• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung

PEMETAAN STATUS HARA K-tukar, Ca-tukar, DAN Mg-tukar

DI KEBUN TANJUNG GARBUS PAGAR MERBAU PTPN II

USULAN PENELITIAN

OLEH

SAHAT MARULAM SIMANJUNTAK 030303028

DEPARTEMEN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

PEMETAAN STATUS HARA K-tukar, Ca-tukar, DAN Mg-tukar

DI KEBUN TANJUNG GARBUS PAGAR MERBAU PTPN II

SKRIPSI

OLEH

SAHAT MARULAM SIMANJUNTAK 030303028

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

DEPARTEMEN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

Judul Skripsi : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, dan Mg_tukar Di Kebun Tanjung Garbus Pagar Marbau PTPN II..

Nama : SAHAT MARULAM SIMANJUNTAK NIM : 030303028

Departemen : Ilmu Tanah Program Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

( Ir. Supriadi, MS ) ( Jamilah, SP, MP ) Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Departemen/ Program Studi

(4)

ABSTRACT

Mapped suuvey as the way to classify, analyzed, and soil mapping with the same or almost same soil classify with unity of soil map. This analysis purpose to know the change acidity of soil in the plantation Tanjung Garbus Pagar Marbau, Regency of Deli Serdang.

This observation done at plantation Tanjung Garbus Pagar Merbau, Regency of Deli Serdang and begin from April 2007- Juny 2007.

The analysis begin from bibliografy reseach, collecting the data, and complete the equipment that used in this analysis, then certained the drilling poin base on the observation map. Then take the soil sampel in the depth of 0-20cm to each of soil sampel.

(5)

ABSTRAK

Survei Pemetaan merupakan cara untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan cara mengelompokkan tanah yang sama atau yang hampir sama sifatnya dengan satuan peta tertentu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kriteria status hara, K-Tukar, Ca- Tukar, dan Mg- Tukar di Kebun Tanjung Garbus Pagar Marbau Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Tanjung Garbus Pagar Marbau Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2007.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 21 Oktober 1983 dari Bapak Ir. Toras Willer Simanjuntak dan Roselyn Betty Sitorus. Penulis merupakan

putera pertama dari 4 bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1996 di SD Negeri 102115 Gunung Pamela T.Tinggi, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun 1999 di SLTP Negeri 3 Medan, Sekolah Menengah Umum (SMU) pada tahun 2002 di SMU Negeri 5 Medan. Penulis masuk ke perguruan tinggi pada tahun 2003 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru ( SPMB ) di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya penulis sehingga dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul “Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar Dan Mg-tukar di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II”

Dalam Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi

pembimbing yaitu Bapak Ir. Supriadi, MS sebagai ketua pembimbing dan Ibu Jamilah, SP, MP sebagai anggota pembimbing yang telah banyak membantu

dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Ayahanda Ir. T.W. Simanjuntak dan Ibunda R. B. Sitorus serta rekan-rekan dan semua pihak

yang selalu memberi dukungan moril dan materil untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan untuk menjadikannya yang lebih baik. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2007

(8)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Data Luas Wilayah Status Hara K-Tukar……… 18

Tabel 2. Data Luas Wilayah Status Hara Ca-tukar……… 21

Tabel 3. Data Luas Wilayah Status Hara Mg-Tukar………. 24

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Titik Koordinat Sampel Tanah, Hasil Analisis Laboratorium Ca-tukar, Mg-tukar dan K-tukar

(11)

DAFTAR ISI

Peranan Unsur Magnesium ( Mg )………. 9

BAHAN DAN METODE Tempat Dan Waktu Percobaan……….. 10

Bahan Dan Alat……….. 10 Kondisi Umum Wilayah……….. 17

K-tukar……… 18

Ca-tukar………. 20

(12)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan……….. 31

Saran……… 31

DAFTAR PUSTAKA……… 32

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar kolestrol rendah bahkan tanpa kolestrol.

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditi perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar negara setelah karet dan kopi.

