• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persaingan di bidang telekomunikasi menjadi semakin ketat. Ketatnya persaingan

ditandai dengan market share penjualan stater pack yang fluktuatif. Sembilan provider mempunyai market share atau pangsa pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan market share

penjualan, sembilan provider tersebut dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu kelompok market share tinggi, sedang, dan rendah. Pada setiap kelompok diambil beberapa provider yang mewakili kelompok tersebut.

Provider yang termasuk kelompok

market share tinggi adalah Brand A, Brand D, dan Brand E. Kelompok ini mempunyai persentase penjualan berkisar antara 15-30%. Kelompok market share sedang yaitu Brand F, Brand B, dan Brand C, mempunyai persentase penjualan sekitar 5-15%. Sedangkan, kelompok market share rendah adalah Brand G, Brand I, dan Brand H dengan persentase penjualan kurang dari 5%.

Pada pembahasan selanjutnya hanya lima provider yang akan dibahas dalam penelitian ini. Kelima operator tersebut adalah tiga provider (Brand A, Brand D, dan Brand E) dari kelompok market share tinggi, satu provider (Brand F) dari kelompok market share sedang, dan satu provider (Brand G) dari kelompok market share rendah. Plot

market share penjualan stater pack (kartu perdana) kesembilan provider tersebut tersaji pada Lampiran 1.

Eksplorasi Data

Brand A

1. Identifikasi Pola data

Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat efek dari munculnya promo baru terhadap market share penjualan kartu perdana Brand A. Promo-promo yang tersaji pada Gambar 2 meliputi promo tarif telepon, tarif SMS, tarif internet, atau kombinasi ketiganya, bonus telepon, SMS, dan internet, serta peluncuran kartu perdana baru. Pada launching promo tarif telepon seperti tanggal 9 Mei 2008, 12 Juni 2008, 1 Juli 2008 dan 1 Desember 2008, market share Banrd A mengalami peningkatan. Demikian pula dengan launching promo baru pada tanggal 1 Februari 2009, 20 Januari 2010, 9 Februari 2010, dan 15 Maret 2010 juga mengalami hal yang sama. Namun, launching promo selain tanggal yang tersebut di atas yaitu tanggal 3 September 2008, 15 April 2009, dan 24 November 2009 tidak memberikan dampak positif yaitu tidak menyebabkan BP 8 BP 9 Breakpoint 5 t2≤ data ≤ t1 Breakpoint 4 1≤ data ≤ t2 Breakpoint 1 (BP 1) (t1) 1≤ data ≤ n Breakpoint 3 (t3) t1≤ data ≤ n Breakpoint 2 (t2) 1≤ data ≤ t1 Breakpoint D-2 TD-2≤ data ≤ n Breakpoint 6 t1≤ data ≤ t3 BP 10 BP 11 BP 12 BP 13 . BP D-1 BP D

Gambar 3 Hasil breakpoint Brand A dengan pendekatan smoothing

market share mengalami peningkatan.

Market share setelah tanggal launching

promo tersebut cenderung mengalami penurunan. Penurunan tersebut mungkin disebabkan promo yang ditawarkan kurang menarik.

2. Pendekatan Metode Pemulusan

(Smoothing)

Pemulusan terhadap data market share penjualan kartu perdana Brand A dilakukan dengan menggunakan pemulusan rataan berganda (double moving average). Setelah dilakukan beberapa kali simulasi pemulusan, didapatkan pemulusan yang cocok adalah pemulusan rataan bergerak berganda 7 (DoubleMoving Average 7). Plot hasil pemulusan dan pendugaan

breakpoint berdasarkan hasil eksplorasi tersaji pada Gambar 3.

Berdasarkan pendugaan breakpoint

tersebut, dapat diketahui kapan mulai terjadi perubahan market share. Hasil

breakpoint menunjukkan titik perubahan terjadi di awal dan pertengahan tahun. Pada setiap tahun terdapat empat titik perubahan. Pada tahun 2008, terjadi perubahan market share pada bulan Februari, Maret, April, dan September. Pada tahun 2009, breakpoint terjadi setiap tiga bulan sekali (triwulan) sedangkan tahun 2010 breakpoint terjadi setiap empat bulan sekali (kuarter) (Gambar 3). Pada awal sampai pertengahan tahun, market share Brand A rata-rata mengalami peningkatan. Sedangkan, setiap menjelang akhir tahun Keterangan: : Launching promo baru

market share Brand A selalu mengalami penurunan.

