• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan dan konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh terhadap parameter yang diamati. Pengaruh konsentrasi larutan kitosan dan konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Parameter yang diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis memberikan pengaruh terhadap ukuran partikel, stabilitas relatif emulsi, viskositas, uji organoleptik warna, uji total mikroba dan pH dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini.

Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Parameter yang diamati

Konsentrasi Larutan Kitosan (%) Ukuran Partikel (μm) Stabilitas Relatif Emulsi (%) Viskositas (Centi Poise) Uji Organoleptik warna (Numerik) Uji Total Mikroba (koloni/ml) (103) pH K1 = 0 2.53 ±0.301 62.50 ± 0.000 1.485 ±0.159 2.44 ±0.09 52.1 ±1.59 8.32 ±0.02 K2 = 15 2.76 ±0.170 62.50 ±8.839 1.663 ±0.027 2.83 ±0.07 39.7 ±1.41 8.26 ±0.07 K3 = 30 2.50 ±0.163 71.88 ±13.258 1.839 ±0.048 2.69 ±0.16 29.0 ±1.41 8.31 ±0.04 K4 = 45 2.72 ±0.046 81.25 ±17.678 2.030 ±0.057 2.83 ±0.14 21.8 ±1.94 8.32 ±0.05

Keterangan: Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 6. menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis memberi pengaruh terhadap parameter yang diuji. Ukuran partikel tertinggi terdapat pada perlakuan K2 yaitu sebesar 2,76 µm dan terkecil pada perlakuan K3

K4 yaitu sebesar 81.25 % dan terendah terdapat pada perlakuan K1 dan K2 yaitu

sebesar 62.50 %. Viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar

2.030 Centi Poise dan terendah pada perlakuan K1 yaitu sebesar 1.485 Centi

Poise. Uji organoleptik warna tertinggi terdapat pada perlakuan K2 dan K4 yaitu

sebesar 2.83 dan terendah terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 2.44. Uji total

mikroba tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 52.1 x 103 koloni/ml dan

terendah terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 21.8 x 103 koloni/ml. pH

tertinggi terdapat pada perlakuan K4 dan K1 yaitu sebesar 8.32 dan pH terkecil

pada perlakuan K2 yaitu sebesar 8.26.

Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Parameter yang diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberikan pengaruh terhadap ukuran partikel, stabilitas relatif emulsi, viskositas, uji organoleptik warna, uji Total mikroba dan pH dapat dilihat pada Tabel 7. Berikut ini.

Tabel 7. Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Parameter yang diamati

Konsentrasi Emulsi Lilin lebah (%) Ukuran Partikel (μm) Stabilitas Relatif Emulsi (%) Viskositas (Centi Poise) Uji Organoleptik warna (Numerik) Uji Total mikroba (Koloni/ml) (103) pH L1 = 0 0.43 ±0.000 100.00 ±0.000 1.437 ±0.027 1.04 ±0.05 35.8 ±1.59 7.19 ±0.01 L2 = 15 3.74 ±0.170 56.25 ±8.839 1.705 ±2.424 2.98 ±0.11 35.5 ±1.41 8.59 ±0.05 L3 = 30 3.31 ±0.157 59.38 ±13.258 1.848 ±0.036 3.34 ±0.19 35.7 ±1.41 8.67 ±0.08 L4 = 45 3.04 ±0.194 62.50 ±8.839 2.026 ±0.056 3.43 ±0.11 35.6 ±1.94 8.75 ±0.03

Tabel 7. menunjukkan bahwa Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh terhadap parameter yang diuji. Ukuran partikel tertinggi terdapat pada perlakuan L2 yaitu sebesar 3.74 µm dan terendah terdapat

pada perlakuan L1 yaitu sebesar 0.43 µ m. Stabilitas relatif emulsi tertinggi terdapat

pada perlakuan L1 yaitu sebesar 100 % dan terendah terdapat pada perlakuan L2

yaitu sebesar 56.25. Viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu sebesar

2.026 Centi Poise dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 1.437

Centi Poise. Uji organoleptik warna tertinggi terdapat pada perlakuan L4 yaitu 3.43 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu sebesar 1.04. Uji total mikroba

tertinggi pada perlakuan L1 yaitu 35.8 x 103 Koloni/ml dan yang terendah pada

perlakuan L2 yaitu 35.5 x 103 koloni/ml. pH yang tertinggi terdapat pada L4 yaitu

8.75 dan terendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu 7.19. Hasil analisis statistik

untuk masing-masing parameter yang diamati dapat dijelaskan sebagai berikut.

