• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah daun dudu (Piper sarmentosum Roxb.) yang diperoleh dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta. Determinasi tanaman (Lampiran 1) dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM).

Dari percobaan kandungan fenolik didapat absorbansi kurva baku asam galat, sehingga diketahui kandungan fenolik total dalam ekstrak uji, diperoleh persamaan regresi y = 0,0063x + 0,1114. Hasil perhitungan menunjukan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu memiliki nilai kandungan fenolik total sebesar 205,6073 ± 5,7823 mg ekivalen asam galat per gram sampel. Pada tabung larutan uji menunjukan perubahan warna menjadi biru yang menandakan terdapat fenol pada ekstrak.

Table I. Hasil penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

Absorbansi Rata-rata ± SD

(mg ekivalen asam galat (GAE) per gram fraksi etil asetat daun dudu)

Replikasi 1 0,349

205,6073 ± 5,7823 Replikasi 2 0,358

Replikasi 3 0,334

Penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu, larutan menunjukan warna biru setelah ditambah reagen Folin-Ciocalteu dan larutan Na2CO3

yangmenghasilkan warna biru, bahwa terdapat senyawa fenolik yang terkandung di dalam fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu.

Penelitian lain menurut Dewi (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun lada, Rosari (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil

7

asetat ekstrak daun kumukus, dan Jesmile (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun cabe jawa, menemukan jumlah kandungan fenolik total fraksi ekstrak masing-masing sebesar secara beturut turut 133,83 ± 5,4365; 155,157 ± 5,642; 140,43 ± 5,1219 mg GAE per gram, dari hasil tersebut menunjukan daun dudu memiliki kandungan rata-rata fenolik total fraksi etil asetat ekstrak yang lebih tinggi yaitu 205,6073 ± 5,7823 mg GAE per gram.

Hasil uji aktivitas antioksidan

Uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC dilakukan selama 7 hari hingga kontrol negatif menunjukan absorbansi yang maksimum dan membentuk warna merah pekat pada larutan uji. Hal ini menandakan bahwa proses peroksidasi lipid asam linoleat sudah berjalan secara maksimal. Pengukuran absorbansi kontrol negatif, kontrol positif dan sampel dilakukan selama tujuh hari dengan rentang waktu pembacaan sampel 24 jam. Absorbansi maksimal kontrol negatif dicapai pada hari kelima, menandakan proses peroksidasi telah berjalan maksimal dan semakin banyak peroksida.

Gambar 1. Profil absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel selama 7 hari dengan metode FTC

Dari (Gambar 1) menunjukan mekanisme reaksi di mana nilai absorbansi kontrol negatif lebih tinggi dibandingkan nilai absorbansi kontrol positif dan sampel. Hal ini disebabkan tidak adanya senyawa antioksidan pada kontrol negatif yang dapat menghambat proses peroksidasi lipid, sehingga ion Fe3+ yang terbentuk semakin banyak dan warna merah akibat pembentukan kompleks ferri-tiosianat lebih pekat dibandingkan kontrol positif yang berisi alfa tokoferol dan sampel yang berisi fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 7 A b sor b an si Hari ke- Kontrol Negatif Kontrol Positif

Fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

8

Pada pengukuran hari kelima, saat proses peroksidasi lipid sudah berjalan secara maksimal, kontrol positif yang berisi alfa tokoferol menunjukan nilai persen inhibisi yang lebih besar dibandingkan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu, yaitu sebesar 35,0590 ± 1,6836 %, sementara fraksi etil asetat ekstrak metanol memiliki nilai persen inhibisi sebesar 22,9177 ± 1,5566 %. Secara statistik nilai persen inhibisi kedua sampel tersebut berbeda bermakna (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu kurang mampu menghambat peroksidasi yang terbentuk dibandingkan alfa tokoferol yang merupakan antioksidan sintetis. Namun fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu tetap memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menghambat proses peroksidasi lipid, ditunjukkan dengan nilai absorbansi yang lebih kecil dibandingkan kontrol negatif.

