• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum PPP Lempasing

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing dibangun dengan lahan seluas 4,5 Ha dan luas kolam pelabuhan 2,75 Ha. PPP Lempasing berada pada posisi koordinat 105015’12.5”BT dan 05029’15”LS, yang secara administrasi masuk

wilayah Desa Lempasing, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. PPP Lempasing mempunyai peranan yang sangat strategis dalam usaha pengembangan usaha perikanan tangkap yaitu sebagai pusat atau sentra kegiatan terutama yang berada di Perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung. PPP Lempasing berada dalam koordinasi Wilayah Barat Dinas Kelautan Perikanan, Provinsi Lampung.

Hasil perikanan dari PPP Lempasing berupa produk ikan segar, seperti : ikan tongkol (Auxis thazard), ikan kembung (Rastrelliger spp), ikan selar bentong (Selar crumenophthalmus), ikan cucut malam (Carcharias macloti), ikan parang-parang (Chirocentrus dorab), ikan japuh (Dussumeiria acuta), ikan layang (Decaptrus ruselli), ikan layur (Trichiuras savala), ikan manyung (Aurius thallassinus), ikan selar hijau (Selaroides leptolepis), ikan talang-talang (Chorinemus tala), ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan teri (Stolepharus commersonii), ikan alu-alu (Sphyraena genie), ikan tenggiri (Scomberromo commersoni), ikan kwee (Carangoides chrysophrys), ikan selar tetengkek (Selar megalaspis), cumi-cumi (Loligo Pealei), dan ikan lainnya (PPP Lempasing 2014).

Fasilitas yang terdapat di PPP Lempasing terdiri dari fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. Fasilitas pokok, yaitu : dermaga, kolam pelabuhan, jalan komplek, drainase, lahan, dan turap (revetment). Fasilitas penunjang, yaitu : mess operator, tempat peribadatan, fasilitas mandi cuci kakus (MCM), pertokoan, pos jaga. Fungsi PPP lempasing sendiri adalah sebagai tempat pemasaran dan distribusi ikan, pelayanan tambat dan labuh perikanan, pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan, pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan, tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan, pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan, tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, pelaksanaan kesyahbandaran, tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan, dan publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas perikanan.

Produksi Perikanan di PPP Lempasing

Ada beberapa alat tangkap di PPP Lempasing, yaitu gardan (cantrang), bagan, mini purse seine, pancing, arad, payang, dan rampus. Mini purse seine adalah salah satu alat tangkap yang banyak dioperasikan di PPP lempasing. Alat tangkap mini purse seine sudah umum dan lama dikenal oleh nelayan Lampung. Produksi perikanan menggunakan alat tangkap mini purse seine menghasilkan ikan yang sangat banyak, sehingga banyak diminati dan dipakai oleh nelayan sekitar PPP

Lempasing. Tabel 1 menyajikan data perkembangan hasil tangkapan mini purse seine yang berada di PPP lempasing dari tahun 2010 – 2014 (skala tahunan).

Tabel 1 Hasil tangkapan dan nilai produksi ikan menggunakan mini purse seine

Tahun

Mini purse seine < 5GT (PS < 5)

Mini purse seine 6-10 GT (PS 6-10)

Mini purse seine 11-15 GT (PS 11-15) Hasil Tangkapan (ton) Nilai Produksi (Rp) Hasil Tangkapan (ton) Nilai Produksi (Rp) Hasil Tangkapan (ton) Nilai Produksi (Rp) 2010 27,928 282.863.000 152,190 1.530.996.000 77,261 809.296.000 2011 21,981 212.443.000 68,563 725.231.000 37,952 406.711.000 2012 15,699 162.440.000 70,651 727.417.000 41,951 493.582.000 2013 14,501 159.051.000 96,451 1.156.885.000 41,838 512.160.000 2014 11,553 144.735.000 67,293 906.491.000 26,095 330.809.000 Rata-rata 18,332 192.306.400 91,030 1.009.404.000 45,019 510.511.600

Sumber : Statistik PPP Lempasing (2010-2014)

Tabel 1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan dan penurunan hasil produksi ikan setiap tahunnya, terkait dengan adanya hasil ini, maka masih ada peluang untuk melakukan pengembangan perikanan mini purse seine agar hasil produksi dapat ditingkatkan sehingga dapat menunjang kehidupan nelayan yang berada di sekitar PPP Lempasing. Produksi perikanan mini purse seine akan meningkat, jika dari nelayan dan pemerintah yang berada disekitar PPP Lempasing melakukan kerjasama yang baik untuk kesejahteraan masyarakat sekitar PPP Lempasing.