Brand D

1. Identifikasi Pola Data

Pada Brand D, promo tarif telepon yang dikeluarkan pada tanggal 3 Maret 2008 dan 30 Maret 2008 dapat meningkatkan market share yang semula berkisar diangka 15% menjadi di atas 20%. Begitupun untuk launching promo tarif telepon yaitu tanggal 11 Juli 2008, 1 Agustus 2008, dan 20 Agustus 2008, serta promo kartu perdana baru yaitu tanggal 23 November 2009 juga memberikan dampak yang positif terhadap market share (Gambar 4). Untuk jenis promo berupa bonus seperti

bonus SMS, telepon, dan internet, jenis promo tersebut tidak membuat peningkatan market share yang berarti tetapi lebih kepada mempertahankan

market share agar tidak mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat setelah

launching promo tanggal 17 Januari 2008 dan 22 Maret 2010. Market share

Brand D setelah tanggal launching

tersebut menunjukkan tidak mengalami penurunan dan stabil disuatu nilai tertentu.

2. Pendekatan Metode Pemulusan

(Smoothing)

Pendugaan breakpoint pada market share Brand D dengan pendekatan

smoothing menggunakan pemulusan Keterangan: : Launching promo baru

Gambar 4 Plot market share penjualan kartu perdana Brand D

rataan bergerak berganda 9 (Double Moving Average 9). Plot hasil pemulusan dan pendugaan breakpoint berdasarkan hasil eksplorasi tersaji pada Gambar 5.

Berdasarkan plot pemulusan terlihat bahwa market share pada tahun 2008 sampai pertengahan tahun 2010 hampir memiliki pola yang sama setiap tahun yaitu rata-rata mengalami peningkatan menjelang akhir tahun dan penurunan di awal dan pertengahan tahun. Jika dilihat dari tanggal launching

promo-promo terbaru Brand D (Gambar 4), promo-promo tersebut lebih banyak dikeluarkan pada saat menjelang akhir tahun (bertepatan dengan bulan Ramadhan, Natal, dan tahun baru). Hal tersebut mungkin menjadi salah satu penyebab meningkatnya penjualan kartu perdana provider Brand D.

Berdasarkan pendugaan breakpoint

secara eksploratif, terdapat 19 titik perubahan market share. Titik-titik perubahan naiknya market share Brand D rata-rata terjadi pada pertengahan tahun (Mei dan Juli). Sedangkan, titik-titik perubahan turunnya market share

Brand D terjadi pada awal tahun (Januari dan Maret) dan menjelang akhir tahun (Oktober dan November).

Brand E

1. Identifikasi Pola Data

Pada Gambar 6 terlihat market share

penjualan kartu perdana Brand E pada awal tahun 2008 mengalami peningkatan dan penurunan persentase yang cukup besar. Pada periode tersebut terdapat dua promo tarif telepon yang memberikan dampak positif yaitu meningkatnya

Keterangan: : Launching promo baru

Gambar 6 Plot market share penjualan kartu perdana Brand E

market share. Dua promo tersebut dikeluarkan pada tanggal 16 Januari 2008 dan 5 Maret 2008. Setelah periode tersebut yaitu menjelang akhir tahun 2008, market share Brand E mengalami penurunan. Akan tetapi provider tersebut dapat mempertahankan market share

pada kisaran angka 25%. Hal ini dikarenakan provider Brand E gencar mengeluarkan promo-promo berupa tarif telepon, bonus SMS, bonus internetan, ataupun kombinasi ketiganya (Gambar 6). Menjelang akhir 2009, market share

sedikit demi sedikit mengalami peningkatan.

2. Pendekatan Metode Pemulusan

(Smoothing)

