• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Bauran Pemasaran Teh Walini

Industri Hilir PTPN VIII khususnya untuk produk merek Walini sudah melakukan kegiatan pemasaran dengan konsep dasar 4P (product, price,place,and promotion) namun sekarang belum dilakukan pembaharuan terkait kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk merek Walini. Selain itu perusahaan sudah tidak menganggarkan kegiatan promosi secara khusus, sebagai gantinya perusahaan menerapkan sistem promosi dimana harus terjadi titik imbang antara kegiatan

promosi dan pemasukan untuk perusahaan hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya khususnya untuk biaya promosi. Setelah dilakukan analisis secara mendalam melalui observasi dan wawancara kepada pihak terkait diperoleh sebuah perumusan bauran pemasaran 4P Teh Walini. Setiap bauran pemasaran yang ada pada Teh Walini memiliki sub-bauran tersendiri yang bisa dijadikan sebuah strategi tersendiri. Bauran dan sub-bauran yang tersusun sudah disesuaikan dengan karakter produk Teh Walini itu sendiri sehingga memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan bisnis lainnya.

Produk

Produk yang ditawarkan oleh merek Walini berupa produk olahan teh yang memiliki berbagai variasi rasa. Selain variasi rasa Teh Walini juga memiliki variasi dalam jenis produk. Variasi rasa dan jenis yang dimiliki oleh Teh Walini dapat dilihar pada Tabel 2. Menurut Kotler (2005) produk diklasifikasikan berdasarkan daya tahan dan wujudnya yakni barang yang tidak tahan lama (nondurable goods), barang tahan lama (durable goods), dan jasa (service). Produk ini termasuk kedalam nondurable goods karena produk teh hanya bisa dipakai satu kali penyeduhan walaupun produk yang dimiliki memiliki jangka waktu expired selama 3 tahun.

Gambar 4 Produk Teh Walini

Produk teh merek Walini merupakan produk yang setara dengan produk yang dikirimkan ke berbagai Negara. Pengolahan teh dilakukan di IHT PTPN VIII Cibiru dimana bahan dasar produk Walini adalah teh jenis AU 58 (sudah berbentuk serbuk-serbuk halus) yang didapat dari pabrik perkebunan PTPN. Bahan dasar teh tersebut dicampur dengan tambahan bahan sesuai dengan rasa yang ingin dihasilkan disebuah mesin pencampur kemudian dimasukkan kedalam okter untuk disalurkan ke mesin pengemasan. Proses pengemasan di pabrik IHT PTPN VIII Cibiru belum seluruhnya menggunakan mesin, sebagian masih manual dikerjakan oleh pekerja. Bahan-bahan pengemasan seperti tea bag, label, benang, kemasan didapat dari perusahaan lain.

Mengacu dari Shinta (2011) dimana barang dikelompokkan menjadi empat yakni barang konsumsi, barang yang mudahan diperoleh, barang belanja, dan barang produsen. Setelah dilakukan observasi didapatkan bahwa Teh Walini

23 merupakan barang yang dapat langsung dinikmati oleh konsumennya, atau yang biasa disebut dengan barang konsumsi. Selain itu di dalam sebuah penawaran suatu produk terdapat beberapa aspek yang mempengaruhinya, aspek yang menjadi sub-bauran dari produk Teh Walini adalah kualitas, variasi, ukuran, dan merek. Merek menjadi yang dipertimbangkan karena memiliki kekuatan yang dapat menggambarkan suatu produk dimata konsumen.