Hasil tangkapan mini purse seine pada tahun 2014 mencapai 122,468 ton. Ikan yang banyak tertangkap adalah ikan kwee (Carangoides chrysophrys) mencapai 18,57 ton, ikan kembung (Rastrelliger sp.) mencapai 14,70, dan ikan selar (Selaroides sp.) mencapai 16,12 ton. Hasil sampingan yang cukup banyak tertangkap pada saat operasi penangkapan adalah cumi-cumi (Loligo Pealei), data hasil tangkapan ini digambarkan pada grafik Gambar 2. Salah satu ikan tertangkap seperti ikan kembung merupakan ikan pelagis yang hidup di perairan pantai maupun lepas pantai. Ikan kembung hidup bergerombol dan masuk ke perairan estuary untuk mencari makan berupa plankton, copepoda, dan crustaceae (Moazzam et al. 2005). Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan ikan omnivora yang memanfaatkan fitoplankton, zooplankton, sebagai sumber makanan (Utami et al. 2014).

Gambar 2 Data hasil tangkapan mini purse seine tahun 2014

Operasi penangkapan ikan menggunakan mini purse seine yang dilakukan pada bulan November 2015 dengan mengikuti 3 kapal mini purse seine, yaitu kapal Sri Dunung, kapal Sumber Rejeki, dan kapal Putra Agung. Kapal mini purse seine ini melakukan penangkapan ikan dari pukul 16.00 – 07.00 WIB (one day trip). Hasil tangkapan ikan yang didapat, yaitu :

1. Kapal Sri Dunung menghasilkan tangkapan sebesar 2125 kg = 2,125 ton, hasil tangkapan berupa cumi-cumi sebanyak 65 kg dan 2060 kg untuk beberapa jenis ikan.

2. Kapal Sumber Rejeki menghasilkan tangkapan sebesar 500 kg = 0,5 ton, hasil tangkapan berupa beberapa jenis ikan, yang paling dominan ditangkap adalah ikan selar bentong (Selar crumenophthalmus), ikan kembung (Rastrelliger sp.), dan ikan kembung sate (Rastrelliger brachysoma).

3. Kapal Putra Agung menghasilkan tangkapan sebesar 805 kg = 0,805 ton, yang terdiri dari cumi-cumi 50 kg dan 755 kg beberapa jenis ikan.

Ikan dominan yang tertangkap pada saat operasi penangkapan adalah ikan selar bentong (Selar crumenophthalmus), ikan kembung (Rastrelliger sp.), dan ikan barakuda (Sphyraena barracuda), data hasil tangkapan ikan dapat dilihat pada Lampiran 10. Pengukuran ikan untuk melihat morfometrik dengan mengukur TL (Total Length) dan bobot ikan didapat hasil ukuran panjang ikan secara keseluruhan untuk jenis ikan adalah berkisar dari 1100 mm = 11 cm sampai dengan 3200 mm = 32 cm dan berat ikan yang di dapat adalah sebesar 25 gr = 0,025 kg sampai dengan 300 gr = 0,3 kg, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

4.70 9.29 0.19 14.12 1.41 0.17 14.70 18.57 2.60 2.41 0.55 4.35 0.68 1.99 0.35 0.32 2.48 13.44 24.48 0 5 10 15 20 25 30 Pr o d u ksi Ikan ( To n )

Gambar 3 Hasil tangkapan ikan berdasarkan panjang ikan

Hasil tangkapan ikan dominan, seperti ikan kembung (Rastrelliger sp.) dan ikan barakuda (Sphyraena barracuda) tersebut masih tidak layak untuk ditangkap, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil yang didapat dari fish base, untuk ikan kembung (Rastrelliger sp.) harus memiliki Lm = 19.9 dengan ukuran sekitar 20 - 24.5 cm, sedangkan ikan kembung (Rastrelliger sp.) yang tertangkap memiliki ukuran 16,5 cm dan ikan barakuda (Sphyraena barracuda) memiliki Lm = 66.0 dengan ukuran 58 cm, sedangkan ikan barakuda (Sphyraena barracuda) yang tertangkap memiliki ukuran 23 cm.

