Secara umum melalui penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
besar tekanan pegas dan rpm pisau bawah pada mesin pengupas pinang muda
memberikan pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah pinang yang tidak
terkupas,buah pinang yang terkupas, biji yang lengket dengan kulit, biji yang
lepas dengan kulit, biji pinang yang utuh, biji pinang yang cacat dapat dijelaskan
di bawah ini.
Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Parameter yang Diamati
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa
perlakuan perbedaan besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh terhadap
kapasitas pengupasan, buah pinang yang tidak terkupas,buah pinang yang
terkupas, biji yang lengket dengan kulit, biji yang lepas dengan kulit, biji pinang
yang utuh, biji pinang yang cacat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap parameter yang diamati Perlakuan Kapasitas Buah Buah Buah Terkupas Bij Biji (Besarnya Pengupasan Tidak Terkupas Biji Biji Utuh Cacat Tekanan (buah/jam) Terkupas (%) Lengket Lepas (%) (%) Pegas) (%) Kulit (%) Kulit (%)
P1 P (10 kg) 2735,93 14,67 85,33 37,67 47,67 58,36 41,64 2 P (20 kg) 3741,74 8,00 92,00 30,67 61,33 65,39 34,61 3 (30 kg) 4567,19 3,00 97,00 24,33 72,67 77,69 22,31 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi diperoleh
tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 2735,93 buah/jam. Pada buah tidak terkupas
tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 14,67 % dan terendah
pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 3 %. Pada buah terkupas tertinggi
diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 97 % dan terendah pada tekanan
pegas sebesar 10 kg yaitu 85,33 %. Pada biji yang lengket pada kulit tertinggi
diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 37,67 % dan terendah pada
tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 24,33 %. Pada biji yang lepas dari kulit
tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 72,67 % dan terendah
pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 47,67 %. Pada biji pinang yang utuh
tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 77,69 % dan terendah
pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 58,36 %. Pada biji pinang yang cacat
tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 41,64 % dan terendah
pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 22,31 %.
Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Parameter yang Diamati
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa
perlakuan perbedaan rpm pisau bawah memberikan pengaruh terhadap kapasitas
pengupasan, buah pinang yang tidak terkupas,buah pinang yang terkupas, biji
yang lengket dengan kulit, biji yang lepas dengan kulit, biji pinang yang utuh, biji
pinang yang cacat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati
Perlakuan Kapasitas Buah Buah Buah Terkupas Bij Biji (Rpm Pisau Pengupasan Tidak Terkupas Biji Biji Utuh Cacat Bawah) (buah/jam) Terkupas (%) Lengket Lepas (%) (%)
(%) Kulit (%) Kulit (%) R1 R (280 rpm) 1972,67 15,55 84,45 37,22 47,23 56,02 43,98 2 R (350 rpm) 2889,49 11,67 88,33 33,89 54,45 63,59 36,41 3 (420 rpm) 3940,74 7,22 92,78 31,67 61,11 67,80 32,20
R4
R
(490 rpm) 4532,57 5,56 94,44 28,33 66,11 70,79 29,21
5 (560 rpm) 5072,62 2,78 97,22 23,33 73,89 77,54 22,46
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi diperoleh
pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 5072,62 buah/jam dan terendah pada
rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 1972,67 buah/jam. Pada buah tidak
terkupas tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 15,55 %
dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 2,78 %. Pada buah
terkupas tertinggi rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 97,22 % dan terendah
pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 84,45 %. Pada biji yang lengket
pada kulit tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 37,22
% dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 23,33 %. Pada biji
yang lepas dari kulit tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm
yaitu 73,89 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 47,23 %.
Pada biji pinang yang utuh tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 560
rpm yaitu 77,54 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu
56,02 %. Pada biji pinang yang cacat tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah
sebesar 280 rpm yaitu 43,98 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560
rpm yaitu 22,46 %.
Kapasitas Pengupasan (buah/jam)
Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa
besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan
untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam) Jarak LSR Besarnya Tekanan Pegas (P) Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1 = 10 kg 2735,93 c C 2 220,972 305,577 P2 = 20 kg 3741,74 b B 3 231,676 318,701 P3 = 30 kg 4567,19 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan P3. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu
sebesar 4567,19 buah/jam dan terendah terdapat pada perlakuan P1
Hubungan antara besarnya tekanan pegas dengan kapasitas pengupasan
mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 7 berikut ini
yaitu sebesar
2735,93 buah/jam.
