• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan adalah jumlah yang dikonsumsi oleh ternak dalam jangka waktu tertentu. Konsumsi pakan terus meningkat seiring dengan pertambahan kebutuhan zat-zat nutrisi oleh kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan.

Rataan konsumsi BK hijauan sapi Brahman cross selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan konsumsi BK hijauan sapi Brahman cross selama penelitian (g/ekor/hari)

Perlakuan Kelompok Total Rataan ± sd

I II III P0 2340,76 3054,76 4805,23 10200,75 3400,25 ± 1268,04 P1 2443,16 3079,78 5174,04 10696,98 3565,66 ± 1428,81 P2 1549.38 2180,44 2574,28 6304,11 2101,37 ± 517,00 Total 6333,30 8314,98 12553,55 27201,84 Rataan 2111,10 2771,66 4184,52 3022,43 ± 1071,28 Dari Tabel 9 diperoleh data bahwa rataan konsumsi BK hijauan yang terbesar adalah pada perlakuan P1 yaitu 3565,66 ± 1428,81 g/ekor/hari dan yang terendah adalah perlakuan P2 sebesar 2101,37 ± 517,00 g/ekor/hari. Ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Parakkasi (1995) bahwa tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor bobot badan ternak, faktor umur ternak, kualitas dan kuantitas pakan ternak.

Konsumsi BK konsentrat sapi Brahman cross selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10. Rataan konsumsi BK konsentrat sapi Brahman cross selama penelitian (g/ekor/hari)

Perlakuan Kelompok Total Rataan ± sd

I II III P0 869,86 1119,96 1689,70 3679,52 1226,51 ± 420,18 P1 477,70 902,22 1629,10 3009,03 1003,01 ± 582,28 P2 327,25 816,58 742,96 1886,80 628,93 ± 263,84 Total 1674,82 2838,76 4061,77 8575,35 Rataan 558,27 946,25 1353,92 952,82 ± 422,10 Tabel 10 menerangkan bahwa rataan konsumsi BK konsentrat tertinggi selama penelitian adalah pada perlakuan P0 yaitu sebesar 1226,51 ± 420,18 g/ekor/hari dan rataan konsumsi yang terendah pada perlakuan P2 sebesar 628,93 ± 263,84 g/ekor/hari. Hal ini disebabkan konsentrat pada perlakuan P1 dan P2 dicampur dengan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi yang mengurangi palatabilitas pakan konsentrat karena sisa bau amoniasi.

Tabel 11. Rataan konsumsi BK pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi sapi Brahman cross selama penelitian (g/ekor/hari)

Perlakuan Kelompok Total Rataan ± sd

I II III P0 0 0 0 0 0 0 P1 285,57 539,35 973,88 1798,80 599,60 ± 348,08 P2 391,27 976,30 888,28 2255,85 751,95 ± 315,45 Total 676,84 1515,65 1862,16 4054,65 Rataan 225,61 505,22 620,72 450,52 ± 221,18 Tabel 11 menerangkan pada perlakuan P0 tidak diberikan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi dan rataan konsumsi BK pelepah daun kelapa sawit terbesar ialah pada perlakuan P2 sebesar 751,95 ± 315,45 g/ekor/hari. Ini disebabkan karena pemberian pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi pada P2 lebih banyak yaitu sebesar 40% pelepah daun sawit yang diamoniasi dibandingkan pada P1 dengan rataan konsumsi sebesar 599,60 ± 348,08 dengan pemberian 20% pelepah daun kelapa sawit.

