• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Stasiun Perebusan (Sterilizer)

Perebusan merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS karena sangat menentukan hasil olah pada tahapan selanjutnya baik losses (kerugian) yang timbul dan juga kualitas produksinya. Perebusan terlalu lama mengakibatkan losses minyak dalam kondensat meningkat dan kualitas CPO yang dihasilkan menjadi berwarna lebih gelap (tua). Sebaliknya apabila terlalu singkat mengakibatkan jumlah buah balik meningkat, proses pelumatan di unit digester dan pemecahan biji kurang sempurna (Sugianto, 2005).

Sterilizer adalah suatu ketel tempat perebusan TBS yang berbentuk bejana (silinder) dengan tipe horizontal. Pada bagian luar sterilizer ini dilapisi dengan

rockwool dan aluminium sebagai penahan panas.

4.1.1. Bagian – bagian Sterilizer a. Pintu sterilizer

Pintu sterilizer berfungsi sebagai tempat masuknya TBS yang mau direbus dan keluarnya TBM yang sudah direbus. Pintu pada sterilizer harus benar – benar tertutup rapat supaya steam yang akan digunakan untuk perebusan tidak keluar. Pintu sterilizer dapat dilihat pada gambar berikut.

43

Gambar 42. Pintu Sterilizer b. Sensor

Sensor yang terdapat pada sterilizer terletak di bagian atas ujung sterilizer,

inlet valve, exchaust valve, dan saluran condensate yang berfungsi untuk

mendeteksi apakah pintu/valve terbuka atau tertutup dimana hasil pendeteksian yang dihasilkan oleh sensor akan ditampilkan di panel automatic system berupa lampu kecil. Pintu/valve yang terbuka ditandai dengan lampu warna merah, sedangkan pintu/valve yang tertutup ditandai dengan lampu warna hijau.

c. Body (Drum rebusan)

Drum rebusan adalah tempat lori yang berisi TBS selama dilakukan proses perebusan. Body rebusan memiliki tebal 16 mm. di dalam body rebusan terdapat

linear terbuat dari plat stainless stell dengan tebal 6 mm. Pada bagian luar body

dibalut dengan kapas dan ditutup dengan seng yang memiliki ketebalan 2 mm yang bertujuan untuk meminimalisir panas yang keluar dari drum rebusan.

44

Gambar 43. Drum rebusan d. Savety valve ( katup pengaman)

Savety valve adalah katup yang akan terbuka sendiri apabila tekanan sudah

melebihi dari batas yang ditentukan. Savety valve terletak di masing – masing drum rebusan dan juga pada kran induk.

Gambar 44. Katup Pengaman e. Manometer

Manometer adalah indikator tekanan pada linear yang berfungsi sebagai

penunjuk besar kecilnya tekanan yang terdapat pada linear. Manometer terdapat pada masing – masing drum rebusan dan juga pada kran induk.

45

Gambar 45. Manometer f. Rail track

Rail track adalah tempat/jalur lori berjalan. Rail track terbuat dari besi

dengan ukuran 50 x 50 mm. g. Panel automatic system

Panel automatic system berfungsi untuk kontrol sterilizer. Pada panel ini

terdapat pengaturan untuk pilihan menjalankan sterilizer dengan cara manual atau otomatis. Pada panel ini terdapat layar yang menunjukkan sisa waktu perebusan yang sedang berjalan.

46 h. Valve steam (katup uap)

Valve steam yang digunakan dipabrik ini adalah katup satu arah. Terdapat

beberapa katup uap pada sterilizer seperti katup masuk (inlet valve), katup buang (exchaust valve), dan katup air buang (condensate). Katup – katup ini berfungsi untuk menahan dan membuka aliran uap/air yang akan dimasukkan maupun dikeluarkan.

Gambar 47. Katup Uap i. Pipa uap dan strainer

Pipa uap adalah tempat mengalirnya uap. Pipa yang ada di sterilizer seperti pipa induk dari boiler, pipa pemasukan uap, pipa pembuangan uap. Sedangkan

47

Gambar 48. Strainer j. Silencer

Yang dimaksud dengan silencer adalah plat tebal 8 mm yang dilas membentuk pipa besar yang berfungsi untuk pembuangan uap bekas perebusan. Ukuran

silencer di pabrik ini yaitu, timggi 6 m, diameter 1,44 m.

