• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konformasi (Keseluruhan) Karkas

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai konformasi (keutuhan) karkas

broiler dapat dilihat pada Tabel 5. Dimana penelitian ini berkisar antara 1–3

berdasarkan tingkat kualitas karkas. Angka 1 menunjukkan tingkat kualitas karkas

broiler yang jelek, angka 2 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang

sedang dan angka 3 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang baik.

Tabel 5. Rataan nilai konformasi (keseluruhan) karkas broiler.

Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 R0 2 2.67 3 3 R1 3 3 3 3 R2 2.67 3 3 3 R3 3 3 3 3 R4 3 2.33 2.67 3

Keteranga: rataan nilai konformasi (keseluruhan) karkas broiler Nilai 1 = Jelek

Nilai 2 = Sedang Nilai 3 = Baik

Melalui cara pemberian pangkat (rank) pada nilai konformasi

(keseluruhan) karkas pada Tabel 5, maka data penelitian konformasi

Tabel 6. Pangkat (rank ) untuk konformasi (keseluruhan) karkas broiler.

Perlakuan Median Total

Median1 Median 2 Median 3 Median 4

R0 1 4 13 13 31

R1 13 13 13 13 52

R2 4 13 13 13 43

R3 13 13 13 13 52

R4 13 2 4 13 32

Dari data nilai konformasi (keseluruhan) karkas setelah di beri pangkat

pada Tabel 6 diperoleh nilai tengah tertinggi pada perlakuan R1 dan R3 sebesar 52

dan nilai tengah terendah terdapat pada perlakuan R0 dan sebesar 31.

Untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap nilai

konformasi (keseluruhan) karkas broiler maka dapat dilakukan Uji Kruskal–

Wallis seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Uji Kruskal – wallis data konformasi (keseluruhan) karkas broiler.

SK DB ∑Median ∑Median/Ulangan S2 H X2α, t - 1

Perlakuan 4 25856 2310.50 20.05 0.26tn 15.1

Ket : tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan Uji Kruskal–Wallis dari data konformasi (keseluruhan)

karkas broiler dengan pemanfaatan tepung hasil samping udang yang difermentasi

dengan Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum

diperoleh hipotesis sebesar 0.26. Karena hipotesis lebih kecil daripada nilai

khi-kuadrat dengan derajat 4 pada Taraf 1% yaitu 15.1 (H ≤ X2α, t – 1) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang

sama terhadap konformasi (keseluruhan) karkas broiler umur 8 minggu.

minggu yang diberi tepung hasil samping udang fermentasi Serratia marcescens

sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum. Konformasi merupakan salah satu

syarat yang paling penting dalam peniliaian kualitas karkas broiler yang siap

masak, karena kesempurnaan dari keseluruhan bentuk karkas ini akan

meningkatkan kualitas karkas broiler. Hal ini sesuai dengan pernyataan

BINTANG (2005) bahwa bentuk karkas broiler atau penampakan karkas broiler

semua perlakuan umumnya baik yakni mempunyai bentuk cenderung bulat, lebar

dan memanjang. Bagian karkas broiler mempunyai daging dada agak panjang dan

lebar, kaki dan sayap normal, dan tulang belakang normal.

Bentuk Konformasi yang sempurna akan lebih meningkatkan kualitas

karkas broiler di kalangan konsumen, konsumen lebih menyukai karkas broiler

yang memiliki perdagingan yang baik, perlemakan yang cukup, kebersihan karkas

broiler yang terjaga, keutuhan dari karkas broiler tersebut dan terhindar dari

perubahan warna (memar dan kontaminasi bakteri). Hal ini sesuai dengan

pernyataan ABUBAKAR (2003) bahwa kualitas karkas broiler yang baik adalah

konformasinya sempurna, perdagingan tebal, perlemakan baik, keutuhan cukup

baik dan sempurna serta bebas dari memar dan bulu jarum.

