• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara umum melalui penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

besar tekanan pegas dan rpm pisau bawah pada mesin pengupas pinang muda

memberikan pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah pinang yang tidak

terkupas,buah pinang yang terkupas, biji yang lengket dengan kulit, biji yang

lepas dengan kulit, biji pinang yang utuh, biji pinang yang cacat dapat dijelaskan

di bawah ini.

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Parameter yang Diamati

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa

perlakuan perbedaan besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh terhadap

kapasitas pengupasan, buah pinang yang tidak terkupas,buah pinang yang

terkupas, biji yang lengket dengan kulit, biji yang lepas dengan kulit, biji pinang

yang utuh, biji pinang yang cacat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap parameter yang diamati Perlakuan Kapasitas Buah Buah Buah Terkupas Bij Biji (Besarnya Pengupasan Tidak Terkupas Biji Biji Utuh Cacat Tekanan (buah/jam) Terkupas (%) Lengket Lepas (%) (%) Pegas) (%) Kulit (%) Kulit (%)

P1 P (10 kg) 2735,93 14,67 85,33 37,67 47,67 58,36 41,64 2 P (20 kg) 3741,74 8,00 92,00 30,67 61,33 65,39 34,61 3 (30 kg) 4567,19 3,00 97,00 24,33 72,67 77,69 22,31 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi diperoleh

tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 2735,93 buah/jam. Pada buah tidak terkupas

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 14,67 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 3 %. Pada buah terkupas tertinggi

diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 97 % dan terendah pada tekanan

pegas sebesar 10 kg yaitu 85,33 %. Pada biji yang lengket pada kulit tertinggi

diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 37,67 % dan terendah pada

tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 24,33 %. Pada biji yang lepas dari kulit

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 72,67 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 47,67 %. Pada biji pinang yang utuh

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 77,69 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 58,36 %. Pada biji pinang yang cacat

tertinggi diperoleh pada tekanan pegas sebesar 10 kg yaitu 41,64 % dan terendah

pada tekanan pegas sebesar 30 kg yaitu 22,31 %.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Parameter yang Diamati

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa

perlakuan perbedaan rpm pisau bawah memberikan pengaruh terhadap kapasitas

pengupasan, buah pinang yang tidak terkupas,buah pinang yang terkupas, biji

yang lengket dengan kulit, biji yang lepas dengan kulit, biji pinang yang utuh, biji

pinang yang cacat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati

Perlakuan Kapasitas Buah Buah Buah Terkupas Bij Biji (Rpm Pisau Pengupasan Tidak Terkupas Biji Biji Utuh Cacat Bawah) (buah/jam) Terkupas (%) Lengket Lepas (%) (%)

(%) Kulit (%) Kulit (%) R1 R (280 rpm) 1972,67 15,55 84,45 37,22 47,23 56,02 43,98 2 R (350 rpm) 2889,49 11,67 88,33 33,89 54,45 63,59 36,41 3 (420 rpm) 3940,74 7,22 92,78 31,67 61,11 67,80 32,20

R4

R

(490 rpm) 4532,57 5,56 94,44 28,33 66,11 70,79 29,21

5 (560 rpm) 5072,62 2,78 97,22 23,33 73,89 77,54 22,46

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi diperoleh

pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 5072,62 buah/jam dan terendah pada

rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 1972,67 buah/jam. Pada buah tidak

terkupas tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 15,55 %

dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 2,78 %. Pada buah

terkupas tertinggi rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 97,22 % dan terendah

pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 84,45 %. Pada biji yang lengket

pada kulit tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 37,22

% dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm yaitu 23,33 %. Pada biji

yang lepas dari kulit tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 560 rpm

yaitu 73,89 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu 47,23 %.

Pada biji pinang yang utuh tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah sebesar 560

rpm yaitu 77,54 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 280 rpm yaitu

56,02 %. Pada biji pinang yang cacat tertinggi diperoleh pada rpm pisau bawah

sebesar 280 rpm yaitu 43,98 % dan terendah pada rpm pisau bawah sebesar 560

rpm yaitu 22,46 %.