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan karena permintaan dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup besar tidak hanya di dalam negeri, karena itu sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan yang cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit, melalui peranan modal asing maupun skala perkebunan rakyat.

Tanjung Garbus Pagar Merbau merupakan salah- satu lahan perkebunan yang dimiliki perusahaan PTPN II yang memiliki komoditi kelapa sawit. Daerah Tanjumg Garbus memiliki jenis tanah Ultisol dan Entisol.

(14)

produksi seperti Sumatera dan Kalimantan, tetapi daerah potensi pengembangan seperti Sulawesi dan Irian Jaya terus dilakukan .

Semakin meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit maka sangat diperlukan perningkatan produksi minyak kelapa sawit. Didalam pengolahan kelapa sawit maka diperlukan managemen pengolahan kelapa sawit seperti diperlukan manajemen pengolahan tanah yaitu mengetahui keadaan status hara. Dalam hal ini si penulis ingin melakukan pemetaan status hara K, Ca, Mg di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II .

Unsur hara K, Ca, dan Mg merupakan unsur hara makro bagi tanaman. Unsur K berperan terhadap efisiensi penggunaan air dan memperkuat tubuh tanaman pada tanaman kelapa sawit, Ca berperan terhadap pertumbuhan dinding sel dan perkembangan akar, dan Mg berperan terhadap klorofil, sistem kerja enzim serta produksi tandan sawit

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menginventarisasi status hara K- tukar, Ca- tukar, Mg-tukar di kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah

Pemahaman tentang pembentukan bentang lahan sangat penting dalam kegiatan survei tanah. Efisiensi Survei tanah sangat tergantung dari pemahaman hubungan antara bentang lahan dan tanah. Banyak diantara ciri tanah yang penting dalam evaluasi lahan biasanya dikumpulkan selama pelaksanaan survei tanah yang rutin. Akan tetapi, bila peta tanah tersebut dan informasi- informasi lainnya yang dikumpulkan oleh penyurvei disiapkan dasar evaluasi lahan, penyurvei sebaiknya mendiskusi tujuannya dan metode- metode survei dan si pengevaluasi sebelum survei dimulai (Sitorus, 1985).

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah dalam bentuk survey. Sebuah peta tanah, tanah merupakan salah satu dokumen utama sebagai dasar dalam proyek pengembangan wilayah (Hakim, dkk, 1986).

Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisika dan bologi di lapangan maupun dilaboratorium, dengan tujuan pendugaan penggunaan maupun di laboratorium, dengan tujuan pendugaan penggunaaan lahan umum maupun khusus. Suatu survei tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi, jika diteliti dalam memetakannya (Abdullah, 1996).

(16)

keperluan tahap interpretasi yaitu evaluasi lahan berdasarkan karakteristik satuan tanah (Rayes, 2007).

Di dalam peta tanah terlihat nama-nama tempat, kota, sungai dan lain- lainnya yang penting. Tempat-tempat tersebut dapat digunakan untuk koordinat dalam menentukan jarak dan luas areal yang ingin diketahui. Pembedaan tiap satuan diwujudkan dengan warna dan nomor legenda. Legenda peta tanah mempunyai warna dan nomor sama dengan warna dan nomor yang terdapat dalam peta (Darmawijaya, 1990).

Unsur Hara Kalium ( K )

Kalium tersedia terkumpul dalam tanah dengan regim kelembaban tanah ustic atau tanah kering dimana tidak ada pencucian. Seperti tanah- tanah netral atau alkali pada umumnya, tidak membutuhkan kapur dan tidak membutuhkan pemupukan kalium. Tanaman mengabsorsi kalium sebagai K+ terutama dari larutan tanah (Foth, 1994).

Persediaaan Kalium didalam tanah dapat berkurang karena tiga hal yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air dan erosi tanah. Biasanya tanaman menyerap kalium lebih banyak daripada unsur hara lain, kecuali nitrogen. Kalium di dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K+. Tidak ditemukan dalam bentuk senyawa organik (Novizan, 2002).