Gambar 4 Hasil tangkapan ikan berdasarkan bobot ikan

Ikan yang tertangkap mini purse seine di PPP Lempasing berukuran kecil, hal ini disebabkan nelayan menangkap ikan-ikan yang bergerombol tanpa mengetahui ukuran yang tepat atau layak untuk ditangkap. Ayodhyoa (1981) menyatakan bahwa

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 T L ( To ta l Le n g th ) (m m )

tujuan penangkapan ikan menggunakan mini purse seine adalah ikan pelagis yang bergerombol. Ikan tersebut harus membentuk suatu gerombolan, berada dekat dengan permukaan air dan sangat diharapkan memiliki densitas shoal yang tinggi atau jarak antar ikan yang satu dengan ikan yang lain harus sedekat mungkin. Ikan pelagis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Ikan pelagis kecil adalah ikan yang hidup di permukaan laut atau di dekat permukaan laut, antara lain layang (Decapterus russeli), kembung (Rastrelliger sp.), tembang (Sardinella fimbriata) dan ikan selar bentong (Selar crumenophthalmus). Ikan pelagis besar antara lain tuna (Thunnus sp.), layaran (Isthioporus oriental), dan setuhuk (Makaira sp.).

Daerah Penangkapan Kapal Mini purse seine

Kapal mini purse seine yang ada di PPP lempasing berukuran < 20 GT, dan melakukan operasi penangkapan di daerah sekitar PPP Lempasing dan Perairan Teluk Lampung. Jarak operasi penangkapan ikan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jarak operasi penangkapan

Jenis Kapal Jarak Operasi Penangkapan (km)

Jarak Operasi Penangkapan (mil)

Mini Purse Seine < 5 GT 1,85 1

Mini Purse Seine 6-10 GT 1,85-5,56 1-3

Mini Purse Seine 11-15 GT >5,56 >3

Sumber : Data primer diolah (2015)

Daerah penangkapan ikan yang biasa dilakukan nelayan adalah di Pulau Kiluan, Tabuan, Lumbayan, Condong, Tanjung putus, Teluk Lampung, dan daerah di sekitar PPP Lempasing. Selama penelitian kapal mini purse seine yang diikuti untuk operasi penangkapan adalah 3 unit kapal mini purse seine, yaitu Kapal Sri Dunung berukuran 6 GT, Kapal Sumber Rejeki berukuran 9 GT, dan Kapal Putra Agung berukuran 13 GT. Daerah operasi penangkapan ikan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Daerah penangkapan ikan untuk mini purse seine

Warsito (1981) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang penting dalam metode penangkapan dengan mini purse seine yaitu pengamatan ikan (searching of fishing), pengumpulan ikan (luring fish), pengoperasian jaring (operation of net), penarikan jaring, dan pengangkatan hasil tangkapan. Setelah nelayan selesai mempersiapkan alat tangkap dan bahan yang akan dibawa melaut, kapal mulai meninggalkan fishing base menuju daerah penangkapan. Daerah operasi penangkapan ikan berjarak tidak terlalu jauh dan kebanyakan nelayan di PPP Lempasing tidak menggunakan GPS untuk menentukan daerah operasi penangkapan ikan, hal ini dikarenakan daerah penangkapan tidak terlalu jauh dari PPP Lempasing dan masih terlihat jarak pandang untuk kembali ke PPP Lempasing.