Table II. Nilai persen inhibisi sampel dengan metode FTC

Bahan uji Replikasi Absorbansi %inhibisi Rata-rata %I ± SD Alfa-tokoferol 1 2,0100 36,4185

35,0590 ± 1,6836 2 2,1280 32,6859

3 2,0210 36,0706 FEA Sirih dudu 1 2,3690 25,0624

22,9177 ± 1,5566 2 2,4571 22,2756

3 2,4843 21,4152

*Absorbansi kontrol (-) : 3,1613

Setelah dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode FTC, dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode TBA. Metode TBA digunakan untuk mengukur jumlah peroksida pada tahap kedua peroksidasi lipid dan mengukur radikal bebas yang ada setelah oksidasi peroksida.

Penelitian lain menurut Dewi (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun lada, Rosari (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun kumukus, dan Jesmile (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun cabe jawa yang masing-masing menggunakan metode FTC menghasilkan hasil secara berturut-turut sebesar 5,061 ± 0,5980; 9,378 ± 0,2630; 2,1888 ± 0,3246 mg GAE per gram, dari hasil tersebut menunjukan fraksi etil asetat ekstrak daun dudu memiliki kandungan rata-rata yang lebih tinggi yaitu 22,9177 ± 1,5566 mg GAE per gram.

Pada hari kedelapan setelah pengujian dengan metode FTC selama tujuh hari, dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode TBA untuk mengukur nilai

9

penghambatan MDA, produk oksidasi sekunder yang terbentuk setelah tahap pertama peroksidasi lipid. Produk sekunder seperti malonaldehyde tidak stabil untuk jangka waktu yang panjang karena akan berubah menjadi alkohol atau asam, yang mana tidak dapat dideteksi oleh spektrofotometer dan kontrol positif dapat teroksidasi jika disimpan pada waktu yang lama (dalam penelitian ini selama tujuh hari) (Huda-Faujan et al, 2009) sehingga dalam penelitian dilakukan uji TBA pada hari kedelapan. Pada hari kelima, jumlah peroksida yang terbentuk sudah mulai stabil, ditunjukkan dengan menurunnya nilai absorbansi kontrol negatif. Hal tersebut disebabkan karena pembentukan senyawa MDA dari asam linoleat.

Tujuan dilakukannya pengukuran antioksidan dengan metode TBA ini untuk mengetahui banyaknya senyawa MDA yang terbentuk, dimana senyawa ini merupakan turunan senyawa peroksida yang terbentuk pada tahap kedua reaksi peroksidasi lemak. Sehingga diharapkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC dapat dikonfirmasikan dengan hasil TBA. Sama seperti metode FTC, semakin rendah absorbansinya maka menunjukkan aktivitas antioksidan yang semakin meningkat. Adapun hasil pengukuran rata-rata dengan metode TBA menunjukkan bahwa FEA daun dudu memiliki daya hambat MDA yang sedikit lebih besar daripada kontrol positif (Tabel III).

Aktivitas antioksidan yang terdeteksi dengan metode TBA lebih tinggi dibandingkan dengan FTC. Hal ini dapat disebabkan karena peroksida yang terbentuk pada tahap awal peroksidasi lipid jumlahnya lebih kecil dibandingkan pada jumlah turunan senyawa peroksida yang terbentuk pada tahap kedua. Selain itu produk turunan malonaldehida yang terbentuk lebih stabil pada beberapa waktu (Aqil et al, 2006).

Table III. Aktivitas antioksidan sampel dengan metode TBA

Bahan uji Replikasi Absorbansi %inhibisi Rata-rata %I ± SD

Alfa tokoferol

1 0,161 84,9251

83,8951 ± 0,8055 2 0,182 82,9588

3 0,173 83,8015

FEA Sirih dudu

1 0,040 96,2547

96,6916 ± 0,3848 2 0,030 97,1910

3 0,036 96,6292

Pada Tabel III. menunjukan bahwa nilai persen inhibisi fraksi ekstrak metanol daun dudu 96,6916 ± 0,3848 %, sedangkan nilai persen inhibisi alfa tokoferol sebesar 83,8951 ± 0,8055 %. Secara statistik, nilai persen inhibisi kedua sampel tersebut berbeda bermakna (p<0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa pada tahap kedua peroksidasi lipid, aktivitas

10

penghambatan MDA oleh fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu lebih besar dibandingkan penghambatan peroksida pada tahap pertama peroksida lipid.