Perdagingan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai perdagingan karkas broiler

dapat dilihat pada Tabel 8. Dimana penelitian ini berkisar antara 1–3 berdasarkan

tingkat kualitas karkas. Angka 1 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang

jelek, angka 2 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang sedang dan angka

Tabel 8. Rataan nilai perdagingan karkas broiler. Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 R0 3 2.33 3 3 R1 3 3 3 2.67 R2 2.33 2.67 2.67 1.67 R3 2.33 1.67 3 2.67 R4 2.67 2 2 2.67

Keterangan : rataan nilai perdagingan karkas broiler Nilai 1 = Jelek

Nilai 2 = Sedang Nilai 3 = Baik

Melalui cara pemberian pangkat (rank) pada nilai perdagingan karkas

bruoiler pada Tabel 8, maka data penelitian perdagingan karkas broiler setelah

diberi pangkat dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pangkat (rank) untuk perdagingan karkas broiler.

Perlakuan Median Total

Median1 Median 2 Median 3 Median 4

R0 17 18 17 17 69

R1 17 17 17 10.5 61.5

R2 18 10.5 10.5 1.5 40.5

R3 18 1.5 17 10.5 47

R4 10.5 3.5 3.5 10.5 75

Dari data nilai perdagingan karkas broiler setelah di beri pangkat pada

Tabel 9 diperoleh nilai tengah tertinggi pada perlakuan R4 sebesar 75 dan nilai

tengah terendah terdapat pada perlakuan R2 sebesar 40.5.

Untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap nilai

perdagingan karkas broiler maka dapat dilakukan Uji Kruskal–Wallis seperti pada

Tabel 10. Uji Kruskal – wallis data perdagingan karkas broiler.

SK DB ∑Median ∑Median/Ulangan S2 H X2α, t - 1

Perlakuan 4 3685.50 4504.38 77.92 0.38tn 15.1

Ket : tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan Uji Kruskal–Wallis dari data perdagingan karkas broiler

dengan pemanfaatan tepung hasil samping udang yang difermentasi dengan

Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum diperoleh

hipotesis sebesar 0.38. Karena hipotesis lebih kecil daripada nilai khi-kuadrat

dengan derajat 4 pada Taraf 1% yaitu 15.1 (H ≤ X2α, t – 1) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama

terhadap perdagingan karkas broiler umur 8 minggu.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa semua perlakuan memberikan

pengaruh yang sama terhadap perdagingan karkas broiler umur 8 minggu yang

diberi tepung hasil samping udang fermentasi Serratia marcescens sebagai

substitusi tepung ikan dalam ransum. Kualitas perdagingan karkas broiler dapat

diamati didaerah sekitar dada, paha dan punggung. Perdagingan yang baik

merupakan salah satu faktor penentu untuk menilai kualitas karkas broiler.

Kualitas daging yang dihasilkan tidak lepas dari baiknya ransum yang

diberikan pada broiler, ransum yang memiliki komposisi yang lengkap akan

mempercepat pertumbuhan broiler, selain dari pada faktor tersebut, ransum yang

diberikan haruslah bersifat mudah dicerna agar efisiensi zat–zat nutrisi yang

terkandung didalamnya lebih tinggi. Jika memang harus diperlukan maka bahan

pakan penyusun ransum sebaiknya terolah yakni dengan melakukan fermentasi

untuk lebih meningkatkan daya cerna yang akan berpengaruh tentunya pada

(1990) yang menyatakan bahwa penggunaan limbah (hasil samping) udang

sebagai bahan pakan ternak perlu sentuhan teknologi untuk meningkatkan nilai

gizinya.

Perdagingan yang tebal dan baik biasanya paling banyak diminati

konsumen, daging yang tebal dan padat menunjukkan kualitas A dari karkas

broiler tersebut, kualitas karkas grade A banyak yang dinilai dari tingkat

komposisi perdagingan yang terdapat pada karkas broiler, sedangkan kualitas

karkas broiler grade B dan grade C umumnya ditentukan konsumen dari tingkat

keutuhan dan perubahan warna karkas broiler tersebut. Hal ini sesuai dengan

pernyataan PANDA (1995) bahwa dalam standar–standar kualitas individu karkas

ditentukan dengan istilah “normal”, “hampir normal”, “abnormal” yang

menunjukka kualitas A, kualitas B dan kualitas C karkas broiler. Ini merupakan

tiga tingkatan dalam menilai kualitas karkas unggas.