Mini purse seine di PPP Lempasing

Nelayan di PPP Lempasing, Lampung banyak menggunakan alat tangkap mini purse seine untuk mendapatkan ikan. Alat tangkap mini purse seine banyak digunakan oleh nelayan yang ada di PPP Lempasing dan PPP Kota Agung. Ukuran panjang mini purse seine yang digunakan untuk kapal berukuran <5 GT adalah 150 m2, kapal berukuran 6-10 GT adalah 260 m2, dan kapal berukuran 11-15 GT adalah 350 m2. Panjang mini purse seine sebaiknya disesuaikan dengan jenis ikan yang akan ditangkap, khususnya pertimbangan pada kecepatan renang ikan, dan jarak aman di mana ikan tidak terusik tingkah lakunya oleh jaring (Fridman 1986). Alat tangkap mini purse seine mempunyai atau dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya tali kolor atau rali pengerut, yang berfungsi untuk mempermudah pada saat penarikan jaring hingga membentuk kantong (Subani dan Barus 1989). Mini purse seine yang

dipakai oleh nelayan PPP lempasing berukuran dari 150-400 m, hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Mini purse seine yang digunakan nelayan PPP Lempasing; (non skala) Kapal mini purse seine di PPP Lempasing melakukan operasi penangkapan dari jam 2 siang sampai dengan esok hari jam 7 pagi (one day trip). Hasil tangkapan ikan dari mini purse seine di PPP Lempasing berupa ikan-ikan pelagis kecil dengan menggunakan panjang jaring dibawah 400 m2, hal sesuai dengan pendapat Tanjaya 2011 yaitu mini purse seine atau pukat cincin memiliki bentuk dasar berupa sebuah empat persegi panjang, tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Adanya perkembangan berita atau wacana tentang pemakaian purse seine yang memiliki batasan dengan panjang 450 m2 untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan, tidak berpengaruh terhadap nelayan PPP Lempasing karena panjang jaring yang dipakai dibawah 400 m2.

Alat Bantu Cahaya

Alat tangkap mini purse seine di PPP Lempasing menggunakan alat bantu cahaya. Alat bantu cahaya ini adalah lampu berukuran 1000 watt (dengan jumlah lampu neon 12 buah) yang sering disebut lampu garda berkekuatan 24 PK, biasanya nelayan PPP Lempasing memakai 2 alat bantu lampu garda dalam proses penangkapan. Alat bantu cahaya untuk proses penangkapan ikan menggunakan mini purse seine dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Alat bantu cahaya dalam pengoperasian mini purse seine; (non skala) Semakin meningkatnya persaingan jumlah dan jenis alat tangkap nelayan yang beroperasi pada siang hari, maka nelayan pukat cincin melakukan diversifikasi alat tangkap melalui penambahan alat bantu cahaya pada alat tangkap pukat cincin dan beroperasi pada malam hari. Pengoperasian unit penangkapan pukat cincin dan bagan apung dengan alat bantu cahaya (light fishing) dapat membentuk daerah penangkapan ikan yang optimal (Bubun et al. 2015). Interaksi fisik antara spesies dengan cahaya lampu pada unit penangkapan light fishing memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap interaksi biologi antara spesies dengan spesies lainnya (Simbolon et al. 2010). Interaksi fisik antara spesies dengan cahaya lampu pada unit penangkapan light fishing memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap interaksi biologi antara spesies dengan spesies lainnya dalam proses pemangsaan.

Beberapa penelitian mengenai tingkah laku ikan terhadap cahaya menyebutkan bahwa spesies ikan tongkol, teri, tembang, talang-talang, kuweh, layur, peperek, alu-alu, kerong-kerong, bawal hitam, udang putih, dan cumi-cumi termasuk dalam spesies yang memiliki sifat fototaksis posistif yang kuat terhadap cahaya dengan iluminasi tinggi (Rosyidah et al. 2011, Fauziyah et al. 2012, dan Yuda et al. 2012). Spesies cakalang, lemuru, selar, layang, dan kembung laki-laki termasuk dalam spesies yang menyukai iluminasi cahaya rendah (Sudirman et al. 2003). Sulaiman et al. (2006) menjelaskan bahwa kelompok ikan ada yang langsung menuju cahaya dan ada yang tidak, kelompok ikan datang dari berbagai kedalaman sesuai kedalaman renang masing-masing spesies. Baskoro dan Effendi (2005) menjelaskan bahwa kelompok ikan yang langsung mendekati cahaya umumnya spesies ikan yang berfototaksis positif terhadap cahaya dan yang tidak langsung mendekati cahaya umumnya spesies yang mencari makan disekitar cahaya.