Ukuran Partikel

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Ukuran Partikel

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap ukuran partikel. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Ukuran Partikel

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap ukuran partikel.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range LSR menunjukkan pengaruh Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis terhadap ukuran partikel dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Ukuran Partikel

Jarak LSR Konsentrasi Emulsi Lilin (%) Rataan (µm) Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - L1 = 0 0.43 ±0.301 d D 2 0.220 0.302 L2 = 15 3.74 ±0.012 a A 3 0.231 0.318 L3 = 30 3.31 ±0.163 b B 4 0.236 0.326 L4 = 45 3.04 ±0.046 c C

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 8 menunjukkan bahwa perlakuan L1 memberi pengaruh berbeda

sangat nyata terhadap L2, L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda sangat nyata terhadap

L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda sangat nyata terhadap L4.

Hubungan antara Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis terhadap ukuran partikel dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Hubungan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Ukuran Partikel.

Gambar 8. menunjukkan bahwa ukuran partikel yang paling rendah terdapat pada perlakuan L1 yaitu 0,43 µ m. Hal ini disebabkan karena pada

perlakuan ini tidak terdapat penambahan emulsi lilin (hannya larutan kitosan) dimana ukuran partikel larutan lebih kecil daripada emulsi. Ukuran partikel selanjutnya meningkat sampai pada perlakuan L2, yang merupakan ukuran

partikel tertinggi yaitu 3.74 µm disebabkan karena perubahan dari bentuk larutan menjadi campuran larutan dengan emulsi lilin dimana jumlah emulsi lilin yang ditambahakan merupakan jumlah terendah (berarti Jumlah Emulsifier pada pelapis juga merupakan jumlah terendah) dan selanjutnya ukuran partikel semakin menurun sampai titik tertentu disebabkan jumlah emulsi lilin yang ditambahkan semakin meningkat (berarti jumlah emulsifier pada pelapis juga meningkat). Suryani, dkk. (2002) menyatakan Emulsifier dapat membentuk lapisan tipis yang akan menyelimuti partikel dan akan mencegah partikel tersebut bersatu dengan partikel sejenisnya.

Laju pemisahan antara minyak dan air semakin meningkat dengan bertambahnya ukuran partikel. Sehingga untuk meningkatkan kestabilan emulsi ukuran partikel harus sekecil mungkin. Budianto dan Ariyanti (2008) menyatakan bahwa ukuran dan distribusi partikel sangat menentukan sifat polimer emulsi, seperti sifat aliran dan kestabilan emulsi.

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Larutan Kitosan dan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Ukuran Partikel

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa interaksi antara Konsentrasi larutan kitosan dalam pelapis dan Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap

ukuran partikel (µ m). Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Stabilitas Relatif Emulsi

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa Konsentrasi larutan kitosan dalam pelapis memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0.05) terhadap stabilitas relatif emulsi.

Uji Least Significant Range (LSR) menunjukkan adanya perbedaan pengaruh Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis terhadap stabilitas relatif emulsi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Jarak LSR Konsentrasi Larutan Rataan (%) Notasi 0.05 0.01 Kitosan (%) 0.05 0.01 - - - K1 = 0 62.50 ± 0.000 b A 2 14.063 19.359 K2 = 15 62.50 ±8.839 b A 3 14.766 20.344 K3 = 30 71.88 ±13.258 ab A 4 15.141 20.859 K4 = 45 81.25 ±8.839 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 9. menunjukkan bahwa perlakuan K1 memberi pengaruh berbeda

tidak nyata terhadap perlakuan K2, berbeda nyata terhadap perlakuan K3 dan K4.

Perlakuan K2 memberi pengaruh berbeda nyata terhadap K3, dan K4. Perlakuan K3

berbeda nyata terhadap perlakuanK4.

Hubungan Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis dengan stabilitas relatif emulsi dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Hubungan Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Gambar 9. menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan kitosan yang ditambahkan maka semakin tinggi stabilitas relatif emulsi yang dihasilkan. Peningkatan stabilitas relatif emulsi mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada gambar 9. Konsentrasi tertinggi diperoleh pada perlakuan K4 yaitu 81.25 %

dan terendah pada K1 dan K2 yaitu 62.50 %. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Calero, et al (2010) menyatakan bahwa kitosan merupakan salah satu polisakarida yang dapat digunakan sebagai stabilitas emulsi. Kitosan memberikan kontribusi nilai-tambah yang bermanfaat bagi emulsi akhir dan memiliki sifat aktivitas permukaan yang dapat meningkatkan baik pembentukan dan stabilitas emulsi yang dihasilkan.

Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa Konsentrasi emulsi lilin lebah dalam pelapis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap stabilitas relatif emulsi.

Uji Least Significant Range (LSR) menunjukkan ada perbedaan pengaruh Konsentrasi emulsi lilin lebah dalam zat pelapis terhadap stabilitas relatif emulsi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Jarak LSR Konsentrasi Emulsi Rataan (%) Notasi 0.05 0.01 Lilin lebah (%) 0.05 0.01 - - - L1 = 0 100.00 ±0.000 a A 2 14.063 19.359 L2 = 15 56.25±0.000 b B 3 14.766 20.344 L3 = 30 59.38±85.84 b B 4 15.141 20.859 L4 = 45 62.50±89.13 b B

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 10. menunjukkan bahwa perlakuan L1 memberi pengaruh berbeda

sangat nyata terhadap perlakuan L2, L3 dan L4. Perlakuan L2 tidak berbeda nyata

terhadap perlakuan L3 dan L4. Perlakuan L3 tidak berbeda nyata terhadap

perlakuanL4.

Hubungan konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis terhadap stabilitas relatif emulsi dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Hubungan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Gambar 10. menunjukkan bahwa stabilitas relatif emulsi tertinggi diperoleh pada L1 yaitu 100 % dan terendah pada L2 yaitu 56.25 %. Perlakuan L1

menghasilkan nilai stabilitas relatif yang paling tinggi yaitu 100 % disebabkan karena pada perlakuan ini tidak terdapat penambahan emulsi lilin (hannya larutan kitosan). Selanjutnya terjadi penurunan karena adanya perubahan dari larutan menjadi campuran larutan dengan emulsi lilin, pada perlakuan L2 merupakan nilai

stabilitas relatif yang paling rendah yaitu 56.25 % hal ini disebabkan karena adanya penambahan emulsi lilin dengan konsentrasi terendah (berarti jumlah emulsifier yang terdapat pada pelapis campuran juga merupakan jumlah terendah) dan selanjutnya stabilitas relatif emulsi semakin meningkat dengan penambahan konsentrasi emulsi lilin yang semakin banyak sampai titik tertentu (dimana jumlah emulsifier dalam pelapis merupakan jumlah tertinggi). Suryani, dkk. (2002) menyatakan emulsifier memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan antar muka dan tegangan permukaan. Dengan turunnya tegangan antar muka ini akan mengurangi daya kohesi dan sebaliknya meningkatkan daya adesi.

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Larutan Kitosan dan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa interaksi antara Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis dan Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap stabilitas relatif emulsi. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Viskositas

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Viskositas

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap viskositas.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range LSR yang menunjukkan pengaruh Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis terhadap viskositas dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Viskositas

Jarak LSR Konsentrasi Larutan Rataan (Centi Poise) Notasi 0.05 0.01 Kitosan (%) 0.05 0.01 - - - K1 = 0 1.485 ±0.159 d C 2 0.14315 0.19707 K2 = 15 1.663 ±0.027 c BC 3 0.15031 0.20710 K3 = 30 1.839 ±0.048 b AB 4 0.15413 0.21234 K4 = 45 2.030 ±0.057 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 11. menunjukkan bahwa perlakuan K1 memberi pengaruh berbeda

nyata terhadap perlakuan K2, berbeda sangat nyata terhadap perlakuan K3 dan K4.

Perlakuan K2 berbeda nyata terhadap perlakuan K3 dan berbeda sangat nyata

terhadap perlakuanK4. Perlakuan K3 memberi pengaruh berbeda nyata terhadap

perlakuan K4.

Hubungan Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis dengan viskositas dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Viskositas

Gambar 11. menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan kitosan yang ditambahkan maka semakin tinggi nilai viskositas yang diperoleh. Peningkatan nilai viskositas mengikuti garis regresi linier seperti pada gambar 10. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis maka semakin tinggi fase terdispersi dan semakin rendahnya fase pendispersi pada zat pelapis tersebut. Jost, et al., (1986) menyatakan bahwa penurunan fase pendispersi dan meningkatnya fase terdispersi mengakibatkan viskositas semakin meningkat dan sebaliknya meningkatnya fase pendispersi dan penurunan fase terdispersi akan menurunkan viskositas.

Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Viskositas

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap viskositas.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) yang menunjukkan pengaruh Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis dengan viskositas dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Viskositas

Jarak LSR Konsentrasi Emulsi Rataan (Centi Poise) Notasi 0.05 0.01 Lilin Lebah (%) 0.05 0.01 - - - L1 = 0 1.437 ±0.027 c C 2 0.14315 0.19707 L2 = 15 1.705 ±2.424 b B 3 0.15031 0.20710 L3 = 30 1.848 ±0.036 b AB 4 0.15413 0.21234 L4 = 45 2.026 ±0.056 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 12. menunjukkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata

terhadap L2, L3 dan L4. Perlakuan L2 memberi pengaruh berbeda nyata terhadap

L3 dan berbeda sangat nyata terhadap L4. Perlakuan L3 berbeda nyata terhadap L4.

Hubungan antara Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis dengan viskositas dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Grafik Hubungan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Viskositas

Gambar 12. menunjukkan bahwa semakin tinggi Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis maka viskositas semakin meningkat. Peningkatan nilai viskositas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 11. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis maka semakin tinggi fase terdispersi dan semakin rendahnya fase pendispersi pada zat pelapis tersebut.

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Larutan Kitosan dan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Viskositas

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis dan konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap viskositas. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Uji Organoleptik Warna

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Uji Organoleptik Warna

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa Konsentrasi larutan kitosan dalam zat pelapis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap uji organoleptik warna. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Uji Organoleptik Warna

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa konsentrasi emulsi lilin lebah pada pelapis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap uji organoleptik warna.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh konsentrasi emulsi lilin lebah pada dalam pelapis terhadap uji organoleptik warna dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis Terhadap Uji Organoleptik Warna

Jarak LSR Konsentrasi Emulsi Rataan (Numerik) Notasi 0.05 0.01 Lilin (%) 0.05 0.01 - - - L1 = 0 1.04 ±0.05 b B 2 0.868 1.195 L2 = 15 2.98 ±0.11 a A 3 0.911 1.255 L3 = 30 3.34 ±0.19 a A 4 0.934 1.287 L4 = 45 3.43 ±0.11 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 13. menunjukkan bahwa perlakuan L1 memberi pengaruh berbeda

sangat nyata terhadap L1, L2 dan L3. Perlakuan L2 memberi pengaruh berbeda

tidak nyata terhadap L3 dan L4 .Perlakuan L3 memberi pengaruh berbeda tidak

nyata terhadap L4.

Hubungan antara Konsentrasi emulsi lilin pada zat pelapis terhadap uji organoleptik warna dapat dillihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Uji Organoleptik Warna

Gambar 13. menunjukkan bahwa semakin tinggi Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis maka nilai uji organoleptik warna semakin meningkat (semakin putih). Peningkatan nilai organoleptik warna mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 5. Semakin tinggi nilai organoleptik yang dihasilkan berarti semakin baik karena menunjukkan bahwa emulsi lilin lebah semakin baik terdispersi di dalam zat pelapis. Pada L4 warna pelapis lebih putih

menunjukkan bahwa emulsi lilin lebah terdispersi di dalam zat pelapis lebih baik.

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Larutan Kitosan dan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Uji Organoleptik Warna

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa interaksi antara Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis dan Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap uji organoleptik warna. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Uji Total Mikroba

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap Uji Total Mikroba

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pada pelapis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap uji total mikroba.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range LSR menunjukkan pengaruh konsentrasi larutan kitosan pada pelapis terhadap uji organoleptik warna dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Uji Total Mikroba

Jarak LSR

Konsentrasi

Larutan (Koloni/ml) Rataan (103) Notasi 0.05 0.01 Kitosan (%) 0.05 0.01 - - - K1 = 0 52.1±1.59 d D 2 1.949 2.683 K2 = 15 39.7±1.41 c C 3 2.046 2.819 K3 = 30 29.0±1.41 b B 4 2.098 2.890 K4 = 45 21.8±1.94 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 14. menunjukkan bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata

terhadap K2, K3 dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata terhadap K3 dan K4.