Perdagingan yang baik dapat dilihat pada daging yang ada didaerah dada,

paha dan punggung. Biasanya persentase daging didaerah dada lebih banyak

dihasiilkan disbanding daerah paha dan punggung karena dipengaruhi oleh jenis

kelamin dari broiler tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan KHANNA (1983)

disitasi oleh PANDA (1995 ) bahwa unggas betina memiliki daging yang lebih

banyak dari unggas jantan. Hasil daging dada biasanya lebih baik pada broiler

Perlemakan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai perlemakan karkas broiler

dapat dilihat pada Tabel 11. Dimana penelitian ini berkisar antara 1–3 berdasarkan

tingkat kualitas karkas. Angka 1 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang

jelek, angka 2 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang sedang dan angka

3 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang baik.

Tabel 11. Rataan nilai perlemakan karkas broiler.

Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 R0 2 2.33 2.33 2 R1 2 2.33 2 2.33 R2 2 2 2 2.33 R3 2 2.67 2.67 2 R4 2 2 2 2

Keterangan : rataan nilai perlemakan karkas broiler Nilai 1 = Jelek

Nilai 2 = Sedang Nilai 3 = Baik

Melalui cara pemberian pangkat (rank) pada nilai perlemakan karkas

broiler pada Tabel 11, maka data penelitian perlemakan karkas broiler setelah

Tabel 12. Pangkat (rank) untuk perlemakan karkas broiler.

Perlakuan Median Total

Median1 Median2 Median 3 Median4

R0 7 16 16 7 46

R1 7 16 7 16 46

R2 7 7 7 16 37

R3 7 19.5 19.5 7 53

R4 7 7 7 7 28

Dari data nilai perlemakan karkas broiler setelah di beri pangkat pada

Tabel 12 diperoleh nilai tengah tertinggi pada perlakuan R3 sebesar 53 dan nilai

tengah terendah terdapat pada perlakuan R4 sebesar 28.

Untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap nilai

perlemakan karkas broiler maka dapat dilakukan Uji Kruskal – Wallis seperti pada

Tabel 13.

Tabel 13. Uji Kruskal – wallis data perlemakan karkas broiler.

SK DB ∑Median ∑Median/Ulangan S2 H

X2α, t -1

Perlakuan 4 2677.50 2298.50 24.87 0.15tn 15.1

Ket : tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan Uji Kruskal–Wallis dari data perlemakan karkas broiler

dengan pemanfaatan tepung hasil samping udang yang difermentasi dengan

Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum diperoleh

hipotesis sebesar 0.15. Karena hipotesis lebih kecil daripada nilai khi-kuadrat

kesimpulan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama

terhadap perlemakan karkas broiler umur 8 minggu.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa semua perlakuan memberikan

pengaruh yang sama terhadap perlemakan karkas broiler umur 8 minggu yang

diberi tepung hasil samping udang fermentasi Serratia marcescens sebagai

substitusi tepung ikan dalam ransum. Tingkat perlemakan broiler juga ditentukan

oleh ransum yang diberikan selama masa pertumbuhannya.

Kualitas karkas broiler dilihat dari penyebaran lemak yang terdapat

diseluruh permukaan karkas broiler dan didalam rongga tubuh broiler. Hal ini

sesuai dengan pernyataan dari BINTANG (2005) yang menyatakan bahwa

Perlemakan broiler terdiri dari lemak rongga tubuh dan lemak bawah kulit

(subkutan). Lemak rongga tubuh terdiri dari lemak abdomen, lemak alat

pencernaan dan lemak yang melekat pada rongga dada, karena sebaran lemak

yang cukup dan tidak berlebihan akan meningkatkan kualitas karkas broiler

tersebut.

