• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil sidik ragam yang diperoleh diketahui bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap pengamatan parameter persentase perkecambahan (%), panjang tanaman (cm), umur berbunga (hari), umur panen (hari), panjang polong per tanaman (cm), berat polong per tanaman (g), jumlah polong per tanaman (polong), jumlah biji perpolong (biji). Pada varietas berpengaruh nyata terhadap umur berbunga (hari), panjang polong (cm). Sedangkan interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas berpengaruh nyata terhadap umur berbunga (hari).

Persentase Perkecambahan( % )

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari persentase perkecambahan dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin beda yang nyata terhadap persentase perkecambahan, sedangkan varietas dan interaksi antara kolkisin dan varietas belum berbeda nyata terhadap persentase perkecambahan.

Rataan persentase perkecambahan pada konsentrasi kolkisin dan varieras dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan persentase perkecambahan (%)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 93.75 81.25 43.75 72.92

777 97.92 66.67 27.08 63.89

Hitam Putih 93.75 60.42 41.67 65.28

Rataan 95.14a 69.44b 37.50c 67.36

Ket : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%.

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari konsentrasi kolkisin di peroleh persentase pekecambahan tertinggi pada konsentrasi 0 ppm dan menurun pada konsentrasi 100 dan 200 ppm dengan perbedaan yang nyata.

Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap persentase perkecambahan dapat dilihat pada gambar 1.

Konsentrasi (ppm)

Gambar 1. Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap persentase perkecambahan (%)

Dari gambar 1 diperoleh bahwa pada varietas parade persentase perkecambahan tertinggi pada tanpa konsentrasi kolkisin 0 ppm kemudian pada

ŷ = -0.25x + 97.91 r = 0.961 ŷ = -0.354x + 99.30 r = 0.997 ŷ= -0.260x + 91.31 r = 0.987 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0 50 100 150 200 250 V1 V2 V3

perlakuan konsentrasi kolkisin 100 dan 200 ppm mengalami penurunan dengan rataan tertinggi terdapat pada konsentrasi 0 ppm, pada varietas 777 persentase perkecambahan tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan dengan rataan tertinggi pada konsentrasi 0 ppm, sedangkan pada varietas hitam putih persentase perkecambahan tertinggi pada perlakuan tanpa konsentrasi 0 ppm.

Luas Daun (mm2)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari rataan luas daun dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin varietas dan interaksi antara kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata.

Rataan luas daun pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan luas daun (mm2)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 66.84 61.47 64.35 64.22

777 68.34 63.70 63.28 65.11

Hitam Putuh 68.16 64.55 62.22 64.97

Rataan 67.78 63.24 63.28 64.77

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa konsentarsi kolkisin dan varietas serta interaksi antara kolkisin dengan varietas belum berbeda nyata pada luas daun. Panjang Tanaman (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari panjang tanaman dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi

kolkisin beda yang nyata terhadap panjang tanaman, sedangkan varietas dan interaksi belum berbeda nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan panjang tanaman pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan panjang tanaman (cm)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 255.93 182.63 180.52 206.36

777 284.13 169.75 140.02 197.96

Hitam Putih 238.83 199.88 178.42 205.71

Rataan 259.63a 184.09b 166.32b 203.34

Ket : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dari konsentrasi kolkisin diperoleh tanaman terpanjang pada konsentrasi 0 ppm, pada konsentrasi 100 dan 200 ppm semakin menurun terhadap panjang tanaman dengan perbedaan yang nyata.

Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap persentase perkecambahan dapat dilihat pada gambar 2.

Konsentrasi (ppm)

Gambar 2. Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap panjang Tanaman (cm)

Dari gambar 2 diperoleh bahwa pada varietas parade panjang tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi kolkisin 0 ppm kemudian pada perlakuan konsentrasi kolkisin 100 dan 200 ppm mengalami penurunan dengan rataan tertinggi terdapat pada konsentrasi 0 ppm, pada varietas 777 panjang tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan dengan rataan tertinggi pada konsentrasi 0 ppm, sedangkan pada varietas hitam putih panjang tanaman tertinggi pada perlakuan tanpa konsentrasi 0 ppm.

Diameter Batang (mm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari diameter batang dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin, ŷ = 0.003x2 - 1.089x + 255.9 r = 1 ŷ = 0.004x2 - 1.567x + 284.1 r = 1 ŷ= 0.000x2 - 0.476x + 238.8 r = 1 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 0 50 100 150 200 250 V1 V2 V3

varietas serta interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata terhadap diameter batang.

