• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan M-mode USG, diperoleh hubungan antara debar jantung fetus (fetal heart rate) dengan umur kebuntingan serta nilai standar deviasi yang dapat terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hubungan antara debar jantung fetus (fetal heart rate/FHR) dengan umur kebuntingan

Umur kebuntingan Hari

ke-Debar jantung fetus kali/menit ± standar deviasi

21-23 204 ± 16 24-26 227 ± 17 27-29 217 ± 17 30-32 236 ± 19 33-35 228 ± 10 36-38 235 ± 9 39-41 230 ± 15 42-44 217 ± 20 45-47 228 ± 7 48-50 227 ± 7 51-53 229 ± 7 54-56 239 ± 12 57-59 236 ± 5 60-62 230 ± 19 63-65 232 ± 11

Pada umur kebuntingan awal yaitu diantara hari ke 21-23 hari, debar jantung fetus dengan nilai standar deviasi sebesar 204 ± 16 kali per menit. Pada pertengahan umur kebuntingan ke 42-44 hari debar jantung fetus dengan nilai standar deviasi sebesar 217 ± 20 kali per menit. Terjadi peningkatan debar jantung fetus pada akhir umur kebuntingan ke 63-65 hari yaitu sebesar 232 ± 11 kali per menit.

Hubungan Umur kebuntingan dengan debar jantung fetus y = 1.1023x + 218.77 100 150 200 250 300 21-23 24-26 27-29 30-32 33-35 36-38 39-41 42-44 45-47 48-50 51-53 54-56 57-59 60-62 63-65

Umur kebuntingan (hari)

D e b a r ja n tu n g fe tu s (d e b a r p e r m e n it )

Nilaitertinggi Rata-rata Nilai terendah Linear (Rata-rata)

Secara umum debar jantung fetus mengalami peningkatan di akhir umur kebuntingan. Peningkatan yang terjadi dapat terlihat pada trendline yang tercantum pada Gambar 12.

Gambar 12 Hubungan antara debar jantung fetus dengan umur kebuntingan serta standar deviasi yang ditentukan dengan menggunakan analisis regresi linear.

Pada Gambar 6, terlihat hubungan antara debar jantung fetus dengan hari kebuntingan serta standar deviasi dengan menggunakan analisis regresi linear. Persamaan linear yang didapat yaitu y = 1.1023x + 218.77, dengan y adalah nilai debar jantung fetus dan x adalah nilai umur kebuntingan, sehingga usia kebuntingan dapat diketahui dengan persamaan x = y – 218.77 .

1.1023

Pada saat dilakukan pengukuran debar jantung fetus harus dapat dipastikan bahwa jantung fetus tersebut terlihat berdenyut sehingga pengukuran debar jantung fetus dilakukan dengan menempati kursor tepat pada jantung fetus kemudian dengan mengaktifkan fungsi M-mode pada mesin USG akan terlihat gambaran berupa gelombang. Untuk mengetahui jumlah debar jantung maka pengukuran dilakukan dari panjang dua gelombang. Dapat diketahui bahwa ketika debar jantung terlihat secara kasat mata, maka diperkirakan pembentukan dari organ sirkulasi (jantung) fetus tersebut telah terbentuk. lemah. Pencitraan M-mode pada umur kebuntingan 21 hari dapat terlihat pada Gambar 13.

Y

Gambar 13 Pencitraan M-mode fetus kucing umur kebuntingan 21 hari (Bar = 1 cm). Debar jantung secara berturut-turut sebesar 375, 344, 366 debar per menit. Tanda panah menunjukkan area penghitungan debar jantung fetus.

Pencitraan M-mode pada umur kebuntingan 40 hari dapat terlihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Pencitraan M-mode fetus kucing umur kebuntingan 40 hari (Bar = 1 cm) Debar jantung secara berturut-turut sebesar 228 dan 225 debar per menit. Tanda panah menunjukkan area penghitungan debar jantung fetus.