Konsumen lebih menyukai karkas yang memiliki persentase daging yang

lebih banyak dibandingkan persentase lemak karkas broiler. Tetapi konsumen

juga tidak menyukai karkas yang tidak memiliki lemak, dengan kata lain kualitas

karkas yang baik tersebut harus memiliki perdagingan yang baik dan perlemakan

Kebersihan (ada tidaknya bulu jarum dan kotoran yang menempel)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai kebersihan karkas broiler

dapat dilihat pada Tabel 14. Dimana penelitian ini berkisar antara 1–3 berdasarkan

tingkat kualitas karkas. Angka 1 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang

jelek, angka 2 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang sedang dan angka

3 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang baik.

Tabel 14. Rataan nilai kebersihan karkas broiler.

Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 R0 2.33 2.33 2.67 2.33 R1 2.67 2.67 2.33 2.33 R2 2 2.33 3 3 R3 2 2.67 2 2 R4 2 2 2 2

Keterangan : rataan nilai kebersihan karkas broiler Nilai 1 = Jelek

Nilai 2 = Sedang Nilai 3 = Baik

Melalui cara pemberian pangkat (rank) pada nilai kebersihan karkas

broiler pada Tabel 14, maka data penelitian kebersihan karkas broiler setelah

diberi pangkat dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Pangkat (rank ) untuk kebersihan karkas broiler.

Perlakuan Median Total

Median1 Median2 Median3 Median4

R0 11.5 11.5 16.5 11.5 51

R1 16.5 16.5 11.5 11.5 56

R2 4.5 11.5 19.5 19.5 55

R3 4.5 16.5 4.5 4.5 30

Dari data nilai kebersihan karkas broiler setelah di beri pangkat pada Tabel

15 diperoleh nilai tengah tertinggi pada perlakuan R1 sebesar 56 dan nilai tengah

terendah terdapat pada perlakuan R4 sebesar 18.

Untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap nilai

kebersihan karkas broiler maka dapat dilakukan Uji Kruskal–Wallis seperti pada

Tabel 16.

Tabel 16. Uji Kruskal – wallis data kebersihan karkas broiler.

SK DB ∑Median ∑Median/Ulangan S2 H

X2α, t- 1

Perlakuan 4 2805.00 2496.50 31.58 0.30 tn 15.1

Ket : tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan Uji Kruskal–Wallis dari data kebersihan karkas broiler

diperoleh hipotesis sebesar 0.30. Karena hipotesis lebih kecil daripada nilai

khi-kuadrat dengan derajat 4 pada Taraf 1% yaitu 15.1 (H ≤ X2α, t – 1) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang

sama terhadap kebersihan karkas broiler umur 8 minggu.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa semua perlakuan memberikan

pengaruh yang sama terhadap kebersihan karkas broiler umur 8 minggu yang

diberi tepung hasil samping udang fermentasi Serratia marcescens sebagai

substitusi tepung ikan dalam ransum. Tingkat kebersihan suatu karkas merupakan

hal yang paling penting dalam menentukan kualitas karkas broiler yang siap

masak, kebersihan hal yang harus selalu jadi perhatian bersama, bukan hanya

konsumen, tetapi juga para produsen, agen, bahkan pedadang pengecer yang harus

Bukan hanya kebersihan dalam arti terhindar dari kotoran saja, tetapi

semuanya juga harus memperhatikan ada tidaknya bulu jarum yang masih

menempel dipermukaan karkas broiler tersebut, karena jika terdapat bulu jarum

akan mengurangi nilai dari karkas broiler, hal ini sesuai dengan pernyataan

ABUBAKAR (2003) yang menyatakan kualitas karkas yang baik adalah dari

konformasinya, perdagingan, perlemakan, keutuhannnya, serta bebas memar dan

bulu jarum. Dengan kata lain keterhindaran karkas broiler dari ada tidaknya bulu

jarum yang menempel, kotoran yang menempel adalah syarat mutlak bagi

penilaian kualitas karkas. Seperti telah dijelaskan tadi pada pembahasan

konformasi, dalam menentukan kualitas karkas grade A, grade B dan grade C

kebersihan merupakan aspek penting yang mencakup didalamnnya.