Rataan diameter batang pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan diameter batang (cm)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 0.36 0.39 0.31 0.35

777 0.36 0.41 0.32 0.36

Hitam Putih 0.42 0.36 0.39 0.39

Rataan 0.38 0.39 0.34 0.37

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa konsentrasi kolkisin, varietas, serta interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas belum berbeda nyata terhadap diameter batang.

Umur Berbunga (hari)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari umur berbunga dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin, varietas serta interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas dengan perbedaan yang nyata terhadap umur berbunga.

Rataan umur berbunga pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan umur berbunga (hari)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 36.00a 45.33b 46.92c 42.75a

777 36.08a 46.42c 47.08c 43.19b

Hitam Putih 36.00a 45.42b 46.75c 42.72a

Rataan 36.03a 45.72b 46.92c 42.89

Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%.

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa umur berbunga tercepat pada konsentrasi 0 ppm dan umur berbunga akan semakin lama pada konsentrasi 100 dan 200 ppm dengan perbedaan yang nyata. Varietas hitam putih berbeda nyata dengan varietas 777, tetapi belum berbeda nyata dengan varietas parade terhadap umur berbunga, serta interaksi umur berbunga yang tercepat yaitu konsentrasi 0 ppm dengan varietas parade dan hitam putih yakni 36.00 hari.

Umur Panen (Hari)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari umur panen polong segar dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap umur panen, sedangkan varietas dan interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata.

Rataan umur panen pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan umur panen (hari)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 45.33 55.92 57.17 52.81

777 45.83 56.00 57.08 52.97

Hitam Putih 45.25 56.08 56.92 52.75

Rataan 45.47a 56.00b 57.06c 52.84

Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa umur panen tercepat pada konsentrasi 0 ppm dan umur panen akan semakin lama pada konsentrasi 100 dan 200 ppm dengan perbedaan yang nyata

Panjang Polong (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam panjang polong dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin dan varietas berpengaruh nyata terhadap panjang polong, sedangkan interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata.

Rataan panjang polong pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan panjang polong (cm)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 72.42 60.38 48.74 60.51a

777 73.61 60.61 46.08 60.10a

Hitam Putih 68.04 53.67 44.44 55.38b

Rataan 71.36a 58.22b 46.42c 58.66

Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa panjang polong terpanjang pada konsentrasi 0 ppm dan polong akan semakin pendek pada konsentrasi 100 dan 200 ppm dengan perbedaan yang nyata. Pada varietas parade berbeda nyata terhadap varietas hitam putih tetapi belum berbeda nyata dengan varietas 777 terhadap panjang polong.

Berat Polong Per Tanaman (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam berat polong per tanaman dapat dilihat pada lampiran 21 dan 22. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin beda yang nyata terhadap berat polong per tanaman, sedangkan pada varietas dan interaksi antara kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata.

Rataan berat polong per tanaman pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan berat polong per tanaman (g)

Varietas Kolkhisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 1018.08 518.09 424.00 653.39

7777 1140.57 596.35 438.60 725.17

Hitam Putih 938.65 330.92 391.60 553.72

Rataan 1032.43a 481.79b 418.07c 644.10

Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa berat polong pertanaman tertinggi pada konsentrasi 0 ppm dan berat polong semakin menurun pada konsentrasi 100 dan 200 ppm dengan perbedaan yang nyata.

Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap berat polong per tanaman dapat dilihat pada gambar 3.

Konsentrasi (ppm)

Gambar 3. Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap berat polong per tanaman (g)

Dari gambar diperoleh bahwa pada varietas parade berat polong per tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan, pada varietas 777 berat polong per tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan, sedangkan pada varietas hitam putih berat polong per tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan.

Jumlah Polong Per Tanaman (polong)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah polong pertanaman dapat dilihat pada lampiran 23 dan 24. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap jumlah polong pertanaman,

ŷ = -2.970x + 950.4 r = 0.930 ŷ = -3.509x + 1076. r = 0.953 ŷ = -2.735x + 827.2 r = 0.817 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 0 50 100 150 200 250 V1 V2 V3

sedangkan varietas dan interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata.

Rataan jumlah polong per tanaman pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah polong per tanaman (polong)

.Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 4.28 2.62 2.15 3.02

777 4.68 2.58 2.23 3.17

Hitam putih 4.08 2.77 1.97 2.94

Rataan 4.35a 2.66b 2.12c 3.04

Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%.

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah polong pertanaman tertinggi pada konsentrasi 0 ppm dan jumlah polong akan menurun pada konsnetrasi 100 dan 200 ppm dengan perbedaan yang nyata.

Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap jumlah polong per tanaman dapat dilihat pada gambar 4.