(17)

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) tipe koloid tanah, 2) temperatur, 3) keadaan basah dan kering, 4) pH tanah, 5) pelapukan (Nyakpa, dkk, 1988).

Peranan Unsur Kalium ( K )

Unsur Kalium mempunyai fungsi penting dalam proses fisiologi tanaman, walaupun fungsi dan mekanisme yang jelas belum diketahui. Kalium berperan dalam proses metabolisme dan mempunyai pengaruh khusus dalam absorbsi hara, pengaturan pernafasan, transpirasi, kerja enzim dan berfungsi sebagai translokasi karbohidrat (Hakim, dkk, 1986).

Secara umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme, seperti fotosintesis dan rspirasi. Beberapa peran kalium yang perlu diketahui :

- Translokasi ( pemindahan gula pada pembentukan pati dan protein - Membentuk proses membuka dan menutup stomata ( mulut daun ) - Efisien penggunaan air ( ketahanan terhadap kekeringan )

- Memperluas pertumbuhan akar - Meningkatkan pertumbuhan akar

- Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangga hama dan penyakit - Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga, dan buah tidak gampang

rontok

- Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif, menambah rasa manis pada buah (Novizan 2002).

(18)

sintesa protein. Pengaruh yang nyata terhadap produksi tanaman melalui bebeapa cara. Gejala yang nampak pertama kali dari kekurangan K dapat dilihat pada bagian daun .Selanjutnya dalam jumlah yang terbatas biasanya dilihat oleh melemahnya bagian batang tanaman yang mengakibatkan terjadinya kerebahan pada tanaman biji- bijian (Nyakpa, dkk, 1988).

Unsur Hara Kalsium ( Ca )

Kasium diserap oleh akar tanaman dari kompleks jerapan tanah atau dari larutan tanah dalam ion Ca2+. Sumber Ca adalah mineral yang mengandung Ca dan kandungan terbesar dari batuan kapur ( Kasit ), Dolomit, Ca- Felsdfat ( CaAl2Si2O8) , Amfibol ( Ca2Mg5Si8O22(OH)2) (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Sumber Ca terutama batu-batuan kapur dan sisa-sisa tanaman ternyata bahwa banyak tanah yang menderik kekurangan Ca sehingga tanaman tertentu perlu mendapatkan pangapuran terlebih dahulu, hasil dari pengapuran tanah ini ternyata hasilnya sangat memuaskan (Sutedjo, 2002).

Kapur karbonat merupakan hasil yang dikandung oleh batu kapur ialah kalsium karbonat ( CaCo3 ) dan Dolomit ( CaMg (CO3)2). Kalau senyawa kalsium dan magnesium yang hilang dari tanah dengan tiga cara: 1)oleh erosi, 2)oleh tanaman yang dipanen dan diangkut dan 3)oleh pelindian (Buckman dan Brady, 1982).

(19)

Kalsium dan magnsium yang terbebaskan ini di dalam tanah akan mengalami nasib sebagai berikut: hilang terbawa air perkolasi atau air draenase, diserap oleh organisme hidup, dijerap oleh partikel- partikel liat dan diendapkan kembali sebagai mineral sekunder

(Nyakpa, dkk, 1988).

Peranan Unsur Kalsium ( Ca )

Kalsium merupakan unsur hara yang berperan penting untuk tanaman Sawit, karena Kalsium berperan terhadap pertumbuhan perakaran, pertumbuhan jaringan dan tanaman sawit yang kekurangan kalsium maka kuncup daun ruang masih muda sering mengalami kematian serta timbul gejala klorosis dan menjalar ketulang daun (Fauzi, dkk, 2004).

Unsur Ca banyak dijumpai di dalam pelepah daun fungsi utamanya adalah pembentukan dinding sel. Unsur Ca sering ditemukan dalam bentuk kristal calcium oxalate atau Rephide di dalam mesocarf buah sawit. Fungsi Unsur Ca lainnya adalah berperan dalam perkembangan akar (Anonimous, 1999).

Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca2+ ,berperan sebagai komponen dinding sel, dalam pembentukan struktur dan permeabilitas membran sel.Secara umum unsur Ca bagi tanaman berperan penting dalam :

1. mempertahankan integritas sel-sel, karena perannya dalam sintesis Ca-pektat yang menyusun lamella tengah sel-sel

2. mempertahankan permeabilitas membran, karena banyak terdapat pada daerah batas antara sitoplasma dan dinding sel atas dari plasmalema

(20)

mempengaruhi penyerapan garam ,sehingga menyebabkan adanya hubungan langsung antara kadar Ca dan ion-ion yang diserap tanaman 4. berperan dalam menghambat pengguguran atau proses penuaan daun (Hanafiah, 2005).

Unsur Hara Magnesium ( Mg )

Magnesium didalam tanah berada dalam berbagai bentuk mineral. Yang paling penting ialah kalsium magnesium karbonat ( CaMg(CO3)2) dan paling banyak terdapat di tanah liat. Mineral ini karena pengaruh iklim, melepaskan magnesium untuk zat makanan tanaman. Persediaan magnesium pada tanah pasir jauh lebih sedikit. Tanah seperti itu paling banyak mengandung 0,15 % MgO. Dari jumlah ini hanya 10% yang langsung dapat diserap oleh tanaman. Oleh karena itu tanah pasir banyak dijumpai kekurangan magnesium (Rinsema, 1986).

Magnesium diserap tanaman dalam bentuk ion magnesium Mg2+. Di dalam tanah, magnesium berasal dari pelapukan batuan mineral. Kandungan magnesium pada tanah podsolik merah berkisar pada 0,05 %. Pada tanah di dekat pantai kandungan magnesium sampai 1,34 %. Karena bermuatan positif, ion magnesium bisa terikat pada koloid tanah atau tetap berada di dalam larutan tanah. Di dalam tanaman magnesium mudah sekali berpindah- pindah akibatnya jika terjadi kekurangan magnesium didalam jaringan tanaman akan dilakukan transfer magnesium dari organ yang lebih tua ke organ yang sedang tumbuh (Novizan, 2002).

Magnesium adalah unsur mobil, dan segera ditranslokasikan dari bagian yang tua ke bagian tanaman yang muda bilamana tanaman kekurangan unsur

(21)

Banyak tanaman – tanaman memperlihatkan gejala klorosis diantara tulang- tulang daun (Nyakpa, dkk, 1988).

Jika jumlah Ca dan K didalam tanah sangat berlebihan, ketersediaan Mg akan menurun. Hal ini dapat terjadi jika tanah terlalu sering dikapur dengan kondisi selama bertahun-tahun, kelebihan kalium juga dapat menurunkan ketersediaan Mg sebaliknya jika jumlah Mg dalam tanah berlebihan akibat terlalu sering menggunakan dolomit atau pupuk Mg lainnya. Penyerapan K atau Ca akan terganggu. Hasil analisa tanah dapat mengindentifikasikan ketersediaan kation-kation basa pada koloid tanah yaitu melalui analisa kejenuhan basa (Novizan, 2002).

Peran Unsur Magnesium ( Mg )

Unsur magnesium merupakan unsur utama pembentuk klorofil dan berperan dalam sistem kerja enzim. Magnesium memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tanaman. Sementara itu, pengaruhnya terhadap produksi tandan sawit relatif kecil dan tidak secara langsung (Sastrosayono, 2003).

Klorofil mengandung 2,7 % magnesium sebagai salah satu unsur penyusunnya. Fungsi Magnesium didalam tanaman adalah pembentuk klorofil ( C55H72O5N4Mg ), karena fungsinya dalam klorofil itu, gejala defisiensi magnesium adalah klorosis ( penguningan ) daun tanaman (Indranada, 1989).

(22)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II pada letak geografis. geografis 98053’20” – 98055’50” BT dan 03028’40” – 03032’28” LU dan laboratorium sentral FP- USU Medan, penelitian ini dimulai bulan April 2007- Juni 2007.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah peta lokasi penelitian skala 1 : 50.000 dan peta jenis tanah 1: 250000 yang diambil dari daerah penelitian serta bahan- bahan kimia untuk analisis tanah.