Konsumsi BK pakan setelah digabung antara konsumsi BK hijauan, konsumsi BK konsentrat dan komsumsi BK pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan konsumsi BK pakan sapi Brahman cross selama penelitian (g/ekor/hari)

Perlakuan Kelompok Total Rataan ± sd

I II III P0 3210,62 4174,72 6494,93 13880,27 4626,76 ± 1688,17 P1 3206,43 4521,35 7777,02 15504,81 5168,27 ± 2352,97 P2 2267,91 3973,33 4205,52 10446,77 3482,26 ± 1058,04 Total 8684,96 12669,40 18477,48 37862,29 Rataan 2894,99 4223,13 6159,16 4425,76 ±1699,73 Rataan konsumsi pada sapi brahman cross yang dilihat dari Tabel 12 adalah 4425,76 ± 1699,73 g/ekor/hari dengan rataan konsumsi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (Pakan rumput lapangan 80% + pelepah daun kelapa sawit amoniasi 20% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) yaitu sebesar 5168,27 ± 2352,97 dan rataan konsumsi pakan terendah terdapat pada perlakuan P2 (Pakan rumput lapangan 60% + pelepah daun kelapa sawit diamoniasi 40% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) yaitu sebesar 3482,26 ± 1058,04 g/ekor/hari.

Tingkat konsumsi dapat dipengaruhi oleh variasi susunan pakan dimana pada perlakuan P1 bahan pakan yang mengandung 20% pelepah sawit yang diamoniasi rasa dan aromanya masih disukai oleh ternak. Sedangkan pada perlakuan P2 tingkat konsumsi sangat sedikit ini dipengaruhi oleh rasa dan aroma amoniak pada pakan masih terasa yang berasal dari pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi yang diberikan sebesar 40%. Hal ini juga diutarakan oleh Wahyu (1992) bahwa tingkat konsumsi ransum banyak ditentukan oleh palatabilitas

ransum (bau, warna dan tekstur), sistem tempat pakan dan pemberian pakan serta kepadatan kandang.

Pemberian pakan sapi Brahman cross dengan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi terhadap konsumsi pakan sapi Brahman cross dapat dilihat pengaruhnya dengan melakukan analisis ragam seperti pada Tabel 13.

Tabel 13. Analisis ragam konsumsi pakan sapi Brahman cross selama penelitian

SK DB JK KT F. Hitung Ftabel 0,05 0,01 Perlakuan 2 4445761,45 2222880,73 3,13 tn 6,94 18,00 Kelompok 2 16166980,60 8083490,30 11,37* 6,94 18,00 Galat 4 2844681,85 711170,46 Total 8 23457423,90

Ket : tn = tidak berbeda nyata

* = berbeda nyata

KK = 12,58%

Hasil analisis ragam pada Tabel 13 menunjukkan bahwa F hitung perlakuan lebih kecil dari F Tabel, tetapi F hitung kelompok lebih besar dari F Tabel pada kelompok sehingga pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi pada sapi Brahman cross memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada kelompok perlakuan.

Secara statistik, analisis ragam konsumsi pakan sapi Brahman cross menunjukkan tingkat konsumsi pakan yang berbeda nyata pada kelompok perlakuan. Menurut Parakkasi (1995) bahwa tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ternak (bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas). Makanan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibanding dengan makanan berkualitas rendah, sehingga kualitas pakan yang relatif sama maka tingkat konsumsinya juga tidak berbeda. Hal ini juga diutarakan oleh Tomazweska et al., (1988) yang menyatakan bahwa kualitas pakan berpengaruh terhadap konsumsi

akhirnya bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan ternak. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Kartadisastra (1997) bahwa palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa dan tekstur pakan. Hal inilah yang merangsang ternak untuk mengkonsumsi ransum. Davies (1982) menambahkan bahwa pakan dengan palatabilitas yang tinggi menyebabkan konsumsi meningkat, sedangkan pakan dengan palatabilitas yang rendah akan menyebabkan konsumsi pakan menurun.

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan dihitung setiap 2 minggu berdasarkan bobot badan akhir dikurangi bobot badan awal dalam satuan g/ekor/hari. Rataan pertambahan bobot badan sapi Brahman cross yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rataan pertambahan bobot badan Sapi Brahman cross selama penelitian (g/ekor/hari).