Kualitas Produk

Kualitas merupakan hal yang menjadi perhatian utama bagi perusahaan karena sangat erat kaitannya dengan kepuasan konsumen, dimana kepuasan konsumen merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran (Assauri 2002). Kualitas juga menggambarkan tingkat dari produk tersebut. Produk yang dihasilkan oleh Teh Walini merupakan produk dengan kualitas terbaik dimana kualitas yang digunakan ini sama dengan kualitas teh yang diexpor (Teh jenis AU58). Dalam pengolahan produk, perusahan terus melakukan kontrol kualitas dengan cara mengambil sample disetiap produksi dan menyedunya. Penyeduan dilakukan oleh ahli dimana hasil yang didapat dapat menggambarkan kualitas dari teh tersebut, selain itu di dalam pabrik seluruh pegawai harus membersihkan tangan dan menyemprotkan desinfektan lalu menggunakan penutup mulut, penutup kepala, dan alas kaki khusus.

Kualitas teh yang dipasarkan dapat dilihat dari serbuk teh yang lebih halus dan berwarna lebih gelap, aroma teh yang kuat (original),warna teh saat disedu, dan rasa. Proses pengemasan juga sangat diperhatikan oleh karena itu proses pengemasan tidak seratus persen dilakukan oleh mesin maka para karyawan harus melakukan pengecekan terhadap pengemasan yang sudah dilakukan oleh mesin selanjutnya produk baru bisa dimasukkan kedalam kantung pembungkus dan dimasukkan kedalam kardus.

Variasi Produk

Variasi produk menjadi salah satu pembahasan pada penelitian ini karena ini menyangkut keragaman produk yang dihasilkan oleh Teh Walini. Jumlah setiap variasi yang dijual digunakan untuk memuaskan keinginan konsumen. Pembuatan variasi tidak dilakukan dalam jumlah yang sama, namun bergantung pada pesanan yang ada. Setiap bulannya perusahaan membuat pembukuan mengenai jumlah variasi teh yang terjual sehingga data tersebut akan menjadi acuan di dalam memprediksi produksi selanjutnya. Variasi Teh Celup Walini Original menjadi primadona karena jenis ini umumnya paling banyak dipesan oleh perusahaan yang bekerjasama dengan Teh Walini (Perusahaan Retail, Hotel dan Restauran).

Ukuran Produk

Teh Walini menjual produknya dengan berbagai ukuran sesuai dengan variasi produknya. Produk teh celup dijual dengan ukuran 2 gram per tea bag, dimana di dalam 1 kardus teh berisi 25 tea bag, untuk produk olahan teh instan dalam satu kardus berisi 5 sachets masing-masingnya berisi 20gram. Sedangkan produk Ready to Drink berisikan 300ml dan 500ml per botolnya. Perhitungan ukuran produk sudah disesuaikan dengan keinginan konsumen dan pertimbangan dari perusahaan agar konsumen dapat menikmati kualitas dan rasa produk secara

maksimal. Teh Walini memberikan beberapa pilihan ukuran produk, untuk pelaksanaan kerjasama contohnya adalah jika sebuah hotel bekerjasama dengan Teh Walini, hotel tersebut dapat memilih produk tea bag atau produk sachets

yang sudah dikemas rapih. Merek Produk

American Marketing Association menjelaskan bahwa merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mendefinisikan barang atau jasa dan untuk membedakannya dari barang atau jas pesaing. Merek dagang ini juga memiliki arti penting di dalam pemasaran dimana menjadi suatu alat untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan. Sebenarnya yang membedakan merek dari sesama komoditas tanpa merek adalah persepsi dan perasaan konsumen terhadap atribut produk tersebut dan kinerja produk (Kevin Keller 2005).

Industri Hilir PT Perkebunan Nusantara (Persero) VIII mengasilkan berbagai merek teh merek-merek yang dihasilkan diantaranya adalah Walini, Goalpara, dan Gunung Mas. Perbedaan merek yang ada berdasarkan kualitas teh yang dihasilkan, Merek Walini merupakan produk teh yang dihasilkan dengan kualitas terbaik dan yang dibagun untuk menggambarkan eksklusifitas dari konsumen yang mengkonsumsi teh dengan merek Walini.