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah bor tanah, cangkul, parang, GPS, kantong plastik, kertas label, alat tulis, karet gelang, meteran dan goni plastik.

Metode Penelitian

(23)

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi literatur, dan penyusunan rencana kerja yang berguna untuk mempermudah pekerjaan secara sistematis sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pelaksanaan

Pekerjaan dimulai dengan survei pendahuluan yaitu dengan mengadakan orientasi lapangan penelitian.

Setelah survei pendahuluan dilanjutkan dengan pelaksanaan survei utama dengan tujuan utamanya adalah pengambilan contoh tanah yang akan dianalisis. Contoh tanah yang diambil adalah contoh tanah komposit yang berasal dari 50 contoh tanah.

(24)
(25)

Setelah didapatkan contoh tanah dari pengeboran dilakukan pencampuran dan diaduk dalam karung plastik khusus sampai dianggap telah tercampur dan diambil + 2 kg untuk setiap contoh tanah untuk dianalisis tingkat status haranya.

Selama kegiatan pengambilan contoh tanah tersebut juga dilakukan pengamatan dan pencatatan keadaan lingkungan areal penelitian seperti penggunaan lahan.

c. Analisis Laboratorium

Sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui tingkat status hara tanah. Sebagai dasar untuk mengetahui tingkat penyebaran tingkat status hara tanah pada areal penelitian tersebut.

Analisis laboratorium meliputi:

- Penetapan K-tukar dengan menggunakan 1N NH4OAc - Penetapan Ca- tukar dengan menggunakan 1N NH4OAc - Penetapan Mg-tukar dengan menggunakan 1N NH4Oac d. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis spatial menggunakan GIS. Out put analisis spatial adalah cluster tingkat status hara K- tukar, Ca- tukar, Mg- tukar.Data yang diperoleh diclusterkan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Staf Pusat Penelitian Tanah,1983 dan BPP Medan, 1982 pada Lampiran 2

(26)

mewakili seluruh unsur tersebut. Dalam menentukan status hara pada peta overlay maka beberapa tahap yakni:

1. Penilaian

Sangat Rendah ( SR ) = 1 Tinggi ( T ) = 4 Rendah ( R ) = 2 Sangat Tinggi ( ST ) = 5 Sedang ( S ) =3

2. Penjumlahan nilai skor

Penjumlahan seluruh nilai/skor dari masing-masing status hasil overlay. Hasil dari penjumlahan inilah yang digunakan sebagai acuan penentuan kriteria status hara dari peta hasil overlay.

3. Penentuan kriteria status hara

Tahap akhir yang dilakukan untuk menentukan kriteria status hara berdasarkan skor/ nilai dan penjumlahan nilai yang diperoleh sebelumnya. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

I = 3-5 = Sangat rendah II = 6-8 = Rendah III = 9-11 = Sedang

(27)

Pembuatan Peta Digital

Meliputi beberapa tahap, dimana data pada peta diolah melalui program map info 7,5 yang tahapnya sebagai berikut:

- dipilih lembar peta rupa bumi daerah yang akan dibuat peta digitalnya - lembar peta dalam bentuk hardcopy tersebut harus di scan lebih dahulu

sehingga menjadi citra raster ( raster image ), dan dibuka dengan program map info profesional 7,5

- klik register untuk mengisi koordinat geografis pada peta tersebut

- dibuat layer control untuk masing- masing atribut peta seperti titik sampel, sungai, topografi, batas wilayah, dan jalan dari new tabel

- untuk menggambar objek yang terdapat pada peta seperti jalan, batas daerah studi, batas administrasi/ wilayah dapat menggunakan digitasi garis polyline, polygon. Penggambaran objek sebaiknya dibuat pada masing-masing layer, aktifkan masing-masing-masing-masing layer dengan membuat status layer menjadi editabel.