Gamabar 49. silencer k. Distribution steam

Distribution steam adalah plat segi empat yang dilubangi yang terdapat

48

mendistribusikan uap dengan tujuan supaya uap menyebar keseluruh bagian drum rebusan.

Gambar 50. Distribution steam l. Water pump

Digunakan untuk memompakan air sisa rebusan kedalam bak penampungan.

Gambar 51. Water Pump m. Compressor

Digunakan untuk menghasilkan udara dengan tekanan tinggi yang akan difungsikan untuk membuka dan menutup katup yang beroperasi secara otomatis.

49

Gambar 52. compressor n. Recorder

Recorder adalah alat yang digunakan untuk merekam/mencatat program kerja

pada sterilizer seperti tinggi rendahnya tekanan uap pada drum perebusan yang dihubungkan interval waktu perebusan.

4.1.2 Tujuan perebusan

Adapun tujuan dari perebusan ini adalah :

 Tujuan utama proses perebusan adalah untuk mempermudah proses selanjutnya.

Menon-aktifkan enzim lipase pada TBS.

TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam buah. enzim lipase bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi mutu dari CPO yang dihasilkan.

 Melunakkan daging buah (mesocarp) sehingga mudah diaduk dalam

digester.

 Melekangkan inti supaya mudah lepas dari cangkang (Shell).  Mengurangi kadar air dalam buah.

50 4.1.3 Proses perebusan

Di PKS. PT. ASAM JAWA terdapat empat buah sterilizer yang letaknya berdekatan antara keempatnya. Proses perebusan yang dilakukan di PKS. PT. Asam Jawa adalah perebusan sistem tiga puncak (triple peak) seperti pada tabel berikut.

Tabel 2. Proses sterilisasi TBS dengan automatic system

No Program sterilizer Inlet Condensate exchaust Waktu(mnt) Tekanan uap

1 Buang udara I Buka Buka Tutup 5 0 - 0.5 kg/Cm

2 Naik tekanan I Buka Tutup Tutup 6 1.5 - 2.0 kg/Cm 3 Buang air condensate Tutup Buka Tutup 1 0.8 – 1.2 kg/Cm

4 Afblas I (air + steam) Tutup Buka Buka 2 0 kg/Cm

5 Buang udara II Buka Buka Tutup 1 0 – 0.05 kg/Cm

6 Naik tekanan II Buka Tutup Tutup 6 2.0 – 2.5 kg/Cm 7 Buang air condensate Tutup Buka Tutup 1 1.2 – 1.5 kg/Cm

8 Afblas II Tutup Buka Buka 2 0 – 0.5 kg/Cm

9 Naik tekanan III (1) Buka Tutup Tutup 18-19 2.8 kg/Cm 10 Buang udara III Buka Buka Tutup 1 2.6 – 2.7 kg/Cm 11 Naik tekanan IV (2) Buka Tutup Tutup 19-20 2.8 kg/Cm 12 Buang udara IV Buka Buka Tutup 1 2.6 – 2.7 kg/Cm 13 Naik tekanan V (3) Buka Tutup Tutup 19-21 2.8 kg/Cm 14 Buang air condensate Tutup Buka Tutup 6 0.8 – 1.2 kg/Cm

15 Afblas III (akhir) Tutup Buka Tutup 3 0 kg/Cm

51

Sitem perebusan dengan triple peak dapat dilihat pada kurva berikut ini :

Gambar 53. Kurva perebusan sistem triple peak Cara kerja pada proses perebusan :

 Lori yang telah berisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer sebanyak 9 lori setiap rebusan (dengan muatan rata – rata 2,5 ton/lori) kemudian kedua pintu

sterilizer di tutup rapat.

 Pembuangan udara (daeration) selama 5 menit, katup kondensat dibuka dan katup steam buang ditutup dan katup steam masuk dibuka, tujuannya adalah untuk membuang udara di dalam rebusan, karena udara dapat menyebabkan TBS yang terdapat di bagian bawah tidak masak dengan sempurna.

 Naik tekanan I selama 6 menit untuk proses penitrasi. Steam yang masuk ke

sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru dimasukkan dingin. Jadi steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS yang dingin.

 Buang air condensate I selama 1 menit untuk membuang air sisa rebusan.  Afblas I (condensate + Air) selama 2 menit untuk membuang air dan uap

bekas.