Kapasitas Pengupasan (buah/jam)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa

besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan

untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam) Jarak LSR Besarnya Tekanan Pegas (P) Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1 = 10 kg 2735,93 c C 2 220,972 305,577 P2 = 20 kg 3741,74 b B 3 231,676 318,701 P3 = 30 kg 4567,19 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan P3. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu

sebesar 4567,19 buah/jam dan terendah terdapat pada perlakuan P1

Hubungan antara besarnya tekanan pegas dengan kapasitas pengupasan

mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 7 berikut ini

yaitu sebesar

2735,93 buah/jam.

Gambar 7. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam)

Dari Gambar 7 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka kapasitas

pengupasan semakin besar. Hal ini disebabkan karena tekanan pegas pada mesin

pengupas yang semakin besar sehingga pada waktu buah pinang masuk ke dalam

mesin pengupas, pegas akan memberikan tekanan pada kedua pisau pengupas,

sehingga kedua pisau memberikan daya tarik yang sama kuat, buah pinang akan

terjepit di antara kedua pisau pengupas dan buah akan mengalami gesekan yang

besar dengan kedua pisau pengupas sehingga kulit buah akan terkoyak dan

dihasilkan pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan tekanan yang lebih

besar mampu meredam getaran yang timbul pada mesin pengupas sehingga

gangguan proses pengupasan pun dapat dihindari sehingga hal ini menyebabkan

kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra I.W., dan R.Dadang Tarmana

(1996) yang menyatakan bahwa jenis gangguan mesin pengupas jika kapasitas

turun yaitu pengupasan kulit tidak sempurna. Jika pengupasan kulit tidak

sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang lemah.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam) Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa rpm

pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

kapasitas pengupasan. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)

menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan

Tabel 6. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam) Jarak LSR Rpm Pisau Bawah Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - R1 = 280 rpm 1972,67 e D 2 285,273 394,499 R2 = 350 rpm 2889,49 d C 3 299,092 411,441 R3 = 420 rpm 3940,74 c B 4 307,610 422,420 R4 = 490 rpm 4532,57 b A 5 313,479 430,371 R5 = 560 rpm 5072,62 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata

dengan perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata dengan

R3 dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan R4 dan R5. Perlakuan R3 berbeda

sangat nyata dengan perlakuan R4 dan R5. Perlakuan R4 berbeda nyata dengan

perlakuan R5. Kapasitas pengupasan tertinggi terdapat pada perlakuan R5 yaitu

sebesar 5072,62 buah/jam dan terendah terdapat pada perlakuan R1

Hubungan antara rpm pisau bawah dengan kapasitas pengupasan

mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 8 berikut ini :

yaitu sebesar

1972,67 buah/jam.

Gambar 8. Grafik hubungan pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam)

Dari Gambar 8 dapat dilihat semakin besar rpm pisau bawah maka

kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini disebabkan karena rpm pisau bawah

pada mesin pengupas semakin besar sehingga yang menyebabkan buah pinang

semakin cepat masuk dan lewat dari pisau pengupas sehingga hal ini

menyebabkan kapasitas pengupasan semakin besar. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Amelia Siahaan, Ian Hardianto dan Palisu Inkar (2008) yang

menyatakan bahwa agar waktu yang disyaratkan guna menjaga mutu biji tercapai,

maka dilakukan pengaturan putaran pada mesin pengupas. Secara teoritis semakin

tinggi putaran, maka kapasitas pengupasan semakin bertambah. Peningkatan

putaran pada proses pengupasan memberi pengaruh positif terhadap kualitas biji

yang terkelupas sempurna, sehingga jika ingin menaikkan kapasitas dapat

dilakukan tanpa mempengaruhi kualitas biji.

Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/jam)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa rpm

pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

kapasitas pengupasan. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)

menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan

Tabel 7. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap kapasitas pengupasan (buah/jam)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1R1 1523,82 h HI 2 494,108 683,292 P1R2 2405,54 g GH 3 518,043 712,636 P1R3 3000,00 ef EFG 4 532,797 731,653 P1R4 3231,78 e DEF 5 542,961 745,424 P1R5 3518,52 de DE 6 550,174 755,752 P2R1 1780,55 h HI 7 555,584 763,949 P2R2 3011,99 ef EFG 8 559,519 770,506 P2R3 3799,90 d D 9 562,634 775,916 P2R4 4802,77 c C 10 564,929 780,343 P2R5 5313,48 bc BC 11 494,108 683,292 P3R1 2613,64 fg FG 12 518,043 712,636 P3R2 3250,94 de DEF 13 532,797 731,653 P3R3 5022,32 bc BC 14 542,961 745,424 P3R4 5563,17 b B 15 550,174 755,752 P3R5 6385,87 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa kapasitas pengupasan tertinggi

diperoleh pada perlakuan P3R5 yaitu 6385,87 buah/jam dan kapasitas pengupasan

terendah pada perlakuan P1R1

Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah

terhadap kapasitas pengupasan mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada

Gambar 9 berikut ini :

Gambar 9. Grafik Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan

Dari Gambar 9 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas dan semakin

besar rpm pisau bawah maka kapasitas pengupasan akan semakin tinggi. Hal ini

disebabkan karena pada tekanan pegas yang besar dan rpm pisau bawah yang

besar. Pada tekanan pegas yang semakin besar mampu meredam getaran pada

mesin pengupas dikarenakan kecepatan putaran pisau yang semakin besar, maka

adanya gangguan proses pengupasan dapat dihindari dan pengupasan kulit buah

akan menjadi lebih sempurna sehingga kecepatan masuknya pinang akan semakin

cepat dan kapasitas pengupasan menjadi semakin meningkat. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra,I.W., dan

R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa getaran yang timbul akibat

benturan antara rol karet dan rol karet, getaran karena motor dan lain lain dapat

ditahan oleh adanya pegas ini sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Jenis

gangguan mesin pengupas jika kapasitas turun yaitu a) putaran poros utama

semestinya b) tenaga penggerak tidak cukup, cara mengatasinya yaitu naikkan

rpm motor atau ganti pulinya c) pengupasan kulit tidak sempurna. Jika

pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang

lemah.

Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa

besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap persentase buah pinang yang tidak terkupas. Hasil pengujian Least

Significant Range (LSR) menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap

buah pinang yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada

Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Jarak LSR Besarnya Tekanan Pegas (P) Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1 = 10 kg 14,67 a A 2 1,297 1,793 P2 = 20 kg 8,00 b B 3 1,359 1,870 P3 = 30 kg 3,00 c C Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan P3. Buah pinang yang tidak terkupas tertinggi diperoleh pada perlakuan

Hubungan besarnya tekanan pegas terhadap persentase buah pinang yang

tidak terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 10

berikut ini :

Gambar 10. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Dari Gambar 10 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka

persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Hal ini disebabkan

karena tekanan pegas pada mesin pengupas yang semakin besar sehingga pada

waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, pegas akan memberikan

tekanan pada kedua pisau pengupas, sehingga kedua pisau memberikan daya tarik

yang sama kuat, buah pinang akan terjepit di antara kedua pisau pengupas dan

mengalami gesekan yang besar sehingga kulit buah akan terkoyak dan dihasilkan

pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan tekanan yang lebih besar

mampu meredam getaran yang timbul pada mesin pengupas sehingga gangguan

proses pengupasan pun dapat dihindari. Hal ini lah yang menyebabkan persentase

buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Namun pada tekanan pegas yang

pengupas sehingga persentase buah tidak terkupas semakin meningkat. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra,I.W., dan

R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa jenis gangguan mesin

pengupas jika pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas

penekan rol yang lemah.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa rpm

pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

persentase buah pinang yang tidak terkupas. Hasil pengujian Least Significant

Range (LSR) menunjukkan pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang

yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :

Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Jarak LSR Rpm Pisau Bawah Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - R1 = 280 rpm 15,55 a A 2 1,674 2,315 R2 = 350 rpm 11,67 b B 3 1,755 2,414 R3 = 420 rpm 7,22 c C 4 1,805 2,478 R4 = 490 rpm 5,56 c C 5 1,839 2,525 R5 = 560 rpm 2,78 d D Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan R2, R3, R4 dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan R3, R4 dan R5. Perlakuan R3 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan R4

dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan R5. Perlakuan R4 berbeda sangat

pada perlakuan R1 yaitu sebesar 15,55 % dan terendah terdapat pada perlakuan R5

Hubungan rpm pisau bawah terhadap persentase buah pinang yang tidak

terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 11 berikut ini

:

yaitu sebesar 2,78 %.

Gambar 11. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Dari Gambar 11 dapat dilihat semakin besar rpm pisau bawah maka

persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Hal ini disebabkan

karena rpm pisau bawah pada mesin pengupas semakin besar sehingga pada

waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, dua buah pisau pengupas

yang terdiri dari pisau atas dan pisau bawah berputar berlawanan arah, kemudian

buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan yang besar di antara kedua

pisau pengupa sehingga kulit buah akan terkoyak dan dihasilkan pengupasan buah

yang sempurna, sehingga hal ini menyebabkan persentase buah pinang yang tidak

terkupas semakin kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amelia Siahaan, Ian

terkelupas sebagian dan biji tidak terkelupas, rata-rata jumlahnya menurun pada

putaran yang semakin tinggi.

Pengaruh Interaksi antara Besarnya Tekanan Pegas dan Rpm Pisau Bawah terhadap Buah Pinang yang Tidak Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa

interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah memberikan

pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase buah pinang yang

tidak terkupas. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR) menunjukkan

pengaruh interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap

buah pinang yang tidak terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada

Tabel 10 berikut :

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1R1 21,67 a A 2 2,899 4,009 P1R2 20,00 a A 3 3,039 4,181 P1R3 15,00 b B 4 3,126 4,293 P1R4 10,00 c C 5 3,186 4,374 P1R5 6,67 d CD 6 3,228 4,434 P2R1 15,00 b B 7 3,260 4,482 P2R2 10,00 c C 8 3,283 4,521 P2R3 6,67 d CD 9 3,301 4,553 P2R4 6,67 d CD 10 3,315 4,578 P2R5 1,67 e EF 11 2,899 4,009 P3R1 10,00 c C 12 3,039 4,181 P3R2 5,00 d DE 13 3,126 4,293 P3R3 0,00 e F 14 3,186 4,374 P3R4 0,00 e F 15 3,228 4,434 P3R5 0,00 e F Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa buah pinang yang tidak terkupas

tertinggi diperoleh pada perlakuan P1R1 yaitu sebesar 21,67 % dan terendah

diperoleh pada perlakuan P3R3, P3R4 dan P3R5

Hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah

terhadap persentase buah pinang yang tidak terkupas mengikuti garis regresi linier

seperti terlihat pada Gambar 12 berikut ini :

yaitu sebesar 0 %.

Gambar 12. Grafik hubungan interaksi antara besarnya tekanan pegas dan rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang tidak terkupas (%)

Dari Gambar 12 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas dan semakin

besar rpm pisau bawah maka persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin

kecil. Hal ini disebabkan karena tekanan pegas pada mesin pengupas yang

semakin besar sesuai dengan rpm pisau bawah yang semakin besar sehingga pada

waktu buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, kedua pisau memberikan

daya tarik yang sama kuat dan buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan

yang besar di antara kedua pisau pengupas, kulit buah akan terkoyak dan

dihasilkan pengupasan buah yang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan

persentase buah pinang yang tidak terkupas semakin kecil. Dan tekanan pegas R1

R2

R3

R4

yang semakin besar mampu meredam getaran pada mesin pengupas dikarenakan

kecepatan putaran pisau yang semakin besar, maka adanya gangguan proses

pengupasan dapat dihindari dan pengupasan kulit buah akan menjadi lebih

sempurna dengan persentase buah pinang yang tidak terkupas yang rendah.Hal ini

sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badr,I.W., dan

R.Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa getaran yang timbul akibat

benturan antara rol karet dan rol karet, getaran karena motor dan lain lain dapat

ditahan oleh adanya pegas ini sehingga proses pengupasan tidak terganggu. Jika

pengupasan kulit tidak sempurna, penyebabnya tekanan pegas penekan rol yang

lemah.