Pengukuran debar jantung fetus pada umur kebuntingan 1-20 dengan menggunakan M-mode belum dapat dilakukan karena pada umur kebuntingan tersebut pembentukan organ jantung belum sempurna sehingga debar jantung

yang ditemukan masih sangat Pencitraan M-mode pada umur kebuntingan 56 hari terlihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Pencitraan M-mode fetus kucing umur kebuntingan 56 hari (Bar = 1 cm). Debar jantung secara berturut-turut sebesar 244, 244 debar per menit. Tanda panah menunjukkan area penghitungan debar jantung fetus

Pada hewan dewasa debar jantung berasal dari sinyal elektrik pada nodus sinoatrial yang merupakan pace maker jantung. Ritme impuls elektrik atau

discharge dari nodus sinoatrial menyebabkan kontraksi otot jantung. Nodus sinoatrial akan bekerja meskipun hewan sedang beristirahat dan dapat

memberikan impuls sebesar lebih dari 200 kali per menit. Dapat diketahui bahwa jumlah debar jantung fetus yang diukur melalui M-mode lebih tinggi dibandingkan debar jantung pada kucing dewasa. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya sejumlah darah yang dialirkan dari induk melebihi kapasitas yang diperlukan fetus sehingga jantung fetus akan berkontraksi lebih cepat untuk mengalirkan darah tersebut. Pencitraan M-mode pada umur kebuntingan 63 hari terlihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Pencitraan M-mode fetus kucing umur kebuntingan 63 hari (Bar = 1 cm). Debar jantung secara berturut-turut sebesar 220, 226 debar per menit. Tanda panah menunjukkan area penghitungan debar jantung fetus

Perkembangan jantung dari bentuk sederhana (buluh yang lurus) menjadi bentuk komplek (bentuk jantung dewasa) yang terdiri dari empat ruang terjadi sebagai akibat proses pelengkungan dari buluh jantung dan pembentukan sekat-sekat antar jantung. Bulboventrikel pada daerah tengah mengalami pemanjangan setelah terbentuknya buluh jantung. Daerah bulboventrikel berada bebas dalam ruang perikardial sedangkan truncus arteriosus dan atrium yang terfiksir berada di daerah ujung kranial dan kaudal. Hal ini mengakibatkan pemanjangan buluh jantung yang tidak disertai oleh perluasan ruang perikardium menyebabkan buluh daerah melengkung membentuk seperti huruf “S”. Proses pelengkungan buluh jantung buluh jantung seperti ini menyebabkan ventrikel berada pada daerah lengkung (ventral) dan atrium berada di sebelah dorsal dari ventrikel (McGeady et

al. 2006).

Selain pelengkungan, terjadi legokan yang membagi bulboventrikel menjadi ventrikel kanan dan kiri serta atrium menjadi atrium kiri dan kanan. Legokan antara atrium kanan dan kiri juga sebagai akibat tekanan trunkus arteriosus pada daerah tengah dari atrium. Selain itu terjadi perluasan masing-masing ruang dari jantung sehingga dari luar dapat dibedakan empat daerah penggelembungan yaitu dua ventrikel dan dua atrium (Djuwita 2000).

Pembentukan sekat-sekat antar ruang jantung terjadi pada trunkus arteriosus, bulbo-ventrikel, ventrike-atrium, dan atrium. Pembentukan sekat atrium dimulai dengan pertumbuhan sekat primer dari arah dorsal menuju ventral membagi atrium menjadi dua ruang yang masih saling berhubungan melalui foramen (ostium) primer. Pada saat sekat primer terbentuk sempurna, memisahkan kedua atrium dengan sempurna dan foramen primer tertutup, maka sekat ini kemudian mengalami peronggaan kembali yang disebut foramen sekunder. Selanjutnya pada sisi kiri sekat primer muncul sekat sekunder dari arah dorsal dan ventral (Djuwita 2000).

Pada saat perkembangan sekat sekunder, terdapat rongga di tengah yang disebut sebagai foramen ovale. Selanjutnya sisa dari sekat primer disebut katup ovale yang mengatur masuknya darah dari atrium kanan ke atrium kiri. Pembentukan sekat antara ventrikel kiri dan kanan (sekat interventrikularis) terjadi sebagai akibat pertumbuhan sekat dari arah ventral dan terjadi penebalan dinding ventrikel (Djuwita 2000).

Menurut Yeager et al. (1992) dan Zambeli et al. (2002), perkembangan organ fetus anjing dan kucing pada masa kebuntingan dapat diamati melalui USG yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Diagnosa kebuntingan melalui ultrasonografi

Organ yang diamati Anjing

(hari setelah LH surge) Kucing (hari setelah dikawinkan) Kantung kebuntingan

Lapisan plasenta pada dinding uterus Debar jantung fetus

Pergerakan fetus Bentukan Tulang

Lambung dan vesica urinaria

Hati (hypoechoic) dan paru-paru (hyperechoic) 20 22-24 23-25 34-36 33-39 35-39 38-42 10 15-17 16-18 30-34 30-33 29-32 29-32

Pada fetus organ paru-paru belum terbentuk sempurna sehingga darah dialirka dari atrium kanan ke atrium kiri. Beberapa jam ketika lahir foramen ini akan tertutup sempurna (Djuwita 2000). Hal ini disebabkan oleh adanya

rangsangan dari peningkatan kadar oksigen dalam darah yang berasal dari paru-paru karena telah berfungsinya paru-paru-paru-paru.

