• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Semen Segar

Semen yang digunakan adalah semen ejakulat pertama. Secara makroskopis volume semen yang diperoleh pada penelitian ini adalah 1.45 mL, warna krem, konsistensi kental dengan pH 6.57±0.16. Sedangkan secara mikroskopis diperoleh nilai gerakan massa +++ dengan motilitas spermatozoa dengan skor individu 4.56±0.53 (skala 1-5) dan motilitas keseluruhan adalah 79.44±1.67%. Spermatozoa hidup yang diperoleh adalah 82.25±2.58%. Konsentrasi spermatozoa adalah 3430.67±729.07 juta sel/mL, dengan spermatozoa yang abnormal sebesar 5.18±1.63% (Tabel 2).

Tabel 2 Karakteristik semen segar kambing PE

Karakteristik Semen Segar Nilai rataan

Volume (mL) 1.45±0.31 Warna Krem pH 6.57±0.16 Konsistensi Kental Gerakan Massa (+++) Gerakan Individu Motilitas (%) 79.44±1.67 Skor Individu 4.56±0.53 Spermatozoa Hidup (%) 82.25±2.58

Konsentrasi spermatozoa (juta/mL) 3430.67±729.07

Spermatozoa Abnormal (%) 5.18±1.63

Keterangan: Gerakan massa: + (jelek) = Terlihat gelombang lemah (hampir tidak terlihat); ++ (sedang) = Terlihat gelombang lemah; +++ (baik) = terlihat gelombang cepat dan banyak.

Kualitas semen segar kambing dalam penelitian ini termasuk baik dan sesuai dengan yang dilaporkan oleh Tambing et al. (2000); Garner dan Hafez (2000); Rusdin (2006) dan Souhoka et al. (2009), dan memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut menjadi semen cair.

Persentase Motilitas Spermatozoa Kambing Peranakan Etawah dalam Berbagai Bahan Pengencer Pada Suhu 3-5oC

Spermatozoa dikatakan motil apabila spermatozoa tersebut bergerak ke depan (progressive motility), sedangkan spermatozoa yang bergerak dengan

16

gerakan melingkar disebut sebagai non progressive motility (Elia et al. 2010). Motilitas spermatozoa yang progresif mempunyai peranan penting dalam pembuahan atau fertilisasi sehingga motilitas spermatozoa bisa digunakan sebagai indikator untuk fertilitas.

Tabel 3 Persentase motilitas spermatozoa semen cair kambing pada pengencer Tris kuning telur dan Tris Soya

Lama penyimpanan (Jam) TKT TS 2.50 TS3.75 TS5.00 TS6.25 0 79.44±1.67aM 79.44±1.67aM 79.44±1.67aM 79.44±1.67aM 79.44±1.67aM 12 75.00±3.54aN 74.44±1.67aN 71.11±2.20aN 53.33±3.54eN 46.11±6.01iN 24 74.44±3.91aN 72.78±2.64aNP 70.00±0.00aN 52.78±3.63eN 42.22±10.03iN 36 72.22±2.64aP 69.44±1.67aP 66.67±4.33aN 48.89±3.33eN 29.44±14.02iP 48 71.67±2.50aPQ 66.67±2.50eQ 59.44±3.91eP 44.44±5.27iN 17.78±4.41oPQ 60 70.56±1.67aQR 61.67±3.54aQR 56.11±5.46aP 27.22±16.22eP 11.11±6.97eQ 72 70.00±0.00aR 58.33±2.50eR 50.56±4.64iQ 12.78±5.65oQ 8.33±5.00oQ Huruf vokal (a, i, u, e, o) berbeda yang mengikuti angka pada baris yang sama dan Huruf konsonan (M, N, P, Q, R, S, T) berbeda yang mengikuti angka pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05).

