• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Ragam

Hasil bobot badan nyata dan bobot koreksi terhadap jenis kelamin dengan nilai komponen ragam babi Yorkshire disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. Perbandingan bobot badan nyata dan terkoreksi

Variabel µ ± sb (kg) σ² KK (%) Bobot lahir 1.580 ± 0.346 0.12 21.88 Bobot lahir terkoreksi 1.599 ± 0.349 0.122 21.85 Bobot sapih 12.172 ± 2.498 6.242 20.53 Bobot sapih terkoreksi 12.183 ± 2.501 6.254 20.52

σ² = ragam

KK = koefisien keragaman

Koreksi terhadap jenis kelamin menunjukkan bahwa bobot badan terkoreksi lebih besar dibandingkan bobot badan nyata (Tabel 3).Hal ini menunjukkan keragaman data setelah dikoreksi lebih rendah dibandingkan tidak dikoreksi.Namun dapat dilihat bahwa nilai dari koefisien keragaman sifat bobot lahir dan bobot sapih merupakan nilai keragaman yang termasuk tinggi.Pane (1993) menyatakan makin besar variasinya makin besar pula kemungkinan dapat dilaksanakan perbaikan mutu secara keseluruhannya.

Hasil analisis koefisien keragaman (KK) pada Tabel 3. dapat dilihat bahwa nilai keragaman dari sifat bobot lahir dan bobot sapih memiliki nilai keragaman yang besar yaitu diatas 15% sehingga dapat disimpulkan bahwa KK dari sifat bobot lahir dan bobot sapih memiliki keragaman yang tinggi. Menurut Kurnianto (2009) kategori keragaman ialah: <5% keragaman kecil, 6%-14% keragaman sedang, ≥15% keragaman besar. Dan menurut Gaspersz (1991) jika koefisien keragaman terlalu kecil akan menyebabkan terlalu banyak perlakuan yang

menonjol, sebaliknya jika terlalu besar akan menyebabkan tidak adanya perlakuan yang menonjol.

Berikut hasil peragam (Covarians) beberapa sifat pertumbuhan pada ternak babi Yorkshire.

Tabel 4. Nilai peragam sifat pertumbuhan babi Yorkshire Sifat pertumbuhan Peragam (S) Bobot lahir – Bobot sapih 0,2301808 Jumlah anak sekelahiran – Bobot lahir 0,027596 Jumlah Anak sekelahiran – Bobot sapih -0,46328

Peragam dihitung untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 sifat pertumbuhan..Kunianto (2009) menyatakan untuk mengetahui bentuk hubungan dan keeratan hubungan antara 2 parameter atau variabel, maka salah satu perhitungan yang harus dilakukan adalah peragam. Pada Tabel 4. diatas dapat lihat bahwa nilai peragam antara sifat bobot lahir dengan bobot sapih termasuk bernilai positif dengan nilai yang rendah. Sehingga sifat bobot lahir dengan bobot sapih memiliki hubungan yang rendah namun memiliki korelasi positif.Munir (2013) menyatakan peragam antara dua peubah acak menunjukkan sifat asosiasi (hubungan) antara keduanya. Jika kedua peubah tersebut bergerak kearah yang sama (X membesar dan Y membesar) maka hasil kali (X - μx) (Y - μy

Nilai peragam antara sifat jumlah anak sekelahiran dengan bobot lahir termasuk katagori sangat rendah dengan nilai 0,027. Sebaliknya nilai peragam pada sifat pertumbuhan antara jumlah anak sekelahiran dan bobot sapih yaitu -0,46. Dimana nilai tersebut memiliki nilai negatif dengan kategori sedang.Sehingga sifat jumlah anak sekelahiran dengan sifat bobot sapih memiliki hubungan saling berlawanan. Jika terjadi peningkatan pada sifat yang satu

) cenderung bernilai positif;

akanmenurunkan sifat yang satunya. Munir (2013) menyatakan tanda kovariansi (+ atau -) menunjukkan apakah hubungan antara kedua peubah acak positif atau negatif.Jika bergerak kearah berlawanan (X membesar dan Y mengecil), maka hasil kali (X - μx) (Y - μy) cenderung akan bernilai negatif.