Pada hewan dewasa sirkulasi darah yang berasal dari seluruh tubuh (vena cava anterior dan posterior) akan masuk ke atrium kanan. Darah tersebut kaya akan nutrisi (yang berasal dari hati dan pencernaan) dan karbondioksida. Darah ini masuk ke ventrikel kanan kemudian akan berkontraksi sehinggan darah menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis. Di paru-paru terjadi pertukaran oksigen dengan karbondioksida. Darah yang mengandung oksigen akan masuk ke atrium kiri melalui vena pulmonalis kemudian masuk ke ventrikel kiri dan berkontraksi sehingga darah akan dialirkan ke seluruh tubuh (Reece 2006).

Besarnya kecepatan aliran darah dapat terdeteksi oleh Doppler USG. Color

flow Doppler merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mendeteksi

aliran darah pada organ vaskuler maupun jantung fetus. Color flow Doppler akan memberikan tampilan berupa pencitraan warna pada sonogram. Tampilan warna tersebut terdiri dari warna merah yang menunjukkan aliran darah tersebut mendekati arah transduser dan warna biru menunjukkan bahwa aliran tersebut menjauhi arah transduser.

Tetapi terkadang ditemukan warna yang ditampilkan sebagai warna turbulensi atau warna terang. Hal ini disebabkan oleh posisi atau arah transduser tidak berada tepat di atas permukaan pembuluh darah, melainkan berada di sisi kiri atau kanan dari pembuluh darah. Selain itu pembuluh darah balik (vena) memiliki struktur dinding yang lebih tipis dibandingkan arteri dan secara anatomi kedua pembuluh darah tersebut terletak berdampingan yang mengakibatkan sulitnya transduser membedakan arah aliran darah tersebut sehingga warna akan ditampilkan sebagai warna terang (turbulensi). Deteksi aliran darah hari dengan

color flow Doppler pada umur kebuntingan 1-20 terlihat pada Tabel 3.

Pada awal kebuntingan yaitu 1-13 hari melalui B-mode terlihat tampilan

gestational sacs (kantung kebuntingan). Pencitraan melalui color flow Doppler

pada umur kebuntingan yang sama belum dapat mendeteksi vaskularisasi jantung fetus maupun organ vaskuler. Hal ini disebabkan oleh pembentukan organ vaskuler dan jantung pada masa embriogenesis belum terbentuk sempurna sehingga aliran darah masih sangat lemah.

Tabel 3 Deteksi aliran darah dengan color flow Doppler pada umur kebuntingan 1-20 hari

Color flow Doppler Hari

ke-Organ yang teridentifikasi dan perkembangannya

melalui B-mode Struktur Fetus Uterus

1-13 Gestational sacs Belum terdeteksi warna merah-biru pada bentukan gestational sacs Belum terdeteksi warna merah-biru pada uterus

14 – 19 Fetus berbentuk “koma”

Terdeteksi warna merah-biru pada plasenta dan jantung Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri 20 - Jantung - Bentuk fetus

- Batas antara kepala dan badan belum terlihat

Terdeteksi warna merah-biru pada jantung yang semakin jelas Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri

Pencitraan melalui B-mode pada umur kebuntingan 14 hari terlihat tampilan fetus yang berbentuk “koma” dan keberadaan jantung belum terlihat. Pada umur kebuntingan yang sama, pencitraan melalui color flow Doppler telah mendeteksi aliran darah fetus. Vaskularisasi tersebut terlihat pada plasenta, uterus dan jantung fetus yang ditandai dengan tampilan warna merah dan biru (Gambar 11). Hal ini menjadi nilai lebih dari tingginya sensitifitas Doppler USG dalam mengetahui perkembangan organ fetus melalui interpretasi warna yang dihasilkan oleh color flow Doppler. Vaskularisasi yang terdeteksi melalui pencitraan color

flow Doppler pada umur kebuntingan 14-20 hari terlihat pada Gambar 17.