Penelitian lain menurut Dewi (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun lada, Rosari (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun kumukus, dan Jesmile (2016) yang mengukur kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak daun cabe jawa yang masing-masing menggunakan metode TBA menghasilkan hasil secara berturut-turut sebesar 93,19 ± 2,2450; 90,942 ± 0,7500; 90,2098 ± 0,9083 mg GAE per gram, fraksi etil asetat daun dudu menunjukan hasil 96,6916 ± 0,3848 mg GAE per gram memiliki kandungan rata-rata %Inhibisi yang lebih tinggi atau memiliki presentasi hambatan yang tinggi untuk menghambat senyawa radikal bebas.

Metode FTC dan TBA memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menunjukan aktivitas antioksidan dengan hasil persen penghambatan peroksida. Metode ini tidak dapat menunjukan pada konsentrasi berapa sampel yang diuji mampu menghambat radikal bebas secara efektif karena banyak penelitian yang menunjukan kosentrasi yang berbeda-beda.

11 KESIMPULAN DAN SARAN

Kandungan fenolik total per gram sampel pada fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu sebesar 205,6073 ± 5,7823 mg ekivalen asam galat. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu yang dinyatakan dalam persen inhibisi untuk metode FTC dan metode TBA berturut-turut sebesar 22,9177 ± 1,5566 %, 96,6916 ± 0,3848 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu memiliki potensi sebagai antioksidan.

Saran untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penambahan jumlah replikasi sampel untuk mengatasi masalah ketidakakuratan pembacaan absorbansi dengan metode FTC akibat kelemahan dalam pembentukan kompleks warna dan melakukan pengujian FTC lebih dari tujuh hari atau lebih hingga mendapatkan hasil nilai kontrol negatif yang turun.

12 Daftar Pustaka

Agarwal, A., Thompson, A., Kothari, S., Plessis, Stefan, S., 2010. Free radical : Their Beneficial and Detrimental Effects on Sperm Function, Indianjournal of experimental biology., 48, 425-435.

Bera, D., Lahiri, D., Nag, A., 2006. Studies on a Natural Antioxidant for Stabilization of Edible Oil and Comparison with Synthetic Antioxidants. Journal of Food Engineering., 74, 542-545.

Borza, C., Muntean, D., Dehelean, C., Germaine, S., 2013. Oxidative Stress and Lipid Peroxidation – A lipid Metabolism Dysfunction. Licensee InTech., 25-26.

Chanwitheesuk, A., Teerawutgulrag, A., & Rakariyatham, N., 2004. Screening of Antioxidant Activity and Antioxidant Compounds of Some Edible Plants of Thailand.

Food Chemistry., 92, 491-497.

Cowan, M.M., 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Review., 12 (4), 564-582.

Dewi, Y.R.K., 2016. Penetapan Kandungan Fenolik Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Lada (Piper nigrum L.). Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, 9-13.

Hery , W., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta, 20-21.

Jesmile, V., 2016. Penetapan Kandungan Fenolik Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.). Yogyakarta,

Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, 9-12.

Kinsella, J.E., Frankel, E., German, B., & Kanner, J., 1993. Possible Mechanisms for the Protective Role of Antioxidants in Wine and Plant Foods. Food Technology., 47, 85-89.

Lin, C.C., Wu, S.J., Chang, C.H., Ng, L.T., 2005. Antioxidant Activity of Cinnamomum cassia. Phytoter Res., 17, 726.

Purnomo, M., 2011. Asam Laktat dan Aktivitas SOD Eritrosit Pada Fase Pemulihan Setelah Latihan Submaksimal. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia., 1(2), 155-157.