Pemulusan terhadap data market share penjualan kartu perdana Brand E dilakukan dengan menggunakan

pemulusan rataan berganda 7 (double moving average 7). Berdasarkan plot hasil pemulusan (Gambar 7) terdapat kesamaan pada market share tahun 2009 dan 2010. Pada kedua tahun tersebut, terdapat titik-titik perubahan pada bulan Januari, Maret, dan Mei dengan pola yang sama yaitu menurun pada periode Januari-Maret kemudian meningkat sampai bulan Mei dan setelah bulan Mei kembali menurun. Berdasarkan pendugaan breakpoint dengan metode pemulusan, terdapat 15 titik perubahan

market share Brand E. Breakpoint rata-rata terjadi pada awal tahun sampai pertengahan tahun (Januari-Mei). Pada setiap tahun terdapat breakpoint pada bulan Maret (8 Maret 2008, 16 Maret 2009, dan 25 Maret 2010) yang merupakan titik perubahan naiknya

market share. Pada tahun 2008 dan 2009

Keterangan: : Launching promo baru

Gambar 8 Plot market share penjualan kartu perdana Brand F

masing-masing terdapat enam

breakpoint, tiga titik merupakan titik perubahan naiknya market share Brand E dan sisanya merupakan titik perubahan turunnya market share Brand E.

Brand F

1. Identifikasi Pola Data

Market share penjualan kartu perdana Brand F mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu. Selama tahun 2008, market share Brand F hanya berkisar 2-6% dan akhir tahun 2008 sampai tahun 2009 mulai mengalami peningkatan hingga 12% (Gambar 8). Provider Brand F mengeluarkan banyak promo baru pada periode tersebut sehingga market share mengalami peningkatan. Pada periode tersebut terdapat lima promo berupa tarif telepon, kartu perdana baru, dan paket bonus (telepon, SMS, dan internet). Pada promo paket bonus (telepon, SMS, dan internet), membuat market share

perlahan-lahan mengalami peningkatan hingga mencapai 12%. Namun,

launching promo baru pada tahun 2010 tidak memberikan dampak positif yaitu tidak menyebabkan market share

mengalami peningkatan. Market share

setelah tanggal launching promo tersebut cenderung mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi mungkin disebabkan promo yang ditawarkan kurang menarik.

2. Pendekatan Metode Pemulusan

(Smoothing)

Metode pemulusan yang cocok untuk market share Brand F adalah pemulusan rataan berganda 9 (double moving average 9). Plot hasil pemulusan menunjukkan, market share Brand F lebih fluktuatif pada tahun 2009. Hal ini ditandai dengan banyaknya pendugaan

breakpoint yang terdeteksi pada saat itu yaitu tujuh breakpoint dengan jarak antar

breakpoint berdekatan yaitu rata-rata satu bulan (Gambar 9). Hampir di setiap bulan terjadi perubahan baik itu peningkatan maupun penurunan market share Brand F.

Brand G

1. Identifikasi Pola Data

Berdasarkan Gambar 10, market share provider Brand G tergolong kecil

karena hanya menguasai pangsa pasar sebesar 4%. Walaupun memiliki market share kecil, provider tersebut menunjukkan hasil yang baik karena seiring bertambahnya waktu persentase penjualan kartu perdana operator tersebut meningkat. Hal ini dibuktikan dengan gencarnya promo-promo yang ditawarkan provider tersebut. Pada awal tahun 2008, market share berkisar diangka 0%. Setelah adanya promo di awal bulan Juni 2008, market share

mulai mengalami peningkatan.

Pada akhir tahun 2008 sampai awal tahun 2009, provider Brand G gencar mengeluarkan bayak promo baru berupa tarif telepon dan SMS, serta kartu perdana baru dengan paket bonus (telepon, SMS, dan internet). Setelah promo-promo tersebut dikeluarkan, memberikan dampak positif yaitu terjadi peningkatan market share. Demikian pula dengan launching promo tanggal 28 Maret 2010, 13 April 2010, dan 15 April 2010, memberikan hasil yang sama. Pada Gambar 10 terlihat ada satu nilai yang jauh berbeda atau biasa disebut outlier

yang terjadi pada tanggal 27 Januari 2009 yaitu sebesar 8,58%. Outlier

tersebut terjadi karena terjadi kesalahan pengentrian data. Oleh karena market share pada tanggal tersebut tidak diketahui angka yang sebenarnya maka

outlier tidak dapat dihilangkan begitu saja dari set data market share Brand G.

2. Pendekatan Metode Pemulusan

(Smoothing)

Pendugaan breakpoint pada market share Brand G dengan pendekatan

smoothing menggunakan pemulusan rataan bergerak berganda 9 (Double Moving Average 9). Berdasarkan hasil pemulusan pada Gambar 11 terlihat bahwa market share Brand G meningkat seiring bertambahnya waktu. Walaupun demikian pada beberapa periode tertentu seperti 23 April 2008-17 Juni 2008 terjadi penurunan market share. Akan tetapi penurunan tersebut dianggap bukan suatu penurunan yang berarti karena persentase penurunan tergolong kecil.