Keutuhan karkas (potongan, sobekan dan patah tulang).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai keutuhan karkas broiler dapat

dilihat pada Tabel 17. Dimana penelitian ini berkisar antara 1–3 berdasarkan

tingkat kualitas karkas. Angka 1 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang

jelek, angka 2 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang sedang dan angka

Tabel 17. Rataan nilai keutuhan karkas broiler. Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 R0 1.33 2.33 2.33 3 R1 1.67 1.67 2.33 3 R2 1.67 1.33 2.33 1.67 R3 3 3 3 3 R4 2 2.33 2 2.67

Keterangan : rataan nilai keutuhan karkas broiler Nilai 1 = Jelek

Nilai 2 = Sedang Nilai 3 = Baik

Melalui cara pemberian pangkat (rank) pada nilai keutuhan karkas broiler

pada Tabel 17, maka data penelitian keutuhan karkas broiler setelah diberi

pangkat dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Pangkat (rank) untuk keutuhan karkas broiler.

Perlakuan Median Total

Median 1 Median 2 Median 3 Median 4

R0 1.5 11 11 17.5 41

R1 4.5 4.5 11 17.5 37.5

R2 4.5 1.5 11 4.5 21.5

R3 17.5 17.5 17.5 17.5 70

R4 7.5 11 7.5 14 40

Dari data nilai keutuhan karkas broiler setelah di beri pangkat pada Tabel

18 diperoleh nilai tengah tertinggi pada perlakuan R3 sebesar 70 dan nilai tengah

Untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap nilai

keutuhan karkas broiler maka dapat dilakukan Uji Kruskal–Wallis seperti pada

Tabel 19.

Tabel 19. Uji Kruskal – wallis data keutuhan karkas broiler.

SK DB ∑Median ∑Median/Ulangan S2 H

X2α, t - 1

Perlakuan 4 2836.50 2512.38 33.24 0.28tn 15.1

Ket : tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan Uji Kruskal–Wallis dari data keutuhan karkas broiler

diperoleh hipotesis sebesar 0.28. Karena hipotesis lebih kecil daripada nilai

khi-kuadrat dengan derajat 4 pada Taraf 1% yaitu 15.1 (H ≤ X2α, t – 1) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang

sama terhadap keutuhan karkas broiler umur 8 minggu.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa semua perlakuan memberikan

pengaruh yang sama terhadap keutuhan karkas broiler umur 8 minggu yang diberi

tepung hasil samping udang fermentasi Serratia marcescens sebagai substitusi

tepung ikan dalam ransum. Kualitas karkas juga ditentukan oleh keutuhan dari

karkas tersebut, banyak tidaknya sobekan yang terdapat pada karkas tersebut

mempengaruhi kualitas individu karkas broiler. Hal ini sesuai dengan pernyataan

yang dikemukakan PANDA (1995) bahwa semakin banyak potongan dan sobekan

pada karkas broiler akan menurunkan kualitasnya, apalagi terdapat patah tulang.

Ini semakin memperburuk kualitas dari karkas broiler tersebut. Sehingga akan

Keutuhan karkas dapat terjaga asal penanganan pasca panen lebih teliti

dan hati- hati. Konsumen juga harus selektif untuk memilih karkas broiler yang

baik untuk dikonsumsi. Seperti yang dituliskan disitus WWW.

POULTRYINDONESIA.COM (2009) yang menyatakan bahwa dalam

mementukan kualitas karkas diperiksa apakah keutuhan dari karkas tersebut baik,

ada tidaknya patah tulang, baik tulang yang terdapat di sayap maupun kaki,

apakah banyak terdapat potongan di daerah perdagingan bagian dada dan paha,

apakah banyak terdapat sobekan ataupun sayatan yang terdapat dibagian kulit dari

keseluruhan karkas broiler tersebut.