Gambar 7. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam)
Dari Gambar 7 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka kapasitas
pengupasan semakin besar. Hal ini disebabkan karena tekanan pegas pada mesin
pengupas yang semakin besar sehingga pada waktu buah pinang masuk ke dalam
mesin pengupas, pegas akan memberikan tekanan pada kedua pisau pengupas,
sehingga kedua pisau memberikan daya tarik yang sama kuat, buah pinang akan
terjepit di antara kedua pisau pengupas dan buah akan mengalami gesekan yang
besar dengan kedua pisau pengupas sehingga kulit buah akan terkoyak dan
dihasilkan pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan tekanan yang lebih
besar mampu meredam getaran yang timbul pada mesin pengupas sehingga
gangguan proses pengupasan pun dapat dihindari sehingga hal ini menyebabkan
kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra I.W., dan R.Dadang Tarmana
(1996) yang menyatakan bahwa jenis gangguan mesin pengupas jika kapasitas
turun yaitu pengupasan kulit tidak sempurna. Jika pengupasan kulit tidak
sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang lemah.
Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam) Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa rpm
pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kapasitas pengupasan. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)
menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan
Tabel 6. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam) Jarak LSR Rpm Pisau Bawah Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - R1 = 280 rpm 1972,67 e D 2 285,273 394,499 R2 = 350 rpm 2889,49 d C 3 299,092 411,441 R3 = 420 rpm 3940,74 c B 4 307,610 422,420 R4 = 490 rpm 4532,57 b A 5 313,479 430,371 R5 = 560 rpm 5072,62 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata
dengan perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan
R3 dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan R4 dan R5. Perlakuan R3 berbeda
sangat nyata dengan perlakuan R4 dan R5. Perlakuan R4 berbeda nyata dengan
perlakuan R5. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan R5 yaitu
sebesar 5072,62 buah/jam dan terendah terdapat pada perlakuan R1
Hubungan antara rpm pisau bawah dengan kapasitas pengupasan
mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 8 berikut ini :
yaitu sebesar
1972,67 buah/jam.
Gambar 8. Grafik hubungan pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam)
Dari Gambar 8 dapat dilihat semakin besar rpm pisau bawah maka
kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini disebabkan karena rpm pisau bawah
pada mesin pengupas semakin besar sehingga yang menyebabkan buah pinang
semakin cepat masuk dan lewat dari pisau pengupas sehingga hal ini
menyebabkan kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Amelia Siahaan, Ian Hardianto dan Palisu Inkar (2008) yang
menyatakan bahwa agar waktu yang disyaratkan guna menjaga mutu biji tercapai,
maka dilakukan pengaturan putaran pada mesin pengupas. Secara teoritis semakin
tinggi putaran, maka kapasitas pengupasan semakin bertambah. Peningkatan
putaran pada proses pengupasan memberi pengaruh positif terhadap kualitas biji
yang terkelupas sempurna, sehingga jika ingin menaikkan kapasitas dapat
dilakukan tanpa mempengaruhi kualitas biji.
Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa rpm
pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kapasitas pengupasan. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)
menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan
Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1R1 1523,82 h HI 2 494,108 683,292 P1R2 2405,54 g GH 3 518,043 712,636 P1R3 3000,00 ef EFG 4 532,797 731,653 P1R4 3231,78 e DEF 5 542,961 745,424 P1R5 3518,52 de DE 6 550,174 755,752 P2R1 1780,55 h HI 7 555,584 763,949 P2R2 3011,99 ef EFG 8 559,519 770,506 P2R3 3799,90 d D 9 562,634 775,916 P2R4 4802,77 c C 10 564,929 780,343 P2R5 5313,48 bc BC 11 494,108 683,292 P3R1 2613,64 fg FG 12 518,043 712,636 P3R2 3250,94 de DEF 13 532,797 731,653 P3R3 5022,32 bc BC 14 542,961 745,424 P3R4 5563,17 b B 15 550,174 755,752 P3R5 6385,87 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa kapasitas pengupasan tertinggi
diperoleh pada perlakuan P3R5 yaitu 6385,87 buah/jam dan kapasitas pengupasan
terendah pada perlakuan P1R1
Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah
terhadap kapasitas pengupasan mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada
Gambar 9 berikut ini :
Gambar 9. Grafik Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan
Dari Gambar 9 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas dan semakin
besar rpm pisau bawah maka kapasitas pengupasan akan semakin tinggi. Hal ini
disebabkan karena pada tekanan pegas yang besar dan rpm pisau bawah yang
besar. Pada tekanan pegas yang semakin besar mampu meredam getaran pada
mesin pengupas dikarenakan kecepatan putaran pisau yang semakin besar, maka
adanya gangguan proses pengupasan dapat dihindari dan pengupasan kulit buah
akan menjadi lebih sempurna sehingga kecepatan masuknya pinang akan semakin
cepat dan kapasitas pengupasan menjadi semakin meningkat. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra,I.W., dan
R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa getaran yang timbul akibat
benturan antara rol karet dan rol karet, getaran karena motor dan lain lain dapat
ditahan oleh adanya pegas ini sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Jenis
gangguan mesin pengupas jika kapasitas turun yaitu a) putaran poros utama
semestinya b) tenaga penggerak tidak cukup, cara mengatasinya yaitu naikkan
rpm motor atau ganti pulinya c) pengupasan kulit tidak sempurna. Jika
pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang
lemah.
Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)
Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa
besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap persentase buah pinang yang tidak terkupas. Hasil pengujian Least
Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap
buah pinang yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 8 berikut :
Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)
Jarak LSR Besarnya Tekanan Pegas (P) Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1 = 10 kg 14,67 a A 2 1,297 1,793 P2 = 20 kg 8,00 b B 3 1,359 1,870 P3 = 30 kg 3,00 c C Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan P3. Buah pinang yang tidak terkupas tertinggi diperoleh pada perlakuan
Hubungan besarnya tekanan pegas terhadap persentase buah pinang yang
tidak terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 10
berikut ini :
Gambar 10. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)
Dari Gambar 10 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka
persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Hal ini disebabkan
karena tekanan pegas pada mesin pengupas yang semakin besar sehingga pada
waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, pegas akan memberikan
tekanan pada kedua pisau pengupas, sehingga kedua pisau memberikan daya tarik
yang sama kuat, buah pinang akan terjepit di antara kedua pisau pengupas dan
mengalami gesekan yang besar sehingga kulit buah akan terkoyak dan dihasilkan
pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan tekanan yang lebih besar
mampu meredam getaran yang timbul pada mesin pengupas sehingga gangguan
proses pengupasan pun dapat dihindari. Hal ini lah yang menyebabkan persentase
buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Namun pada tekanan pegas yang
pengupas sehingga persentase buah tidak terkupas semakin meningkat. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra,I.W., dan
R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa jenis gangguan mesin
pengupas jika pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas
penekan rol yang lemah.
Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa rpm
pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
persentase buah pinang yang tidak terkupas. Hasil pengujian Least Significant
Range (LSR) menunjukkan pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang
yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :
Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)
Jarak LSR Rpm Pisau Bawah Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - R1 = 280 rpm 15,55 a A 2 1,674 2,315 R2 = 350 rpm 11,67 b B 3 1,755 2,414 R3 = 420 rpm 7,22 c C 4 1,805 2,478 R4 = 490 rpm 5,56 c C 5 1,839 2,525 R5 = 560 rpm 2,78 d D Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan R3, R4 dan R5. Perlakuan R3 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan R4
dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan R5. Perlakuan R4 berbeda sangat
pada perlakuan R1 yaitu sebesar 15,55 % dan terendah terdapat pada perlakuan R5
Hubungan rpm pisau bawah terhadap persentase buah pinang yang tidak
terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 11 berikut ini
:
yaitu sebesar 2,78 %.
Gambar 11. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)
Dari Gambar 11 dapat dilihat semakin besar rpm pisau bawah maka
persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Hal ini disebabkan
karena rpm pisau bawah pada mesin pengupas semakin besar sehingga pada
waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, dua buah pisau pengupas
yang terdiri dari pisau atas dan pisau bawah berputar berlawanan arah, kemudian
buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan yang besar di antara kedua
pisau pengupa sehingga kulit buah akan terkoyak dan dihasilkan pengupasan buah
yang sempurna, sehingga hal ini menyebabkan persentase buah pinang yang tidak
terkupas semakin kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amelia Siahaan, Ian
terkelupas sebagian dan biji tidak terkelupas, rata-rata jumlahnya menurun pada
putaran yang semakin tinggi.
Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa
interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase buah pinang yang
tidak terkupas. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR) menunjukkan
pengaruh interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap
buah pinang yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 10 berikut :
Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)
Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi
0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1R1 21,67 a A 2 2,899 4,009 P1R2 20,00 a A 3 3,039 4,181 P1R3 15,00 b B 4 3,126 4,293 P1R4 10,00 c C 5 3,186 4,374 P1R5 6,67 d CD 6 3,228 4,434 P2R1 15,00 b B 7 3,260 4,482 P2R2 10,00 c C 8 3,283 4,521 P2R3 6,67 d CD 9 3,301 4,553 P2R4 6,67 d CD 10 3,315 4,578 P2R5 1,67 e EF 11 2,899 4,009 P3R1 10,00 c C 12 3,039 4,181 P3R2 5,00 d DE 13 3,126 4,293 P3R3 0,00 e F 14 3,186 4,374 P3R4 0,00 e F 15 3,228 4,434 P3R5 0,00 e F Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa buah pinang yang tidak terkupas
tertinggi diperoleh pada perlakuan P1R1 yaitu sebesar 21,67 % dan terendah
diperoleh pada perlakuan P3R3, P3R4 dan P3R5
Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah
terhadap persentase buah pinang yang tidak terkupas mengikuti garis regresi linier
seperti terlihat pada Gambar 12 berikut ini :
yaitu sebesar 0 %.
Gambar 12. Grafik hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)
Dari Gambar 12 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas dan semakin
besar rpm pisau bawah maka persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin
kecil. Hal ini disebabkan karena tekanan pegas pada mesin pengupas yang
semakin besar sesuai dengan rpm pisau bawah yang semakin besar sehingga pada
waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, kedua pisau memberikan
daya tarik yang sama kuat dan buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan
yang besar di antara kedua pisau pengupas, kulit buah akan terkoyak dan
dihasilkan pengupasan buah yang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan
persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Dan tekanan pegas R1
R2
R3
R4
yang semakin besar mampu meredam getaran pada mesin pengupas dikarenakan
kecepatan putaran pisau yang semakin besar, maka adanya gangguan proses
pengupasan dapat dihindari dan pengupasan kulit buah akan menjadi lebih
sempurna dengan persentase buah pinang yang tidak terkupas yang rendah.Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badr,I.W., dan
R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa getaran yang timbul akibat
benturan antara rol karet dan rol karet, getaran karena motor dan lain lain dapat
ditahan oleh adanya pegas ini sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Jika
pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang
lemah.
Buah Pinang yang Terkupas (%)
Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang yang Terkupas (%)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa
besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap persentase buah pinang yang terkupas. Hasil pengujian Least Significant
Range (LSR) menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah
pinang yang terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11
berikut :
Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang terkupas (%)
Jarak LSR Besarnya Tekanan Pegas (P) Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1 = 10 kg 85,33 c C 2 1,297 1,793 P2 = 20 kg 92,00 b B 3 1,359 1,870 P3 = 30 kg 97,00 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan P3. Buah pinang yang terkupas tertinggi diperoleh pada perlakuan P3
yaitu sebesar 97 % dan terendah diperoleh pada perlakuan P1
Hubungan besarnya tekanan pegas terhadap persentase buah pinang yang
terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 13 berikut ini : yaitu sebesar
85,33 %.
Gambar 13. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang terkupas (%)
Dari Gambar 13 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka
persentase buah pinang yang terkupas semakin besar. Hal ini disebabkan karena
tekanan pegas pada mesin pengupas yang semakin besar sehingga pada waktu
buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, pegas akan memberikan tekanan
pada kedua pisau pengupas, kedua pisau memberikan daya tarik yang sama kuat
sehingga buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan yang besar di antara
kedua pisau pengupas dengan kedua pisau pengupas sehingga kulit buah akan
terkoyak dan dihasilkan pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan
pengupas sehingga gangguan proses pengupasan pun dapat dihindari. Hal ini lah
yang menyebabkan persentase buah pinang yang terkupas semakin besar. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra I.W., dan
R. Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa pegas akan memberikan
tekanan pada kedua rol karet, pegas ini sangat penting supaya kedua rol
memperoleh daya tarik yang sama kuat, sehingga proses pengupasan kulit menjadi
merata.
Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Persentase Buah Pinang yang Terkupas (%)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa rpm
pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah
pinang yang terkupas. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)
menunjukkan pengaruh rpm pisau bawah terhadap persentase buah pinang yang
terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :
Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang terkupas (%) Jarak LSR Rpm Pisau Bawah Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - R1 = 280 rpm 84,45 d D 2 1,674 2,315 R2 = 350 rpm 88,33 c C 3 1,755 2,414 R3 = 420 rpm 92,78 b B 4 1,805 2,478 R4 = 490 rpm 94,44 b B 5 1,839 2,525 R5 = 560 rpm 97,22 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan R2, R3, R4, dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata
perlakuan R4 dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan R5. Perlakuan R4