Bobot lahir

Tabel 5. Rataan bobot lahir Yorkshire berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Bobot Lahir

µ ± Sb (kg) Jantan 1.60 ± 0.35 Betina 1.56 ± 0.34

Hasil analisis bobot lahir (Tabel 5) yaitu pada anak jantan (1.60 ± 0.35 kg) dan betina (1.56 ± 0.34). Hal ini menunjukkan nilai bobot lahir yang lebih besar dibandingkan Sihombing (1997) yang menyatakan bahwa rataan bobot lahir bangsa babi Yorkshire memiliki berat lahir 1,34 kg dan menurut BSN (2013) standar minimal bobot lahir babi Yorkshire yaitu 1,4 kg. Berdasarkan jenis kelamin, bobot lahir anak jantan lebih besar dibandingkan betina.Hal ini sesuai dengan Widodo dan Hakim (1981) yang menyatakan berat lahir dari anak babi dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, jenis kelamin jantan umumnya lebih berat dari pada betina.

Bobot sapih

Tabel 6. Rataan bobot sapih Yorkshire berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Bobot Sapih

µ ± Sb (kg) Jantan 12.18 ± 2.45 Betina 12.16 ± 2.55

Berdasarkan Tabel 6. diatas menunjukkan rataan bobot sapih anak babi

masing-masing bobot sapih anak jantan dan betina berturut-turut 12.18 ± 2.45 dan 12.16 ± 2.55..Bobot sapih per ekor ini masih lebih rendah dibandingkan dengan yang direkomendasikan oleh NRC (1998) yaitu sekitar 13 - 18 kg. Sihombing (2006) menambahkan bahwa bobot sapih sangat ditentukan, antara lain oleh jenis kelamin, bobot badan induk, umur induk, keadaan saat ternak lahir, dan kemampuan induk menyusui anaknya, kuantitas dan kualitas ransum, serta suhu lingkungan.

Jumlah anak sekelahiran

Berdasarkan analisis statistik rata-rata jumlah anak sekelahiran pada ternak babi Yorkshire adalah 7,49 ± 1,69 (ekor) dengan nilai ragam 2,84 dan KK sebesar 22%. Hal ini menunjukkan rata-rata jumlah anak sekelahiran pada ternak babi Yorkshire didalam populasi tersebut sebesar 7,49 (8 ekor) dengan jumlah anak sekelahiran terendah 4 ekor dan tertinggi 11 ekor. Jumlah anak sekelahiran pada babi Yorkshire memiliki keragaman yang besar yaitu 22%.

Tingginya keragaman pada sifat jumlah anak sekelahiran pada ternak babi

Yorkshire dikarenakan jumlah anak babi dalam setiap kelahiran memiliki variasi

yang tinggi.Hal ini didukung oleh

Tingginya keragaman dari sifat pertumbuhan babi Yorkshire menunjukkan bahwa dapat di lakukan perbaikan mutu genetiknya. Menurut Pane (1993) makin besar variasinya makin besar pula kemungkinan dapat dilaksanakan perbaikan

Gordon (2008) yang menyatakan bahwa variasi bobot lahir anak babi sangat beragam karena dalam sekelahiran, induk dapat menghasilkan anak babi 6-12 ekor.Supramono dan Sugiarto (1993)semakin besar koefisien variasinya maka variasi pada nilai-nilai pengamatan semakin besar atau nilai-nilai pengamatan semakin heterogen.

mutu secara keseluruhannya. Variasi dapat terjadi pada sifat yang terlihat (fenotip) dan yang tidak terlihat (genotip).

Nilai Heritabilitas

Tabel 7. Nilai heritabilitas anak Babi Yorkshire Sifat produksi Jumlah

pejantan (ekor) Jumlah betina (ekor) Jumlah anak (ekor) Nilai heritabilitas (h2) Bobot lahir 4 37 249 0.21 Bobot sapih 4 37 249 0.13

Hasil analisis statistik sebagaimana Tabel 7.nilai heritabilitas sifat bobot lahir dan bobot sapih berturut-turut berdasarkan metode rancangan tersarang adalah 0,21 dan 0,13. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai pewarisan sifat bobot lahir dan bobot sapih tergolong sedang. Sesuai dengan pernyataan Hardjosubroto (1994) yang menyatakan bahwa pada umumnya h2