Vaskularisasi yang terdeteksi pada jantung fetus melalui color flow Doppler terlihat semakin jelas berupa warna merah dan biru. Hal ini didukung dengan berkembangnya jantung fetus yang dapat terlihat pada umur kebuntingan 20 hari melalui pencitraan B-mode.

A d b c B a

Gambar 17 Pencitraan color Doppler fetus kucing umur kebuntingan 14 dan 20 hari

A. Umur kebuntingan 14 hari: (b).Vaskularisasi pada plasenta, (c).Vaskularisasi pada jantung, dan (d). Tampilan warna turbulensi pada pembuluh darah uteri. B. Umur kebuntingan 20 hari: (a).Vaskularisasi pada pembuluh darah uteri. (Bar = 1 cm).

Warna merah yang tampak pada sonogram menunjukkan bahwa aliran darah tersebut mendekati arah transduser, sedangkan warna biru menunjukkan aliran darah tersebut menjauhi arah transduser. Tampilan warna terang diakibatkan oleh posisi atau arah transduser tidak berada tepat di atas permukaan pembuluh darah, melainkan berada di sisi kiri atau kanan dari pembuluh darah. Hal ini menyebabkan sulitnya transduser membedakan arah aliran darah tersebut sehingga tampak sebagai warna turbulensi.

Seiring dengan bertambahnya umur kebuntingan maka terjadi perkembangan organ-organ fetus lainnya selain jantung. Perkembangan ini terlihat dari aliran darah yang menuju pada daerah terbentuknya organ. Vaskularisasi yang terdeteksi oleh color flow Doppler pada umur kebuntingan 21-41 hari terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Deteksi aliran darah dengan color flow Doppler pada umur kebuntingan 21-41 hari

Color flow Doppler Hari

ke-Organ yang teridentifikasi dan perkembangannya

melalui B-mode Struktur Fetus Uterus

21 – 26

- Jantung

- Bakal tulang punggung dan costae

- Lambung

- Batas antara kepala, leher dan badan terlihat lebih jelas

- Belum terlihat pergerakan fetus Terdeteksi warna merah-biru pada plasenta, jantung, dan daerah abdomen Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri 27 – 33 - Denyut jantung - Aorta terlihat jelas

- Bakal tulang punggung dan costae

- Lambung

- Batas antara kepala, leher dan badan terlihat jelas - Ada pergerakan fetus - Bakal kaki depan dan

belakang Terdeteksi warna merah-biru pada jantung, aorta, daerah kepala, abdomen, dan ekstremitas Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri 33 – 36 - Jantung - Katup jantung

- Tulang punggung terbentuk jelas

- Lambung membesar - Hati

- Paru-paru

- Jari jemari kaki depan dan belakang

- Orbita

- Bakal vesika urinaria - Cerebrum Terdeteksi warna merah-biru pada jantung, aorta, daerah kepala, abdomen, dan ekstremitas Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri

37-41

- Jantung (batas atrium dan ventrikel terlihat)

- Katup jantung

- Tulang punggung lebih jelas - Costae - Lambung - Hati (dominan) Terdeteksi warna merah-biru pada jantung, aorta, daerah kepala, abdomen, dan ekstremitas Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri

Perkembangan fetus yang terdeteksi oleh B-mode pada umur kebuntingan 21-41 hari adalah terbentuknya bakal tulang punggung dan costae; batas antara kepala, leher dan badan yang terlihat lebih jelas; dan terbentuknya lambung. Perkembangan lambung disertai dengan terlihatnya vaskularisasi pada daerah abdomen yang terdeteksi melalui color flow Doppler. Vaskularisasi ini kemudian berkembang lebih lanjut pada umur kebuntingan 27-33 hari. Melalui pencitraan

color flow Doppler, vaskularisasi terlihat dengan ditandai adanya pewarnaan pada

daerah kepala, aorta, dan ekstremitas. Intensitas warna yang lebih tinggi terlihat pada jantung fetus dan aorta (Gambar 18).

Hal ini disebabkan karena jantung fetus sudah bekerja memompa darah untuk menyuplai nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh fetus yang terlihat melalui pencitraan B-mode. Suplai nutrisi dan oksigen telah mencapai daerah ekstremitas yang ditunjukkan dengan adanya warna merah dan biru pada pencitraan color flow

Doppler.

