianum) yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Pengamatan uji organoleptik dari kedua fermentasi Uji organoleptik Fermentasi dengan

mikroorganisme lokal

Fermentasidengan Trichoderma harzianum

- Warna Coklat Kuning kecoklatan

- Tekstur Halus Kasar

- Aroma Bau nira Bau tanah

- Ciri-ciri fermentasi yang berhasil

Tumbuh kapang warna putih seperti miselium

Tumbuh kapang warna putih seperti miselium

- Bentuk fermentasi Anaerob Aerob

Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa uji organoleptik pada eceng gondok yang difermentasi MOL lebih bagus dibandingkan uji organoleptik eceng gondok yang difermentasi Trichoderma harzianum jika dilihat dari tekstur dan aroma.

Konsumsipakan

Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh ternak bila makanan itu diberikan secara ad libitum. Konsumsi adalah faktor esensial yang merupakan dasar untuk hidup dan menentukan produksi. Tingkat konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: faktor ternak yaitu: bobot badan, umur dan kondisi stress yang diakibatkan oleh lingkungan

Dari hasil penelitian diperoleh rataan konsumsi total domba setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Rataan konsumsi pakan ternak domba selama penelitian (g/ekor/hari)(BK)

Perlakuan Ulangan Total Rataan±sd

1 2 3 4 P0 540,81 512,65 398,23 439,83 1888,17 472,04±64,33tn P1 383,42 392,02 436,71 488,90 1701,06 425,27±48,43tn P2 341,73 487,90 504,30 401,79 1735,73 433,93±76,15tn P3 452,88 480,35 422,77 384,48 1740,48 435,12±41,14tn P4 378,65 - 345,45 489,96 1214,06 402,69±75,69tn Total 2095,15 1874,91 2110,46 2208,97 8279,50 Rataan 418,83 468,23 421,49 440,99 434,36 Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Dari Tabel 4diatas menunjukkan bahwa rataan total konsumsi pakan dalam bahan kering adalah sebesar 434,36 (g/ekor/hari).Untuk mengetahui pengaruh pemberian rumput dan eceng gondok yang difermentasi MOL dan Trichoderma harzianum(P0, P1, P2, P3 dan P4) terhadap konsumsi pakan, maka dilakukan uji keragaman yang tertera pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Analisis keragaman konsumsi pakan domba jantan lokal selama penelitian. SK DB JK KT Fhitung Ftabel 0,050,01 Perlakuan 4 8618,43 2154,61 0,61tn 3,06 4,89 Galat 15 53384,21 3558,95 Total 19 62002,64 3263,30 Keterangan : tn= berbeda tidak nyata

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian eceng gondok yang difermentasi MOL danTtrichoderma harzianum sebagai pakan domba lokal jantan lepas sapih memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Adanya pengaruh yang tidak nyata ini menunjukkan bahwa pemberian eceng gondok yang difermentasi MOL dan Trichoderma harzianum dengan masing-masing level 60% dan 100% tidak mempengaruhitingkat palatabilitas dari eceng gondok.

Berdasarkan nilai rataan konsumsi yang diperoleh pada Tabel 4 yaitu 434,36 g/ekor/hari yang apabila dipersenkan dalam bahan kering maka diperoleh hasil 2,07% dari bobot badan. Dimana hasil ini tidak mencapai standar untuk konsumsi pakan dalam bahan kering seperti yang dikatakan oleh Parakkasi (1999) yang menyatakan bahwa standar konsumsi dalam bahan kering untuk ternak ruminansia adalah3-5% dari bobot badan.

Berdasarkan rataan konsumsi pakan pada Tabel 4 yaitu 434,36 g/ekor/hari dapat diasumsikan bahwa pemberian eceng gondok yang difermentasi MOL dan Trichoderma harzianum dengan masing-masing level 60% dan 100% tidak mempengaruhi tingkat palatabilitas dari eceng gondok sehingga tidak mencapai tingkat optimal konsumsi bahan kering.Dimana dapat dilihat bahwa kualitas dan tingkat palatabilitas sangat mempengaruhi konsumsi pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Piliang (2000) yang menyatakan bahwa konsumsi dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah palatabilitas pakan, bentuk fisik pakan, bobot badan, jenis kelamin, temperatur lingkungan, keseimbangan hormonal dan fase pertumbuhan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataanWilliamson and Payne(1995) yang menyatakan bahwa pengukuran konsumsi pakan dipengaruhi oleh perbedaan ternak, palatabilitas pakan dan seleksi terhadap hijauan pakan. Konsumsi pakan juga mempunyai hubungan dengan kebutuhan energi ternak yang sering menyebabkan konsumsi pakan ternak menjadi berbeda.