Harga

Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa (Fajar 2008). Sedangkan Kotler 2005 mendefinisikan bahwa harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Penetapan sebuah harga dapat dilakukan jika perusahaan sudah mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri. Harga produk Teh Walini beragam tergantung pada jenis dan ukurannya, untuk Teh Celup harga yang ditawarkan kepada konsumen mulai dari Rp 5 000 hingga Rp 20 000 per dus, untuk Teh Sachet dihargai Rp 300 hingga Rp 700 per sachets, untuk harga teh instan 6 500 hingga 7 500 per dus, teh seduh Rp 8 500 per bungkus dan RTD Rp 4 000 hingga Rp 6 000 per botol. Daftar harga selengkapnya dapat dilihat poada lampiran 8. Penentuan harga yang ditetapkan oleh Teh Walini berorientasi pada biaya, dimana penetapan harga telah memperhitungkan seluruh komponen biaya termasuk biaya overhead. Segmentasi konsumen juga menjadi pertimbangan dalam penetapan harga.

Kotler dan Amstrong (2008), menjelaskan bahwa strategi penyesuaian harga yang biasa dilakukan oleh perusahan adalah Penetapan harga geografis, dimana perusahaan membebankan biaya pengiriman kepada distributor yang berada di luar zona gratis ongkos kirim. Selain itu perusahaan memiliki empat tingkatan harga yakni harga distributor, harga agen, harga retailer dan harga konsumen. Sistem pembayaran yang diterapkan perusahaan kepada distributor adalah pembayaran maksimum dilakukan dua bulan setelah barang diterima, sedangkan untuk konsumen akhir sistem pembayarannya adalah langsung, dimana konsumen harus langsung membayar sesuai dengan jumlah produk yang diambil.

25 Distribusi

Saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat di dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia bagi konsumen (Kottler 2005). Di dalam melakukan bisnis terkadang perusahaan membutuhkan saluran distribusi agar produk yang mereka hasilkan sampai pada pasar yang dituju. Perusahaan menjual langsung kepada konsumen dengan menggunakan bantuan distributor atau perusahaan yang telah bekerjasama. Pola Saluran distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 5 Bagan saluran distribusi Teh Walini

Hingga tahun 2014 Teh Walini sudah memiliki empat distributor besar yakni Puskopkar, PT Atri Distribusi Indonesia, PT Padi, dan CV Mulia. Sedangkan untuk hotel dan restoran yang bekerjasama dengan Teh Walini kebanyakan yang berada di wilayah Bandung dan sekitarnya. Teh Walini memberikan akses langsung untuk bertanya mengenai ketersediaan produk, sedangkan pembelian produk dalam jumlah besar seperti 1000 dus dapat dilakukan dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu. Untuk informasi kandungan yang terdapat di dalam Teh Walini sudah tertera disetiap dus atau kemasan produk Teh Walini.

Promosi

Perusahaan yang sudah memiliki produk harus berusaha memperkenalkan produk kepada konsumen agar tercipta sebuah permintaan, kegiatan untuk mencapai hal tersebut dapat dilakukan melalui promosi (Assauri 2002). Kotler dan Kaller (2007) menjelaskan bahwa promosi penjualan adalah kumpulan alat- alat instensif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Selain itu disebutkan bahwa promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen, promosi perdagangan, serta promosi bisnis dan tenaga penjualan. Di dalam promosi terdapat komunikasi yang harus dibangun dan dijaga antara produsen dan konsumen. Promosi konsumen yang dilakukan Teh Walini berupa pemberian sample, mengajari cara penyeduhan teh (peragaan), dan pajangan di cafe Walini. Selanjutnya untuk promosi

Produsen

Konsumen

Distributor Hotel dan

perdagangan yang dilakukan adalah harga memberikan khusus untuk distributor, agen, dan retailer.