Spermatozoa dalam semen cair yang disimpan pada suhu 3-5oC akan mengalami penurunan sejalan dengan waktu penyimpanan. Penurunan motilitas spermatozoa berbeda nyata (p<0.05) antar pengencer ataupun antar waktu penyimpanan. Penurunan motilitas spermatozoa pada jam ke-12 penyimpanan merupakan yang tertinggi yaitu antara 4.44% pada semen dalam pengencer TKT hingga 33.33% pada pengencer TS6.25. Penurunan motilitas untuk setiap 12 jam

selanjutnya berkisar antara 0.55% (TKT) hingga 17.22% (TS5.00) (Tabel 3).

Tingginya penurunan diawal penyimpanan dapat dipahami mengingat terjadinya perubahan suhu dari suhu ruangan (28oC) ke suhu lemari es (3-5oC). Perubahan suhu tersebut akan mengakibatkan terjadinya cold shock pada spermatozoa sehingga akan merubah konfigurasi membran plasma spermatozoa (Rizal et al.

2006).

Motilitas spermatozoa pada jam ke-12 pengencer TKT, TS2.50 dan TS3.75

secara statistik menunjukkan kualitas yang sama (p>0.05), lebih tinggi dibandingkan persentase motilitas spermatozoa dalam pengencer TS5.00 dan TS6.25

17

yaitu TS2.50, TS3.75, TS5.00, dan TS6.25 menunjukkan pengencer TS2.50 dan TS3.75

mempunyai kualitas yang baik.

Penurunan motilitas spermatozoa pada waktu penyimpanan selanjutnya semakin rendah. Hal ini karena suhu rendah dapat menghambat metabolisme spermatozoa. Metabolisme spermatozoa yang terhambat menyebabkan umur spermatozoa dapat diperpanjang. Setiap 10oC penurunan suhu maka metabolisme akan dihambat 50% (Mc. Kinnon 1999). Dari empat konsentrasi sari kedelai yang diuji, hanya dua konsentrasi yang menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu TS2.50

dan TS3.75, meskipun berbeda dengan TKT yang memiliki persentase motilitas

yang tinggi sampai penyimpanan jam ke 72.

Persentase Spermatozoa Hidup Kambing Etawah dalam Berbagai Bahan Pengencer pada Suhu 3-5oC

Spermatozoa hidup akan ditandai dengan tidak menyerap warna, sedangkan spermatozoa mati akan menyerap warna pada saat dipaparkan dengan pewarna eosin-nigrosin (Rizal 2006). Penyerapan warna terjadi akibat rusaknya membran plasma pada spermatozoa sehingga pompa sodium tidak lagi berfungsi dengan baik untuk mengatur sirkulasi zat-zat dari dan keluar sel. Spermatozoa yang masih hidup memiliki membran plasma yang utuh sehingga pompa sodium dapat berfungsi dengan baik. Enzim Na+, K+, dan ATP-ase yang terdapat pada membran plasma akan memompa kembali ion Na yang berikatan dengan pewarna eosin-nigrosin ke luar sel (Fitriani et al. 2010).

Pada penelitian ini, kemampuan spermatozoa dalam mempertahankan daya hidupnya berbeda nyata (p<0.05) antara kelima pengencer yang digunakan untuk setiap waktunya. Pada jam ke-12 seluruh pengencer mengalami penurunan persentase spermatozoa hidup yang berbeda nyata (p<0.05). Pengencer TKT memiliki persentase spermatozoa hidup lebih tinggi dari pengencer TS mulai dari 12 jam sampai dengan 72 jam penyimpanan (Tabel 4).

18

Tabel 4 Persentase spermatozoa hidup semen cair kambing pada pengencer Tris kuning telur dan Tris soya

Waktu Pengamatan (Jam) TKT TS2.50 TS3.75 TS5.00 TS6.25 0 82.25±2.58aM 82.25±2.58aM 82.25±2.58aM 82.25±2.58aM 82.25±2.58aM 12 77.58±3.42aN 76.71±1.89aN 73.62±1.56aN 55.94±3.95eN 48.48±5.91iN 24 75.85±3.16aNP 74.46±1.17aN 71.75±1.62aNP 54.06±3.21eN 41.33±12.59iN 36 74.89±2.66aPQ 71.24±1.26aP 67.91±3.64aP 49.96±3.38eN 35.73±16.75iN 48 73.11±1.99aQR 67.94±2.09aQ 61.62±4.23eQ 46.17±4.80iN 19.31±4.57oP 60 71.84±1.49aRS 62.30±3.46aR 56.48±5.41aQR 28.36±15.80eP 12.59±6.18iP 72 70.53±0.31aT 58.68±2.25eS 51.67±4.24eS 13.86±5.45iQ 8.80±4.88iP Huruf vokal (a, i, u, e, o) berbeda yang mengikuti angka pada baris yang sama dan Huruf konsonan (M, N, P, Q, R, S, T) berbeda yang mengikuti angka pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05).