Pada umur kebuntingan 33-36 hari, aliran darah yang terdeteksi oleh color

flow Doppler pada daerah abdomen semakin jelas sejalan dengan pembentukan

bakal hati dan vesika urinaria yang terlihat melalui pencitraan B-mode. Pembentukan tersebut membutuhkan suplai oksigen dan nutrisi yang mencukupi agar sempurna. Intensitas warna yang terdeteksi melalui color flow Doppler pada jantung terlihat semakin jelas. Hal ini disebabkan adanya pembentukan pada katup jantung yang dapat terlihat melalui pencitraan B-mode. Vaskularisasi pada daerah kepala melalui pencitraan color flow Doopler telah terlihat nyata karena pada daerah tersebut terjadi perbentukan bakal otak dan orbita. Pencitraan color

Gambar 18 Pencitraan color Doppler fetus kucing umur kebuntingan 21-41 hari A.Umur kebuntingan 21 hari: Hrt = jantung fetus, bv = buluh darah uteri; B. Umur kebuntingan 29 hari: Jt = jantung fetus, cbrm = cerebrum, dan aorta; C. Umur kebuntingan 35 hari: spine = tulang vertebrae, (a). warna turbulensi; D. Umur kebuntingan 40 hari. (Bar = 1 cm).

Warna merah, biru serta turbulensi pada jantung fetus dan daerah kepala semakin terlihat jelas melalui color flow Doppler pada umur kebuntingan 37-41 hari. Vaskularisasi tersebut mengawali pembentukan bakal cerebrum dan pembentukan batas atrium-ventrikel yang terlihat melalui pencitraan B-mode.

Pada akhir masa kebuntingan, deteksi aliran darah melalui color flow

Doppler pada organ vaskuler dan jantung fetus terlihat sangat jelas. Hal ini disebabkan karena organ tersebut membutuhkan suplai nutrisi dan oksigen dalam menjalankan fungsinya. Deteksi aliran darah dengan color flow Doppler pada umur kebuntingan 42 hari hingga partus terlihat pada Tabel 5.

A B

D C

Tabel 5 Deteksi aliran darah dengan color flow Doppler pada umur kebuntingan 42 hari hingga partus

Color flow Doppler Hari

ke-Organ yang teridentifikasi dan perkembangannya melalui B-mode

Struktur Fetus Uterus

42 – 44

- Tulang kaki depan dan belakang terbentuk (jari jemari)

- Diameter gestational sacs lebih besar

- Cairan amnion berkurang

Terdeteksi warna merah-biru pada jantung, aorta, daerah kepala dan ektremitas Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri 45 – 49 - Jantung

- Ukuran lambung lebih besar

- Hati lebih jelas - Vesika urinaria

Terdeteksi warna merah-biru pada jantung, aorta, daerah kepala dan ektremitas Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri 50 – 55 - Jantung

- Ukuran hati membesar (mendominasi)

- Cerebrum terlihat jelas - Vesika urinaria membesar - Lambung (ukuran mulai

mengecil)

Terdeteksi warna merah-biru pada jantung, aorta, daerah kepala dan ektremitas

Terdeteksi warna pada struktur arteri/vena uteri

Pada umur kebuntingan 42-44 hari aliran darah pada daerah ekstremitas yang terdeteksi oleh color flow Doppler memiliki intensitas warna yang lebih tinggi dibandingkan dengan umur kebuntingan sebelumnya. Hal ini mengawali pembentukan tulang kaki depan dan jari jemari yang terlihat pada pencitraan

B-mode. Deteksi aliran darah melalui pencitraan color flow Doppler pada umur

kebuntingan 42 hari hingga partus terlihat pada Gambar 19. B

Gambar 19 Pencitraan color Doppler fetus kucing umur kebuntingan 42 hari hingga partus. A.Umur kebuntingan 43 hari: (a).Vaskularisasi pada aorta dan (b).Vaskularisasi pada jantung, B. Umur kebuntingan 45 hari, C dan D. Umur kebuntingan 50 hari: (c). Warna turbulensi. (Bar = 1 cm).

Otak merupakan pusat sistem koordinasi tubuh yang membutuhkan banyak suplai nutrisi dan oksigen. Aliran darah yang menuju daerah kepala tersebut terdeteksi melalui pencitraan color flow Doppler pada umur kebuntingan 50-55 hari. Tampian yang terlihat berupa warna merah, biru dan warna ternag (turbulensi). Warna merah mengartikan aliran darah mendekati arah transduser, warna biru menunjukkan aliran darah tersebut menjauhi arah transduser.

C

c

a b

A B

Dokumen terkait