Perubahan warna karkas

Pengaruh perlakuan terhadap pigmentasi karkas broiler

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pigmentasi karkas broiler

dapat dilihat pada Tabel 20. Dimana penelitian ini berkisar antara 1–3 berdasarkan

tingkat kualitas karkas. Angka 1 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang

jelek, angka 2 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang sedang dan angka

Tabel 20. Rataan nilai pigmentasi karkas broiler. Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 R0 2.33 2.67 2.33 3 R1 2.67 3 2 3 R2 2 1 3 3 R3 2 1 3 3 R4 3 2.67 3 2.67

Keterangan : rataan nilai pigmentasi karkas broiler Nilai 1 = Jelek

Nilai 2 = Sedang Nilai Nilai 3 = Baik

Melalui cara pemberian pangkat (rank) pada nilai pigmentasi karkas

broiler pada Tabel 20, maka data penelitian pigmentasi karkas broiler setelah

diberi pangkat dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Pangkat (rank) untuk pigmentasi karkas broiler.

Dari data nilai pigmentasi karkas broiler setelah di beri pangkat pada Tabel

21 diperoleh nilai tengah tertinggi pada perlakuan R4 sebesar 51 dan nilai tengah

terendah terdapat pada perlakuan R2 dan R3 sebesar 36.5.

Untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap nilai

pigmentasi karkas broiler maka dapat dilakukan Uji Kruskal–Wallis seperti pada

Tabel 22.

Perlakuan Median Total

Median 1 Median 2 Median 3 Median 4

R0 6.5 9.5 6.5 16 38.5

R1 9.5 16 4 16 45.5

R2 4 1.5 16 16 36.5

R3 4 1.5 16 16 36.5

Tabel 22. Uji Kruskal – wallis data pigmentasi karkas broiler.

SK DB ∑Median ∑Median/Ulangan S2 H

X2α, t - 1

Perlakuan 4 2802 2204.5 31.42 0.01tn 15.1

Ket : tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan Uji Kruskal–Wallis dari data pigmentasi karkas broiler

diperoleh hipotesis sebesar 0.01. Karena hipotesis lebih kecil daripada nilai

khi-kuadrat dengan derajat 4 pada Taraf 1% yaitu 15.1 (H ≤ X2α, t – 1) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang

sama terhadap pigmentasi karkas broiler umur 8 minggu. Dari hasil penelitian

diperoleh bahwa semua perlakuan memberikan pengaruh yang sama terhadap

pigmentasi karkas broiler umur 8 minggu yang diberi tepung hasil samping udang

fermentasi Serratia marcescens sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum.

Pigmentasi pada karkas memang dipengaruhi oleh faktor dari bahan pakan

penyusun ransum, jika pada bahan pakan penyusun ransum tersebut memilki

persentase xantofhyll yang banyak maka karkas broiler yang akan dihasilkan akan

berwarna kekuningan dibandingkan dengan karkas broiler dengan diberi bahan

pakan dalam ransum yang memiliki persentase xantofhyll yang sedikit.

Pada penelitian ini bahan pakan yang diberikan berupa tepung hasil

samping udang, jenis bahan pakan ini termasuk yang memiliki xantofhyll, tetapi

pada perlakuan yang dicobakan tidak berbeda nyata terhadap kualitas pigmentasi

karkas broiler, dari beberapa sampel karkas yang diamati warna karkas broiler

yang dihasilkan berwarna kekuningan dan yang lainnya berwarna putih

kekuningan. Dengan kata lain pemberian tepung hasil samping udang sebagali

substitusi tepung ikan dalam ransum broiler umur 8 minggu memiliki pengaruh

kualitas pakan yang diberikan telah baik dan memilki xantofhyll yang berfungsi

sebagai zat perubah warna pada karkas broiler mungkin faktor penghambatnya

adalah genetik dari pada broiler tersebut yang tidak mendukung pigmentasi karkas

broiler yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

GARLICH (1974) yang menyatakan bahwa warna kulit dari pada karkas

dipengaruhi juga oleh warna lemak subkutan yang dipengaruhi oleh genetik dan

makanan. Pigmentasi pada broiler yang sedang tumbuh secara langsung

proporsional dengan kandungan pigmen pada ransum.

