• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum Wilayah

Menurut letak geografis, Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau terletak di Kabupaten Deli Serdang dengan pusat kota di Lubuk Pakam, di sebelah Timur Kotamadya Medan. Jarak Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau ke Kotamadya Medan +/- 27 Km.

Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau meliputi 5 (lima) wilayah kecamatan : a. Kecamatan Tanjung Morawa.

b. Kecamatan Lubuk Pakam. c. Kecamatan Beringin. d. Kecamatan Pagar Marbau. e. Kecamatan Galang.

Hamparan lahan Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau mempunyai topografi dominan rata, hanya sekitar +/- 1.5 % berbukit di Afdeling I dan II dengan kemiringan 30 %

Jumlah curah hujan setahun di Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau pada status sedang sampai dengan cukup yaitu berkisar 1500 mm – 2500 mm per tahun. Curah hujan terendah pada tahun 2005 berkisar 1513 mm/tahun dan tertinggi pada tahun 2001 sekitar 2993 mm/tahun.

Lokasi penelitian dilakukan di Afdeling IV, V ,dan VI. Berikut disajikan peta lokasi penelitian (titik pengambilan sampel).

G am b ar . 1 . P et a L ok as i P en el it ian ( P enga m bi la n Sam pe l)

K-Tukar

Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Lampiran 2 maka kandungan unsur hara yang tertinggi terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-8, dengan nilai sebesar 0,157 me/100g dan yang terendah pada pengambilan sampel tanah ke-47, sebesar 0,034 me/100g.

Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Tabel 1 maka daerah penelitian dapat digolongkan menjadi 2 golongan status hara berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah 1983 dan BPP Medan dapat digolongkan menjadi 2 golongan status hara yakni rendah dan sangat rendah. Data Luas wilayah untuk status hara disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut;

Tabel. 1. Data Luas Wilayah Status Hara K- Tukar

Status Luas ( Ha) %

Sangat rendah 664,8 33,78

Rendah 1303 66,21

Total 1967,8 100

Dari tabel 1 diatas dapat kita lihat bahwa kriteria status hara rendah memiliki luas yang lebih besar dibandingkan kriteria status hara rendah. Luas

wilayah dengan status sangat rendah memiliki luas 664,8 Ha atau + 33,78 % dari luas daerah penelitian dan status rendah memiliki luas 1303 Ha atau + 66,21

% dari luas daerah penelitian.

G am b ar . 2 . P et a S ta tu s H ar a K -T ukar

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung

Menurut peta status hara K-tukar pada Gambar 2, maka status rendah lebih dominan atau memiliki luasan yang lebih besar daripada status sangat rendah, berarti tanah pada lokasi penelitian tergolong memiliki kandungan K-tukar yang rendah dalam penyediaanya untuk kebutuhan tanaman. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena kondisi tanah tersebut mengalami pencucian Kalium oleh air dan rumputan dan kacangan yang menyerap Kalium secara terus menerus.Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2002) menyatakan persediaan Kalium di dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air dan erosi tanah, biasanya tanaman menyerap Kalium lebih banyak daripada unsur hara lain kecuali Nitrogen.

Kandungan kalium dalam tanah rendah dapat diakibatkan oleh sifat kimia tanah tersebut. Hal sesuai dengan pernyataan Nyakpa dkk ( 1998 ) menyebutkan keterbatasan kalium dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; tipe koloid, temperatur, keadaan basah kering, pH tanah dan pelapukan . Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+, dan dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium yang tambahkan ke dalam tanah biasanya kecil. Kalium yang ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk garam- garam mudah larut seperti KCL, K2SO4, KNO3 dan K-Mg-SO4..

Ca- Tukar

Berdasarkan hail analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Lampiran 1 maka kandungan unsur hara Ca- Tukar terendah terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-8 dengan nilai 0,283 me/100 g dan nilai Ca- tertinggi terdapat pada pengambilan sampel ke- 25 dengan nilai 2,058 me/100 g.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2 untuk status hara Ca- Tukar berdasarkan Kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982), maka status haranya dapat digolongkan menjadi 2 kriteria yaitu rendah dan sangat rendah.