Perlakuan Kelompok Total Rataan ± sd

I II III P0 316,67 376,67 270,00 963,33 321,11 ± 53,47 P1 423,33 333,33 163,33 920,00 306,67 ± 132,04 P2 236,67 440,00 180,00 856,67 285,56 ± 136,72 Total 976,67 1150,00 613,33 2740,00 Rataan 325,56 383,33 204,44 304,44 ± 107,41 Tabel 14 menunjukkan hasil rataan pertambahan bobot badan sapi Brahman cross selama penelitian adalah 304,44± 107,41 g/ekor/hari. Rataan pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuan P0 (Rumput lapangan 100% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) yaitu sebesar 321,11 ± 53,47

g/ekor/hari, Sedangkan rataan pertambahan bobot badan terendah terdapat pada perlakuan P2 (Pakan rumput lapangan 60% + pelepah daun kelapa sawit diamoniasi 40% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) yaitu sebesar 285,56 g/ekor/hari.

Pengaruh pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi terhadap pertumbuhan bobot badan sapi brahman cross dapat diketahui dengan analisis ragam seperti tertera pada Tabel 15.

Tabel 15. Analisa ragam pertambahan bobot badan sapi Brahman cross selama penelitian SK DB JK KT Fhitung Ftabel 0,05 0,01 Perlakuan 2 1918,52 959,26 0,14 tn 6,94 18 Kelompok 2 50007,41 25003,70 3,58 tn 6,94 18 Galat 4 27962,96 6990,74 Total 8 79888,89

Ket : tn = tidak berbeda nyata

Hasil analisis ragam pada Tabel 15 menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi dalam pakan sapi Brahman cross memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman cross selama penelitian. Sehingga pemberian pakan yang menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi dalam pakan sapi Brahman cross terhadap pertambahan bobot badan tidak mempunyai peningkatan yang berbeda. Perlakuan P0 (Rumput lapangan 100% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) memiliki pertambahan bobot badan lebih optimal karena keseimbangan bahan penyusun pakan, sehingga aroma dan rasanya disukai oleh ternak dan pakan tersebut dicerna dengan optimal.

Pertambahan bobot badan dari hasil penelitian ini lebih rendah dari hasil penelitian Situmorang (2010) dengan pemanfaatan pelepah dan daun kelapa

sawit fermentasi dengan menggunakan objek sapi bali betina dengan rataan pertambahan bobot badan 408,73 g/ekor/hari. Perbedaan ini disebabkan kualitas dan kuantitas pakan berbeda dan jenis sapi yang berbeda seperti yang diutarakan oleh Tillman dkk (1991) bahwa kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan berhubungan dengan tinggi rendahnya produksi dan kecepatan pertambahan bobot badan sapi.

Walaupun mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi seperti protein, lemak dan serat kasar pada perlakuan P1 (Pakan rumput lapangan 80% + pelepah daun kelapa sawit diamoniasi 20% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) dan P2 (Pakan rumput lapangan 60% + pelepah daun kelapa sawit diamoniasi 40% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) kurang disukai ternak sapi karena sisa bau amoniasi dalam pakan masih sangat terasa. Pertambahan bobot badan yang tidak berbeda nyata dapat juga disebabkan karena pakan yang diberikan kepada ternak sapi memiliki nilai nutrisi pakan yang berbeda. Hal ini didukung oleh pernyataan Tillman dkk (1991) yang menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan berpengaruh dengan tinggi rendahnya produksi dan kecepatan pertumbuhan sapi yang sedang tumbuh.

Konversi Pakan

Konversi pakan dihitung berdasarkan perbandingan konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Dari hasil penelitian diperoleh rataan konversi pakan sapi Brahman cross selama penelitian seperti tertera pada Tabel 16.

