Hasil pH Tanah
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah.
Tabel 1. pH tanah pada 6 Minggu Setelah Tanam (MST)
Perlakuan Rataan
Kontrol (G0) 5.93a
Pasir vulkan 5 kg (G1) 5.67ab
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 5.28c Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 5.34bc
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Berdasar Tabel 1 diatas diketahui bahwa pH yang tertinggi pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 5.93 sedangkan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) sebesar 5.28.
Daya Hantar Listrik
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh nyata dalam meningkatkan daya hantar listrik tanah.
Tabel 1. Daya Hantar Listrik Tanah pada 6 MST
Perlakuan Rataan
(mmhos/cm)
Kontrol (G0) 0.0417c
Pasir vulkan 5 kg (G1) 0.0787bc
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 0.1580a Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 0.1753a
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Berdasar Tabel 2 diatas diketahui bahwa daya hantar listrik yang tertinggi pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebesar 0.1753 mmhos/cm sedangkan yang terendah pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 0.0417 mmhos/cm
N-Total
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan N total tanah.
Tabel 3. N-total Tanah pada 6 MST
Perlakuan Rataan
(%)
Kontrol (G0) 0.462
Pasir vulkan 5 kg (G1) 0.533
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 0.466
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 0.440
Berdasar Tabel 3 diatas diketahui bahwa N total yang tertinggi pada perlakuan pasir vulkan 5 kg (G1) sebesar 0.533%, sedangkan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebesar 0.440%.
P-tersedia
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut +zeolit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan P-tersedia di tanah gambut.
Tabel 4. P-tersedia Tanah pada 6 MST (ppm)
Perlakuan Rataan
(ppm)
Kontrol (G0) 16.82
Pasir vulkan 5 kg (G1) 15.67
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 16.90
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 16.38
Berdasar Tabel 4 diatas diketahui bahwa P tersedia yang tertinggi terdapat pada perlakuan Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L sebesar 16.90 ppm , dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg (G1) sebesar 15.67 ppm.
K-tukar
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan ditambah air laut, serta pasir vulkan ditambah air laut dan zeolit memberikan berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan K-tukar di tanah gambut. Tabel 5. K-tukar Tanah pada 6 MST
Perlakuan Rataan
(me/100g)
Kontrol (G0) 0.032
Pasir vulkan 5 kg (G1) 0.026
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 0.030
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 0.029
Berdasar Tabel 5 diatas diketahui bahwa K tukar yang tertinggi terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 0.030 me/100g , dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg (G2) sebesar 0.026 me/100g.
Rasio C/N
Hasil analisi sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata dalam menurunkan rasio C/N tanah gambut
Tabel 6. Rasio C/N Tanah pada 6 MST
Perlakuan Rataan
(%)
Kontrol (G0) 44.77
Pasir vulkan 5 kg (G1) 42.08
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 51.29
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 66.61
Berdasar Tabel 6 diatas diketahui bahwa rasio C/N yang tertinggi terdapat pada perlakuan Pasir vulkan 5 kg ditambah air laut 2.5 L dan zeolit 1 kg (G3) sebesar 66.61 %, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg (G2) sebesar 42.08%. Anakan vegetatif
Hasil analisis sidik ragam untuk menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan jumlah anakan produktif padi Dendang di lahan gambut dataran tinggi.
Tabel 7. Jumlah Anakan Vegetatif 20 MST
Perlakuan Rataan
(anakan)
Kontrol (G0) 39.00a
Pasir vulkan 5 kg (G1) 31.75b
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 28.71b Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 24.79b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Berdasarkan Tabel 7 diatas diketahui jumlah anakan vegetatif yang tertinggi terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebanyak 39.00 anakan, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg +air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebanyak 24.79 anakan. Anakan Produktif
Hasil analisis sidik menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata
dalam meningkatkan jumlah anakan produktif padi Dendang di lahan gambut dataran tinggi.
Tabel 8. Jumlah Anakan Produktif
Perlakuan Rataan
(anakan)
Kontrol (G0) 19.04a
Pasir vulkan 5 kg (G1) 13.25a
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 13.29a Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 8.83b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Berdasar Tabel 8 diatas diketahui jumlah anakan generatif yang tertinggi terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebanyak 19.00 anakan, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebanyak 8.83 anakan.
Bobot Kering Tanaman
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan bobot kering tanaman padi Dendang di lahan gambut dataran tinggi.