Konsentrasi (ppm)

Gambar 4. Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap jumlah polong per tanaman (polong)

Dari gambar diperoleh bahwa pada varietas parade jumlah polong per tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan, pada varietas 777 jumlah polong per tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan, sedangkan pada varietas hitam putih jumlah polong per tanaman tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm dan pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan terhadap jumlah polong per tanaman. Jumlah Polong Hampa Per tanaman (polong)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah polong hampa per tanaman dapat dilihat pada lampiran 22 dan 23. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin, varietas serta interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata.

ŷ = -0.010x + 4.083 r = 0.951 ŷ = -0.012x + 4.391 r = 0.924 ŷ = -0.010x + 3.997 r = 0.989 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 0 50 100 150 200 250

.Rataan jumlah polong hampa per tanaman pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah polong hampa per tanaman (polong)

Varietas Kolkisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 0.18 0.18 0.20 0.19

777 0.13 0.15 0.20 0.16

Hitam Putih 0.12 0.25 0.20 0.19

Rataan 0.14 0.19 0.20 0.18

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa konsentrasi kolkisin, varietas, dan interaksi antara kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata terhadap jumlah polong hampa pertanaman.

Jumlah Biji Per Polong (biji)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah biji per polong dapat dilihat pada lampiran 24 dan 25. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin beda yang nyata terhadap jumlah biji per polong, sedangkan varietas dan interaksi antara konsentrasi kolkisin dan varietas belum berpengaruh nyata.

Rataan jumlah biji per polong pada konsentrasi kolkisin dan varietas dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengaruh konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah biji per polong (biji)

Varietas Kolkhisin (ppm) Rataan

0 100 200

Parade 19.99 16.80 15.55 17.44

777 20.86 17.53 15.94 18.11

Hitam putih 19.69 17.50 15.45 17.55

Rataan 20.18a 17.28b 15.65c 17.70

Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah biji per polong tertinggi pada konsentrasi 0 ppm dan jumlah biji menurun pada konsentrasi 100 dan 200 ppm dengan perbedaan yang nyata.

Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap jumlah biji per polong dapat dilihat pada gambar 5.

Konsentrasi (ppm)

Gambar 5. Grafik pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap jumlah biji per polong (biji)

Dari gambar diperoleh bahwa pada varietas parade jumlah biji per polong tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan, pada varietas 777 jumlah biji per polong tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm kemudian pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan, sedangkan pada varietas hitam putih jumlah biji per polong tertinggi pada tanpa konsentrasi 0 ppm dan pada konsentrasi 100 dan 200 ppm mengalami penurunan. ŷ = -0.022x + 19.66 r = 0.969 ŷ = -0.024x + 20.57 r = 0.978 ŷ = -0.021x + 19.66 r = 0.999 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 0 50 100 150 200 250 V1 V2 V3

Pembahasan

Pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi kacang panjang

Konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan (%), panjang batang (cm), umur berbunga (hari), umur panen (hari), panjang polong per tanaman (cm), berat polong per tanaman (g), jumlah polong per tanaman (polong), jumlah biji perpolong (biji).

Dari analisis statistik diperoleh bahwa konsentrasi kolkisin berpengaruh nyata terhadap parameter persentase perkecambahan (%), dengan pemberian kolkisin menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya persentase perkecambahan, dapat diketahui pada benih tanpa perlakuan konsentrasi kolkisin 0 ppm keadaan benih dalam keadaan yang normal, sehingga pada proses tahap parameter perkecambahan, memperlihatkan keadaan benih tanpa perlakuan konsentrasi kolkisin tumbuh dengan baik, sedangkan yang diberi kolkisin benih mengalami penurunan persentase perkecambahan, dikarenakan pada dasarnya kolkisin bersifat merusak, yang apabila dalam perlakuan konsentrasi yang tinggi atau tidak tepat dapat memperlihatkan pengaruh negatif, hal ini sesuai dengan Suryo (1995) yang menyatakan bahwa kolkisin bersifat racun, yang terutama pada tumbuhan memperlihatkan pengaruhnya pada nukleus yang sedang membelah. Sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi pada saat pertumbuhan benih tersebut.