Buah Pinang yang Terkupas (%)

Pengaruh Besarnya Tekanan Pegas terhadap Buah Pinang yang Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa

besarnya tekanan pegas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap persentase buah pinang yang terkupas. Hasil pengujian Least Significant

Range (LSR) menunjukkan pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah

pinang yang terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11

berikut :

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang terkupas (%)

Jarak LSR Besarnya Tekanan Pegas (P) Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - P1 = 10 kg 85,33 c C 2 1,297 1,793 P2 = 20 kg 92,00 b B 3 1,359 1,870 P3 = 30 kg 97,00 a A Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata

pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan P1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap

perlakuan P3. Buah pinang yang terkupas tertinggi diperoleh pada perlakuan P3

yaitu sebesar 97 % dan terendah diperoleh pada perlakuan P1

Hubungan besarnya tekanan pegas terhadap persentase buah pinang yang

terkupas mengikuti garis regresi linier seperti terlihat pada Gambar 13 berikut ini : yaitu sebesar

85,33 %.

Gambar 13. Grafik hubungan besarnya tekanan pegas terhadap buah pinang yang terkupas (%)

Dari Gambar 13 dapat dilihat semakin besar tekanan pegas maka

persentase buah pinang yang terkupas semakin besar. Hal ini disebabkan karena

tekanan pegas pada mesin pengupas yang semakin besar sehingga pada waktu

buah pinang masuk ke dalam mesin pengupas, pegas akan memberikan tekanan

pada kedua pisau pengupas, kedua pisau memberikan daya tarik yang sama kuat

sehingga buah pinang akan terjepit dan mengalami gesekan yang besar di antara

kedua pisau pengupas dengan kedua pisau pengupas sehingga kulit buah akan

terkoyak dan dihasilkan pengupasan buah yang sempurna, dan pegas dengan

pengupas sehingga gangguan proses pengupasan pun dapat dihindari. Hal ini lah

yang menyebabkan persentase buah pinang yang terkupas semakin besar. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Hardjosentono,M., Wijato, Rachlan,E., Badra I.W., dan

R. Dadang Tarmana (1996) yang menyatakan bahwa pegas akan memberikan

tekanan pada kedua rol karet, pegas ini sangat penting supaya kedua rol

memperoleh daya tarik yang sama kuat, sehingga proses pengupasan kulit menjadi

merata.

Pengaruh Rpm Pisau Bawah terhadap Persentase Buah Pinang yang Terkupas (%)

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 3 dapat dilihat bahwa rpm

pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap buah

pinang yang terkupas. Hasil pengujian Least Significant Range (LSR)

menunjukkan pengaruh rpm pisau bawah terhadap persentase buah pinang yang

terkupas untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah pinang yang terkupas (%) Jarak LSR Rpm Pisau Bawah Rataan Notasi 0.05 0.01 0.05 0.01 - - - R1 = 280 rpm 84,45 d D 2 1,674 2,315 R2 = 350 rpm 88,33 c C 3 1,755 2,414 R3 = 420 rpm 92,78 b B 4 1,805 2,478 R4 = 490 rpm 94,44 b B 5 1,839 2,525 R5 = 560 rpm 97,22 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda antar baris menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan R1 berbeda sangat nyata

terhadap perlakuan R2, R3, R4, dan R5. Perlakuan R2 berbeda sangat nyata

perlakuan R4 dan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan R5. Perlakuan R4

Dokumen terkait