Tabel 16. Rataan konversi pakan sapi Brahman cross selama penelitian

Perlakuan Kelompok Total Rataan ± Sd

I II III P0 10,14 11,08 24,06 45,28 15,09 ± 7,78 P1 7,57 13,56 47,61 68,75 22,92 ± 21,60 P2 9,58 9,03 23,36 41,98 13,99 ± 8,12 Total 27,30 33,68 95,03 156,01 Rataan 9,10 11,23 31,68 17,33 ± 12,50

Berdasarkan rataan konversi pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan konversi pakan sapi Brahman cross selama penelitian adalah 17,33 ± 12,50. Rataan konversi pakan tertinggi terdapat pada perlakuakn P1 (Pakan rumput lapangan 80% + pelepah daun kelapa sawit amoniasi 20% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) yaitu sebesar 22,92 ± 21,60 dan rataan konversi terendah terdapat pada perlakuan P2 (Pakan rumput lapangan 60% + pelepah daun kelapa sawit diamoniasi 40% beserta konsentrat 1% dari kebutuhan BK) pakan yang kurang disukai oleh ternak, namun pakan tersebut dapat dicerna tubuh ternak dengan baik dengan nilai rataan konversi sebesar 13,99% ± 8,12.

Untuk mengetahui signifikasi pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi terhadap konversi pakan sapi Brahman cross, maka dilakukan analisis ragam seperti yang tertera pada Tabel 17. Tabel 17. Analisis ragam konversi pakan sapi Brahman cross selama penelitian

SK DB JK KT Fhitung Ftabel 0,05 0,01 Perlakuan 2 142,10 71,05 1,12tn 6,94 18 Kelompok 2 932,64 466,32 7,37* 6,94 18 Galat 4 253,04 63,26 Total 8 1327,78

Ket : tn = tidak berbeda nyata

* = berbeda nyata

KK = 11,68 %

Setelah dilakukan analisis ragam seperti pada Tabel 17 maka didapat hasil pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang

diamoniasi memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konversi pakan sapi Brahman cross. Dari hasil penelitian Situmorang (2010) diperoleh angka konversi sebesar 14,96 yaitu angka yang lebih kecil dibanding angka yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 17,33 yang menerangkan bahwa semakin kecil angka konversi menunjukkan kualitas pakannya semakin baik. Hal ini juga diutarakan oleh Rasyaf (1997) bahwa semakin baik mutu ransumnya, semakin kecil pula konversi pakannya. Baik tidaknya mutu ransum ditentukan oleh seimbang tidaknya zat gizi pada ransum itu dengan yang diperlukan oleh tubuh ternak.

Pertambahan bobot badan sapi Brahman cross tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata karena konsumsi pakan ternak tersebut juga tidak memberikan pengaruh berbeda nyata pula. Hal ini menerangkan bahwa konversi pakan juga tidak berbeda nyata. Ini disebabkan karena konsumsi pakan yang tinggi tidak diimbangi pertambahan bobot badan. Ini juga dipengaruhi oleh potensi genetik ternak tersebut seperti yang diutarakan oleh Parakkasi (1999), tinggi rendahnya konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh potensi ternak dan juga didukung oleh Siregar (2003) bahwa kemampuan sapi dalam mengkonsumsi bahan kering pakan dipengaruhi oleh faktor ternak itu sendiri, keadaan ransum pakan dan bobot badan sapi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa semakin tinggi bobot badan sapi, akan semakin menurun kemampuannya dalam mengkonsumsi bahan kering pakan.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Tabel 18. Rekapitulasi hasil penelitian penggunaan pelepah daun kelapa sawit yang diamoniasi terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan sapi Brahman cross.

Peralakuan Konsusmi Pakan g/ekor/hari Pertambahan bobot badan (g/ekor/hari) Konversi Pakan P0 4626,76 tn 321,11 tn 15,09 tn P1 5168,27 tn 306,67 tn 22,92 tn P2 3482,26 tn 285,56 tn 13,99 tn

Ket : tn : tidak nyata

Tabel 18 menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pakan dengan menggunakan pelepah daun kepala sawit yang diamoniasi dalam pakan sapi Brahman cross memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata antara konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan selama penelitian.

Dokumen terkait