Konsentrasi TS2.50 dan TS3.75 merupakan pengencer terbaik antara empat

konsentrasi sari kedelai. Hal ini disebabkan karena tekanan osmotik TS2.50 dan

TS3.75 mendekati tekanan osmotik semen kambing PE. Semen kambing PE B5, 30

dan 27 mempunyai tekanan osmotik dengan rataan sebesar 237.67±5.69 mosmol/kg H2O sedangkan pengencer TKT, TS2.50, TS3.75, TS5.00, dan TS6.25

memiliki tekanan osmotik sebesar 273; 307; 358; 386; 410 mosmol/kg H2O.

Pengencer TKT, TS2,50 dan TS3,75 mempunyai tekanan osmotik yang

mendekati tekanan osmotik semen segar. Pengencer TS5.00 dan TS6.25 mempunyai

tekanan osmotik yang lebih hipertonik. Pengencer yang hipertonik menandakan bahwa molekul-molekul atau partikel-partikel diluar sel lebih banyak daripada di dalam sel. Akibatnya terjadi pengeluaran air dari dalam sel untuk mengencerkan molekul-molekul diluar sel, sehingga sel akan mengerut. Efek yang ditimbulkan adalah muncul gejala osmotic-shock pada spermatozoa yang menyebabkan kerusakan pada organel-organel intraseluler. Kerusakan organel intraseluler menyebabkan metabolisme terganggu dan pada akhirnya terjadi penurunan motilitas dan penurunan spermatozoa hidup (Tambing et al. 2003).

Semen yang diencerkan dengan TKT menunjukkan persentase motilitas spermatozoa dan persentase spermatozoa hidup yang tinggi. Hal ini dimungkinkan karena pengencer tersebut disentrifugasi dahulu, sehingga High Density Lipoprotein (HDL) akan mengendap pada bagian bawah pengencer sedangkan

19

Low Density Lipoprotein (LDL) tidak mengendap. Kuning telur mengandung LDL yang dapat melindungi spermatozoa dari cold shock (Moussa et al. 2002). Selain itu, dilakukannya false mount berkali-kali diduga dapat mengurangi sekresi kelenjar bulbourethralis sehingga semen yang tertampung hanya mengandung cairan yang berasal dari kelenjar vesikularis dan kelenjar prostat.

Pengencer TKT lebih baik dibandingkan dengan pengencer TS, kemungkinan lesitin dari kuning telur lebih mampu melindungi cold shock

dibandingkan dengan lesitin dari sari kedelai. Berdasarkan komposisi kuning telur, terdapat karbohidrat sebesar 0.7-1.0%. Sekitar 0.3% karbohidrat bebas adalah glukosa dan sisanya akan berikatan pada glikoprotein dan glikolipid (Mine 2008). Pada sari kedelai tidak ditemukan adanya karbohidrat, sehingga masih dibutuhkan penelitian mengenai penambahan karbohidrat sebagai sumber energi, waktu sentrifugasi, dan kecepatan yang optimal agar tidak terjadi pengendapan lesitin yang berlebihan sehingga fungsinya dalam melindungi cold shock tidak optimal.

Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas semen cair hingga jam ke-72 yang diencerkan dengan menggunakan pengencer TKT, TS2.50,

dan TS3.75 masih dapat diinseminasikan karena nilai motilitas minimal

spermatozoa yang dapat diinseminasikan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-4869.1-2005) yaitu memiliki motilitas lebih dari 40%.

Dokumen terkait