52

 Naik tekanan II sama seperti naik tekanan I hanya tekanannya lebih tinggi untuk menguapkan air dari dalam TBS.

 Buang air condensate II selama 1 menit untuk membuang air sisa rebusan.  Afblas II (condensate + Air) selama 2 menit untuk membuang air dan uap

bekas.

 Naik tekanan tahap III (tahap 1) selama 18-19 menit untuk membunuh bakteri yang terdapat pada TBS serta untuk melekangkan buah dari tandan. Diakhiri dengan buang udara selama 1 menit.

 Naik tekanan tahap IV (tahap 2) selama 19-20 menit untuk mematangkan daging buah untuk mempermudah pengempaan sekaligus mengurangi kadar air. Diakhiri dengan buang udara selama 1 menit.

 Naik tekanan tahap V (tahap 3) selama 19-21 menit untuk melekangkan inti kernel dari cangkan.

 Buang air condensate III selama 6 menit untuk membuang air sisa rebusan.  Afblas III (condensate + Air) selama 3 menit untuk membuang air dan uap

bekas. Setelah tekanan dalam drum rebusan 0 kg/cm baru pintu sterilizer dibuka.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perebusan adalah :

 Pengisian TBS ke dalam lori yang akan direbus sebaiknya tidak melebihi batas yang ditentukan yaitu 2,5 ton/lori supaya tidak berserakan pada saat memasukkan lori kedalam rebusan.

 Kebersihan saringan (strainer) air condensate harus bersih dari sampah ataupun brondolan agar condensate tidak tertahan dalam rebusan yang dapat

53

mengakibatkan perebusan tidak maksimal dan minyak semakin tinggi meresap di janjangan

 Tidak ada kebocoran pada sterilizer seperti pada drum, packing pintu, katup/valve, sambungan pipa condenste dengan body rebusan, dan lain-lain.  Waktu tahan steam pada puncak ke III (holding time) disesuaikan dengan

keadaan TBS yang direbus (derajat kematangan dan keadaan restan buah) yang diketahui dari komunikasi operator rebusan dengan petugas pengisian lori.

54

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan PKPM di PKS PT. Asam Jawa Torgamba yang dilaksanakan selama 10 minggu, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Stasiun proses pengolahan kelapa sawit di PKS PT. Asam Jawa Torgamba dikelompokkan menjadi beberapa stasiun yaitu : stasiun penerimaan buah, stasiun loading ramp, stasiun rebusan, stasiun bantingan, stasiun press, stasiun klarifikasi, staisun boiler, stasiun pengolahan air, stasiun kamar mesin, stasiun pengolahan limbah, stasiun pengolahan jenjangan kosong, stasiun bengkel.

2. Stasiun sterilizer merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pengolahan kelapa sawit karena mempengaruhi proses pengolahan di stasiun berikutnya. Di stasiun sterilizer terjadi beberapa perlakuan terhadap TBS seperti pelunakan daging buah, pelekangan inti kernel, pengurangan kadar air TBS, dan penon-aktifan enzim lipase yang meningkatkan kadar asam lemak bebas sehingga dapat menurunkan rendemen minyak.

3. Standar spesifikasi mutu produksi yang dihasilkan minyak sawit ( CPO) adalah, kadar ALB < 3.50 %, kadar air 0,20 %, kadar kotoran < 0,02, rendemen <23 %. Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,00%, kadar kotoran < 7,00%, rendemen < 5 %.

55 5. 2. Saran

1. Agar diperoleh TBS yang memenuhi standar untuk diolah, maka assisten lapangan harus mengawasi pelaksanaan panen sesuai dengan kriteria kematangan panen agar tercapai hasil yang memuaskan dan memperhatikan cara sortasi pada grading agar buah mentah dari luar tidak dimasukan ke loading ramp.

2. Untuk masa yang akan datang diharapkan pada program studi menambahkan mata ajaran mengenai mesin pengolahan yang digunakan pada pengolahan hasil pertanian seperti sawit.

3. Untuk mempermudah operator di stasiun rebusan sebaiknya pintu rebusan dibuat dengan sistem hidrolik, dengan demikian operator akan terhindar dari sisa uap panas dari rebusan pada saat membuka pintu rebusan secara manual.

4. Sebaiknya interval waktu perebusan benar-benar diperhatikan sesuai dengan kondisi buah khususnya terhadap buah restan.

56

Dokumen terkait