Perubahan market share suatu provider dipengaruhi oleh provider lain. Saat suatu provider mengalami peningkatan, provider lain mengalami penurunan market share

begitupun sebaliknya. Pada kelompok market share tinggi, terjadi persaingan ketat antara ketiga provider. Hal ini dapat dilihat dari fluktuatifnya perubahan market share ketiga provider. Selain itu, market share penjualan kartu perdana Brand D mempunyai pola yang berbeda dengan Brand A (Gambar 12). Perbedaan yang dimaksud adalah saat market share Brand A mengalami peningkatan,

market share Brand D mengalami penurunan begitupun sebaliknya. Perbedaan pola pada kedua provider tersebut mengindikasikan bahwa kompetitor terberat untuk Brand A adalah Brand D. Sedangkan, perubahan

market share Brand E tidak dipengaruhi oleh perubahan market share Brand A maupun Brand D.

Ada beberapa jenis promo yang ditawarkan oleh para provider seperti promo tarif telepon, tarif SMS, tarif internet, atau

kombinasi ketiganya, paket bonus (telepon, SMS, dan internet), bonus pulsa dan peluncuran kartu perdana baru. Dari berbagai macam jenis promo tersebut, penawaran promo tarif telepon dan paket bonus lebih efektif meningkatkan market share penjualan kartu perdana.

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Metode Smoothing

Pendugaan breakpoint dengan

pendekatan metode pemulusan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pada

metode smoothing adalah dengan

dilakukannya pemulusan, identifikasi pola data dan breakpoint lebih mudah dilakukan daripada kita mengidentifikasinya melalui plot data asli. Namun demikian, terdapat empat kekurangan dari pendekatan smoothing yaitu pertama, pendugaan breakpoint memerlukan Keterangan: : Launching promo baru

Gambar 10 Plot market share penjualan kartu perdana Brand G

ketelitian lebih karena dalam mengidentifikasi titik-titik mana saja yang berpotensi sebagai

breakpoint dilakukan dengan cara melihat plot hasil pemulusan dan nilai hasil pemulusannya dengan seksama. Kedua, lebih sulit menduga

breakpoint untuk data yang perubahannya kecil seperti data market share Brand F dan Brand G karena terbatasnya kemampuan hasil eksplorasi. Ketiga, pada kasus terdapat outlier

seperti Brand G, pendugaan breakpoint

menjadi bias. Keempat, pendekatan smoothing

hanya dapat mendeteksi titik perubahan naik dan turun secara bergantian tetapi tidak dapat mengetahui dimana titik terjadinya perubahan

slope selama terjadi penurunan atau peningkatan market share.

Hasil pendugaan breakpoint dengan pendekatan metode pemulusan merupakan tahap awal dalam mengidentifikasi secara eksploratif titik-titik mana saja yang berpotensi sebagai titik perubahan atau

breakpoint. Untuk itu perlu suatu pengujian secara statistika untuk mengetahui apakah pendugaan breakpoint yang didapat dari hasil eksplorasi tersebut dapat diterima. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah change point analysis (CPA).

Change Point Analysis

Brand A

Berdasarkan CUSUM chart dapat terlihat pada periode mana saja terjadi peningkatan

market share yang ditandai dengan slope naik, penurunan market share yang ditandai dengan

slope turun, dan perubahan arah slope yang menunjukkan perubahan market share. Pada

Gambar 13 CUSUM chart Brand A

Gambar 14 Plot breakpoint Brand A hasil CPA

Gambar 13 dan Gambar 14 terlihat perubahan

market share ditandai dengan perubahan warna pada background plot. Pada CUSUM chart Brand A, Januari 2008 sampai Agustus 2009 menunjukkan slope naik dan lebih banyak cumulative sum (Si) > 0. Setelah Agustus 2009 slope mulai turun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada Januari 2008 sampai Agustus 2009 market share berada di atas rata-rata keseluruhan dan setelah periode Gambar 12 Plot market share penjualan kartu perdana 5 provider

tersebut market share berada di bawah rata-rata keseluruhan market share Brand A.