Sebelum jaring diturunkan lampu pertama akan diturunkan dan didiamkan selama 2-3 jam untuk menarik ikan ke dalam daerah jaring mini purse seine, setelah itu mini purse seine diturunkan dan dinaikkan kembali untuk mengambil hasil tangkapan ikan yang didapat. Menurut BPPI Semarang (1985) penempatan lampu bisa di permukaan air dan di dalam air. Lampu dipasang di perairan 2-3 jam sebelum operasi penangkapan dilakukan. Sulaiman et al. (2006) menjelaskan bahwa kelompok ikan ada yang langsung menuju cahaya dan ada yang tidak, kelompok ikan datang dari berbagai kedalaman sesuai kedalaman renang masing-masing spesies. Secara umum, respon ikan terhadap sumber cahaya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bersifat phototaxis positif (ikan yang mendekati datangnya arah sumber cahaya) dan bersifat phototaxis negatif (ikan yang menjauhi datangnya arah sumbercahaya) (Subani 1972). Ikan-ikan yang bersifat phototaxis positif secara berkelompok akan bereaksi terhadap datangnya cahaya dengan mendatangi arah datangnya cahaya dan berkumpul di sekitar cahaya pada jarak dan rentang waktu yang tertentu. Selain menghindar dari serangan predator (pemangsa), beberapa teori menyebutkan bahwa berkumpulnya ikan disekitar lampu adalah untuk kegiatan mencari makan (Subani 1972).

Armada Penangkapan dan Teknis Penangkapan

Mini purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil di sekitar permukaan air. Mini purse seine dibuat dengan dinding jaring yang panjang, dengan panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari bagian atas. Bentuk konstruksi jaring seperti ini, tidak ada kantong yang berbentuk permanen pada jaring mini purse seine. Karakteristik jaring mini purse seine terletak pada cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring (Brandt 1984). Hingga saat ini armada kapal mini purse seine yang ada di PPP Lempasing adalah yang berukuran di bawah 15 GT. Ukuran kapal tersebut cukup untuk memuat mini purse seine yang memiliki panjang masing-masing hingga 400 m2. Kapal-kapal mini purse seine tersebut tergolong kecil jika dibandingkan dengan kapal-kapal mini purse seine yang berpangkalan di Pekalongan, yaitu kapal yang memuat hingga 34 orang nelayan dan beroperasi cukup lama, yaitu hingga 30 - 40 hari, di lokasi yang cukup jauh dari pangkalannya (Hufiadi dan Wiyono 2009). Kapal – kapal mini purse seine Pekalongan memiliki panjang minimal 30,25 meter, lebar minimal 5 meter dan dalam 2,5 meter. Kapal-kapal tersebut memiliki kapasitas volume sekitar > 30 GT dengan menggunakan kekuatan lampu berkisar 15.000- 40.000 watt (Atmaja et al. 2003). Dibandingkan dengan kapal mini purse seine di Jawa tersebut, maka kapal yang menjadi objek penelitian tergolong lebih kecil baik dari segi ukuran maupun alat bantu yang digunakan.

Adanya perbedaan ini, tidak berarti secara teknis armada mini purse seine di PPP Lempasing lebih terbelakang karena kebutuhan teknisnya berbeda, yaitu disebabkan oleh sifat operasinya yang one day trip di lokasi sekitar PPP Lempasing. Dalam sistem ini, kapal-kapal mini purse seine hanya berfungsi sebagai penangkap ikan, hasil tangkapan kemudian ditransfer ke kapal penganak atau pengangkut ikan

yang langsung membawa sebagian hasil tangkapan yang didaratkan terlebih dulu ke PPP Lempasing.