Pertambahan bobot badan

Pertambahan bobot badan domba lokal jantan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penimbangan bobot badan yang dihitung setiap 2 minggu sekali dikurangi bobot badan awal dalam satuan g/ekor/hari. Rataan pertambahan

bobot badan domba lokal jantan setiap perlakuan yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Rataan pertambahan bobot badan domba lokal jantan selama penelitian (g/ekor/hari).

Perlakuan Ulangan Total Rataan±sd

1 2 3 4 P0 30,12 28,69 24,76 28,81 112,38 28,10±2,31tn P1 25,83 26,31 32,38 30,36 114,88 28,72±3,17tn P2 26,67 29,29 30,00 28,33 114,29 28,57±1,44tn P3 28,21 29,17 27,98 27,62 112,98 28,24±0,66tn P4 30,12 - 26,43 30,24 86,79 28,93±1,89tn Total 140,95 113,45 138,57 142,04 541,31 Rataan 28,19 28,36 28,31 29,07 28,51

Keterangan: tn = tidak berbeda nyata

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan pertambahan bobot badan domba lokal jantan lepas sapihselama penelitian sebesar 28,51 (g/ekor/hari). Apabila dihitung dalam kilogram diperoleh sebesar 0,03 kg.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian eceng gondok yang difermentasiMOL dan Trichoderma harzianum terhadap pertambahan bobot badan, maka dilakukan uji keragaman yang tertera pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Analisis keragaman pertambahan bobot badan domba jantan lokal selama penelitian SK DB JK KT Fhit F tabel 0,05 0,01 Perlakuan 4 1,68 0,42 0,10tn 3,06 4,89 Galat 15 63,23 4,22 Total 19 64,91

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

Pada Tabel 7menunjukkan bahwa pemberian eceng gondok yang di fermentasi MOLdan Trichoderma harzianumdengan masing-masing level 60% dan 100% memberikan pengaruh yang tidak berbedanyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan bobot badan domba lokal jantan lepas sapih.

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat rataan pertambahan bobot badan selama penelitian adalah sebesar 28,51 g/ekor/hari. Hasil penelitian ini sangat berbeda jauh dengan hasil penelitian Resti (2000) yang menggunakan amoniasi jerami padi terhadap performans domba memperoleh rataan PBBH sebesar 54,47 (g/ekor/hari). Namun hasil kedua penelitian ini sangat berbeda jauh dengan standar yang dikatakan oleh Sodiq dan Abidin (2002) yang menyatakan bahwa rataan PBBH domba yang bisa dicapai dengan pemeliharaan intensif adalah 0,2 kg/ekor/hari yang apabila dihitung dalam gram sebesar 200 g/ekor/hari.

Berdasarkan rataan pertambahan bobot badan yang hanya 28,51 g/ekor/hari dapat diindikasikan bahwa hal ini diakibatkan oleh konsumsi dan nilai nutrisi pakan dari setiap perlakuan berbeda dimana adanya aroma eceng gondok fermentasi yang kurang baik mengakibatkan selera makan ternak menurun, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan optimal ternak domba untuk memacu pertambahan bobot badan dari ternak domba.

Pertambahan bobot badan erat kaitannya dengan jumlah pakan dan kualitas(nilai nutrisi) pakan yang dikonsumsi oleh ternak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anggorodi (1990) yang menyatakan bahwa konsumsi pakan yang rendah akan menyebabkan kekurangan zat makanan yang dibutuhkan ternak dan akibatnya akan menghambat pertumbuhan lemak dan daging. Hal ini juga diikuti dengan pernyataan Church and Pond (1998) yang menyatakan bahwapertambahan bobot badan yang diperoleh dari percobaan pada ternak merupakan hasil metabolisme zat-zat makanan yang dikonsumsi. Makin baik kualitas pakan yang dikonsumsi ternak maka akan diikuti oleh pertambahan bobot badan yang lebih tinggi.Hal ini dapat dilihat darihasil analisis dilaboratorium yaitu kandungan

protein eceng gondok yang difermentasi Trichoderma harzianum mencapai 19,56%, eceng gondok fermentasi MOL adalah sebesar 9,79%sedangkan rumput kolonjono hanya 8,86%.