Berdasarkan hasil breakpoint dengan

change point analysis (CPA), terdapat 20

breakpoint yang terjadi hampir di setiap bulan. Tanggal terjadinya breakpoint tersebut tertera pada Tabel 1. Setiap breakpoint

mempunyai conf.level hitung atau tingkat kepercayaan yang mengindikasikan semakin tinggi conf.level hitung semakin yakin bahwa

breakpoint tersebut merupakan titik perubahan maksimum.

Tabel 1 Breakpoint Brand A dengan pendekatan CPA

Terdapat pula perubahan rata-rata market share sebelum terjadi breakpoint dan setelah terjadi breakpoint. Selain itu, warna pada kolom paling kanan menyimbolkan warna hijau untuk breakpoint naik dan warna merah untuk breakpoint turun. Dua breakpoint yang mengalami peningkatan dan penurunan

market share yang cukup tinggi berturut-turut adalah tanggal 2 Juli 2008 dari 20,34% menjadi 26,17% dan tanggal 11 Agustus 2009 dari 23,29% menjadi 19,22%.

Pendekatan smoothing dan CPA pada

market share Brand A menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 2). Dari 11 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, ada 6 waktu diidentifikasi juga sebagai breakpoint oleh CPA.

Brand D

Gambar 15 CUSUM chart Brand D

Gambar 16 Plot breakpoint Brand D hasil CPA

Pada Gambar 15, banyak terjadi slope

naik maupun turun secara bergantian. Hal ini menunjukkan banyak terdapat perubahan baik itu peningkatan maupun penurunan market share . Berdasarkan Tabel 2, terdapat 24

breakpoint. Perubahan market share Brand D dapat dikatakan fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari CUSUM chart Barnd D (Gambar 15) yang selalu naik turun dan simbol warna pada tabel breakpoint yang sering berubah.

Berdasarkan identifikasi pola data, diketahui bahwa market share Brand D memiliki pola yang berkebalikan dengan Brand A. Hal ini selain dapat dilihat dari plot kedua provider (Gambar 12) juga dapat dilihat dari hasil breakpointnya (Tabel 1 dan Tabel 2). Beberapa breakpoint pada tanggal yang berdekatan merupakan breakpoint naik di Brand A tetapi pada Brand D merupakan

breakpoint turun ataupun sebaliknya. Misalnya, tanggal 6 April 2008 merupakan

breakpoint naik bagi Brand D sedangkan tanggal 3 April 2008 merupakan breakpoint

turun bagi Brand A. Breakpoint lain yang juga mengalami hal yang sama yaitu 28 November 2009, 21 Februari 2010, 21 Maret 2010, dan 12 Juni 2010 pada Brand D dengan breakpoint

21 November 2009, 25 Februari 2010, 16

Tanggal Conf. Level Hitung From To

10-Jan-08 99% 27,62% 23,75% 22-Jan-08 100% 23,75% 20,02% 11-Feb-08 100% 20,02% 22,38% 3-Apr-08 100% 22,38% 15,19% 21-Apr-08 100% 15,19% 16,93% 25-May-08 100% 16,93% 20,34% 2-Jul-08 100% 20,34% 26,17% 2-Sep-08 100% 26,17% 25,02% 24-Oct-08 100% 25,02% 20,46% 22-Jan-09 100% 20,46% 23,54% 16-Mar-09 100% 23,54% 20,47% 30-May-09 100% 20,47% 23,29% 11-Aug-09 100% 23,29% 19,22% 21-Nov-09 100% 19,22% 15,71% 30-Dec-09 100% 15,71% 12,66% 11-Jan-10 100% 12,66% 15,22% 25-Feb-10 100% 15,22% 17,10% 16-Mar-10 100% 17,10% 19,18% 11-Jun-10 100% 19,18% 17,16% 2-Jul-10 100% 17,16% 19,67%

Keterangan: Breakpoint naik

Maret 2010, dan 11 Juni 10 pada Brand A (Tabel 1 dan Tabel 2).

Tabel 2 Breakpoint Brand D dengan pendekatan CPA

Pendekatan smoothing dan CPA pada

market share Brand D menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 3). Dari 17 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, terdapat 12 waktu yang sama diidentifikasi juga sebagai

breakpoint oleh CPA.

Brand E

Pada CUSUM chart Brand E (Gambar 17), plot hasil cumulative sum membentuk satu gelombang dimana seperempat gelombang pertama dan terakhir terjadi peningkatan market share dan sisanya menunjukkan penurunan market share. Hal ini berarti pada April 2008 sampai Agustus 2009 terjadi penurunan market share dan meningkat kembali sampai tahun 2010.