Metzner (2005) menjelaskan bahwa berubahnya kapasitas penangkapan ikan disebabkan oleh perubahan aspirasi dan metode operasi penangkapan ikan, bukan dari aspek biologi ikan. Kapal mini purse seine dalam mencapai kapasitas operasi penangkapan yang efisien, perlu dilakukan penambahan variable input (BBM dan tenaga kerja) serta pengurangan perbekalan. Masalah yang dihadapi untuk pengembangan produktivitas perikanan mini purse seine di PPP Lempasing adalah adanya daerah penangkapan ikan pelagis kecil pada musim kurang ikan (paceklik) maka nelayan di PPP Lempasing akan melakukan operasi penangkapan yang lebih jauh dari lokasi penangkapan sebelumnya dan operasi penangkapan tidak dilakukan hanya one day trip tapi bisa 2 sampai 3 hari.

Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

Periode tahun 2010 – 2014, produksi ikan dari kapal mini purse seine < 5 GT, kapal mini purse seine 6-10 GT, dan kapal mini purse seine 11-15 GT cenderung fluktuatif dan penurunan produksi perikanan yang terus menurun terjadi pada kapal mini purse seine <5 GT, hal ini dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. Ketersediaan ikan dalam perairan sangat menentukan besar kecilnya hasil tangkapan yang diperoleh yang tentunya akan berpengaruh terhadap permintaan pasar dan pendapatan yang akan diperoleh (Masyahoro 2003). Besarnya potensi sumberdaya ikan dalam suatu perairan merupakan jaminan keberlanjutan usaha pengembangan perikanan mini purse seine dengan tetap konsisten mempertahankan kelestarian sumberdaya ikan (Nelwan 2001).

Gambar 8 Perkembangan produksi dari kapal mini purse seine

Produksi tertinggi untuk kapal mini purse seine <5 GT pada tahun 2010 sebesar 27,928 ton dan terendah pada tahun 2014 sebesar 11,553 ton, sedangkan untuk kapal mini purse seine 6-10 GT pada tahun 2010 sebesar 152,190 ton dan yang terendah pada tahun 2014 sebesar 67,293 ton, dan untuk kapal mini purse seine 11-15

GT yang tertinggi pada tahun 2010 sebesar 77,261 ton dan yang terendah pada tahun 2014 sebesar 26,095 ton hasil ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Produksi perikanan mini purse seine di PPP Lempasing

Upaya Pemanfaatan

Alat-alat tangkap yang digunakan di oleh nelayan PPP Lempasing adalah payang, dogol, rampus, pancing, mini purse seine (PPP lempasing 2014). Alat tangkap mini purse seine dan payang memiliki hasil tangkapan yang sama yaitu ikan pelagis, maka perlu dilihat standarisasi dari kedua alat tangkap ini, hal ini bisa dilihat pada Tabel 3. Ikan yang tertangkap dari mini purse seine adalah ikan tongkol, layang, kembung, selar, lemuru, ekor merah, dan jenis ikan pelagis kecil lainnya (Wahyono 2003 dan Clenia 2009). Pemanfaatan sumberdaya ikan menggunakan mini purse seine secara umum masih digunakan oleh nelayan-nelayan yang ada di PPP Lempasing, biasanya kapal yang digunakan adalah ukuran < 15 GT.

Tabel 3 Standarisasi alat tangkap mini purse seine dan payang

Tahun Purse Seine (PS) Payang (P) FPI

C (ton) E (trip) CPUE C (ton) E (Trip) CPUE PS P

2010 317,131 4416 0,072 201,930 2504 0,081 1 1,123 2011 165,589 2686 0,062 142,514 2151 0,066 1 1,075 2012 161,490 1715 0,094 122,187 1354 0,090 1 0,958 2013 189,438 1424 0,133 179,489 1317 0,136 1 1,024 2014 122,468 886 0,138 102,826 793 0,130 1 0,938 Rata-rata 191,223 2225,4 0,100 149,789 1623,8 0,101 1 1,024

Sumber : Data Diolah 2016

Hasil analisis menunjukkan bahwa selama periode tahun 2010 – 2014, pemanfaatan hasil tangkapan menggunakan mini purse seine cukup tinggi, dengan nilai catch per unit effort (CPUE) kapal mini purse seine 6-10 GT memiliki nilai