Pada pengamatan paremeter panjang tanaman, berat polong per tanaman diperoleh perlakuan kolkisin memberikan pengaruh yang nyata. Dimana dengan diberikannya kolkisin pada parameter panjang tanaman menunjukkan penurunan panjang tanaman, begitu juga pada parameter berat polong pertanaman

menunjukkan penurunan berat polong pertanaman setelah diberikan kolkisin. Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada perlakuan tanpa kolkisin terhadap parameter panjang tanaman dan berat polong pertanaman menujukkan hasil yang baik sedangkan pada perlakuan kolkisin dengan dosis yang tinggi menunjukkan hasil yang kurang bagus dari pada tanpa pemberian kolkisin. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi kolkisin yang diberikan maka semakin jelek pertumbuhan tanaman tersebut dimana kolkisin akan bersifat racun pada tanaman apabila pemberian konsentrasi yang tinggi atau tidak tepat. Hal ini sesuai dengan Suryo (1995) yang menyatakan bahwa jika konsentrasi terlalu tinggi atau perlakuan terlalu lama, maka kolkisin akan memperlihatkan pengaruh yang negatif yaitu penampilan tanaman akan menjadi jelek, sel-sel banyak yang rusak atau bahkan menyebabkan matinya tanaman.

Perlakuan konsentrasi kolkisin memberikan efek yang nyata pada parameter umur berbunga dan umur panen tanaman kacang panjang yang mengakibatkan lamanya pembungaan dan lamanya pemanenan pada tanaman kacang panjang. Dimana dengan pemberian kolkisin mengakibatkan umur berbunga dan umur panen menjadi lebih lama dari tanaman yang tidak diberi perlakuan kolkisin. Hal ini diduga karena konsentrasi kolkisin yang diberikan mengakibatkan tanaman menjadi poliploid sehingga mempengaruhi umur berbunga dan umur panen menjadi semakin lama. Menurut Poespodarsono (1998) menyatakan bahwa salah satu ciri poliploid yaitu laju pertumbuhan lebih lambat dibandingkan dengan diploid, menyebabkan pembungan juga terlambat.

Pada pengamatan parameter jumlah polong pertanaman dan jumlah biji perpolong diperoleh perlakuan kolkisin memberikan pengaruh yang nyata.

Dengan diberikannya kolkisin pada tanaman kacang panjang memperlihatkan dampak yang negatif pada tanaman kacang panjang, dimana pada parameter jumlah polong pertanaman dan jumlah biji pertanaman menunjukkan penurunan hasil jumlah polong dan jumlah biji pertanaman. Hal ini dikarenakan pemberiaan kolkisin dan lama perendaman yang kurang tepat sehingga menyebabkan jumlah polong dan jumlah biji menurun. Hal ini sesuai dengan Suryo (1995) yang menyatakan jika konsentrasinya terlalu tinggi atau waktunya perlakuan yang terlalu lama, maka kolkisin akan memperlihatkan pengaruh negatif.

Umumnya koliksin akan bekerja efektif pada konsentrasi 0,01-1% untuk jangka waktu 6-72 jam, namun setiap jenis tanaman memilki respon yang berbeda-beda (Eigsti dan Dustin, 1957).

Pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi kacang panjang

Varietas juga berpengaruh nyata terhadap umur berbunga dan panjang polong. Dimana dari ketiga varietas memperlihatkan adanya kecenderungan umur berbunga menjadi lama dan panjang polong menjadi lebih pendek. Hal ini dikarenakan setiap varietas tanaman kacang panjang mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap konsentrasi kokisin. Hal ini sesuai dengan Suryo (1995) yang menyatakan bahwa pada umumnya kolksin akan bekerja dengan efektif pada konsentrasi 0,01-1,00%. Ada kalanya larutan bekerja efektif pada konsentrasi 0,001-1,00%. Lama perendaman kolkisin juga berkisar antara 3-24 jam. Sedangkan menurut Poespodarsono (1998) menyatakan kepekaan terhadap perlakuan kolksin amat berbeda diantara spesies tanaman. Oleh karena itu baik konsentrasi maupun waktu perlakuan akan berbeda pula, bahkan untuk bagian tanaman yang berbeda akan lain pula dosis dan waktunya.

Interaksi konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi kacang panjang

Dari analisis statistik diperoleh bahwa interaksi antara konsentrasi kolkisin dengan varietas berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Dimana dari interaksi kedua perlakuan memperlihatkan adanya kecenderungan lamanya umr berbunga. Hal ini diduga disebabkan karena kombinasi antara konsentrasi kolkisin yang tinggi dan lama perendaman yang sudah di tentukan terhadap beberapa varietas belum memberikan hasil yang positif terhadap pertumbuhan tanaman sehingga mangakibatkan munculnya kromosom yang tidak diinginkan yang mengakibatkan tanaman menjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan Welsh (1991) yang menyatakan bahwa makin tinggi dosis mutagen, makin sering terjadi mutasi dan makin sering terjadi pemuculan kromosom-kromosom dan kematian gen yang tidak diharapkan.

Dokumen terkait