Gambar 6 Walini cafe Bandung Kerjasama

Kerjasama merupakan salah satu kegiatan yang sudah dilakukan Teh Walini sejak produk tersebut diluncurkan ke pasar. Dalam mempromosikan produknya pihak Teh Walini melakukan kerjasama kepada beberapa perusahaan distribusi, hotel, dan restauran. Perusahaan juga sudah memberikan harga yang berbeda untuk para perusahaan yang bekerjasama dengannya, tetapi jumlah penjualan yang diharapkan masih belum mecapai target Teh Walini. Para perusahaan tersebut belum menjangkau seluruh pulau di Indonesia, sehingga kedenpanya Teh Walini berharap adanya pertambahan jumlah perusahaan yang berkerjasama.

Event atau Hubungan Masyarakat

Berbagai program dilakukan untuk mempromosikan dan melindungi citra Teh Walini. Program-program yang dilakukan oleh Teh Walini adalah mengadakan demo penyeduhan teh secara langsung hal tersebut bertujuan untuk menginformasikan kepada konsumen mengenai citra dari produknya dan mengajarkan cara penyeduhan teh dengan benar karena kesalahan dalam proses penyeduan akan mengakibatkan kerusakan pada teh tersebut.

Kegiatan seminar mengenai teh dilakukan untuk mengedukasi konsumen bagaimana mengetahui kualitas teh agar konsumen Indonesia tidak tertipu dengan produk teh yang sudah beredar di masyarakat.

27 Pemasaran langsung

Pemasaran langsung yang dilakukan Teh Walini bertujuan untuk memfasilitasi konsumen yang ingin mengetahui bagaimana produk Teh Walini, pemasaran langsung biasanya dilakukan degan cara mengikuti berbagai bazar yang diadakan oleh perusahaan, sekolah, dan instansi lainnya. Dalam pemasaran langsung ini konsumen dibebaskan untuk bertanya bahkan merasakan contoh produk Teh Walini. Selain mengikuti bazar Teh Walini melakukan pemasaran langsung dengan menggunakan facebook ,twitter (@ilovewalini), email

(tehwalini_marketing@yahoo.co.id), dan pemasaran melalui telfon ( 022 7830827).

Namun dalam penggunaan media sosial tersebut masih memiliki kendala sumber daya manusia untuk mengelolanya. Teh Walini memiliki perbedaan dengan produk lain dimana produk ini memiliki cafe sendiri yang bernama Cafe Walini, sementara ini baru ada di Bandung (Dago) dan Jakarta (Gandaria City) hal ini juga memudahkan para konsumen dan calon konsumen untuk mendapatkan produk.

Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran

Penilaian konsumen merupakan bagian yang perlu diperhatikan bagi pihak Teh Walini sebagai bahan evaluasi kegiatan pemasaran yang selama ini telah dilakukan. Untuk itu sebanyak 30 responden telah dipilih dengan metode

convinience sampling dan wawancara sekaligus pengisian kuisioner dilakukan kepada responden yang pernah dan atau sedang membeli produk. Berdasarkan hasil pengisian, diperoleh beberapa informasi tentang karakteristik responden seperti asal daerah, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan frekuensi pembelian produk. Penilaian terhadap konsumen dilakuakan sebagai tambahan data yang akan digunakan sebagai masukan kepada Teh Walini.

Tabel 6 Karakteristik responden Teh Walini Karateristik

Responden

Kriteria Jumlah Presentase (%) Total (%)

Asal Daerah Bandung 10 33,33 100

Luar Bandung 20 66.67

Jenis Kelamin Laki-Laki 5 16.66 100

Perempuan 25 83.34 Usia ≤ 20 5 16.67 100 21-25 20 66.66 >25 5 16.67 Pendidikan Terakhir SMP/Sederajat 1 3.33 100 SMA/Sederajat 25 83.34 Diploma 0 0 Sarjana 4 13.33 Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar 25 83.34 100 Pegawai 1 3.33 PNS 3 10 Lainnya 1 3.33 Pendapatan ≤ 1.000.000 10 33.33 100 1.000.001- 2.500.000 16 53.33 2.500.001-5.00.000 2 6.67 >5.000.000 2 6.67 Frekuensi Membeli 1-2 16 53.33 100 3-4 12 40 >4 2 6.67