CPUE yang lebih besar dibandingkan dengan kapal mini purse seine 11-15 GT dan kapal mini purse seine <5 GT. Nilai CPUE kapal mini purse seine 6-10 GT tertinggi pada tahun 2014 sebesar 0,147 ton/trip dan terendah pada tahun 2011 sebesar 0,056 ton/trip, dengan rata-rata 0,095 ton/trip/ tahun. Kapal mini purse seine 11-15 GT memiliki nilai CPUE tertinggi pada tahun 2013 sebesar 0,135 ton/trip, dan nilai CPUE terendah pada tahun 2012 sebesar 0,050 ton/trip, dengan rata-rata 0,089 ton/trip/tahun. Kapal mini purse seine <5 GT memiliki nilai CPUE tertinggi pada tahun 2014 sebesar 0,124 ton/trip/tahun dan CPUE terendah pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 0,055 ton/trip/tahun, nilai-nilai ini terdapat pada Tabel 4.

Perhitungan CPUE dihitung dengan menggunakan standarisasi hasil tangkapan terhadap setiap alat tangkap yang digunakan yaitu dengan membandingkan hasil tangkapan ikan per unit dari upaya masing-masing alat tangkap. CPUE untuk kapal mini purse seine 6-10 GT lebih besar dibandingkan dengan kapal mini purse seine 11-15 GT dan kapal mini purse seine <5 GT, maka kapal mini purse seine 6-10 GT dapat dijadikan standar untuk alat tangkap kapal mini purse seine 11-15 GT dan kapal mini purse seine < 5 GT dengan nilai Fishing Power Indeks (FPI).

Tabel 4 Standarisasi alat tangkap mini purse seine Tahun CPUE FPI PS < 5 GT PS 6-10 GT PS 11-15 GT PS < 5 GT PS 6-10 GT PS 11-15 GT 2010 0,055 0,072 0,076 0,769 1 1,065 2011 0,055 0,056 0.068 0,971 1 1,201 2012 0,069 0,084 0,050 0,826 1 0,594 2013 0,078 0,117 0,135 0,667 1 1,158 2014 0,124 0,147 0,116 0,847 1 0,791 Rata-rata 0,076 0,095 0,089 0,816 1 0,962

Sumber : Data Diolah (2016)

Nilai CPUE yang cenderung meningkat setiap tahunnya diduga disebabkan oleh upaya penangkapan masih dalam kondisi baik, sehingga untuk terjadi penambahan dan pengurangan tidak berpengaruh terlalu besar terhadap produktivitas sumberdaya perikanan. Berbeda halnya dengan penurunan yang CPUE yang terjadi di Kota Manado dan Kota Bitung, yang disebabkan oleh semakin jauhnya daerah penangkapan dan akibat pengaruh perubahan kondisi alam/lingkungan (cuaca, angin, salinitas, musim) terhadap populasi dan komunitas sumberdaya sehingga jika dilakukan penambahan upaya penangkapan atau effort akan berpengaruh terhadap produktivitas sumberdaya perikanan yang akan mengalami penurunan (Wurlianty et al. 2015). Hal yang sama juga terjadi di Palabuhanratu yang mengalami CPUE yang cenderung menurun dari jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik disimpulkan bahwa berdasarkan analisis CPUE diperoleh nilai CPUEstd Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) rata-rata tahun 2008-2013 sebesar 247,226 kg/trip (Budiasih et al. 2015).

Upaya Lestari

Rata-rata produksi hasil tangkapan aktual mini purse seine pada tahun 2010 sampai 2014 sebesar 154,381 ton, dengan rata-rata jumlah upaya penangkapan setelah standarisasi sebanyak 1883,784 trip dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai Produksi, Upaya, dan CPUE standar

Tahun C total E std CPUE std

2010 257,379 3593,734 0,072 2011 128,496 2277,068 0,056 2012 128,301 1525,426 0,084 2013 152,790 1306,899 0,117 2014 104,941 715,794 0,147 Total 771,907 9418,921 0,476 Rata-rata 154,381 1883,784 0,095 Sumber : Data Diolah (2016)

Hasil perhitungan dengan model schaefer diperoleh nilai upaya maksimum lestari untuk kapal mini purse seine di PPP Lempasing dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai upaya maksimum lestari kapal mini purse seine

Dokumen terkait