13

Risdian, C., Widowati, W., Mozet, T., Wargasetia, T.L., dan Khong, K., 2011, Free Radical Scaveging Activity of Ethanolic Leaves Extract and Its Different Solvent Fractions of

Piper betle L. In Vitro, Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention, 2(1): 141-145.

Ritna, A., Anam, S., Khumaidi, A., 2016. Identification of Flavonoid Compounds in Ethyl Acetate Fraction of Benalu Batu (Beyonia sp.) Originated from North Morowali Regency. Galenika Journal of Pharmacy., 2, 83-89.

Rosari, M.I., 2016. Penetapan Kandungan Fenolik Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Kumukus (Piper cubeba L.). Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, 9-14.

Sies, H., 1997. Oxidative Stress: Oxidants and Antioxidants. Exp Physiol., 82, 291-295.

Sonia, S., 2013. Evaluation of In Vitro Antioxidant Properties Of Methanol and Aqueous Extracts of Parkinsonia Aculeata L. Leaves. Hindawi Publishing Corporation The Scientific World Journal., 4-5.

Soong, Y-Y., 2004. Antioxidant Activity and Phenolic Content of Selected Fruit Seeds. Food Chemistry., 8, 411-417.

Suryanto, E., dan Mehantouw, F., 2009. Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas dari Ekstrak Fenolik Daun Sukun (Artocarpus altilis F.). Chem. Prog., 2(1), 1-7.

14

15 Lampiran 1. Surat determinasi tanaman

16 Lampiran 2. Gambar daun dudu

Daun dudu Bunga dan Buah dudu Lampiran 3. Perhitungan pengujian kadar air serbuk simplisia daun dudu

X 100% a. Replikasi 1

Bobot awal = 5,019 gram Bobot akhir = 4,558 gram % Kadar air = 9,185% b. Replikasi 2

17

Bobot akhir = 4,558 gram % Kadar air = 9,203% c. Replikasi 3 Bobot awal = 5,011 gram Bobot akhir = 4,545 gram % Kadar air = 9,229%

Keterangan Kadar Air (%) Rata-rata Replikasi 1 9,185

Replikasi 2 9,203 9,205

Replikasi 3 9,229

Lampiran 4. Uji pendahuluan penetapan kandungan fenolik total dengan metode Folin-Ciocalteau

A B C

Keterangan :

A = Kontrol positif (asam galat + reagen Folin-Ciocalteu + Na2CO3)

B = Kontrol negatif (metanol : air (1:1) + reagen Folin-ciocalteau + Na2CO3) C = Sampel (fraksi etil asetat ekstrak methanol daun sirih dudu + reagen Folin-Ciocalteau + Na2CO 3)

Lampiran 5. Perhitungan rendemen ekstrak dan fraksi a. Ekstrak methanol daun sirih dudu

Bobot (gram) Bobot simplisia yang

digunakan

18

Bobot cawan kosong 59,2074 Bobot cawan + ekstrak 61,3887 Bobot ekstrak 2,1813

% rendemen fraksi =

X 100%

% rendemen fraksi =

x 100% = 5,3998%

b. Fraksi etil asetat daun sirih dudu

Bobot (gram) Bobot simplisia yang digunakan 40,3952 Bobot cawan kosong 60,2067 Bobot cawan + fraksi etil asetat 62,4436 Bobot fraksi etil asetat 2,2369

% rendemen fraksi =

X 100%

% rendemen fraksi =

x 100% = 5,5375%

Lampiran 6. Data penimbangan untuk penetapan kandungan fenolik total

a. Penimbangan asam galat (larutan stok)

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram) Bobot gelas beker 62,4312 62,4311 62,5062

Bobot gelas beker + isi

62,4412 62,4411 62,5162

Bobot zat 0,01 0,01 0,01 b. Penimbangan fraksi etil asetat

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram) Bobot gelas beker 62,4329 62,4378 62,4294

Bobot gelas beker + isi

62,4428 62,4478 62,4394

19

Lampiran 7. Data perhitungan konsentrasi asam galat dan fraksi etil asetat untuk penetapan kandungan fenolik total

a. Contoh perhitungan konsentrasi asam galat replikasi 1 Bobot asam galat replikasi 1 = 0,0101 g = 10,1 mg