Hasil analisis statistik menunjukkan nilai heritabilitas sifat bobot lahir lebih tinggi dibandingkan dengan sifat bobot sapih.Hal ini disebabkan oleh tingginya pengaruh dari variasi lingkungan terhadap sifat bobot sapih.Rusfidra (2013) menyatakan bahwa rendahnya nilai heritabilitas bukan hanya disebabkan olah rendahnya variasi genetik namun lebih banyak ditentukan oleh tingginya variasi lingkungan.

dikatakan rendah bila nilainya berkisar antara 0 sampai 0,1, sedang bila nilainya 0,1 sampai 0,3 dan tinggi bila melebihi 0,3.

Rendahnya nilai heritabilitas bobot sapih dibandingkan bobot sapih dikarenakan sifat bobot lahir sedikit dipengaruhi oleh pengaruh dari luar (lingkungan), berbeda halnya dengan sifat bobot sapih yang sudah dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan.Dimana semakin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat maka dapat diartikan bahwa sifat produksi tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh

perbedaan genotipe ternak dalam populasi dan hanya sedikit pengaruh keragaman lingkungan.Menurut Warwick et al. (1995) heritabilitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari keragaman total dari sifat kuantitatif pada ternak (yang diukur dengan beragam dan variansi) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik.

Korelasi Genetik

Tabel 8. Estimasi korelasi genetik sifat kuantitatif

Sifat pertumbuhan N Nilai korelasi genetik Bobot Lahir - Bobot Sapih 249 0.264

Jumlah anak sekelahiran - Bobot lahir 249 0.050 Jumlah anak sekelahiran - Bobot sapih 249 -0.110

Berdasarkan Tabel 8. nilai korelasi antara bobot lahir dengan bobot sapih sebesar 0.264. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa sifat bobot lahir berkorelasi genetik positif berderajat sedang dengan sifat bobot sapih. Jadi seleksi dengan sifat bobot lahir diharapkan dapat meningkatkan kenaikan bobot sapih sebagai tanggapan korelasi. Sesuai dengan Warwick et al (1995) yang menyatakan bahwa korelasi dapat positif apabila satu sifat meningkat sifat yang lain juga meningkat. Noor (1996) menyatakan bahwa korelasi genetik yang positif ada jika seleksi untuk suatu sifat tidak saja berakibat diperbaikinya sifat tersebut, tetapi juga sifat keduanya yang berkorelasi.Makin tinggi nilai korelasinya maka makin erat hubungan antara kedua sifat tersebut.

Berdasarkan Tabel 8. nilai korelasi jumlah anak sekelahiran dengan bobot lahir sebesar 0.05. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa sifat jumlah anak sekelahiran berkorelasi genetik positif berderajat sangat rendah dengan sifat bobot lahir.Hal ini menunjukan sifat jumlah anak sekelahiran hanya berpengaruh sangat

rendah terhadap sifat bobot lahir. Warwick et al (1995) menyatakan korelasi bernilai tinggi jika 0,5 sampai 1, sedang jika 0,25 sampai 0,50 dan rendah 0.05 sampai 0,25.

Nilai korelasi yang sangat rendah diakibatkan data yang digunakan sedikit sehingga nilai korelasi belum cukup tepat. Menurut Warwick et al, (1995) diperlukan data yang sangat besar untuk mendapatkan taksiran yang cukup tepat untuk dapat diandalkan. Meskipun dengan jumlah data yang besar sangatlah sukar untuk mengetahui apakah suatu taksiran tertentu benar-benar dapat mewakili populasi itu. Suatu taksiran korelasi genetik harus dianggap hanya dapat diterapkan pada populasi tertentu dan pada waktu tertentu.

Berdasarkan Tabel 8. nilai korelasi jumlah anak sekelahiran dengan bobot sapih sebesar -0.110. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa sifat jumlah anak sekelahiran berkorelasi genetik negatif berderajat rendah dengan sifat bobot sapih.Hal ini menunjukkan jumlah anak sekelahiran yang tinggi dapat menurunkan bobot sapih dari babi Yorkshire. Hal ini didukung oleh Noor (1996)jika dua sifat berkorelasi negatif maka kemajuan seleksi pada satu sifat akan mengakibatkan menurunnya kemajuan genetik untuk sifat keduanya.