Dapat dilihat pada Tabel 6 mengenai keseluruhan karakteristik responden beserta presentasenya. Lebih dari lima puluh persen responden berasal dari luar Bandung ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di tempat penjualan produk yang berada di kantor IHT Bandung, Walini Cafe, dan disalah satu penjual produk Teh Walini yang berlokasi di Bogor. Kebanyakan konsumen produk Teh Walini berjenis kelamin perempuan dengan presentase sebesar 83.34 persen. Hal ini menggambarkan bahwa perempuan cendrung memiliki kebiasaan minum teh. Melihat dari usia, pembeli produk terbanyak berada pada selang usia 21 sampai 25 tahun. Sedangkan jenis pekerjaan konsumen produk ini masih didominasi oleh kalangan pelajar atau mahasiswa, namun tidak hanya pelajar atau mahasiswa produk teh ini juga memiliki konsumen dari berbagai jenis pekerjaan lainnya seperti pegawai, PNS, maupun pekerjaan lainnya dengan pendapatan antara Rp 1.000.001 hingga Rp 2.500.000. Prilaku konsumen merupakan segala tindakan konsumen yang langsung terlibat dalam upaya memilih, mendapatkan dan mengkonsumsi produk dan jasa yang dibutuhkanya termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Sedangkan tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi dirinya didalan keputusan untuk mengkonsumsi

29 suatu produk dan jasa. Tingkat pendidikan dan pendapatan yang cukup tinggi akan mendorong kebutuhan akan kualitas dan kenikmatan teh. Data pembelian yang didapatkan selama penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pembelian terbesar yang dilakukan konsumen berada pada jumlah satu hingga dua kali setiap bulannya.

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Produk

Penilaian konsumen terhadap bauran produk penting dilakukan untuk dapat melihat sejauh mana kebutuhan dan keinginan konsumen dapat terpenuhi oleh Teh Walini. Beberapa penilaiam yang dilakukan berkaitan dengan kualitas, variasi, dan desain kemasan. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Penilaian konsumen terhadap bauran produk Karateristik

Responden

Kriteria Jumlah Presentase (%) Total (%)

Kualitas produk Sangat Terjamin 5 16.66 100

Terjamin 25 83.34

Tidak Terjamin 0 0.00

Sangat Tidak Terjamin

0 0.00

Variasi rasa Selalu tersedia 8 26.67 100

Tersedia 21 70 Selalu tidak tersedia 1 3.33 Desain Kemasan Sangat menarik 5 16.67 100 Meranik 23 76.66 Tidak Menarik 2 6.67 Sangat tidak menarik 0 0.00

Terkait dengan kualitas, sebanyak 83.34 persen konsumen menyatakan bahwa produk Teh Walini yang dipasarkan memiliki kualitas yang sudah terjamin baik kualitas teh maupun bahan campurannya. Penilaian terhadap kualitas Teh Walini dilihat dari aroma, rasa, dan pembungkus teh. Konsumen yang menilai kualitas produk sangat terjamin adalah konsumen setia Teh Walini, dimana frekuensi pembelian setiap bulannya lebih dari dua kali.