Konversi pakan

Konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dikonsumsi ternak untuk menaikkan per satuan bobot badan ternak. Rataan konversi pakan domba lokal jantan setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan konversi pakan selama penelitian Ulangan

Perlakuan 1 2 3 4 Total Rataan±sd

P0 17,96 17,87 16,08 15,27 67,17 16,79±1,33tn P1 14,84 14,90 13,49 16,10 59,93 14,83±1,07tn P2 12,82 16,66 16,81 14,18 60,47 15,12±1,95tn P3 16,05 16,47 15,11 13,92 61,55 15,39±1,13tn P4 12,57 - 13,07 16,20 41,85 13,95±1,97tn Total 74,24 65,90 74,56 75,68 290,37 Rataan 14,85 16,47 14,91 15,14 15,22

Keterangan: tn = tidak berbeda nyata

Bedasarkan Tabel 8dapat dilihat bahwa rataan konversi pakan domba lokal jantan lepas sapih15,22.Dalam arti bahwa untuk menaikkan 1 kg bobot badan domba dibutuhkan pakan sebanyak 15,22 kg.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian eceng gondok yang difermentasi MOL dan Trichoderma harzianumterhadap konversi pakan, maka dilakukan uji keragaman yang tertera pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Analisis keragaman konversi pakan domba jantan lokal selama penelitian

SK DB JK KT Fhit Ftabel

0,05 0,01

Perlakuan 4 15,43 3,86 1,82tn 3,06 4,89

Galat 15 31,79 2,12

Total 19 47,21

Dari Tabel 9diperoleh hasil bahwa pemberian eceng gondok yang difermentasi MOL dan Trichoderma harzianum dengan masing-masing level 60% dan 100% memberikan pengaruh yang tidak berbedanyata (P>0,05) terhadap konversi pakan domba lokal jantan lepas sapih.

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat rataan konversi pakan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian adalah15,22. Dimana hasil ini jauh dari standar yang dikatakan Ishida dan Hasan (1993) yang menyatakan bahwa standar konversi pakan untuk domba adalah 8-10. Artinya untuk menaikkan 1 kg bobot badan domba dibutuhkan pakan sebanyak 8-10 kg.

Berdasarkan rataan konversi pakan yang diperoleh pada Tabel 8 yaitu 15,44 dapat diasumsikan bahwa rumput kolonjono,eceng gondok fermentasi MOL

dan Trichoderma harzianum tidak efisien digunakan sebagai bahan pakan ternak

domba. Hal ini diakibatkan oleh rumput kolonjono yang memiliki lebih banyak batang dibandingkan daun dan aroma eceng gondok fermentasi yang kurang baik sehingga menyebabkan tingkat palatabilitas rendah selain itu konversi pakan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kualitas (kandungan nutrisi yang dapat dilihat dari hasil analisis di laboratorium bahwa kandungan protein eceng gondok yang difermentasiTrichoderma harzianum mencapai 19,56%, eceng gondok fermentasi MOL adalah sebesar 9,79%, sedangkan rumput kolonjono hanya 8,86%)juga kuantitas pakan, daya cerna, bangsa dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pond et al., (1995) yang menyatakan bahwa konversi pakan pada ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, nilai kecernaan dan efisiensi pemanfaatan zat gizi dalam proses metabolisme didalam jaringan tubuh ternak. Makin baik kualitas pakan yang dikonsumsi ternak, akan diikuti oleh pertambahan

bobot badan yang lebih tinggi dan makin efisien penggunaan pakannya.Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Martawidjaja (1998) yang menyatakan bahwa kualitas pakan menentukan konversi pakan. Pakan yang berkualitas baik dapat menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi. Penggunaan pakan akan semakin efisien bila jumlah pakan yang dikonsumsi rendah, namun menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Rataan dari ketiga parameter yaitu : konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Rekapitulasi hasil penelitianpemanfaatan eceng gondok fermentasi

sebagai pakan domba lokal jantan lepas sapih selama 4 bulan Perlakuan Konsumsi Pakan

(g/ekor/hari)

Pertambahan bobot badan (g/ekor/hari) Konversi pakan P0 472,04±64,33tn 28,10±2,31tn 16,79±1,33tn P1 425,27±48,43tn 28,72±3,17tn 14,83±1,07tn P2 433,93±76,15tn 28,57±,1,44tn 15,12±1,95tn P3 435,12±41,14tn 28,24±0,66tn 15,39±1,13tn P4 402,69±75,69tn 28,93±1,89tn 13,95±1,97tn

Pada Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa perlakuan P0, P1, P2, P3 dan P4 memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan serta konversi pakan. Dimana rataan konsumsi sebesar 434,36 g/ekor/hari, rataan pertambahan bobot badan adalah sebesar 28,51 g/ekor/hari dan rataan konversi pakan adalah sebesar 15,22.

Dokumen terkait