Nilai Pemuliaan

Nilai pemuliaan bobot lahir dan bobot sapih anak betina babi Yorkshire terlampir pada lampiran 9.Berdasarkan lampiran 9.dapat dilihat nilai pemuliaan positif berada diatas rata-rata kelompok sedangkan nilai pemuliaan negatif berada dibawah rata-rata kelompok. Dapat dilihat bahwa nilai pemuliaan bobot lahir ternak betina yang diatas rata-rata sebanyak 53 ekor sedangkan untuk nilai

pemuliaan bobot sapih ternak betina yang diatas rata-rata sebanyak 54 ekor dari populasi.

Anak betina yang memiliki nilai pemuliaan diatas rata-rata populasinya diharapkan dapat dijadikan induk untuk generasi selanjutnya.Pemilihan ternak berdasarkan nilai pemuliaan dapat dilihat dari besarnya nilai pembobotnya.Menurut Johansson and Rendel (1968) ternak yang memiliki nilai pemuliaan tinggi sebaiknya digunakan untuk induk pada generasi berikutnya. Ternak yang mempunyai nilai pemuliaan lebih besar dari yang lainnya akan lebih baik jika dijadikan tetua bila dibandingkan dengan ternak yang memiliki nilai pemuliaan rendah. Selanjutnya Kurnianto (2010) besarnya pembobot tergantung pada sumber informasi yang digunakan untuk menduga nilai pemuliaan.

Nilai pemuliaan bobot lahir dan bobot sapih anak jantan babi Yorkshire terlampir pada lampiran10.Berdasarkan lampiran 10.dapat dilihat nilai pemuliaan positif berada diatas rata-rata kelompok sedangkan nilai pemuliaan negatif berada dibawah rata-rata kelompok. Dapat dilihat bahwa nilai pemuliaan bobot lahir anak jantan yang diatas rata-rata sebanyak 80 ekor sedangkan untuk nilai pemuliaan bobot sapih anak jantan yang diatas rata-rata sebanyak 60 ekor dari total populasi.

Anak jantan yang memiliki nilai pemuliaan berdasarkan nilai pembobotnya yang paling tinggi didalam populasinya diharapkan dapat dijadikan tetua pada generasi berikutnya.Dikarenakan anak jantan yang memiliki nilai pemuliaan yang tinggi diatas rata-ratanya mempunyai potensi genetik yang baik untuk sifat tertentu untuk diturunkan kegenerasi berikutnya.Menurut Kurnianto (2010) pada program seleksi untuk memilih individu-individu ternak yang

mempunyai keunggulan genetik tinggi, maka nilai pemuliaan menjadi suatu keharusan untuk diketahui.

Hardjosubroto (1994) menyatakan apabila seekor ternak (biasanya seekor pejantan) telah diketahui besarnya nilai pemuliaannya, hal ini berarti bahwa bila pejantan tersebut dikawinkan dengan induk-induk secara acak pada populasi normal maka rerata performans keturunannya kelak akan menunjukkan keunggulan sebesar setengah dari nilai pemuliaan pejantan tersebut, terhadap performans populasinya.

Peringkat ternak berdasarkan nilai indeks terhadap nilai heritabilitas

Pemberian nilai indeks terhadap masing-masing sifat bertujuan untuk menentukan peringkat unggulan anak babi Yorkshire (jantan dan betina) yang terbaik dari populasi berdasarkan sifat bobot lahir dan bobot sapihnya.Indeks dilakukan untuk menyeleksi ternak berdasarkan banyak sifat, pada penelitian ini indeks dihitung berdasrarkan sifat bobot lahir dan bobot sapih sebagai pembobotnya.Kurnianto (2009) menambahkan Seleksi indeks adalah seleksi yang diberlakukan pada ternak dengan menerapkan indek terhadap sifat-sifat yang menjadi kriteria seleksi.Caranya adalah menghitung indeks melalui perkalian pengukuran tiap sifat dengan massing-masing faktor pembobotnya, kemudian dijumlahkan.

Sebagaimana uraian diatas berikut disajikan peringkat keunggulan ternak babi Yorkshire jantan dan betina pada Tabel 9 dan Tabel 10.