Perlakuan K3 berbeda sangat nyata terhadap K4

Hubungan antara konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis terhadap uji total mikroba dapat dillihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan Pada Zat Pelapis terhadap Uji Total Mikroba

Gambar 14. menunjukkan bahwa semakin tinggi Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis maka nilai total mikroba semakin menurun. Penurunan nilai total mikroba zat pelapis mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada

Gambar 14. Hal ini disebabkan karena Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis yang tinggi membuat enzim lysosim dan gugus aminopolysacharida pada zat pelapis juga tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wardaniati, R. dan Setyaningsih, (2009) yang menyatkan bahwa kitosan sangat berpotensi dijadikan sebagai bahan antimikroba karena mengandung enzim lysosim dan gugus aminopolysacharida yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.

Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Uji Total Mikroba

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap uji Total mikroba. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Larutan Kitosan dan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap Uji Total Mikroba

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa interaksi antara Konsentrasi larutan kitosan pada zat pelapis dan Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05) terhadap uji total mikroba. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

pH

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan pada Zat Pelapis terhadap pH

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pada pelapis memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p>0.05)

terhadap pH. Sehingga pengujian dengan Least Significant Range (LSR) tidak dilanjutkan.

Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap pH

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p>0.01) terhadap pH.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range LSR menunjukkan pengaruh konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis terhadap pH dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Uji LSR Efek Utama Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap pH

Jarak LSR Konsentrasi Emulsi Rataan Notasi

0.05 0.01 Lilin (%) 0.05 0.01

- - - L1 = 0 7.19 ±0.01 D C

2 0.066 0.091 L2 = 15 8.59 ±0.05 C B

3 0.069 0.095 L3 = 30 8.67 ±0.08 B AB

4 0.071 0.098 L4 = 45 8.75 ±0.03 A A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.

Data terdiri dari dua ulangan ± Standar deviasi

Tabel 14. menunjukkan bahwa perlakuan L1 berbeda sangat nyata terhadap

L2 dan L4 dan berbeda nyata terhadap L3. Perlakuan L2 berbeda nyata terhadap L3

dan berbeda sangat nyata terhadap L4. Perlakuan L3 berbeda nyata terhadap L4.

Gambar 15. menunjukkan bahwa semakin tinggi Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis maka pH semakin meningkat. Peningkatan pH emulsi mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 14. Hal ini diakibatkan karena semakin meningkatnya konsentrasi lilin lebah yang ditambahkan pada zat pelapis maka semakin banyak pula ion OH- terdapat pada zat tersebut sehingga

menaikkan pH (Semakin basa zat tersebut). Adanya peningkatan pH disebabkan karena adanya peningkatan jumlah elektron (OH-) di dalam zat pelapis. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Pikir (1995) yang menyatakan bahwa basa ialah semua zat yang dapat menyumbangkan elektron (OH-) dan asam adalah semua zat yang

dapat menerima elektron (OH-).

Hubungan konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis terhadap pH dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin lebah pada Zat Pelapis terhadap pH

Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Larutan Kitosan dan Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap pH

Daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa interaksi antara Konsentrasi larutan kitosan dan Konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis memberi pengaruh berbeda sangat nyata (p<0.01) terhadap pH.

Hasil pengujian dengan Least Significant Range LSR menunjukkan pengaruh interaksi konsentrasi larutan kitosan dengan konsentrasi emulsi lilin lebah pada zat pelapis terhadap pH dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Uji LSR Efek Utama Interaksi Konsentrasi Larutan Kitosan dan Emulsi Lilin Lebah pada Zat Pelapis terhadap pH

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - K1L1 7.00 ± 0.0 f F 2 0.132 0.182 K1L2 8.70 ± 0.04 abcd ABCD 3 0.139 0.191 K1L3 8.78 ±0.04 ab ABC 4 0.142 0.196 K1L4 8.82 ±0.01 a A 5 0.145 0.200 K2L1 7.14 ± 0.02 ef EF 6 0.147 0.202 K2L2 8.61 ± 0.04 cd ABCD 7 0.148 0.205 K2L3 8.56 ± 0.08 d CD 8 0.149 0.208 K2L4 8.72 ± 0.04 abc ABC 9 0.150 0.209 K3L1 7.28 ± 0.01 e E 10 0.151 0.211 K3L2 8.49 ± 0.01 d D 11 0.151 0.212 K3L3 8.73 ± 0.08 cba ABC 12 0.151 0.213 K3L4 8.73 ± 0.04 cba ABC

Dokumen terkait