Penanganan pasca panen (kulit memar dan kontaminasi bakteri)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai perubahan warna karkas

broiler dapat dilihat pada Tabel 21. Dimana penelitian ini berkisar antara 1–3

berdasarkan tingkat kualitas karkas. Angka 1 menunjukkan tingkat kualitas karkas

broiler yang jelek, angka 2 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang

sedang dan angka 3 menunjukkan tingkat kualitas karkas broiler yang baik.

Tabel 21. Rataan nilai pasca panen (kulit memar) karkas broiler.

Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 R0 2.33 2.67 2.33 3 R1 2.67 3 2 3 R2 2 1 3 3 R3 2 1 3 3 R4 2 2.67 2.33 2.67

Keterangan : rataan nilai perubahan warna karkas broiler Nilai 1 = Jelek

Nilai 2 = Sedang Nilai 3 = Baik

Melalui cara pemberian pangkat (rank) pada nilai perubahan warna karkas

broiler pada Tabel 21, maka data penelitian perubahan warna karkas broiler

setelah diberi pangkat dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Pangkat (rank) untuk pasca panen (kulit memar) karkas broiler.

Perlakuan Median Total

Median 1 Median 2 Median 3 Median 4

R0 8 11.5 8 17 44.5

R1 11.5 17 4.5 17 50

R2 4.5 1.5 17 17 40

R3 4.5 1.5 17 17 40

R4 4.5 11.5 8 11.5 35.5

Dari data nilai perubahan warna karkas broiler setelah di beri pangkat pada

Tabel 22 diperoleh nilai tengah tertinggi pada perlakuan R1 sebesar 50 dan nilai

tengah terendah terdapat pada perlakuan R4 sebesar 35.5.

Untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap nilai

perubahan warna karkas broiler maka dapat dilakukan Uji Kruskal–Wallis seperti

pada Tabel 23.

Tabel 23. Uji Kruskal – wallis data pasca panen (kulit memar) karkas broiler.

SK DB ∑Median ∑Median/Ulangan S2 H

X2α, t - 1

Perlakuan 4 2829.50 2235.12 32.87 0.03 tn 15.1

Ket : tn = Tidak Berbeda Nyata

Berdasarkan Uji Kruskal–Wallis dari data perubahan warna karkas broiler

diperoleh hipotesis sebesar 0.03. Karena hipotesis lebih kecil daripada nilai

ditarik kesimpulan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang

sama terhadap perubahan warna karkas broiler umur 8 minggu.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa semua perlakuan memberikan

pengaruh yang sama terhadap perubahan warna karkas broiler umur 8 minggu

yang diberi tepung hasil samping udang fermentasi Serratia marcescens sebagai

substitusi tepung ikan dalam ransum. Perubahan warna terjadi dapat diakibatkan

pecahnya pembuluh darah didalam tubuh ayam sewaktu masih hidup, ini akan

menyisakan bercak darah yang akan melekat pada karkas, sehingga akan membuat

karkas tidak bagus untuk dipandang.

Selain itu juga perubahan warna pada karkas broiler pasca panen dapat

diakibatkan karena terkontaminasi bakteri yang terdapat pada kotoran yang

melekat pada karkas broiler tersebut sehingga karkas broiler dapat berubah warna

dan menimbulkan bau. Hal ini sesuai dengan pernyataan BINTANG (2005)

bahwa bau karkas secara keseluruhan baik dan tidak terlalu amis, tetapi jika

terkontaminasi bakteri yang terdapat pada kotoran yang melekat pada karkas

akibat penanganan pasca panen yang kurang teliti, maka dengan cepat warna

daripada karkas akan berubah menjadi kemerahan dan akan menimbulkan bau

amis yang menyengat.

Rekapitulasi hasil penelitian

Dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan dapat digambarkan

Tabel 24. Rekapitulasi hasil penelitian

Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa pemanfaatan tepung hasil

Dokumen terkait