- Pembuatan Lay out yang meliputi: - pembuatan legenda peta

- pengaturan kertas dan margin untuk pencetakan peta - pembuatan Orientasi peta

(28)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Wilayah

Menurut letak geografis, Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau terletak di Kabupaten Deli Serdang dengan pusat kota di Lubuk Pakam, di sebelah Timur Kotamadya Medan. Jarak Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau ke Kotamadya Medan +/- 27 Km.

Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau meliputi 5 (lima) wilayah kecamatan : a. Kecamatan Tanjung Morawa.

b. Kecamatan Lubuk Pakam. c. Kecamatan Beringin. d. Kecamatan Pagar Marbau. e. Kecamatan Galang.

Hamparan lahan Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau mempunyai topografi dominan rata, hanya sekitar +/- 1.5 % berbukit di Afdeling I dan II dengan kemiringan 30 %

Jumlah curah hujan setahun di Kebun Tanjung Garbus – Pagar Merbau pada status sedang sampai dengan cukup yaitu berkisar 1500 mm – 2500 mm per tahun. Curah hujan terendah pada tahun 2005 berkisar 1513 mm/tahun dan tertinggi pada tahun 2001 sekitar 2993 mm/tahun.

(29)
(30)
(31)

K-Tukar

Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Lampiran 2 maka kandungan unsur hara yang tertinggi terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-8, dengan nilai sebesar 0,157 me/100g dan yang terendah pada pengambilan sampel tanah ke-47, sebesar 0,034 me/100g.

Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Tabel 1 maka daerah penelitian dapat digolongkan menjadi 2 golongan status hara berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah 1983 dan BPP Medan dapat digolongkan menjadi 2 golongan status hara yakni rendah dan sangat rendah. Data Luas wilayah untuk status hara disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut;

Tabel. 1. Data Luas Wilayah Status Hara K- Tukar

Status Luas ( Ha) %

Sangat rendah 664,8 33,78

Rendah 1303 66,21

Total 1967,8 100

Dari tabel 1 diatas dapat kita lihat bahwa kriteria status hara rendah memiliki luas yang lebih besar dibandingkan kriteria status hara rendah. Luas

wilayah dengan status sangat rendah memiliki luas 664,8 Ha atau + 33,78 % dari luas daerah penelitian dan status rendah memiliki luas 1303 Ha atau + 66,21

(32)
(33)

G

am

b

ar

. 2

. P

et

a

S

ta

tu

s H

ar

a K

-T

(34)

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung

Menurut peta status hara K-tukar pada Gambar 2, maka status rendah lebih dominan atau memiliki luasan yang lebih besar daripada status sangat rendah, berarti tanah pada lokasi penelitian tergolong memiliki kandungan K-tukar yang rendah dalam penyediaanya untuk kebutuhan tanaman. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena kondisi tanah tersebut mengalami pencucian Kalium oleh air dan rumputan dan kacangan yang menyerap Kalium secara terus menerus.Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2002) menyatakan persediaan Kalium di dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air dan erosi tanah, biasanya tanaman menyerap Kalium lebih banyak daripada unsur hara lain kecuali Nitrogen.

Kandungan kalium dalam tanah rendah dapat diakibatkan oleh sifat kimia tanah tersebut. Hal sesuai dengan pernyataan Nyakpa dkk ( 1998 ) menyebutkan keterbatasan kalium dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; tipe koloid, temperatur, keadaan basah kering, pH tanah dan pelapukan . Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+, dan dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium yang tambahkan ke dalam tanah biasanya kecil. Kalium yang ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk garam- garam mudah larut seperti KCL, K2SO4, KNO3 dan K-Mg-SO4..

Ca- Tukar

(35)

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2 untuk status hara Ca- Tukar berdasarkan Kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982), maka status haranya dapat digolongkan menjadi 2 kriteria yaitu rendah dan sangat rendah.