Tabel 9. Bobot Kering Tanaman
Perlakuan Rataan
( g )
Kontrol (G0) 64.54a
Pasir vulkan 5 kg (G1) 39.31ab
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 31.37b Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 24.18b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Berdasar Tabel 9 diatas diketahui bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 64.54 g, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg ditambah air laut 2.5 L dan zeolit 1 kg (G3) sebesar 24.18 g.
Bobot Kering Akar
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan bobot kering akar padi Dendang di lahan gambut dataran tinggi.
Tabel 10. Bobot Kering Akar
Perlakuan Rataan
( g )
Kontrol (G0) 36.24a
Pasir vulkan 5 kg (G1) 28.51ab
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 22.84b Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 21.69b
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji BNT 5%
Berdasar Tabel 10 diatas diketahui bobot kering akar yang tertinggi terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 36.24 g, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L dan zeolit 1 kg (G3) sebesar 21.69 g.
Jumlah bulir per malai
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, serta pasir vulkan + air laut + zeolit berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan jumlah bulir per malai padi Dendang di lahan gambut dataran tinggi.
Tabel 11. Jumlah Bulir per Malai
Perlakuan Rataan
(Bulir)
Kontrol (G0) 156.25
Pasir vulkan 5 kg (G1) 157.04
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L (G2) 127.81
Pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) 126.09
Berdasar Tabel 11 diatas diketahui jumlah bulir per malai yang tertinggi terdapat pada perlakuan Kontrol (G0) sebesar 156.25 bulir, dan yang terendah pada perlakuan pasir vulkan 5 kg + air laut 2.5 L + zeolit 1 kg (G3) sebesar 126.09
Pembahasan
Pada awal penanaman hingga dua bulan setelah tanam, lahan penelitian mengalami kekeringan akibat curah hujan yang rendah pada Juni dan Juli sehingga mengganggu pertumbuhan yang mengakibatkan kurang berkembangnya tanaman serta terlihat kerdil dan daunnya agak kekuningan. Kondisi ini dapat kita lihat pada lampiran dimana tanah terlihat retak dan kering serta tanaman tumbuh kerdil. Penelitian dimulai pada bulan Juli yaitu pada akhir musim kering namun musim hujan terlambat datang.
Penambahan amelioran berupa pasir vulkan, pasir vulkan + air laut, pasir vulkan + air laut + zeolit mengalami penurunan pH dibanding perlakuan kontrol. Peningkatan pH yang nyata terlihat pada pemberian pasir vulkan + air laut (G2) sebesar 5,28 dan naik kembali pada perlakuan pasir vulkan+air laut+zeolit (G3) sebesar 5,34. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Saragih (2009) yang menyatakan bahwa pelindian air laut pada tanah gambut dapat meningkatkan pH. Sutakarya et al.(1992) juga menyatakan bahwa zeolit dapat meningkatkan pH dan berperan sebagai buffer.
Pemberian air laut pada perlakuan pasir vulkan + air laut (G2) dan pasir vulkan + air laut + zeolit (G3) meningkatkan daya hantar listrik dibandingkan perlakuan yang tidak diberi air laut. Hal ini disebabkan oleh tingginya ion Na+ , Ca2+ , Mg2+ , Cl- , SO42- yang menyebabkan kenaikan daya hantar listrik. Ion Na+ dan Cl -adalah ion utama yang ada pada air laut, kemudian disusul oleh kation-kation Mg2+, Ca2+, K+, Sr+ serta anion anion SO42-, Br- dam HCO3- (Brotowijaya et al,1995). Dari hasil analisis, daya hantar listrik tanah gambut yang telah diberi amelioran
mengalami peningkatan yang berkisar dari 0.0417 sampai dengan 0.1753 mmhos/cm namun masih tergolong non salin menurut kriteria dari USDA (1999).
DHL
(dS/m) Kelas Salinitas Respon Tanaman
0 - 0.98 Non Salin Efek bisa diabaikan
0.98 – 1.71 Sangat Sedikit Salin Hasil panen dari tanaman yang sangat
sensitif terbatas
1.71 – 3.16 Sedikit Salin Hasil panen dari kebanyakan tanaman
terbatas
3.16 – 6.07 Cukup Salin Hanya tanaman toleran yang
memuaskan hasil panennya
> 6.07 Sangat Salin Hanya tanaman yang sangat toleran
yang memuaskan hasil panennya
Dari hasil analisis tanah diketahui bahwa rendahnya kandungan nitrogen pada tanah diduga karena tidak terdapatnya nitrogen pada pasir vulkan maupun air laut dan zeolit yang diaplikasikan. Selain itu, nitrogen sulit tersedia bagi tanaman di tanah gambut karena dipakai oleh jasad renik dalam dekomposisi bahan organik yang terkandung dalam gambut. Hal ini sesuai dengan literatur Rajagukguk (2001).