Penilan berikutnya mengenai variasi rasa, lebih dari lima puluh persen konsumen menilai bahwa variasi produk yang diinginkan tersedia, namun ada sekitar tiga persen konsumen yang mengatakan bahwa produk yang mereka inginkan selalu tidak tersedia, hal ini didasari karena daerah dekat tempat tinggal konsumen tidak ada penjual produk Teh Walini. Penilaian terakhir adalah penilaian terhadap desain kemasan produk yang dijual. 76.66 persen konsumen dari tiga puluh responden menilai bahwa desain kemasan Teh Walini sudah menarik, 16.67 persen lainnya menilai bahwa kemasan sudah sangat menarik dan hanya sekitar enam persen yang menilai bahwa desain kemasannya tidak menarik. Hal ini karena menurut dua orang konsumen yang menjadi responden kami kemasan yang

dibuat masih kurang menarik dibandingkan produk sejenis lainnya dan perlu adanya pengembangan desain agar dapat menarik konsumen secara lebih luas.

Setiap orang yang melakukan kegiatan konsumsi suatu barang atau jasa memiliki sebuah alasan tertentu mengapa melakukan pembelian terhadap barang atau jasa tersebut. Tabel 8 memperlihatkan bahwa ada berbagai macam alasan yang dipilih konsumen terhadap produk Teh Walini. Kebanyakan dari konsumen memilih produk ini karena produk Teh Walini memiliki variasi rasa paling banyak dibandingkan produk sejenis lainnya, daftar produk yang dijual dapat dilihat pada tabel 3. Kriteria kedua yang menjadi alasan pembelian produk dikarenakan responden sudah mengetahui bahwa produk yang dipasarkan dengan merek “Walini” merupakan produk yang berkualitas tinggi dan hanya sekitar 6.67 dan 3.33 persen yang memberikan alasan kemasan dan ketersediaan produk.

Tabel 8 Alasan pembelian Teh Walini Karateristik

Responden

Kriteria Jumlah Presentase (%) Total (%) Alasan Pembelian Kualitas 11 36.67 100 Rasa 16 53.33 Kemasan 2 6.67 Ketersediaan 1 3.33 Lainnya 0 0.00

Sebanyak 56.67 persen konsumen menyatakan tujuan pembelian Teh Walini untuk mencicipi produk karena kebanyakan dari mereka ingin mengetahui bagaimana cita rasa beragam variasi yang ditawarkan. Tujuan selanjutnya adalah dikarenakan kebiasaan atau hobi para kosumen terhadap Teh Walini yang biasanya setiap konsumen ini memiliki varian rasa favoritnya.

Tabel 9 Tujuan pembelian Teh Walini Karateristik

Responden

Kriteria Jumlah Presentase (%) Total (%) Tujuan

Pembelian

Kebiasaan/hobi 13 43.33 100

Mencicipi 17 56.67

Dijual kembali 0 0.00

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Harga

Keterjangkauan harga Teh Walini yang dijual kepada konsumen menjadi aspek penilaian yang ada pada bauran harga. Pada hasil penialian di Tabel 10 didapatkan informasi bahwa delapan puluh persen konsumen menilai bahwa harga yang ditawarkan sudah terjangkau, 13.33 persen lainnya bahkan menilai bahwa harga sudah sangat terjangkau. Hal ini didasari oleh kepuasan mereka terhadap produk dimana konsumen pada kondisi ini sangat mementingkan kulitas dibandingkan harga dan didukung dengan pendapatan mereka yang cendrung tinggi. Sedangkan konsumen yang mengatakan harga tidak terjangkau

31 dikarenakan konsumen membandingkan harga Teh Walini dengan produk sejenis lainnya dimana mereka merasa akan mendapatkan kuantitas atau jumlah produk teh lebih banyak dengan merek lainnya.