Tabel. 2. Data Luas Wilayah Status Hara Ca- Tukar

Status Luas ( Ha ) %

Rendah 45,81 2,32

Sangat rendah 1922 97,67

Total 1967,8 100

(36)
(37)

G

am

b

ar

. 3

. P

et

a

S

ta

tu

s H

ar

a C

a

-T

uk

(38)

Sahat Marulam Simanjuntak : Pemetaan Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar Di Kebun Tanjung

Menurut peta status hara Ca-Tukar pada Gambar 3, maka untuk kriteria status hara sangat rendah sangat dominan atau memiliki luasan yang sangat luas di bandingkan luasan pada daerah satus hara yang rendah berarti pada daerah penelitian ketersediaaan unsur hara Ca bagi tanaman sangat sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pelalukan yang sangat cepat sehingga minera-mineral yang telah melapuk lebih cepat tercuci oleh air hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Nyakpa, dkk, (1988) menyebutkan mineral-mineral yang mengandung kalsium dan mangnesium pada umumnya sedikit lebih cepat melapuk daripada mineral pada umunya sehingga mineral kalsium yang terbebaskan ini di dalam tanah akan mengalami nasib seperti hilang oleh air perkolasi atau air draenase, diserap oleh organisme hidup, dan dijerap oleh partikel-partikel liat.

Hal ini juga dapat disebabkan oleh banyaknya tanaman menyerap kalsium dalam oleh tanah untuk produksi tanaman, dimana hasil produksi tanaman tersebut dipanen atau diangkut, sehingga tanaman secara terus- menerus akan mengalami kekurangan kalsium . Hal ini sesuai dengan pernyataan Bukman dan Brady, (1982) menyebutkan kapur karbonat merupakan hasil yang dikandung oleh batu kapur ialah kalsium karbonat (CaCO3) dan dolomit (CaMg ( CO3)2 ).Kalau senyawa kalsium dan magnesium yang hilang dari tanah dengan tiga cara:1) erosi, 2) tanaman yang dipanen dan diangkut dan 3) pelindian

(39)

lain di dalam tanah menurun apabila tanah menjadi basis. Kelebihan Kalsium menyebabkan kalsium karbonat mengendap dan pH penyangga mendekati 8.

Mg-Tukar

Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dapat kita lihat pada Lampiran 1, kandungan unsur hara Mg yang terendah terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-9 dengan nilai 0,859 me/100 g dan nilai Mg-Tukar tertinggi terdapat pada pengambilan sampel tanah ke-10 dengan nilai 3,450 me/100 g.

Dari hasil analisis contoh tanah dapat dilihat pada Tabel 3 untuk status hara Mg- Tukar berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) maka daerah penelitian dapat digolongkan menjadi 3 kriteria yaitu; rendah, sedang dan tinggi.

Tabel. 3. Data Luas Wilayah Status Hara Mg- Tukar

Status Luas ( Ha ) %

(40)
(41)
(42)
(43)

G

ar

am

ba

r.4.

P

et

a S

tat

us

H

ar

a M

g

-T

uka

(44)

Menurut peta status hara Mg- Tukar pada Gambar 4, maka untuk kriteria status hara tinggi lebih mendominasi atau memiliki luasan yang sangat luas yakni sebesar 81,25 %dari total luas wilayah. Hal ini kemungkinan disebabkan Ca dan K dalam tanah tersebut rendah karena ketersedian Mg berhubungan dengan ketersediaan Ca dan K. Hal ini sesuai sesuai dengan pernyataan Novizan (2002) menyebutkan jika jumlah Ca atau K didalam tanah sangat berlebihan, ketersediaan Mg akan menurun. Hal ini dapat terjadi jika tanah terlalu sering dikapur dengan kalsit selama baertahun-tahun kelebihan kalium juga dapat menurunkan ketersediaan Mg sebaliknya, jika jumlah Mg di dalam tanah berlebihan akibat terlalu sering menggunakan dolomit atau pupuk Mg lainnya, penyerapan K, Ca akan terganggu, hasil analisis tanah dapat mengindenttifikasikan ketidakseimbangan kation- kation basa- basa pada koloid tanah yaitu melalui analisa kejenuhan basa.

(45)

Magnesium tanah diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg2+ yang berasal dari bentuk dapat dituar dan atau bentuk larut air. Seperti kation-kation lain, magnesium tersebut di dalam tanah selalu dalam keseimbangan dinamis.