Konsentrasi larutan stok asam galat

= 1010 µg/mL

Perhitungan seri konsentrasi replikasi 1 Seri 1 : V1 . C1 = V2 . C2 0,4 mL . 1010 µg/mL = 10mL . C2 C2 = 40,4 µg/mL Seri 2 : V1 . C1 = V2 . C2 0,5 mL . 1010 µg/mL = 10mL . C2 C2 = 50,5 µg/mL Seri 3 : V1 . C1 = V2 . C2 0,6 mL . 1010 µg/mL = 10mL . C2 C2 = 60,6 µg/mL Seri 4 : V1 . C1 = V2 . C2 0,7 mL . 1010 µg/mL = 10mL . C2 C2 = 70,7 µg/mL Seri 5 : V1 . C1 = V2 . C2 0,8 mL . 1010 µg/mL = 10mL . C2 C2 = 80,8 µg/mL

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Seri 1 40,4 µg/mL 40 µg/mL 40,4 µg/mL Seri 2 50,5 µg/mL 50 µg/mL 50,5 µg/mL Seri 3 60,6 µg/mL 60 µg/mL 60,6 µg/mL Seri 4 70,7 µg/mL 70 µg/mL 70,7 µg/mL

20

Seri 5 80,8 µg/mL 80 µg/mL 80,8 µg/mL b. Contoh perhitungan konsentrasi fraksi etil asetat

Bobot fraksi etil asetat replikasi 1 = 0,0100 gram = 1000 µg/mL Pengenceran fraksi etil asetat replikasi 1

V1 . C1 = V2 . C2

2 mL . 1000 µg/mL = 10 mL . C2 C2 = 200 µg/mL

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Konsentrasi fraksi 200 µg/mL 200 µg/mL 200 µg/mL

Lampiran 8. Hasil optimasi operating time untukn penetapan kandungan fenolik total a. Replikasi 1

Menit ke- Absorbansi pada panjang gelombang 750 nm 40 µg/mL 60 µg/mL 80 µg/mL 5 0.380 1.351 1.803 10 0.557 1.361 1.931 15 0.547 1.264 1.864 20 0.514 1.171 1.743 25 0.474 0.997 1.349 30 0.451 0.927 1.219 35 0.427 0.863 1.191 40 0.414 0.817 1.045 45 0.408 0.793 0.990 50 0.396 0.745 0.945 55 0.387 0.725 0.899 60 0.381 0.688 0.864 65 0.378 0.661 0.840 70 0.377 0.659 0.838 Pada replikasi 1, operating time didapat adalah 70 menit

b. Replikasi 2

Menit ke- Absorbansi pada panjang gelombang 750 nm 40 µg/mL 60 µg/mL 80 µg/mL 5 0.307 1.009 1.049 10 0.634 1.404 1.110

21 15 0.485 1.403 0.947 20 0.381 1.241 0.850 25 0.361 1.195 0.816 30 0.332 1.082 0.793 35 0.320 0.966 0.757 40 0.305 0.942 0.719 45 0.298 0.869 0.705 50 0.291 0.792 0.682 55 0.286 0.774 0.679 60 0.283 0.716 0.665 65 0.280 0.697 0.658 70 0.279 0.695 0.655 Pada replikasi 2, operating time yang didapat adalah 70 menit

c. Replikasi 3

Menit ke- Absorbansi pada panjang gelombang 750 nm

40 µg/mL 60 µg/mL 80 µg/mL 5 0.298 1.076 1.455 10 0.400 1.212 1.585 15 0.472 1.124 1.502 20 0.475 0.841 0.999 25 0.474 0.752 0.963 30 0.469 0.705 0.919 35 0.462 0.672 0.870 40 0.458 0.649 0.812 45 0.457 0.623 0.771 50 0.454 0.609 0.764 55 0.452 0.587 0.743 60 0.447 0.584 0.730 65 0.443 0.570 0.718 70 0.441 0.568 0.716 Pada replikasi 3, operating time yang didapat adalah 70 menit