Tabel 10 Penilaian konsumen terhadap bauran harga Karateristik

Responden

Kriteria Jumlah Presentase (%) Total (%)

Harga Sangat terjangkau 4 13.33 100

Terjangkau 24 80

Tidak terjangkau 2 6.67

Sangat tidak terjangkau

0 0.00

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Distribusi

Hasil penilaian yang didapat dari tiga puluh responden, enam puluh persen dari mereka menilai bahwa tidak mudah mereka menemukan produk Teh Walini. Hal ini didasari karena memang pendistribusian produk Teh Walini tidak sebanyak produk teh jenis lainnya dimana produk teh tersebut sudah ada di berbagai mini market maupun super market, sedangkan produk Teh Walini belum terdistribusi secara luas. Masyarakat yang menilai mudah di dalam mendapatkan produk adalah mereka yang tinggal diwilayah Bandung dan atau tempat tinggal mereka dekat dengan salah satu penjual Teh Walini. Kota Bandung ini memang merupakan tempat pabrik Teh Walini berdiri sehingga pendistribusian di kota ini sudah baik.

Tabel 11 Penilaian konsumen terhadap bauran distribusi Karateristik

Responden

Kriteria Jumlah Presentase (%) Total (%)

Distribusi Sangat mudah 1 3.33 100

Mudah 10 33.34

Tidak mudah 18 60

Sangat tidak mudah

1 3.33

Penilaian Konsumen Terhadap Bauran Promosi

Penilaian terakhir yang dilakukan konsumen adalah penilaian terkait dengan bauran promosi. Hal yang dinilai adalah kemudahan konsumen untuk mendapatkan atau mengetahui promosi yang dilakukan oleh Teh Walini. Sebanyak 50 persen responden menilai bahwa mudah untuk mendapatkan informasi tersebut. Promosi yang biasanya dijumpai melalui kegiatan media sosial, bazar atau event lainnya di berbagai lokasi. Sementara 23.33 persen laiinya menilai tidak mudah untuk menemukan kegiatan promosi yang dilakukan Teh Walini. Konsumen banyak yang memberikan saran untuk Teh Walini agar lebih gencar dalam mempromosikan produknya karena sudah sepatutnya masyarakat Indonesia mengetahui dan mengkonsumsi produk domestik yang berkualitas.

Bahkan banyak dari konsumen yang sudah menikmati produk Teh Walini merekomendasikan produk tersebut.

Tabel 12 Penilaian konsumen terhadap bauran promosi Karateristik

Responden

Kriteria Jumlah Presentase (%) Total (%)

Promosi Sangat mudah 7 23.33 100

Mudah 15 50

Tidak mudah 7 23.33

Sangat tidak mudah

1 3.34

Evaluasi Penilaian Keseluruhan Bauran Pemasaran

Setelah seluruh penilaian terhadap masing-masing bauran pemasaran dilakukan, maka selanjutnya masing-masing penilaian akan dikombinasikan untuk dapat melihat tingkat pengaruh bauran. Tingkat pengaruh bauran yang dinilai besar teridentifikasi dari jumlah responden yang menyatakan setuju terhadap bauran di atas lima puluh persen. Jumlah tersebut dinilai dapat menunjukkan mayoritas penilaian sehingga dapat diketahui bauran mana yang berpengaruh terhadap pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Tabel 13 Hasil evaluasi bauran pemasaran Karateristik

Responden

Keterangan Kriteria Jumlah Presentase (%) Produk Kualitas terjamin

dan kemasan menarik K1∩K2 28 93.33 Kualitas terjamin dan ketersdediaan K1∩K3 28 93.33 Kemasan menarik dan ketersediaan K2∩K3 26 86.67 Kualitas terjamin, kemasan menarik, ketersediaan K1∩K2∩K3 26 86.67

Harga Harga terjangkau H1 28 93.33

Distribusi Mudah didapat M1 11 36.67

Promosi Promosi mudah dijumpai

P1 23 76.67

Pada bauran produk, presentase jumlah responden yang menyatakan bahwa kualitas terjamin, kemasan menarik, dan ketersediaan produk adalah 86.67 persen dimana ini dapat dikatakan bahwa konsumen sudah menyukai produk Teh Walini yang dijual saat ini. Begitupula dengan harga sebanyak 93.33 persen konsumen menilai bahwa harga yang ditawarkan sudah terjangkau. Namun untuk

Dokumen terkait