Berdasarkan hasil breakpoint dengan

change point analysis (CPA), terdapat 21

breakpoint. Tanggal terjadinya breakpoint

tersebut tertera pada Tabel 3. Breakpoint yang mengalami perubahan market share yang cukup tinggi adalah tanggal 23 Januari 2008

dari 20,32% menjadi 35,16% dan 1 April 2008 dari 28,53% menjadi 34,53%. Setelah tanggal tersebut, breakpoint-breakpoint yang terjadi rata-rata hanya mengalami perubahan disekitar 20%.

Gambar 17 CUSUM chart Brand E

Gambar 18 Plot breakpoint Brand E hasil CPA

Tabel 3 Breakpoint Brand E dengan pendekatan CPA

Tanggal Conf.Level Hitung From To

27-Feb-08 100% 14,77% 26,38% 7-Mar-08 100% 26,38% 21,27% 6-Apr-08 100% 21,27% 24,35% 8-May-08 100% 24,35% 21,99% 4-Jun-08 100% 21,99% 20,29% 25-Jun-08 100% 20,29% 17,60% 30-Jul-08 100% 17,60% 19,40% 12-Aug-08 100% 19,40% 17,84% 29-Aug-08 100% 17,84% 20,89% 1-Oct-08 100% 20,89% 23.73% 20-Nov-08 100% 23.73% 22,06% 28-Dec-08 100% 22,06% 18,75% 12-Feb-09 100% 18,75% 20,19% 4-Mar-09 100% 20,19% 17,80% 7-Apr-09 100% 17,80% 15,04% 9-May-09 100% 15,04% 16,19% 1-Jul-09 100% 16,19% 18,06% 26-Aug-09 100% 18,06% 19,80% 19-Oct-09 100% 19,80% 18,28% 28-Nov-09 100% 18,28% 25,07% 21-Feb-10 100% 25,07% 23,03% 21-Mar-10 100% 23,03% 20,56% 12-Jun-10 100% 20,56% 23,53% 23-Jun-10 100% 23,53% 20,52%

Tanggal Conf.Level Hitung From To

23-Jan-08 100% 20,32% 35,16% 6-Feb-08 100% 35,16% 29,17% 24-Feb-08 100% 29,17% 23,45% 7-Mar-08 100% 23,45% 28,53% 1-Apr-08 100% 28,53% 34,53% 11-Apr-08 100% 34,53% 28,47% 28-Apr-08 100% 28,47% 24,37% 9-Aug-08 100% 24,37% 26,99% 7-Sep-08 100% 26,99% 23,68% 25-Sep-08 100% 23,68% 20,15% 31- Oct-08 100% 20,15% 21,94% 8-Dec-08 100% 21,94% 24,35% 24-Jan-09 100% 24,35% 22,13% 15-Mar-09 100% 22,13% 25,85% 17-May-09 100% 25,85% 23,24% 30-Jun-09 100% 23,24% 21,64% 21-Aug-09 100% 21,64% 25,33% 26-Dec-09 100% 25,33% 27,29% 10-Apr-10 100% 27,29% 30,47% 3-May-10 100% 30,47% 27,61% 12-Jun-10 100% 27,61% 25,71%

Keterangan: Breakpoint naik

Breakpoint turun

Keterangan: Breakpoint naik

Pendekatan smoothing dan CPA pada

market share Brand E menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 4). Dari 15 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, terdapat 7 waktu yang sama diidentifikasi juga sebagai breakpoint

oleh CPA.

Brand F

Gambar 19 CUSUM chart Brand F

Gambar 20 Plot breakpoint Brand F hasil CPA

Cumulative sum pada Brand F pada awal tahun 2008 sampai 14 Maret 2009 (breakpoint

ke-8) menunjukkan slope turun dan periode 14 Maret 2009 sampai 22 Maret 2010 menunjukkan slope naik. Hal ini mengindikasikan bahwa pada periode awal (1 Januari 2008 sampai 14 Maret 2009), market share berada di bawah rata-rata keseluruhan

market share Brand F yaitu 6,95% dan setelah itu market share mengalami peningkatan dan berada di atas rata-rata keseluruhan market share Brand F. Hasil plot cumulative sum

Brand F dapat dilihat pada Gambar 19.

Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 20, Brand F menunjukkan market share Brand F pada awal tahun 2008 sampai 31 Desember 2008 (breakpoint ke-6) rata-rata berada pada angka 4%. Setelah tanggal tersebut, market share perlahan-lahan mulai naik hingga berkisar diangka 10%.

Tabel 4 Breakpoint Brand F dengan pendekatan CPA

Pada awal tahun 2010 yaitu tanggal 31 Januari 2010 (breakpoint ke-13), market share

Brand F mengalami penurunan dari 11,11% menjadi 9,42%. Pada breakpoint-breakpoint

berikutnya juga mengalami hal yang sama sampai breakpoint terakhir yaitu 17 Juni 2010 mulai naik kembali dari 6,37% menjadi 8,10% (Tabel 4). Pendekatan smoothing dan CPA pada market share Brand F menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama walaupun ada beberapa tanggal yang agak jauh berbeda (Lampiran 5). Dari 16 pendugaan waktu breakpoint dengan pendekatan smoothing, ada 9 waktu yang sama diidentifikasi juga sebagai breakpoint

oleh CPA.

Brand G

Market share Brand G memiliki sebuah

outlier yaitu pada tanggal 27 Januari 2009 sebesar 8,58%. Outlier dapat menyebabkan kesulitan dalam mendeteksi titik perubahan atau breakpoint yang terjadi. CPA dapat mengatasi hal tersebut dengan cara menganalisis peringkat dari nilai tersebut atau dikenal dengan analysis rank. Sebagai contoh, terdapat data sebanyak 10. Nilai terbesar dari data tersebut diberi peringkat 10, nilai terbesar kedua diberi peringkat 9, begitu seterusnya sampai nilai terkecil diberi peringkat 1. Setelah selesai diperingkatkan, hasil peringkat itulah yang akan dianalisis oleh CPA. Cara inilah yang diterapkan dalam market share

Brand G dan hasil analisisnya dapat dilihat pada Gambar 21, Gambar 22, dan Tabel 5.

Tanggal Conf.Level Hitung From To

15-Jan-08 100% 5,10% 3,37% 15-Feb-08 100% 3,37% 4,32% 16-May-08 100% 4,32% 5,83% 16-Jun-08 100% 5,83% 3,91% 11-Oct-08 100% 3,91% 4,42% 31-Dec-08 100% 4,42% 5,62% 18-Feb-09 100% 5,62% 6,89% 14-Mar-09 100% 6,89% 8,56% 15-May-09 99% 8,56% 9,56% 22-Jul-09 100% 9,56% 7,21% 9-Aug-09 100% 7,21% 9,88% 21-Nov-09 100% 9,88% 11,11% 31-Jan-10 100% 11,11% 9,42% 22-Mar-10 100% 9,42% 7,53% 26-Apr-10 100% 7,53% 6,37% 17-Jun-10 100% 6,37% 8,10%

Keterangan: Breakpoint naik

Gambar 21 CUSUM chart Brand G

Gambar 22 Plot breakpoint Brand G hasil CPA

Pola CUSUM chart pada Brand G tidak begitu berbeda dengan CUSUM chart Brand F. Pada 1 Januari 2008 sampai 9 April 2009, plot CUSUM menunjukkan slope turun. Hal ini mengindikasikan bahwa market share pada periode tersebut berada di bawah rata-rata keseluruhan market share Brand G yaitu 1,86%. Setelah itu market share mengalami peningkatan dan berada di atas rata-rata keseluruhan market share Brand G.

Tabel 5 Breakpoint Brand G dengan pendekatan CPA

Hasil breakpoint pada Hasil breakpoint

pada pendekatan smoothing dan

CPA-Analysis of Ranks pada market share Brand G menghasilkan pendugaan breakpoint yang berbeda. Hanya satu breakpoint yang sama yaitu awal November 2009 (Lampiran 6). Hal

ini disebabkan oleh outlier yang terkandung dalam data market share Brand G yang menyebabkan pendugaan breakpoint dengan pendekatan metode smoothing menjadi kurang baik. Oleh karena itu, untuk kasus dimana data mengandung outlier, dalam pendugaan

breakpoint lebih baik menggunakan CPA daripada pendekatan smoothing.

Hasil breakpoint pada provider Brand A, Brand D, Brand E, dan Brand F dengan pendekatan smoothing dan CPA menghasilkan pendugaan breakpoint yang hampir sama

Dokumen terkait