Tabel 9. Peringkat anak jantan berdasarkan indeks terhadap semua sifat bobot No Individu Total nilai indeks Peringkat yang terpilih

1180 8.117647059 1 1181 8.117647059 2 1256 7.982352941 3 1179 7.735294118 4 1234 7.735294118 5 1242 7.505882353 6 1232 7.291176471 7 1255 7.217647059 8 1127 7.167647059 9 1233 7.167647059 10 1300 7.123529412 11 1275 7.094117647 12 1260 6.970588235 13

Tabel 10. Peringkat anak betina berdasarkan indeks terhadap semua sifat bobot No Individu Total nilai indeks Peringkat yang terpilih

174 8.160120075 1 1235 7.903584846 2 1257 7.840326168 3 1265 7.647049617 4 1268 7.647049617 5 1176 7.52403278 6 1245 7.447422263 7 1102 7.394014906 8 1182 7.394014906 9 1236 7.394014906 10 1149 7.267497551 11 1258 7.267497551 12 1266 7.263997032 13 1314 7.263997032 14 1175 7.140980195 15 1253 7.140980195 16 150B 7.140980195 17 1238 7.140980195 18 1183 7.010962321 19 1289 6.884444966 20 1237 6.884444966 21 1318 6.884444966 22 1319 6.884444966 23 1309 6.880944448 24 1114 6.821186288 25 156 6.757927611 26 1146 6.757927611 27

No Individu Total nilai indeks Peringkat yang terpilih 1239 6.757927611 29 1148 6.694668933 30 1267 6.627909737 31 1280 6.55129922 32 218 6.512993962 33 1323 6.474688703 34 1272 6.461336864 35 1291 6.438133704 36 1103 6.378375545 37 1177 6.374875026 38 1119 6.374875026 39 1178 6.311616348 40 1104 6.311616348 41 1263 6.311616348 42 1331 6.311616348 43 1128 6.248357671 44 1140 6.248357671 45 1152 6.248357671 46 1244 6.248357671 47 1228 6.181598475 48 219 6.168246636 49 1316 6.129941377 50 1311 5.873406148 51 1147 5.865305086 52 1225 5.865305086 53 1264 5.865305086 54 1332 5.813647989 55 1227 5.735287213 56 1330 5.735287213 57 1306 5.735287213 58

Sebanyak 13 ekor anak jantan (10% dari populasi) dan 58 ekor anak betina (50% dari populasi) babi Yorkshire memiliki nilai indeks diatas rata-rata populasi, sebagaimana disajikan pada Tabel 9. dan Tabel 10. Dengan demikian, individu dengan peringkat tertinggi di dalam populasi tersebut memiliki potensi genetik untuk ternak seleksi.Ternak jantan yang diseleksi dapat dikawinkan dengan ternak betina yang diseleksi dengan harapan guna perbaikan mutu genetik dalam suatu populasi ternak di waktu mendatang.

Rekapitulasi hasil penelitian

Tabel 11. Rekapitulasi hasil penelitian pendugaan parameter genetik dan komponen ragam sifat pertumbuhan babi Yorkshire

Sifat Pertumbuhan

Parameter penelitian

Komponen Ragam Parameter Genetik

Ragam Koefisien keragaman (%) Peragam Heritabilitas Korelasi genetik Bobot lahir Bobot lahir 0.12 21.88 0.21 Bobot lahir terkoreksi 0.122 21.85 Bobot sapih Bobot sapih 6.242 20.53 0.13 Bobot sapih terkoreksi 6.254 20.52 Jumlah anak sekelahiran 2.842 22 Bobot lahir-bobot sapih 0,23018 0.264 Jumlah anak sekelahiran-bobot lahir 0,0275 0.05 Jumlah anak sekelahiran-bobot sapih -0,463 -0.11

Dari Tabel 11. diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien keragaman (KK) dari sifat pertumbuhan memiliki katogori keragaman tinggi dimana nilai KK diatas 15%. Nilai heritabilitas bobot lahir dan bobot sapih memiliki katagori nilai yang sedang yaitu diantara 0,1 s.d 0,3. Nilai korelasi genetik antara sifat pertumbuhan memiliki nilai derajat sedang yaitu diantara 0,25 sampai 0,5 dan berderajat rendah yaitu dibawah dari 0,25.

Dokumen terkait