22

Lampiran 9. Optimasi panjang gelombang maksimum untuk penetapan kandungan fenolik total

a. Konsentrasi 40 µg/mL

23

c. Konsentrasi 80 µg/mL

Lampiran 10. Hasil pengukuran kurva baku untuk penetapan kandungan fenolik total

a. Replikasi 1

seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan kurva baku 1 40 µg/ml 0.324 y = 0.00777x + 0.0526 r = 0.9658 2 50 µg/ml 0.480 3 60 µg/ml 0.548 4 70 µg/ml 0.579 5 80 µg/ml 0.663 b. Replikasi 2

seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan kurva baku 1 40 µg/ml 0.307 y = 0.00856x + 0.005 r = 0.9783 2 50 µg/ml 0.469 3 60 µg/ml 0.508 4 70 µg/ml 0.579 5 80 µg/ml 0.680 c. Replikasi 3

24 1 40 µg/ml 0.349 Y = 0.00663x + 0.1114 r = 0.9668 2 50 µg/ml 0.474 3 60 µg/ml 0.532 4 70 µg/ml 0.547 5 80 µg/ml 0.644

Lampiran 11. Perhitungan kandungan fenolik total fraksi etil asetat

Konsentrasi Absorbansi Kandungan fenolik total Rata-rata %CV Replikasi 1 200 µg/mL 0,349 179,185 177,677 ± 7,4658 4,2% Replikasi 2 200 µg/mL 0,358 185,973 Replikasi 3 200 µg/mL 0,334 167,873

Lampiran 12. Data penimbangan untuk optimasi operating time uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC

a. Penimbangan α-tocopherol Bobot gelas beker = 62, 4973 Bobot gelas beker + isi = 62, 4933 Bobot zat = 0,0040

Lampiran 13. Hasil optimasi operating time untuk uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC

Hasil OT, Calfa-tokoferol = 4 mg

Menit ke Absorbansi

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 1 3.311 3.311 3.436

3 3.436 3.214 3.311 5 3.214 3.311 3.436 7 3.311 3.311 3.436 10 3.311 3.436 3.436

25

Lampiran 14. Data penimbangan untuk optimasi panjang gelombang maksimum uji antioksidan dengan metode FTC

a. Penimbangan α-tochoperol (control positif)

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram) Bobot gelas beker 61,5081 61,7617 63,6569 Bobot gelas beker + isi 61,5121 61,7657 63,6609 Bobot isi 0,0040 0,0040 0,0040

Lampiran 15. Hasil optimasi panjang gelombang untuk uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC

Dibuat lima seri :

Seri Panjang gelombang / Absorbansi

5 468 / 3,239 √

7,5 445 / 3,053

10 530 / 3,229

12,5 463 / 3,101

15 509 / 3,031

Lampiran 16. Data penimbangan untuk uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC-TBA

a. Penimbangan α-tocopherol (kontrol positif)

Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram) Bobot beker 61,4654 62,4275 61,0764 Bobot beker + isi 61,4694 62,4315 61,0804 Bobot zat 0,0040 0,0040 0,0040

26

b. Penimbangan sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram) Bobot beker 27,9589 27,7332 27,5955 Bobot beker + isi 27,9629 27,7372 27,5995 Bobot zat 0,0040 0,0040 0,0040

Lampiran 17. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC

a. Nilai absorbansi kontrol negative, control positif, dan sampel Hari

ke-

kontrol (-) kontrol (+) Sampel

R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 1 2,6350 2,7670 1,8680 1,4460 1,4490 1,7990 1,5440 1,2710 0,8700 2 2,8340 2,8340 2,7670 1,6700 1,9680 1,9840 1,9740 1,9400 1,6150 3 2,9130 3,1350 2,9590 1,8720 2,0560 1,9890 2,2140 2,0810 2,2420 4 3,1350 3,1350 3,1350 2,4360 2,5520 2,0100 2,2410 2,1500 2,4360 5 3,1350 3,2140 3,1350 2,0100 2,1280 2,0210 2,3690 2,4571 2,4843 6 3,1350 3,2140 3,2140 2,7090 2,8720 3,0100 2,7090 2,7090 2,7090 7 3,2140 3,2140 3,2140 3,0680 3,1350 3,2140 2,8720 3,1350 3,1350 b. Rata-rata nilai absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel

kontrol (-) kontrol (+) Sampel Rata-rata ± SD Rata-rata ± SD Rata-rata ±SD 1 2.4233 ±0.3964 1.5647±0.165 1.2283±0.2768 2 2.8117±0.0316 1.8740±0.1444 1.8430±0.1618 3 3.0023±0.0957 1.9723±0.0760 2.1790±0.0702 4 3.1350±0.0000 2.3327±0.2330 2.2757±0.1193 5 3.1613±0.0372 2.0530±0.0320 2.4368±0.0492 6 3.1877±0.0372 2.8637±0.1230 2.6920±0.0240 7 3.2140±0.0000 3.1390±0.0597 3.0473±0.1240

27

c. Perhitungan nilai % inhibisi dengan metode FTC (hari kelima) Persen inhibisi =(A0– A1/A0) x 100%

Absorbansi %inhibisi Rata-rata %I ± SD Alfa-tokoferol Replikasi 1 2,0100 36,4192 35,0590 ± 1,6836 Replikasi 2 2,1280 32,6866 Replikasi 3 2,0210 36,0713 FEA Sirih dudu Replikasi 1 2,3690 25,0624 22,9177 ± 1,5566 Replikasi 2 2,4571 22,2756 Replikasi 3 2,4843 21,4152

Contoh perhitungan nilai % inhibisi sampel replikasi 1 hari ke-1 :

Persen inhibisi =

x 100%

28

d. Grafik absorbansi FTC control negatif, control positif, dan sampel selama tujuh hari e. Uji statistik FTC 1) Distribusi Normal  Alfa tokoferol 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 7 A b sor b an si Hari ke- Kontrol Negatif Kontrol Positif

Fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

29

 FEA Sirih Dudu

2) uji One sampel T-Test

 Alfa tokoferol

30

3) Uji Independendent Sampel T-Test

Lampiran 18. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan dengan metode TBA

a. Nilai absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel

kontrol negatif Alfa tokoferol FEA Sirih dudu R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 1,094 1,042 1,068 0,161 0,182 0,173 0,040 0,030 0,036

b. Perhitungan nilai % inhibisi dengan metode TBA

31

Absorbansi %inhibisi Rata-rata %I Alfa tokoferol Replikasi 1 0,161 84,9251 83,8951 ± 0,8055 Replikasi 2 0,182 82,9588 Replikasi 3 0,173 83,8015 FEA Sirih dudu Replikasi 1 0,040 96,2547 96,6916 ± 0,3848 Replikasi 2 0,030 97,1910 Replikasi 3 0,036 96,6292

Statistik uji TBA :

1) Distribusi Normal  Alfa tokoferol

32

 FEA Sirih dudu

2) uji One sampel T-Test

33

 FEA Sirih dudu

34

Lampiran 19. Gambar larutan kontrol positif, kontrol negatif dan sampel fraksi etil asetat ekstrak methanol daun dudu pada metode FTC setelah penambahan FeCl3

selama 7 hari (tiga kali replikasi)

Gambar 1 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-1

A B C

Gambar 2 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-2

35

Gambar 3 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-3

A B C

Gambar 4 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-4

A B C

Gambar 5 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-5

36

Gambar 6 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-6

A B C

Gambar 7 : sampel fraksi etil asetat ekstrak metanol daun sirih dudu hari ke-7

A B C

Keterangan :

A. Kontrol positif B. Kontrol negatif

37

Lampiran 20. Gambar larutan uji pada metode TBA

a. Larutan kontrol positif dan kontrol negatif

Kontrol Positif Kontrol Negatif

b. Larutan uji berisi fraksi etil asetat ekstrak methanol daun sirih dudu (tiga kali replikasi)

38

Dokumen terkait