Tabel. 2. Data Luas Wilayah Status Hara Ca- Tukar

Status Luas ( Ha ) %

Rendah 45,81 2,32

Sangat rendah 1922 97,67

Total 1967,8 100

Berdasar uraian dari Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa kriteria status hara rendah wilayahnya sangat kecil yaitu sebesar 45,81 Ha atau + 2,32 % dari luas daerah penelitian dan untuk kriteria sangat rendah wilayahnya sangat luas yaitu sebesar 1922 Ha atau + 97,67% dari luas daerah penelitian.

G am b ar . 3 . P et a S ta tu s H ar a C a -T uk ar

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung

Menurut peta status hara Ca-Tukar pada Gambar 3, maka untuk kriteria status hara sangat rendah sangat dominan atau memiliki luasan yang sangat luas di bandingkan luasan pada daerah satus hara yang rendah berarti pada daerah penelitian ketersediaaan unsur hara Ca bagi tanaman sangat sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pelalukan yang sangat cepat sehingga minera-mineral yang telah melapuk lebih cepat tercuci oleh air hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Nyakpa, dkk, (1988) menyebutkan mineral-mineral yang mengandung kalsium dan mangnesium pada umumnya sedikit lebih cepat melapuk daripada mineral pada umunya sehingga mineral kalsium yang terbebaskan ini di dalam tanah akan mengalami nasib seperti hilang oleh air perkolasi atau air draenase, diserap oleh organisme hidup, dan dijerap oleh partikel-partikel liat.

Hal ini juga dapat disebabkan oleh banyaknya tanaman menyerap kalsium dalam oleh tanah untuk produksi tanaman, dimana hasil produksi tanaman tersebut dipanen atau diangkut, sehingga tanaman secara terus- menerus akan mengalami kekurangan kalsium . Hal ini sesuai dengan pernyataan Bukman dan Brady, (1982) menyebutkan kapur karbonat merupakan hasil yang dikandung oleh batu kapur ialah kalsium karbonat (CaCO3) dan dolomit (CaMg ( CO3)2 ).Kalau senyawa kalsium dan magnesium yang hilang dari tanah dengan tiga cara:1) erosi, 2) tanaman yang dipanen dan diangkut dan 3) pelindian

Kalsium dibutuhkan oleh semua tanaman tingkat tinggi; diserap dalam bentuk ion-ion Ca2+, terdapat dalam jumlah tinggi pada bagian daun.Kalsium dapat ditukar di dalam tanah mempunyai kaitan penting dengan pH tanah dan ketersediaan beberapa unsur hara. Jumlah kalsium dan kation-kation basa yang

lain di dalam tanah menurun apabila tanah menjadi basis. Kelebihan Kalsium menyebabkan kalsium karbonat mengendap dan pH penyangga mendekati 8.

Mg-Tukar

Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Lampiran 1, kandungan unsur hara Mg yang terendah terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-9 dengan nilai 0,859 me/100 g dan nilai Mg-Tukar tertinggi terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-10 dengan nilai 3,450 me/100 g.

Dari hasil analisis contoh tanah dapat dilihat pada Tabel 3 untuk status hara Mg- Tukar berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) maka daerah penelitian dapat digolongkan menjadi 3 kriteria yaitu; rendah, sedang dan tinggi.

Tabel. 3. Data Luas Wilayah Status Hara Mg- Tukar

Status Luas ( Ha ) % Rendah 46,2 2,34 Sedang 322,6 16,39 Tinggi 1599 81,25 Total 1967,8 100

Dari Tabel 3 dapat kita lihat bahwa status hara rendah memiliki luas wilayah 46,2 Ha atau + 2,34 dari luas daerah penelitian, untuk kriteria status hara sedang memiliki luas wilayah 322,6 atau + 16,39 % dari luas daerah penelitian dan kriteria status hara tinggi memiliki luas 1599 Ha atau + 81,25 % dari luas daerah penelitian. Berdasarkan uraian diatas kriteria status hara tinggi mempunyai wilayah yang lebih luas.