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa rendahnya P tersedia di tanah gambut dataran tinggi diakibatkan tingginya Al tukar dan kejenuhan Al dan retensi P yang tinggi diakibatkan terdapatnya mineral amorf dalam jumlah yang banyak di gambut dataran tinggi yang tidak dimiliki oleh gambut dataran rendah (Prasetyo dan Suharta, 2011).
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa rendahnya K tukar pada tanah gambut dataran tinggi disebabkan rendahnya kandungan K dari bahan amelioran yang diaplikasikan ke lapangan dan juga dikarenakan lemahnya kompleks jerapan pada koloid organik. Hal ini sesuai dengan Agus dan Subiksa (2008) yang menyatakan
bahwa keberadaan kation pada tanah gambut mudah digantikan oleh kation lain karena kompleks jerapan pada koloid organik sangat lemah dan menyebabkan kation-kation mudah tercuci.
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa rasio C/N pada tanah gambut dataran tinggi dalam penelitian ini berkisar pada 42% sampai dengan 67% menunjukkan bahwa proses dekomposisi pada tanah gambut masih berjalan, hal ini sesuai dengan Najiyati dkk (2005) yang menyatakan apabila rasio C/N lebih besar dari 20 akan terjadi pembebasan kelebihan N oleh jasad mikro dalam bentuk NH4+ dan N03- sehingga proses dekomposisi pun akan terus berjalan.
Jumlah anakan vegetatif dan produktif pada perlakuan yang di dalamnya terdapat air laut mengalami penurunan seperti yang tersaji pada Tabel 7 dan 8. Hal ini diduga karena pengaruh garam dari air laut yang menekan pertumbuhan dan perkembangan anakan. Hal ini sesuai dengan Sembiring dan Gani (2006) yang menyatakan pengaruh salinitas lebih jauh terhadap tanaman padi adalah: 1) berkurangnya kecepatan perkecambahan; 2) berkurangnya tinggi tanaman dan jumlah anakan; 3) pertumbuhan akar jelek; 4) sterilitas biji meningkat; 5) kurangnya bobot 1000 gabah dan kandungan protein total dalam biji karena penyerapan Na yang berlebihan; dan 6) berkurangnya penambatan N2 secara biologi dan lambatnya mineralisasi tanah.
Bobot kering tanaman dan bobot kering akar yang disajikan pada Tabel. 9 dan 10 menunjukkan setelah pemberian amelioran berupa pasir vulkan, pasir vulkan ditambah air laut dan pasir vulkan ditambah air laut dan zeolit mengalami penurunan bobot kering tanaman. Ini diakibatkan pengaruh ion Na+ yang berasal dari air laut
yang menggangu penyerapan ion lain. Na yang berlebih dapat menurunkan potensial air larutan tanah yang menyebabkan kekurangan air pada tanaman walaupun tanah mengandung banyak air. Hal ini sesuai dengan Sembiring dan Gani (2006) yang menyatakan pertumbuhan akar, batang dan luas daun berkurang karena cekaman garam, yaitu; ketidak-seimbangan metabolik yang disebabkan oleh keracunan ion, cekaman osmotik dan kekurangan hara.
Pada perlakuan pasir vulkan + air laut (G2) dan pasir vulkan + air laut + zeolit (G3) menunjukkan penurunan jumlah bulir per malai dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal ini diduga akibat hadirnya ion Na+ yang bersumber dari air laut yang menyebabkan keracunan pada akar sehingga mengganggu penyerapan hara. Hal ini sesuai dengan Sipayung (2003) yang menyatakan salinitas dan kekeringan akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, yaitu: 1) meningkatkan tekanan osmotik, 2) peningkatan potensi ionisasi, 3) infiltrasi tanah menjadi buruk, 4) kerusakan dan terganggunya stuktur tanah, 5) permeabilitas tanah buruk, 6) penurunan produktivitas. Salinitas atau konsentrasi garam-garam terlarut yang cukup tinggi akan menimbulkan cekaman dan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan tanaman.