Setelah masing- masing peta status hara diperoleh maka dilakukan penggabungan ( overlay ) gambar peta dari status hara K-tukar, Ca- tukar dan Mg-tukar dengan tujuan untuk memperoleh peta kombinasi dari masing- masing status hara antara K-tukar, Ca-tukar dan Mg-tukar setelah digabungkan, maka diperoleh 6 kombinasi status hara dari hasil pengganbungan peta K-tukar, Ca-tukar dan Mg-Ca-tukar .

Adapun tujuan dari penggabungan (overlay) adalah untuk memperoleh kombinasi keseluruhan , sehingga kita dapat mengetahui kriteria secara keseluruhan dengan menjumlahkan nilai/ skor dari masing masing status hasil overlay. sangat rendah. Data luas wilayah untuk status hara K-tukar, Ca-tukar dan Mg-tukar disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Data Luas Wilayah Status Hara

Status Luas ( Ha ) %

Rendah 1656,62 84,18

Sangat rendah 311,18 15,81

Total 1967,8 100

(46)
(47)
(48)
(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S, 1996. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonimous, V, 1999. Kelapa Sawit. Perkebunan Nusantara IV. Bah Jambi. Sumatera Utara.

Buckman, H. O dan N. C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Prof. Dr. Soegiman. Bharatara. Karya Aksara. Jakarta.

Darmawijaya, M. I, 1990. Klasifikasi Tanah. UGM Press. Yogyakarta.

Fauzi, Y, Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono, 2004. Kelapa Sawit Penebar Swadaya.

Foth, H. D, 1994. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke-4. UGM Press. Yogyakarta.

Hakim, N., M. Y.Nyakpa., A.M. Lubis., S.G.Nugroho., M.R. Saul., M.A Diha., G. B. Hong., A. H. Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. UNILA.

Lampung.

Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Indranada, H. K, 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara . Jakarta. Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka.

Tanggerang.

Nyakpa, M. Y., A. M.Lubis., M. A. Pulung., A. G. Amrah., A. Munawan., G.B. Hong., N.Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung . Lampung. Rayes. M. L, 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan . Andi Yogyakarta.

Yogyakarta.

Rinsema,W. T, 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan . Bhratara Karya Aksara . Jakarta.

Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono., 2002 Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta

Sastrosayono, S, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Tanggerang. Sitorus, S. R. P, 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Tarsito. Bandung.

(50)
(51)

Gambar

Tabel 2. Data Luas Wilayah Status Hara Ca-tukar………………………  Tabel 3. Data Luas Wilayah Status Hara Mg-Tukar……………………
Gambar 5. Peta Status Hara K-tukar, Ca-tukar, Dan Mg-tukar……….
Gambar. 1. Peta Lokasi Penelitian (Pengambilan Sampel)
Gambar. 1. Peta Lokasi Penelitian (Pengambilan Sampel)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji regresi linear bertingkat yang disajikan pada tabel 7, diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara variabel tingkat

Dalam kajian ini autoritatif merujuk kepada gaya yang di amalkan oleh ibu bapa dalam mendidik anak-anak serta kesannya terhadap pencapaian akademik

Kegiatan pemuliaan sapi perah FH di koperasi ini hendaknya dijadikan unit usaha tersendiri yang didukung oleh pemerintah Kabupaten Sumedang secara administratif dan

Sebab adanya transaksi baik berupa pembelian barang dan jasa pada unit pertokoan, pembelian jasa-jasa lain yang ada di koperasi, serta penggunaan jasa kredit

52 Direktori Masjid Masjid Nurul Iman.

Nilai t hitung untuk variabel Inovasi Produk adalah sebesar 4,640 didukung dengan nilai signifikan sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka Ho ditolak

KUMPULAN LEMBAR KERJA BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI..

Akan tetapi masih banyak kejadian peserta BPJS yang rutin membayar iuran BPJS tetapi masih belum menerima manfaat dari kartu BPJS tersebut seperti kasus diatas, serta masih ada