G ar am ba r.4. P et a S tat us H ar a M g -T uka r

Menurut peta status hara Mg- Tukar pada Gambar 4, maka untuk kriteria status hara tinggi lebih mendominasi atau memiliki luasan yang sangat luas yakni sebesar 81,25 %dari total luas wilayah. Hal ini kemungkinan disebabkan Ca dan K dalam tanah tersebut rendah karena ketersedian Mg berhubungan dengan ketersediaan Ca dan K. Hal ini sesuai sesuai dengan pernyataan Novizan (2002) menyebutkan jika jumlah Ca atau K didalam tanah sangat berlebihan, ketersediaan Mg akan menurun. Hal ini dapat terjadi jika tanah terlalu sering dikapur dengan kalsit selama baertahun-tahun kelebihan kalium juga dapat menurunkan ketersediaan Mg sebaliknya, jika jumlah Mg di dalam tanah berlebihan akibat terlalu sering menggunakan dolomit atau pupuk Mg lainnya, penyerapan K, Ca akan terganggu, hasil analisis tanah dapat mengindenttifikasikan ketidakseimbangan kation- kation basa- basa pada koloid tanah yaitu melalui analisa kejenuhan basa.

Hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh keadaan tekstur tanah , dan iklim pada daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rinsema (1986) menyebutkan magnesium di dalam tanah berada dalam bernagai bentuk mineral, yang paling penting ialah kalsium magnesium karbonat (CaMg(CO3)2 ) dan paling banyak terdapat di tanah liat. Mineral ini karena pengaruh iklim, melepaskan magnesium untuk zat makanan tanaman. Persediaan magnesium pada tanah pasir jauh lebih sedikit. Tanah seperti itu paling banyak mengandung 0,15% MgO. Dari jumlah ini hanya 10% yang langsung dapat diserap oleh tanaman, oleh karena itu tanah pasir banyak dijumpai kekurangan magnesium.

Magnesium tanah diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg2+ yang berasal dari bentuk dapat dituar dan atau bentuk larut air. Seperti kation-kation lain, magnesium tersebut di dalam tanah selalu dalam keseimbangan dinamis.

Setelah masing- masing peta status hara diperoleh maka dilakukan penggabungan ( overlay ) gambar peta dari status hara K-tukar, Ca- tukar dan Mg-tukar dengan tujuan untuk memperoleh peta kombinasi dari masing- masing status hara antara K-tukar, Ca-tukar dan Mg-tukar setelah digabungkan, maka diperoleh 6 kombinasi status hara dari hasil pengganbungan peta K-tukar, Ca-tukar dan Mg-Ca-tukar .

Adapun tujuan dari penggabungan (overlay) adalah untuk memperoleh kombinasi keseluruhan , sehingga kita dapat mengetahui kriteria secara keseluruhan dengan menjumlahkan nilai/ skor dari masing masing status hasil overlay. sangat rendah. Data luas wilayah untuk status hara K-tukar, Ca-tukar dan Mg-tukar disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Data Luas Wilayah Status Hara

Status Luas ( Ha ) %

Rendah 1656,62 84,18

Sangat rendah 311,18 15,81

Total 1967,8 100

Dari Tabel 5 maka diperoleh luas wilayah dengan status sangat rendah adalah 311,18 Ha atau sebesar 15,81 % dari total luas wilayah keseluruhan . Status hara rendah memiliki luas wilayah 1656,62 Ha atau sebesar 84,18 % dari total luas wilayah keseluruhan. Berdasarkan hasil dari yang diperoleh dari

Tabel 5 maka dapat dibuat peta status hara K-tukar, Ca-tukar, Mg-tukar yang disajikan pada Gambar 5 sebagai berikut:

Dilihat dari Gambar 5 maka lokasi penelitian tersebut banyak mengalami kekurangan unsur hara . Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa kriteria status hara rendah lebih mendominasi, dimana kriteria status hara rendah tersebar hampir pada setiap wilayah. Dengan demikian sebaiknya dalam penggunaan lahan diperlukan penambahan pupuk atau bahan organik. Dengan penambahan pupuk yang tepat dan bahan organik diharapkan dapat meningkatkan seluruh kandungan unsur hara dalam tanah.

Dokumen terkait